BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. yang dapat mengancam muka orang lain, maka penting sekali bagi pengiklan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

2015 ANALISIS TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM TEKS IKLAN PADA MAJALAH ONLINE LA GAZETTE DE COTE-D OR EDISI BULAN JANUARI MARET

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB V PENUTUP. bentuk tuturan, strategi kritik yang digunakan, dan hubungan penggunaan strategi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat bermanfaat bagi masyarakat apabila dalam perkembangannya. masyarakat adalah dengan cara memasang iklan.

BAB V PENUTUP. wahana kritik sosial. Kritik sosial dalam WLLC diwujudkan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akhirnya menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian ini. bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang tepat merupakan kekuatan bagi. perusahaan dalam berhadapan langsung dengan konsumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA WACANA IKLAN KARTU PERDANA PADA BROSUR KARTU CELLULAR

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi adalah kualitas sumber daya manusia. As ad (2004) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas karakteristik tuturan guru sains berdasarkan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. produk atau jasa yang tentunya menjadikan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. misi dan strategi perusahaan dapat tercapai. Dengan semakin banyaknya usaha penjahit, maka akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

Transkripsi:

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Pesan persuasif dalam wacana iklan merupakan salah satu bentuk dari tindak tutur direktif atau impositif yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain untuk membeli produk. Oleh karena tindak tutur direktif merupakan tindakan yang dapat mengancam muka orang lain, maka penting sekali bagi pengiklan untuk menggunakan berbagai macam teknik kebahasaan untuk mengurangi daya ancaman tindak tutur tersebut demi menjalin hubungan emosional yang baik dengan calon konsumen. Salah satu cara yang digunakan pengiklan untuk menjalin hubungan baik dengan calon konsumen adalah melalui penerapan strategi kesopanan. Mengingat banyak cendekiawan yang mempunyai teori tentang kesopanan, penelitian ini menggunakan teori kesopanan Brown dan Levinson untuk memfokuskan landasan teoritis. Menurut teori kesopanan Brown dan Levinson, kesopanan berhubungan dengan muka negatif dan positif seseorang sehingga diperlukan teknik-teknik kesopanan untuk dapat menjaga muka positif dan negatif tersebut. Dalam penelitian wacana iklan ini, ditemukan bahwa Indonesia dan Jepang mempunyai orientasi yang berbeda mengenai kesopanan. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa majalah remaja putri Indonesia menggunakan 4 dari 5 strategi kesopanan yang terdapat dalam teori strategi kesopanan Brown dan Levinson. Keempat strategi tersebut adalah strategi bald on record, strategi kesopanan positif, strategi kesopanan negatif dan strategi off record. Dari keempat 215

216 strategi tersebut, strategi kesopanan positif memiliki persentasi penggunaan tertinggi yaitu sejumlah 57,6%, kemudian disusul dengan strategi off record dengan prosentase 24%, strategi bald on record dengan persentase 14,8% dan yang terakhir adalah strategi negatif dengan persentase 3,6%. Berbeda dengan Indonesia, wacana iklan dalam majalah remaja putri Jepang menggunakan 3 strategi kesopanan dari 5 strategi kesopanan ditawarkan oleh Brown dan Levinson. Ketiga strategi tersebut adalah strategi kesopanan positif, strategi kesopanan negatif dan strategi off record. Dari ketiga strataegi tersebut, strategi off record memiliki persentase penggunaan tertinggi yaitu sejumlah 67,6%, kemudian disusul dengan strategi positif dengan prosentase 22,4%, dan yang terakhir adalah strategi negatif dengan persentase 10 persen. Dari pengontrasan strategi kesopanan yang digunakan dalam majalah remaja putri Indonesia dan Jepang, diketahui bahwa terdapat sejumlah persamaan dan perbedaan dalam penggunaan strategi kesopanan. Perbedaan strategi kesopanan dalam kedua majalah terutama menyangkut teknik, frekuensi dan cara yang digunakan untuk mewujudkan suatu suatu strategi. Dalam hal ini perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perbedaan dalam konteks budaya dan sosial yang kemudian menyebabkan munculnya perbedaan nilai menyangkut apa yang disebut sebagai kesopanan di Jepang dan Indonesia. Dari sudut pandang konteks kebudayaan, budaya keramahtamhan di Indonesia menyebabkan digunakannya strategi bald on record secara produktif dan banyaknya cara-cara yang menunjukkan kepedulian terhadap calon konsumen dalam memanifestasikan strategi kesopanan positif. Keramahan kepada calon

