BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penggunaan dan penjualan minuman beralkohol dirasa sudah

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. narkoba pada tahun 2012 berkisar 3,5%-7% dari populasi dunia yang berusia 15-64

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

NARKOBA DITINJAU DARI SISI BERBAGAI AGAMA DI INDONESIA Oleh : Erfan Priyambodo

HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL. Dr Trisno Raharjo, S.H. M.Hum

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang (developing

Perundangan Zaman Rasulullah. Prinsip2 Asas Perundangan Islam:

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. bahan aktif lainya, dimana dalam arti luas adalah obat, bahan atau zat. Bila zat ini masuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

PENYALAHGUNAAN OBAT OBATAN DI KALANGAN REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia baik secara

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH NARKOBA. : Bpk.Kalis Purwanto : Hadi Syah Putra NIM :

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Dampak positif dari pembangunan nasional itu adalah terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di satu

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PREKTEK ARISAN DI KOPERASI MITRA BAHAGIA DINOYO DEKET LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di antaranya adalah perkok, maka

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

bereproduksi (Yusuf, 2011). Suatu analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan remaja secara global berlangsung antara umur tahun yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memabukan, seperti minuman keras. Minuman keras ini mengandung alkohol

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja seseorang akan mengalami tugas-tugas perkembangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian, dan uji korelasi.

BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran.1 Sebagai mana yang kita ketahui

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

PENGGUNAAN ALKOHOL DAN BAHAN TAMBAHAN PADA PENGOLAHAN PRODUK MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. anak - anak dan sebelum dewasa yaitu dari usia Menurut WHO,

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Narkoba merupakan istilah untuk narkotika, psikotropika, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

BAB`1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental. Remaja. mengalami perkembangan yang sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadiannya. Sebagai bentuk pengembangan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) atau dikenal

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus penyalahgunaan NAPZA kini semakin meningkat. United Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149 sampai 272 juta penduduk dunia di usia 15-64 tahun yang menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir. Di seluruh dunia ada 125 juta sampai dengan 203 juta penduduk dunia dengan prevalensi 2,8%-4,5% yang memakai obat terlarang jenis ganja (UNODC, 2011). Dari laporan perkembangan situasi narkoba dunia tahun 2014, diketahui angka pengguna narkoba di tahun 2012 adalah antara 162 juta hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-7%1(UNODC, 2010). Jenis yang paling banyak digunakan adalah ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan kelompok stimulant (UNODC, 2014). Di Indonesia menurut hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) memperkirakan prevalensi penyalahgunaan NAPZA pada tahun 2009 adalah 1,99% dari penduduk Indonesia yang berumur 10-59 tahun. Pada tahun 2010 semakin meningkat menjadi 2,21%. Jika tidak dilakukan upaya penanggulangan diperkirakan akan terjadi peningkatan penyalahgunaan NAPZA dengan prevalensi 2,8% pada tahun 2015 (BNN, 2011). BNN melakukan penelitian pada tahun 2010 di Indonesia dan menyatakan 3 angka prevalensi penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dari angka 1,55%

menjadi 1,99% dari jumlah penduduk Indonesia (3,6 Juta orang) dan pada tahun 2015 akan mengalami kenaikan menjadi 2,8% (5,1 Juta orang). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional dan POLRI pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah kasus narkoba di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010-2012 yaitu dari 1194-1122. Dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) D.I. Yogyakarta, pengguna narkoba di daerah DIY terus meningkat setiap tahunnya. Di DIY, jumlah pengguna narkoba pada tahun 2008 terdapat sebanyak 68.980 orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 69.700 orang, sedang pada 2012 bertambah menjadi 78.064 orang. Dalam proyeksi pengguna narkoba pada 2011-2015 jumlah pengguna narkoba pada 2015 bisa mencapai 109.675 orang. Untuk wilayah Yogyakarta dari 5,669 kasus kriminal, 5,86% nya merupakan kasus penyalahgunaan narkoba (Data Polda DIY 2008). Penyalah guna di Yogyakarta menempati urutan kedua setelah Jakarta yaitu secara kasar berjumlah sekitar 60.000 jiwa, 10% yg perlu perawatan rehabilitasi yaitu sekitar 600 orang, sedangkan jumlah korban penyalahgunaan narkoba yang terdata resmi untuk seluruh propinsi DIY sekitar 332 jiwa, dengan rincian di setiap kabupaten adalah sebagai berikut.20 Tabel 4.9.1 Jumlah korban ketergantungan narkoba Prop. DIY (BNNP-DIY). Berdasarkan data rekapitulasi kasus satresnarkoba daerah Bantul pada tahun 2015 ada 95 kasus penyalahgunaan NAPZA, dengan jumlah pengguna narkotika sebanyak 10 kasus, pengguna psikotropika sebanyak 10 kasus dan pengguna miras sebanyak 72 kasus. Di tahun 2016 dari bulan

