PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH PADA SOIL CEMENT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KADAR SEMEN TERHADAP SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO - SURABAYA

PENGARUH CAMPURAN SEMEN DALAM PEMBUATAN SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO-SURABAYA

CAMPURAN TANAH LEMPUNG DAN FLY-ASH SEBAGAI PENGGANTI BENTONITE UNTUK INSTRUMENTASI TANAH

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT)

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

STUDI TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN ROAD TECH 2000 TERHADAP SIFAT SIFAT TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

PENELITIAN PENDAHULUAN PENGGUNAAN BENDA UJI KUBUS BETON PADA PERKERASAN LENTUR TYPE CEMENT TREATED BASE (CTB)

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

BAB II LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMBINASI SEMEN-FLY ASH DAN VARIASI WATER CONTENT DENGAN PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KEPADATAN PASTA

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENAMBAHAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI UNTUK PENINGKATAN STABILITAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN

SIFAT RHEOLOGY SEMEN PASTA DITINJAU DARI CAMPURAN MATERIAL PENYUSUNNYA DAN PENGGUNAAN SUPERPLASTICIZER

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

ABSTRAK. PERBAIKAN KARAKTERISTIK CAMPURAN SEMEN DENGAN SEKAM PADI DAN LEMPUNG (xvii + 90 halaman: 23 gambar; 22 tabel; 10 lampiran)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi literatur, Studi Pendahuluan dan Pengambilan Sampel. Persiapan Sampel untuk Pengujian Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

FRIKSI ANTARA PERMUKAAN BETON SPUN PILE BAGIAN DALAM DENGAN BETON PENGISI

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.25 DENGAN SEMEN MENGGUNAKAN SOIL CEMENT MIXING SKALA LABORATORIUM

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

PERUBAHAN PERILAKU TANAH EKSPANSIF AKIBAT STABILISASI DENGAN DSM BERPOLA TRIANGULAR MENGGUNAKAN KAPUR KADAR 8%

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

PENGARUH POLYPROPYLENE FIBRES PADA KEKUATAN DAN MODULUS ELASTISITAS SILINDER BETON BERLUBANG

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGARUH STEEL FIBER PADA KEKUATAN TEKAN PIPA BETON

L 01 UJI KLASIFIKASI

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

Praktikum 3 : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK JALAN ALTERNATIF SIDOARJO-KRIAN )