217 konsumen calon konsumen banyak ditunjukkan melalui kejujuran dan kelugasan dalam menyampaikan manfaat produk yang diyakini akan memberikan kebaikan dan keuntungan untuk calon konsumen. Berbeda dengan Indonesia, budaya meiwaku wo shinai koto (jangan mengganggu orang lain) di Jepang menyebabkan strategi bald on record yang sangat lugas tidak ditemukan dan lebih banyak digunakannya tuturan-tuturan yang lebih implisit dalam memanifestasikan strategi-strategi kesopanan. Dalam hal ini, penghindaran penggunaan strategi bald on record dan digunakannya tuturan-tuturan yang lebih implisit bertujuan agar calon konsumen tidak merasa terganggu. Jika dilihat dari sudut pandang sosial, masyarakat Jepang yang cenderung lebih kolektif daripada masyarakat Indonesia yang semakin mengarah kepada individualis menyebabkan perbedaan orientasi pada strategi kesopanan positif. Kolektivisme masyarakat Jepang yang cenderung melihat seseorang dalam kelompok-kelompok terlihat dari usaha pengiklan untuk menandakan dirinya berada dalam kelompok yang sama dengan calon konsumen yaitu remaja putri. Usaha dalam menciptakan harmoni dengan kelompoknya juga terlihat dalam cara pengiklan yang sangat berhati-hati dalam mengungkapkan opini pribadinya. Berbeda dengan Jepang, masyarakat Indonesia yang semakin mengarah pada masyrakat individualis menyebabkan kesopanan lebih ditekankan dengan cara menghargai calon konsumen sebagai seorang individu. Penghargaan tersebut dilakukan dengan menyampaikan tuturan dengan ekspresi-ekspresi yang lugas, relevan dan efisien. Cara pandang tersebut terutama ditunjukkan dengan teknik janji dan penawaran dan memperhatikan kebutuhan konsumen yang menempati

218 urutan pertama dan kedua dalam strategi kesopanan positif. Dalam penyampaian janji, penawaran ataupun memperhatikan kebutuhan konsumen yang dilakukan dengan menyebutkan manfaat produk, pengiklan menggunakan tuturan-tuturan yang lugas dan tidak implisit supaya efektif dan tidak membuang-buang waktu calon konsumen untuk menebak maksud tuturannya. Kecenderungan ini juga ditunjukkan dengan penggunaan tuturan-tuturan imperatif dalam strategi bald on record yang disampaikan dengan lugas sebagai bentuk kepedulian, simpati dan penghargaan terhadap kepada calon konsumen sebagai seorang individu. Secara keseluruhan, perbedaan strategi kesopanan pada wacana iklan majalah remaja putrid Indonesia dan Jepang terutama dapat dilihat dari penggunaan strategi yang paling dominan. Berdasarkan hasil pengontrasan diketahui bahwa pengiklan di Indonesia lebih banyak menggunakan strategi kesopanan positif sedangkan pengiklan di Jepang lebih banyak menggunakan strategi off record. Perbedaan penggunaan strategi kesopanan yang paling dominan ini terutama dipengaruhi oleh perbedaan pengiklan di Jepang dan Indonesia dalam mengukur besarnya bobot ancaman pesan persuasif dalam wacana iklan. Berdasarkan penjumlahan bobot tiga skala kesopanan, yaitu jarak/ distant (D), kekuatan/ power (P) dan rangking imposisi (R), diketahui bahwa bobot ancaman keseluruhan pesan persuasif wacana iklan di Jepang lebih besar daripada di Indonesia. Besarnya bobot ancaman pesan persuasif di Jepang menyebabkan pengiklan di Jepang memilih strategi yang lebih implisit dalam mengutarakan maksudnya.

219 Selain itu, perbedaan cara pandang dalam konteks budaya dan sosial di atas juga berpengaruh dalam mengorientasikan skala kesopanan yang dianggap paling penting untuk menjaga keharmonisan dengan calon konsumen. Pemilihan penggunaan strategi positif dalam wacana iklan majalah remaja putri Indonesia disebabkan karena pengiklan di Indonesia lebih menitikberatkan skala kesopanan pada jarak/distant (D). Dalam hal ini, keakraban dan kedekatan dengan calon konsumen mempunyai nilai yang sangat tinggi sehingga tuturan-tuturan yang digunakan bersifat lebih langsung dan lugas sebagai wujud budaya keramahtamahan dan penghargaan kepada calon konsumen sebagai seorang individu. Berbeda dengan pengiklan di Indonesia, pemilihan strategi off record sebagai strategi yang dominan di Jepang disebabkan karena pengiklan di Jepang lebih menitik beratkan skala kesopanan pada rangking imposisi (R). Dalam hal ini, pesan persuasif wacana iklan dinilai mempunyai rangking imposisi yang sangat tinggi sehingga diperlukan penyampaian-penyampain yang lebih implisit untuk dapat menyelaraskan keharmonisan dalam kelompok dan tidak berbentrokan dengan nilai-nilai budaya dalam masyarakat. Dengan kata lain, strategi kesopanan pada wacana iklan pada majalah remaja putri Indonesia lebih diorentasikan pada wajah positif calon konsumen, yaitu keinginan calon konsumen untuk diterima, dipedulikan dan dihargai, sedangkan strategi kesopanan pada wacana iklan pada majalah remaja putri Jepang lebih diorientasikan pada wajah negatif calon konsumen, yaitu keinginan calon konsumen untuk merasa bebas dari imposisi atau paksaan.

220 6.2 Saran Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, untuk dapat lebih mengembangkan penelitan pragmatik kontrastif antara Indonesia dan Jepang, terutama yang berhubungan dengan masalah kesopanan disarankan bagi para peneliti selanjutnya untuk dapat melihat kesopanan dalam konteks yang lebih luas. Dalam penelitian ini hanya ada dua konteks yang dibicarakan, yaitu konteks budaya dan sosial. Namun, penulis yakin, masalah orientasi kesopanan pada dua negara yang berbeda tidak hanya dipengaruhi oleh dua konteks itu saja. Konteks-konteks lain seperti konteks sejarah, agama maupun politis bisa menjadi faktor lain yang mempengaruhi orientasi dalam pemilihan strategi kesopanan.