BAB II HIDROPONIK NFT

dokumen-dokumen yang mirip
Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

BERBAGAI FORMULASI KEBUTUHAN NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK Siswadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

Pupuk hidroponik A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk. kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

LARUTAN HARA/MAKANAN DALAM HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya

II. TINJAUAN PUSTAKA

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pupuk Organik Cair AGRITECH

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Memahami Pembuatan Nutrisi Hidroponik

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4,

SISTEM HIDROPONIK DENGAN NUTRISI DAN MEDIA TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ABSTRAK

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

Unsur Hara Penyusun Tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan

BAB 7 INDUSTRI PUPUK. Pengantar

PEMUPUKAN TANAMAN CABAI Oleh : Isnawan BP3K Nglegok

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

WORKSHOP HIDROPONIK. Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) lama diketahui orang. Tanaman Tomat (Lycopersium escuslentum Mill) adalah

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. hortikultura berperan penting terhadap perkembangan gizi masyarakat,

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

Teknologi Hidroponik (PNE 1408)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN TANAMAN BAWANG MERAH

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

Soilless based Agriculture

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

TINJAUAN PUSTAKA Bayam Hidroponik

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. KERANGKA TEORITIS

Perimbangan dan Pengendalian Fase Pertumbuhan (Vegetatif-Reproduktif)

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

KADAR PHOSPOR (P) DAN ZAT BESI (Fe) IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN AIR ABU PELEPAH KELAPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman merambat termasuk dalam famili

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Ilmu Tanah dan Tanaman

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

PENDAHULUAN. Pertanian Tanaman Pangan (2008) menyebutkan dalam Cabai paprika mengandung zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua itu sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sayur-sayuran berupa bagian dari tanaman

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Transkripsi:

BAB II HIDROPONIK 6 BAB II HIDROPONIK NFT II.1 Hidroponik Hidroponik merupakan suatu metode bercocok tanam yang tidak menggunakan media tanah sebagai media tanamnya tetapi menggunakan air, kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu dan busa. II.1.1 Keunggulan Hidroponik Hidroponik mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem penanaman biasa yang menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Beberapa kelebihannya adalah sebagai berikut 1. Sistem ini bisa digunakan pada daerah yang tidak sesuai untuk penanaman secara biasa seperti tanah bertosik, padang pasir dan lain lain. 2. Sayur sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualitas tinggi. 3. Bersih dan bebas dari racun. 4. tidak perlu menyiram dan mencangkul. 5. dan lain - lain

BAB II HIDROPONIK 7 II.2 Nutrient Film Technique (NFT) II.2.1 Gambaran singkat hidroponik NFT Di Indonesia, sistem hidroponik biasanya digunakan untuk menanam tanaman hortikultura (sayur dan buah) yang bernilai ekonomi tinggi, seperti tomat, paprika, timun, melon, dan cabe merah. Makin meluasnya pemakaian hidroponik, menjadikan hidroponik tidak hanya identik dengan penanaman menggunakan air sebagai media tumbuh semata. Lebih luas lagi, hidroponik telah dijadikan sebagai sebuah istilah yang umum digunakan untuk menyebut metode pembudidayaan tanaman dengan menggunakan larutan nutrisi. Berdasarkan cara pengairannya, NFT (Nutrient Film Technique) termasuk dalam hidroponik sistem tertutup. Dalam sistem tertutup, larutan nutrisi bersirkulasi secara terus menerus selama 24 jam atau diatur hingga jangka waktu tertentu dengan menggunakan pengatur waktu (timer). Menurut Cooper (1972), NFT adalah sebuah sistem yang menggunakan film larutan nutrisi. Film atau lapisan tipis tersebut berupa larutan nutrisi setebal 1-3 mm, dipompa dan dialirkan melewati akar tanaman secara terus menerus dengan kecepatan aliran sekitar 1-2 liter per menit. Kemudian disirkulasi dan digunakan ulang selama beberapa minggu sesuai kebutuhan tanaman. Sebagian akar tanaman tumbuh di atas permukaan larutan nutrisi dan sebagian lagi terendam di dalamnya.

