PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
URGENSI ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM MENDUKUNG TUGAS PEMERINTAH

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

peraturan (norma) dan kondisi pelaksanaannya, termasuk peraturan pelaksanaan dan limitasi pembentukannya. 2. Peninjauan, yaitu kegiatan pemeriksaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PP TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN Ignatius Mulyono

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

-2-3. Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. 4. Badan Legis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN. B. Misi Yang Akan Dilaksanakan. A. Visi Pembangunan Pertanahan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III POLITIK HUKUM PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

PUSANEV_BPHN OVERVIEW ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA MEMBANGUN SISTEM HUKUM PIDANA (ANAK)

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Ruang Rapat Baleg DPR RI, 17 November 2016

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

Pendahuluan. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

Policy Brief Analisis dan Evaluasi Hukum Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Jakarta, 10 Maret 2011

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 5 PENUTUP. Pembaruan hukum..., Richo Wahyudi, FH UI, Universitas Indonesia

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUM. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Pedoman

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

PENGATURAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dapat diubah oleh MPR sekalipun, pada tanggal 19 Oktober 1999 untuk pertama

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Jakarta, 2 Februari 2015

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LD NO.2 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

Transkripsi:

KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DISKUSI PUBLIK PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK PANGKAL PINANG, 28 JULI 2016 Min Usihen, S.H., M.H. Kepala Pusat Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

DASAR HUKUM Dalam rangka pelaksanaan pembinaan hukum menuju terciptanya sistem hukum nasional, Kementerian Hukum dan HAM membentuk Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM.

ANALISIS DAN EVALUASI SEBAGAI MEKANISME KONTROL Analisis dan evaluasi hukum pada dasarnya merupakan bagian dari mekanisme kontrol terhadap norma hukum yang telah dibentuk (legal norm control mechanism). Mekanisme kontrol hukum oleh yudikatif dilaksanakan melalui judicial review dan oleh lembaga legislatif dilakukan melalui legislative control atau legislative review. Sedangkan mekanisme kontrol yang dilakukan oleh lembaga administrasi dilaksanakan melalui administrative control atau executive review.

EVALUASI SEBAGAI SIKLUS LEGISLASI Hingga saat ini belum ada dasar yuridis untuk pelaksanaan executive review. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan hanya mengatur mengenai proses pembuatan peraturan perundang-undangan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pengundangan saja. Padahal manajemen pembentukan peraturan perundang-undangan sebaiknya merupakan suatu siklus kegiatan yang meliputi juga evaluasi sebagai suatu siklus yang tidak berhenti. Ketiadaan aturan dan mekanisme evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan dapat menjadi salah satu penyebab munculnya banyak peraturan perundangundangan yang bemasalah karena proses pembuatan peraturan perundang-undangan tidak diimbangi dengan proses evaluasinya.

FUNGSI ANALISIS DAN EVALUASI Dalam konteks pembenahan terhadap peraturan perundangundangan, mekanisme evaluasi dapat menjadi alat bantu untuk mendeteksi peraturan perundang-undangan yang hiper regulasi, tumpang tindih, disharmonis, kontradiktif, multitafsir, tidak efektif atau menyebabkan biaya tinggi. Evaluasi hukum juga dapat berfungsi untuk menyederhanakan jumlah peraturan perundangundangan di Indonesia. Fungsi evaluasi sangatlah penting sehingga patut dipertimbangkan sebagai kebijakan untuk dimasukkan menjadi bagian dari pembentukan peraturan perundang-undangan.

KONSEPSI Secara etimologis, analisis berarti penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sedangkan evaluasi memiliki arti penilaian, memberikan penilaian. Dengan demikian analisis dan evaluasi hukum dapat diartikan sebagai upaya mengetahui keadaan sebenarnya atas kondisi hukum yang telah ada dalam rangka memberikan penilaian untuk mengetahui apakah tujuan pembentukannya telah tercapai, sekaligus mengetahui manfaat dan dampak pelaksanaan norma hukum tersebut.