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH PADA SOIL CEMENT Ade K.W. 1, Calvin 2, Sugie Prawono 3 & Gogot Setyo Budi 4 ABSTRAK : Soil cement telah umum digunakan untuk meningkatkan kondisi tanah liat lunak yang mempunyai daya dukung rendah dan penurunan yang besar. Penggunan semen dalam jumlah besar menyebabkan metode ini menjadi mahal. Pada penelitian ini, kadar semen dikurangi dengan penggunaan fly ash dengan kadar tertentu. 8 tangki dengan diameter 46 cm diisi dengan tanah liat lunak setinggi 75 cm, lalu soil cement column dibuat pada tanah liat lunak pada setiap tangki. Pencampuran soil cement dan variasi kadar fly ash menggunakan dua cara yaitu dengan bubuk semen + fly ash (BS) dan semen cair + fly ash (SC). Untuk kadar fly ash yang diteliti adalah 10%, 15%, 20%, dan 25% dari berat semen. Sampel dari tiap campuran soil cement dilakukan pengetesan UC test dan CBR test. Hasil UC test pada sampel 28 hari, untuk campuran BS dengan kadar 10%, 15%, 20%, dan 25% mencapai kekuatan sebesar 20.8, 14.3, 22.8, dan 17.3 (kg/cm 2 ), sedangkan campuran SC mencapai kekuatan sebesar 15.9, 12.71, 10.83, dan 17.3 (kg/cm 2 ). Selanjutnya nilai CBR dengan kadar fly ash 10%, 15%, 20%, dan 25% menghasilkan nilai sebesar 72.5%, 55.4%, 60.7%, dan 44.3% untuk BS, dan 52.3%, 53.9%, 60.7%, dan 42.7% untuk SC. KATA KUNCI : soil cement, fly ash, tanah liat lunak, perbaikan tanah 1. LATAR BELAKANG Tanah liat lunak selalu menimbulkan masalah penurunan yang cukup besar bilamana dibebani dengan beban yang berat. Melihat dari penilitian terdahulu (Hindrawan & Harlim, 2015), bila tanah liat yang dicampur semen dengan kadar tertentu akan membuat tanah tersebut menjadi keras. Campuran antara tanah dan semen ini disebut soil cement mix. Pada umumnya, soil cement mix dibuat in situ menggunakan alat pengaduk untuk mencampur tanah dengan semen sampai kedalaman tertentu lalu terjadi reaksi kimia antara semen dan tanah, sehingga tanah menjadi lebih kuat berupa kolom. (Rashid, Black, Kueh, & Noor, 2015). Penggunaan semen dalam hal ini menimbulkan harga mix design yang mahal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini campuran fly ash digunakan untuk mereduksi penggunaan semen dalam pembuatan soil cement. Melihat dari kesimpulan penelitian terdahulu pula (Hindrawan & Harlim, 2015), diketahui bahwa penggunaan fly ash dalam campuran soil cement dinilai menguntungkan karena kekuatan campuran yang dihasilkan hampir sama, tetapi semen yang digunakan menjadi lebih sedikit sehingga biaya pembuatan soil cement menjadi lebih ekonomis. Penggunaan kadar fly ash yang divariasi dalam penelitian ini diteliti dalam pembentukan soil cement column. 2. STUDI LITERATUR 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, adekurniaw94@gmail.com 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, calvinchenz66@yahoo.com 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, supra@petra.ac.id 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, gogot@peter.petra.ac.id 1

Soil cement adalah campuran antara tanah/agregat, semen, dan air yang akan mengalami pengikatan erat sehingga menjadi padatan yang keras. Dalam arti luas, soil cement dapat diartikan sebagai material yang didapat dari pencampuran dari tanah, semen, air, dan zat kimia untuk membentuk suatu karakteristik tertentu. (Adaska, 1990) Pencampuran soil cement ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dalam bentuk kering (dry) dan cair (wet/slurry). Pada soil cement dry menggunakan semen dalam bentuk bubuk langsung dicampur dengan tanah, sedangkan soil cement slurry menggunakan semen yang telah dicampur dengan air agar menjadi cairan kemudian dicampur dengan tanah. Perbedaan hasil antara metode dry dan wet ini dapat dilihat pada Gambar 1 (Pakbaz & Farzi, 2014). Gambar 1. Perbandingan Unconfined Compressive Stress Maksimum dengan Persentase Semen dalam Bentuk Dry ataupun Wet (Pakbaz M. S. & Farzi M., 2014) Dalam pengaplikasiannya di lapangan, soil cement mix memiliki bermacam metode, diantaranya adalah metode milik Keller Group dengan menggunakan alat khusus. Keller membaginya menjadi dua, yaitu dry method dan wet method. Pada dry method, alat bor yang digunakan memiliki lubang kecil di bagian mata bor untuk tempat keluar bubuk semen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Dry Method Milik Keller Group Sedangkan untuk wet method, digunakan alat yang berbeda dalam pelaksanaaanya. Alat bor yang digunakan memiliki lubang di ujung bor untuk tempat keluarnya cairan semen, dan sayap-sayap yang berfungsi sebagai pengaduk semen cair dengan tanah (Gambar 3). 2

3. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3. Wet Method Milik Keller Group Tanah diambil dari Margomulyo pada kondisi undisturbed dan diteliti soil propertiesnya yang meliputi: kadar air (w C ), liquid limit (w L ), plastic limit (w P ), berat volume (γ), dan berat jenis (G S ). 3.1. Pembuatan dan Pencampuran Tanah Percobaan Tanah dimasukkan ke dalam tangki berdiameter 46 cm dan tinggi 80 cm dan dibuat soil cement column dengan diameter 30 cm di tengah pusat dari tangki dan tinggi 75 cm. Setelah tangki berisi tanah dengan w C yang diinginkan, campuran semen dimasukkan menggunakan pipa PVC sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Sebelum dimasukkan salah satu ujung pipa di tutup menggunakan plastik yang kemudian pipa PVC dirojok sambil ditarik pelan - pelan sehingga semen yang tadinya di dalam pipa tertinggal bercampur dengan semen. Pada penelitian ini dibuat 8 campuran dimana terdapat campuran semen bubuk dengan semen slurry dengan campuran semen yang digunakan sebanyak 35% dari berat kering tanah, dimana 35% berat semen tersebut kemudian dikurangi dengan fly ash sebesar 10%, 15%, 20%, dan 25% dari berat semen, kemudian akan dicampur superplasticizer sebesar 0.5% dari berat semen mula mula. Pada masing-masing tangki akan dicelupkan mold CBR pada bagian dasar yang akan di tes hasilnya setelah 28 hari dan di atasnya dicelupkan mold berdiameter 3.6 cm dengan tinggi 7.2 cm sebanyak 9 buah yang akan di tes kuat tekannya dengan unconfined compression strength untuk 7 hari, 14 hari, dan 21 hari masing masing 2 mold dan untuk 28 hari 3 mold seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Skema Metodologi 3

Strength (kg/cm2) 3.2. Unconfined Compression Test Tanah dalam mold dikeluarkan dari tangki pada umur-umur tertentu dari waktu pengadukan (7, 14, 21, 28 hari) Stress-Strain diagram dari tes ini akan digambarkan sehingga peningkatan undrained modulusnya dapat diketahui Nilai unconfined dari masing-masing sample akan diteliti untuk mendapatkan nilai strength berbanding dengan waktu 3.3. CBR Test Sampel tanah untuk CBR akan diambil dari campuran tanah setelah 28 hari dari tiap campuran untuk dibandingkan nilainya. 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Tanah Tanah asal diambil dari lokasi dalam keadaan undisturbed. Sampel tanah tersebut kemudian dibawa ke laboratorium dan diteliti soil propertiesnya. Soil properties yang diteliti di laboratorium meliputi kadar air, plastic limit, liquid limit, dan unconfined strength. Hasil dari penelitian karakteristik tanah asal dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Tanah Uji Sampel wc(%) LL(%) PL(%) γ(t/m 3 ) γdry(t/m 3 ) Gs 1 73 96.8 26.7 1.57 0.9 2.5 2 74.25 92 33 1.51 0.87 2.3 3 74 91 33 1.54 0.89 2.7 Rata - Rata 73.75 93.3 31 1.54 0.89 2.5 4.2. Ringkasan Hasil Penelitian Hasil kumpulan tes yang dilaksanakan dalam bentuk grafik hubungan waktu dan persentase campuran baik kekuatannya maupun nilai CBR nya seperti pada Gambar 5 utnuk nilai Unconfined Strength dan Gambar 6 untuk nilai CBR Test. UC TEST 25 20 15 10 5 d c g h b a f e c d g h b f a e d c b a h f g e b d h c g a f e 0 Campuran FA (%) 10 15 20 25 Cement content (%) 31.5 29.75 28 26.25 Gambar 5. Hasil UC Test 4

CBR Keterangan: - a : BS 7 hari - b : BS 14 hari - c : BS 21 hari - d : BS 28 hari - e : SC 7 hari - f : SC 14 hari - g : SC 21 hari - h : SC 28 hari 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% CBR Test 10 15 20 25 Campuran (%) BS SC Gambar 6. Hasil CBR Test Hasil UC test menunjukkan bahwa campuran semen bubuk + fly ash (BS) merupakan campuran yang lebih baik daripada campuran semen cair + fly ash (SC). Campuran dengan kadar 15% merupakan campuranyang memiliki kuat tekan kurang baik. Untuk CBR test, pada campuran semen bubuk + fly ash memiliki kapasitas yang cenderung menurun dengan adanya penambahan fly ash, sedangkan pada campuran semen cair + fly ash memiliki kapasits geser yang cenderung sama meskipun adanya penambahan fly ash. Data lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 5