Januari hingga Februari sudah ada 36 kasus penyalahgunaan NAPZA dengan jumlah pengguna narkotika 3 kasus, pengguna psikotropika 4 kasus dan pengguna miras sebanyak 29 kasus. Kasus yang di himpun oleh satresnarkoba tersebut hanya kasus yang di laporkan dan masih banyak kasus lain yang belum diketahui. Untuk kelompok pelajar pada tahun 2013 tercatat ada 456 pelajar dan 391 mahasiswa yang mengikuti program rehabilitasi dari BNN. Ada 104.000 orang yang berumur 15 tahun dan 263.000 orang yang berumur 64 tahun meninggal karena penyalahgunaan narkoba. Beberapa kasus di atas menunjukkan banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan ini terjadi akibat salahnya gaya hidup para remaja. Jumlah pengguna miras cukup tinggi di kalangan remaja ataupun mahasiswa.ada 24 mahasiswa yang meninggal akibat konsumsi miras oplosan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kejadian-kejadian tersebut juga menjadi sebuah masalah karena Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terkenal dengan kota pelajar dan kota berbudaya, terlebih lagi sudah adanya Perda Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol serta Pelarangan Minuman Oplosan. Kasus-kasus tersebut juga membuktikan bahwa NAPZA sudah masuk ke dalam kehidupan para remaja bahkan di kehidupan mahasiswa. Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu untuk berpikir kritis

terhadap kenyataan sosial, sedangkan sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa dirinya (Djojodibroto, 2004). Mahasiswa lebih rentan melakukan hal-hal yang beresiko atau bahkan yang menyalahi suatu aturan tertentu seperti penyaahguanan NAPZA. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu Universitas swasta di Yogyakarta yang memiliki banyak mahasiswa dari berbagai daerah dengan tingkat pengetahuan yang beragam pula. Berdasarkan uraian sebelumnya mahasiswa UMY juga berpeluang untuk ikut serta dalam penyalahgunaan NAPZA terlebih lagi mereka mayoritas tinggal di asrama atau sebuah kost-kostan yang membuat mereka tidak terkontrol secara langsung oleh orang tua mereka. Akhirnya berdasarkan survei peneliti terjadi peningkatan terus menerus setiap tahunnya penyalahgunaan NAPZA di Daerah Iatimewa Yogyakarta. Dan banyak pula kasus penylahguaan NAPZA yang terjadi pada mereka para remaja ataupun mahaasiswa.oleh karena itu diperlukan perhatian khusus terhadap pada masyarakat khususnya para mahasiswa tentang penyalahgunaan NAPZA. Disebutkan juga dalam beberapa hadist dan ayat ayat di Al-Qur an sebagai berikut : - Allah Ta ala berfirman,

Artinya : Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka, yang menyeluruh mereka mengerjakan yang ma ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkaar dan menghalalka bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada paad mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Alquran), mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS. Al A rof: 157). - Q.S. Al-Maidah : 90-91 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, judi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

- Q.S. Al-Baqarah : 219 Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya (QS. Al-Baqarah : 219) Sangat jelas dalam dua ayat tersebut bahwa meminum minuman keras atau disebut juga khamar dalam ayat tersebut memang dilarang oleh Allah SWT. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas dapat dirumuskanmasalah sebagai berikut :Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dan tindakan penyalahgunaan NAPZA? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan bahaya napza dengan sikap dan tindakan penyalahgunaan Napza pada mahasiswa 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang NAPZA yang terdiri dari : pengertian, jenis-jenis dan dampak penggunaan NAPZA.

b. Untuk mengetahui tingkatan sikap dan tindakan mahasiswa terhadap penyalahgunaan Napza D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Melengkapi konsep dan teori tentang pengetahuan bahaya penyalahgunaan NAPZA dan hubungannya dengan tindakan penyalahgunaan NAPZA 2. Manfaat Praktis Melengkapi referensi dan panduan tentang pengetahuan bahaya penyalahgunaan NAPZA dan hubungannya dengan tindakan penyalahgunaan NAPZA

E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti dan Tahun Penelitian Desy Sulistyowa ti (2012) Judul Penelitian Desain Penelitian Variabel Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Usia Pertengahan Tentang Bahay Minuman Keras dengan Perilaku Minum-Minuman Keras di Desa Klumprit Sukoharjo Kuantitatif, obsevasional, cross sectional Varabel bebas : Pengetahuan remaja terhadap bahaya minuman keras, sikap terhadap bahaya minuman keras Variabel terikat : Perilaku minumminuman keras Variabel bebas pada penelitian yang akan dilakukan adalah pengetahuan bahaya NAPZA dan variabel teriikatnya adalah sikap,perilaku dan persepsi penyalahgunaan NAPZA Nusiriska Prisaria (2012) Hubungan Pengetahuan dan Lingkungan Sosial terhadap Tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada Siswa SMA Negeri 1 Jepara Kuantitatif, obsevasional, cross sectional Variabel bebas : Pengetahuan dan lingkungan sosial Variabel terikat : Tindakan pencegahan Variabel bebas pada penelitian yang akan dilakukan adalah pengetahuan bahaya NAPZA dan variabel teriikatnya adalah sikap,perilaku dan persepsi penyalahgunaan NAPZA