BAB II HIDROPONIK 8 Gambar 2.1 Skema sistem hidroponik NFT Tanaman ditumbuhkan di dalam growing bed berupa talang segi empat yang bagian permukaan atasnya ditutupi styrofoam (Gambar 2.1). Styrofoam ini berfungsi sebagai penyangga tanaman sekaligus mencegah tumbuhnya lumut di dasar talang. Agar air dan larutan nutrisi dari tangki utama dapat mengalir dengan baik, talang ini dimiringkan sekitar 1-5 %. Komposisi dan kuantitas larutan nutrisi diatur sesuai jenis, umur serta populasi tanaman di dalam growing bed. Air dan larutan nutrisi yang tidak diserap tanaman ditampung oleh tangki penampungan (receiving tank) dan dihisap dengan menggunakan pompa submersible ke tangki utama untuk dialirkan kembali.. II.2.2 Komposisi nutrisi dalam hidroponik NFT Pada hidroponik NFT, semua macro dan micronutrient yang dibutuhkan tanaman dipasok secara manual dengan cara melarutkannya di dalam air sebelum dialirkan. Tentunya nutrisi yang dialirkan ini harus proporsional serta sesuai dengan jenis dan umur tanaman. Oleh karena itu, pembuat larutan harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik mineral yang diramu serta manfaatnya bagi tanaman.

BAB II HIDROPONIK 9 Jenis mineral yang dibutuhkan tanaman dan manfaatnya antara lain : 1. Nitrogen (N) Nitrogen merupakan mineral yang sangat penting bagi tanaman terutama pada masa pertumbuhan. Pemberian nitogen dapat memacu pertumbuhan daun dan batang. Tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk NO - + 3 dan NH 4. 2. Fosfor (P) Fosfor diserap oleh akar dalam bentuk H 2 PO - 4 dan HPO - 4. Fungsi utama fosfor adalah membantu pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhan akar. Di samping itu mineral ini juga membantu dalam proses pernafasan. 3. Kalium (K) Kalium memiliki fungsi yang sangat penting dalam asimilasi zat arang. Sehingga mineral ini sangat dibutuhkan terutama bagi tanaman yang banyak mengasilkan daun seperti sayuran hijau. Selain itu, ion-ion kalium juga berperan dalam pembentukan jaringan penguat. 4. Kalsium (Ca) Kalsium yang diserap tanaman dalam bentuk Ca ini berperan dalam pembentukan selsel dan pengaturan pergerakan air. Ion kalsium akan mengatur daya serap dinding sel, sedangkan garam kalsium akan mencegah peningkatan derajat keasaman air sel yang bekerja sebagai penyangga. Peranan lain dari kalsium adalah ikut membantu pertumbuhan ujung-ujung akar dan pembentukan bulu-bulu akar.

BAB II HIDROPONIK 10 5. Magnesium (Mg) Magnesium yang diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg terdapat pada bagian hijau daun dan di dalam air sel. Magnesium berfungsi menyebarkan fosfor ke seluruh tanaman dan sebagai aktivator beberapa enzim transportasi energi. Tanaman yang kekurangan magnesium akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 6. Sulfur (S) Sulfur atau belerang diserap tanaman dalam bentuk SO 4. Bersama fosfor, sulfur membantu meningkatkan daya kerja unsur-unsur lain dan memproduksi energi bagi tanaman. 7. Besi (Fe) Besi sangat berperan dalam pembentukan hijau daun. Besi juga merupakan salah satu mineral yang diperlukan pada pembentukan enzim-enzim pernapasan yang mengoksidasi hidrat arang menjadi gas asam arang. Tanaman menyerap besi dalam bentuk Fe. 8. Mangan (Mn) Tanpa mangan tanaman tidak akan dapat hidup karena mineral ini sangat berperan dalam pembentukan hijau daun. Mangan membantu tanaman dalam mengatur pernapasan serta penyerapan nitrogen. Tanaman menyerap mangan dalam bentuk Mn. 9. Boron (B) Apabila tanaman mengalami kekurangan boron, kuncup dan pucuk yang tumbuh akan mati. Hal ini disebabkan terganggunya pertumbuhan meristem sehingga terjadi