No Campuran Sampel Tabel 2. Hasil Uji UC Tes dan CBR * Kadar Semen (%) ** Fly Ash (%) *** SP (%) UC Test (kg/cm 2 ) CBR Hari ke (%) 7 14 21 28 0.1 0.2 1 BS 10 1 31.5 10 0.5 12.2 11.9 23.1 23.0 28.44 52.33 2 31.5 10 0.5 9.8 13.0 16.1 21.1 - - 3 31.5 10 0.5 - - - 18.3 - - 2 BS 15 1 29.75 15 0.5 8.1 8.7 14.0 14.5 53.85 53.85 2 29.75 15 0.5 8.3 13.4 13.2 15.7 - - 3 29.75 20 0.5 - - - 12.8 - - 3 BS 20 1 28 20 0.5 11.2 18.4 22.5 26.0 21.99 28.31 2 28 20 0.5 11.8 15.5 18.8 22.1 - - 3 28 20 0.5 - - - 20.3 - - 4 BS 25 1 26.25 25 0.5 9.0 19.3 15.7 18.9 37.16 42.72 2 26.25 25 0.5 12.1 24.5 13.1 19.0 - - 3 26.25 25 0.5 - - - 14.0 - - 5 SC 10 1 31.5 10 0.5 4.5 7.7 27.3 21.8 68.26 72.55 2 31.5 10 0.5 3.2 7.4 7.0 12.9 - - 3 31.5 10 0.5 - - - 12.9 - - 6 SC 15 1 29.75 15 0.5 6.4 10.6 8.5 11.5 30.34 55.36 2 29.75 15 0.5 7.3 9.6 19.3 17.3 - - 3 29.75 15 0.5 - - - 9.4 - - 7 SC 20 1 28 20 0.5 6.1 7.4 7.6 8.7 63.70 60.67 2 28 20 0.5 6.4 10.9 7.7 18.0 - - 3 28 25 0.5 - - - 5.8 - - 8 SC 25 1 26.25 25 0.5 2.6 7.1 12.9 18.0 50.81 44.24 2 26.25 25 0.5 3.5 11.0 15.1 18.0 - - 3 26.25 25 0.5 - - - 15.8 - - * Kadar semen: untuk kadar semen yang semula 35% dari berat kering tanah kemudian dikurangi berat fly ash yang dipakai. ** Fly ash: untuk kadar fly ash diukur dari berat semen sebesar 35% *** Superplasticizer: untuk superplasticizer digunakan sebanyak 0,5% dari berat semen - BS: campuran tanah + bubuk semen + fly ash - SC: campuran tanah + cairan semen + fly ash 6