DIMENSI ANALISIS DAN EVALUASI Secara umum kegiatan ini dilakukan dalam rangka: pertama, mewujudkan manajemen pembentukan peraturan perundang-undangan yang lebih baik. Melalui analisis dan evaluasi hukum dapat ditemukan apakah suatu peraturan perundang-undangan telah mencapai tujuan pembentukannya serta bagaimana manfaat dan dampak dari pelaksanaannya. Hasil analisis dan evaluasi akan menjadi bahan yang berguna untuk menentukan apakah peraturan perundangundangan tersebut dapat dipertahankan, perlu dilakukan revisi atau diganti dengan peraturan perundang-undangan yang baru. Kedua, menindaklanjuti konsekuensi terjadinya hubungan antara hukum dan perubahan sosial sehingga hukum akan responsif dengan perubahan sosial yang terjadi. Ketiga, menindaklanjuti konsekuensi logis adanya hierarki peraturan perundangundangan sehingga peraturan perundang-undangan yang lebih rendah akan selalu sesuai dan selaras dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang menjadi sumber berlakunya.

OBYEK ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM Kegiatan analisis dan evaluasi hukum adalah melakukan pengujian dan penilaian terhadap norma hukum yang bersifat pengaturan (regeling), yang telah tertuang dalam peraturan perundang-undangan, namun tidak termasuk di dalamnya norma hukum dasar negara yang tercermin dalam konstitusi. Merujuk pada jenis dan hierarki peraturan perundangundangan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, maka yang menjadi obyek analisis dan evaluasi hukum adalah: Undang-Undang/Perpu, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan lainnya yang menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 termasuk dalam jenis Peraturan Perundang-undangan.

TUJUAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM Identifikasi objek tersebut terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan analisis dan evaluasi hukum yaitu mendorong terjadinya proses reformasi regulasi sehingga peraturan perundang-undangan akan dapat berperan lebih optimal dalam mengatasi suatu permasalahan penyelenggaraan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat sehingga dapat mendorong pelaksanaan pembangunan yang lebih efektif dan efisien.

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM SEBAGAI SEBUAH SISTEM Analisis permasalahan hukum yang terjadi perlu dilakukan secara hati-hati agar menghasilkan rekomendasi yang tepat sebagai solusi dari permasalahan. Dalam konteks ini, analisis dan evaluasi hukum memegang peranan penting dalam proses perencanaan pembangunan hukum nasional. Analisis dan evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan dilakukan tidak hanya untuk memperbaiki materi hukum yang ada (existing), tetapi juga untuk perbaikan terhadap sistem hukum yang mencakup materi hukum, kelembagaan dan penegakan hukum, pelayanan hukum serta kesadaran hukum masyarakat.

PEMBIDANGAN ANALISIS DAN EVALUASI Dalam melaksanakan fungsinya, Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional dibagi menjadi empat bidang berdasarkan urusan pemerintahan, yaitu: 1) bidang politik, hukum, keamanan, dan pemerintahan, (2) bidang ekonomi, keuangan, industri, perdagangan dan infrastruktur, (3) bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta (4) bidang sosial budaya.

KOORDINASI DAN KERJA SAMA Mengingat begitu banyak dan kompleksnya peraturan perundangundangan yang ada, maka pelaksanaan analisis dan evaluasi tidak dapat dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM saja. Koordinasi dan kerja sama dengan institusi lain di lingkungan pemerintah mutlak diperlukan dengan koordinasi oleh Kementerian Hukum dan HAM sebagai pelaksanaan fungsi pembinaan hukum nasional.

Hasil analisis dan evaluasi = REKOMENDASI Hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM adalah rekomendasi terhadap status peraturan perundang-undangan yang ada, apakah perlu perubahan/ penggantian/ dipertahankan. Secara tersistem, rekomendasi hasil analisis evaluasi hukum merupakan bahan kajian terhadap kerangka regulasi dalam RPJMN dan juga merupakan masukan terhadap perencanaan penyusunan undang-undang yang tertuang dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas), perencanaan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden yang tertuang dalam Program Penyusunan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden serta perencanaan Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tertuang dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda).

PEDOMAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM NASIONAL Untuk melaksanakan tugas analisis dan evaluasi hukum, BPHN juga menyusun Pedoman Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional yang nantinya akan digunakan untuk melaksanakan executive review oleh Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM. Pedoman analisis dan evaluasi hukum yang disusun oleh Tim BPHN ini diperkaya oleh beberapa prinsip dari Tim Harmonisasi Undang-Undang Terkait Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup: Kajian 26 Undang-Undang Terkait Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, kerja sama Kementerian Hukum dan HAM dengan KPK pada kurun waktu 2014-2015, serta Peta Jalan Pembaruan Hukum SDA-LH, kerja sama Kementerian Hukum dan HAM dengan UKP4, pada 2014-2015 dalam melaksanakan amanat TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam.

KEGIATAN-KEGIATAN PENDUKUNG Kegiatan analisis dan evaluasi hukum akan ditunjang dengan kegiatan-kegiatan pendukung, antara lain: penyusunan pedoman analisis dan evaluasi hukum nasional (yang merupakan penyempurnaan dari pedoman yang telah ada); bimbingan teknis penerapan pedoman analisis dan evaluasi hukum; temu konsultasi analisis dan evaluasi hukum dengan Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian; temu konsultasi permasalahan hukum di daerah dengan pemangku kepentingan; penerbitan jurnal Rechtsvinding; dan Seminar Hukum Nasional.

OUTPUT DAN OUTCOME Melalui kegiatan analisis dan evaluasi hukum ini akan dihasilkan output berupa Bahan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional; Bahan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Hukum Daerah; Bahan Penyusunan Perencanaan Hukum Kementerian/Lembaga; serta Bahan Penyusunan Penetapan Prioritas Program Legislasi Nasional, yang kesemua output tersebut pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa pembangunan hukum nasional yang efisien, efektif dan transparan, serta mendorong kebijakan dan regulasi yang memenuhi prinsip-prinsip Negara hukum Pancasila.

Pada tahun 2016, kegiatan Analisis dan Evaluasi Hukum dilaksanakan terhadap 12 (dua belas) tema yaitu: 1. Penguatan Sistem Pertahanan Negara; 2. Membangun Sistem Hukum Pidana; 3. Partisipasi Publik dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik; 4. Perlindungan Hak dan Keselamatan Pekerja Migran; 5. Mekanisme Perizinan dalam Mendukung Kemudahan Berinvestasi di Indonesia; 6. Peningkatan Peran BUMN sebagai Agen Pembangunan di bidang Pangan, Infrastruktur, dan Perumahan; 7. Pemberantasan Kegiatan Perikanan Melanggar Hukum, Tidak dilaporkan dan Tidak Diatur (Illegal, Unreported, and Unregulated Fisihing); 8. Kedaulatan Energi; 9. Peningkatan Kedaulatan Pangan; 10. Penanggulangan Kemiskinan; 11. Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama Kawasan Timur Indonesia; 12. Perlindungan Kelompok Rentan.

RUANG PARTISIPASI PUBLIK Selain kegiatan di atas, Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional juga sedang merintis Forum Tanggapan Kebijakan dan Permasalahan Hukum Instansi Terkait dan/atau Pemangku Kepentingan yang bertujuan untuk merespon kebijakan dan permasalahan hukum yang dialami oleh instansi terkait dan/atau pemangku kepentingan dan melakukan pendampingan yang diperlukan atas permasalahan tersebut. Selain itu, BPHN juga membuka ruang partisipasi publik melalui website www.bphn.go.id sebagai upaya melaksanakan pembinaan hukum dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas dalam rangka pembangunan sistem hukum nasional. Ke depannya, untuk menghasilkan rekomendasi hasil analisis evaluasi hukum yang berkualitas dan akuntabel, maka perlu didukung dengan SDM yang cukup baik dari sisi kuantitas maupun kualitas yang memiliki kemampuan yang baik serta profesional dalam menganalisis hukum. Oleh karena itu perlu dibentuk rumpun jabatan Analis Hukum sebagai ujung tombak pelaksanaan analisis dan evaluasi hukum.

TERIMA KASIH