BAB II HIDROPONIK 11 kelainan dalam pembentukan berkas pembuluh. Oleh karena itu, penyaluran makanan dari akar akan terganggu pula. Mangan diserap tanaman dalam bentuk BO 3. 10. Seng (Zn) Tanaman menyerap seng dalam bentuk Zn. Persenyawaan Zn dapat membantu tanaman dalam pembentukan hormon tumbuh (auksin) dan keseimbangan fisologis. Selain itu, seng juga ikut terlibat dalam proses transfer energi ke seluruh tanaman. Apabila takarannya sesuai, seng akan memberikan dorongan pada perkembangan tanaman. Namun jika takarannya sedikit berlebih, akan menjadi racun bagi tanaman. 11. Molibdin (Mo) Molibdin (Mo) diserap akar dalam bentuk ion molibdat (MoO 4 ). Berperan penting dalam pengikatan nitrogen terutama pada tanaman buah dan sayur-mayur. Larutan nutrisi pada hidroponik NFT dapat dibuat dengan menggunakan berbagai formula komposisi yang ada. Formula-formula ini dirancang berdasarkan pengukuran jumlah nutrisi yang diserap oleh tanaman. Jumlah nutrisi dan air yang diserap diukur sehingga didapatkan perbandingan antara nutrisi dan air yang terserap tersebut untuk masing-masing mineral. Nilai perbandingan inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan komposisi nutrisi. Nilai perbandingan ini akan berubah sesuai dengan masa perkembangan tanaman. Pencarian komposisi nutrisi yang paling baik untuk tiap jenis tanaman khususnya tomat masih terus dilakukan, mengingat tanaman membutuhkan nutrisi dengan komposisi

BAB II HIDROPONIK 12 berbeda sesuai umurnya. Dalam Tabel 2.1 dapat dilihat komposisi nutrisi yang umumnya dibutuhkan oleh tanaman tomat. Tabel 2.1. Komposisi Nutrisi untuk Tanaman Tomat No. Unsur Jumlah Satuan 1. Nitrogen 3-4.5 % 2. Fosfor 0.25 0.75 % 3. Kalium 3.0 5.0 % 4. Kalsium 2.0 3.0 % 5. Magnesium 0.4 0.6 % 6. Sulfur 0.4 1.2 % 7. Besi 100 200 ppm 8. Mangan 40 250 ppm 9. Seng 20 50 ppm 10. Copper 5 20 ppm 11. Boron 25 100 ppm

BAB II HIDROPONIK 13 Komposisi nutrisi tersebut berbeda pada masa pembibitan, pertumbuhan, dan pembuahan. Untuk masa pembibitan, nutrisi diberikan setelah tumbuh daun asli dengan frekuensi 3 hari sekali, yaitu TSP 10g/20 l air dan NPK 20 g/20 l air. Sedangkan komposisi nutrisi untuk masa perkembangan yaitu pertumbuhan dan pembuahan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Komposisi nutrisi tanaman tomat berdasarkan masa perkembangan KCl Tahapan Perkembangan 1 2 3 4 5 1 st cluster 3 rd cluster - 2 nd cluster 4 th cluster Transplant 1 st cluster 2 nd cluster 3 rd cluster 4 th cluster - termination 6 lb 6 lb 6 lb 6 lb 6 lb MgSO 4 10 lb 10 lb 10 lb 12 lb 12 lb CuSO 4 10 gr 10 gr 10 gr 10 gr 10 gr MnSO 4 35 gr 35 gr 35 gr 35 gr 35 gr ZnSO 4 10 gr 10 gr 10 gr 10 gr 10 gr Ca(NO 3 ) 2 2.1 gal 2.4 gal 2.7 gal 3.3 gal 3.3 gal Fe 330 0.7 lb 0.7 lb 0.7 lb 0.7 lb 0.7 lb

BAB II HIDROPONIK 14 Data pada tabel 2.1 dan 2.2 didapatkan dari jurnal Department of Horticultural Sciences, Florida Cooperative Extension Service, Institue of Food and Argicultural Science, University of Florida. Jurnal ini dipublikasikan pada bulan oktober tahun 1990 pada SSVEC44 dan telah di revisi pada bulan agustus 2001.