4.3. Rangkuman Harga Campuran Soil Cement Setiap 1m 3 Penelitian ini dilakukan untuk menemukan komposisi campuran yang efisien terhadap harga dan kekuatannya. Oleh karena itu, terhitung biaya material Soil Cement Mix dengan harga satuan yang telah ditentukan dan disajikan pada Gambar 7. Harga yang digunakan dalam perhitungan didapat berdasar rata-rata dari beberapa sumber yang didapat oleh penulis. Terlihat pada Gambar 7 harga soil cement sangat terpengaruh oleh semen, sedangkan harga fly ash hanya 25% dari harga semen. Berdasarkan itu, penggunaan fly ash dengan kadar tertentu dalam campuran soil cement sangat disarankan untuk menghemat biaya pembuatannya. Rp500,000.00 Rp450,000.00 Rp400,000.00 Rp350,000.00 Rp300,000.00 Rp250,000.00 Rp200,000.00 Rp150,000.00 Rp100,000.00 Rp50,000.00 Rp0.00 Harga Campuran Soil Cement Rp31,150.00 y = -3504.4x + 498400 Rp31,150.00 Rp11,681.25 Rp31,150.00 Rp17,521.88 Rp31,150.00 Rp23,362.50 Rp29,203.13 Superplasticizer Rp420,525.00 Rp397,162.50 Rp373,800.00 Fly Ash Rp350,437.50 Semen 10 15 20 25 Campuran FA (%) 31.5 29.75 28 26.25 Cement content (%) Gambar 7. Harga Soil Cement Tiap Campuran per m 3 4.4. Perbandingan Penggunaan Fly Ash terhadap Berat Volume Soil Cement Fly ash memiliki berat volume yang ringan, sehingga secara teoritis berat volume dari campuran soil cement lebih kecil dibandingkan berat volume tanah asli. Maka dari itu, diteliti berat volume dari masing-masing sampel yang disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Berat Volume Masing-masing Sampel UC Test dalam t/m 3 Umur (Hari) BS 10 BS 15 BS 20 BS 25 SC 10 SC 15 SC 20 SC 25 7 1.533 1.483 1.502 1.468 1.431 1.478 1.489 1.457 1.540 1.462 1.476 1.504 1.489 1.470 1.571 1.369 14 1.526 1.530 1.463 1.427 1.499 1.506 1.498 1.427 1.494 1.490 1.469 1.378 1.920 1.446 1.441 1.461 21 1.520 1.454 1.515 1.410 1.501 1.499 1.428 1.342 1.547 1.497 1.444 1.464 1.526 1.438 1.445 1.450 1.486 1.554 1.450 1.344 1.405 1.274 1.373 1.444 28 1.496 1.436 1.401 1.340 1.427 1.419 1.450 1.500 1.499 1.485 1.442 1.442 1.448 1.404 1.373 1.378 Rata-rata 1.516 1.488 1.462 1.420 1.516 1.437 1.452 1.425 7

5. KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan yang didapat dari penelitian yaitu : 1. Campuran BS 20 merupakan campuran yang paling efisien berdasar harga dan kekuatannya, dimana pada umur 28 hari BS 20 memiliki kekuatan rata-rata sebesar 22.8 kg/cm 2 yang melebihi kekuatan rata-rata BS 10 yaitu 20.81 kg/cm 2. 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa campuran semen bubuk + fly ash (BS) dan campuran semen slurry + fly ash (SC) dari percobaan Unconfined Compression Test memilki kekuatan yang hampir sama. 3. Dari hasil uji California Bearing Ratio Test campuran semen bubuk + fly ash (BS) memiliki hasil yang tinggi tetapi menurun pada saat fly ash ditambahkan, sedangkan pada campuran semen slurry + fly ash (SC) relatif stabil. 4. Penggunaan fly ash dalam campuran soil cement adalah solusi yang bagus untuk mereduksi biaya pembuatan soil cement. 5. Penambahan fly ash menyebabkan berat volume soil cement mengecil. Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk untuk mempersiapkan alat pengaduk yang memiliki daya yang lebih besar dan kecepatan rotasi yang lebih dari 1,100 rpm agar campuran menjadi lebih merata, dan membuat caping pada masing-masing sampel saat pengetesan agar permukaan sampel menjadi rata. 6. DAFTAR REFERENSI Adaska, W.S. (1990). State of the Art Report on Soil Cement. ACI Materials Journal 87(4):395-417. Hindrawan, Y., Harlim, K.H., (2015). Pengaruh Kadar Semen Terhadap Soil Cement Column pada Tanah Margomulyo Surabaya. Skripsi No: 21012057/SIP/2015. Universitas Kristen Petra, Surabaya. Keller Group plc. (2016). Improvement of Weak Soils by the Deep Soil Mixing Method. Pakbaz, M., Farzi, M. (2014). Comparison of the Effect of Mixing Methods (Dry vs. Wet) on Mechanical and Hydraulic Properties of Treated Soil with Cement or Lime. Applied Clay Science 105-106, 156-169. Rashid, A.S.A., Black, J.A., Kueh, A.B.H., Noor, N.M. (2015). Behaviour of Weak Soils Reinforced with Soil Cement Columns Formed by the Deep Mixing Method: Rigid and Flexible Footings. Measurement 68, 262-279. 8