KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO Juanita 1, Tito Pinandita 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh Purwokerto, 53182. 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh Purwokerto, 53182. 1 Email: juanita@ump.ac.id ABSTRAK Pengoperasian angkutan umum sangat penting dalam usaha mengakomodir permintaan masyarakat untuk beraktifitas. Keseimbangan antara sediaan dan permintaan dalam pengoperasian angkutan umum merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam pelayanan angkutan umum. Kajian kelayakan trayek angkutan umum di Purwokerto digunakan metode break even, dimana terdapat titik impas antara pengeluaran biaya operasional kendaraan dengan pendapatan yang diterima. Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap angkutan kota di 29 trayek di Purwokerto, terdapat 11 trayek angkutan umum tidak layak artinya operator mengalami kerugian, sedangkan 18 trayek lainnya dinyatakan layak. Kata kunci: Kelayakan, trayek,angkutan umum PENDAHULUAN Rencana Umum Tata Ruang Kota Purwokerto, wilayah administrasi Kota Purwokerto terdiri dari Kecamatan Purwokerto Timur, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kecamatan Purwokerto Barat, dan Kecamatan Purwokerto Utara. Luas wilayah administrasi sebagai berikut : Kecamatan Purwokerto Timur seluas 841.91 Ha, Kecamatan Purwokerto Barat seluas 739.73 Ha, Kecamatan Purwokerto Utara seluas 901.39 Ha, Kecamatan Purwokerto Selatan seluas 1.375.31 Ha. Fungsi dan peranan kota Purwokerto dalam konstelasi regional terutama untuk kegiatan transportasi, komunikasi dan perdagangan adalah merupakan kota transit yang penting bagi kota Tegal dan Cilacap. Dimana kota Cilacap berpotensi sebagai pusat industri Jawa Tengah bagian Selatan dan Tegal di bagian Utara sehingga memberi peluang terhadap Purwokerto untuk tumbuh dan berkembang yang prospektif terhadap terjadinya pertukaran barang dan jasa.angkutan umum dalam kota menyebar di 29 trayek yang beroperasi di seluruh jalan yang ada di Purwokerto. Angkutan umum melayani penduduk dengan angka kepadatan penduduk kota Purwokerto rata-rata sebesar 65 jiwa per hektar.(bps Banyumas, 2014) Hasil penelitiandiketahui di Purwokerto terdapat klasifikasi kawasan berskala besar dan kelas analisis dampak lalu lintas kelas III dua perumahan, sedang dan kelas analisis dampak lalu lintas kelas II dua perumahan dan berskala kecil dan kelas analisis dampak lalu lintas kelas I satu perumahan. Tingkat bangkitan kendaraan yang dihasilkan setiap 100 m2 pada jam puncak Perum Griya Tegal Sari Indah sebesar 5 kendaraan, Perum Griya Satria Sumampir 2 kendaraan, Perum Purwokencana I dan II 5 kendaraan, Bumi Arca Indah 1 kendaraan dan Perum Teluk 7 kendaraan. (Juanita, Sulfah A, 2012).Karakteristik sosio ekonomi dua perumahan berdasarkan kendaraan yang dipergunakan untuk beraktivitas dari perumahan GTSI adalah menggunakan sepeda motor 77,8% sedangkan di Perumahan Teluk sepeda motor 62,2% dan mobil 26,7 %. Jumlah total anggota keluarga di perumahan GTSI sebagian besar 2 3 orang 85,8 % sedangkan di Perumahan Teluk total anggota keluarga sebagian besar 3 4 orang 74,5 %. Jumlah kepemilikan sepeda motor yang ada di Perumahan GTSI 1 sepeda motor per KK sebanyak 38,9 % dan yang mempunyai 2 kendaraan sebesar 34,4% sedangkan di Perumahan Teluk 1 sepeda motor per KK sebanyak 45,6 % dan yang mempunyai 2 kendaraan sebesar 43,3%.(Juanita, Sulfah A, 2013) Berdasarkan hal tersebut, tingginya pergerakan danpemicu permasalahan angkutan umum yang diakibatkan oleh penggunaan sebagian besar kendaraan pribadi, terdapat jumlah bangkitan pergerakan yang tinggi dan pengembangan kawasan yang besar, kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi serta penggunaan angkutan umum yang rendah, diperlukan analisis kelayakan trayek yang mementingkan kepentingan pemilik angkutan umum dan penumpang. Pemilik tidak merasa dirugikan dengan 50
pengeluaran biaya operasional kendaraan terhadap pendapatan yang diterima dari penetapan tarif, tetapi penumpang juga diuntungkan dengan pelayanan angkutan umum dengan jumlah armada yang optimal. METODE PENELITIAN Metodologi yang dilakukan dalam kajian ini adalah : 1. Survei pendahuluan dilakukan untuk mengindentifikasi metode survey yang akan dilakukan sehingga diperoleh data yang akurat, perancangan form survey, kebutuhan jumlah surveyor serta lokasi survey. 2. Pengumpulan data, pengumpulan data berupa primer dan sekunder. Data primer meliputi jumlah turun naik penumpang dan biaya komponen operasional kendaraan. Data sekunder diantaranya daftar rute trayek dan jumlah armada operasi. 3. Analisis break even point merupakan analisis yang menghubungkan biaya volume laba sebagai salah satu factor penting dalam pengambilan keputusan, karena adanya keterlibatan factor-faktor masukan, keluaran dan produksi barang/jasa serta penjualan. Faktor-faktor tersebut adalah biaya tetap, biaya variable, volume produksi, komposisi produk/jasa yang dijual dan harga jual. (Tamin dkk, 1999) 4. Untuk menghitung Load Factor pada kondisi Break Even dipergunakan rumus : LFBE = (BOK/PD) x LF...(1) Sedangkan load factor dihitung dengan rumus : Dimana : LF = (P gz /T d )...(2) LFBE = Load Factor Break even BOK = Biaya operasional kendaraan PD = Pendapatan LF = Load Factor P gz = Jumlah penumpang pada suatu zona T d = kapasitas angkot 5. Penentuan jumlah penumpang dan pendapatan sebagai berikut : Jumlah penumpang ini diperoleh dari survei naik-turun penumpang dandihitung jumlahnya. Penentuan jumlah penumpang per kendaraan per zona Dimana : P gzona = P g (z-1) + P gn P gt...(3) P gzona = Jumlah penumpang per kendaraan per zona P g (z-1) = Jumlah penumpang yang diangkut per kendaraan pada zona sebelumnya P gn = Jumlah penumpang naik pada zona tersebut P gt = Jumlah penumpang turun pada zona tersebut Pendapatan yang diperoleh berdasarkan pengoperasian kendaraan selama umur ekonomis kendaraan dihitung dengan : Dimana : P Dr = Pendapatan per rit P Dr = P gr x T r...(4) P gr = Jumlah penumpang yang diangkut per rit 51
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2 T r = Tarif per penumpang 6. Setelah dilakukan analisis di Purwokerto. akan ditarik kesimpulan mengenai kelayakan trayek angkutan umum HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah penumpang Jumlah penumpang berdasarkan hasil survey dibagi kedalam 3 periode pagi, siang dan sore di 29 trayek, dibedakan atas penumpang umum dan penumpang pelajar. Jenis penumpang ini berhubungan dengan tarif yang diberlakukan. Survey dilakukan untuk satuan rit dengan periode pagi dilakukan mulai jam 06.30, siang jam 11.30 dan sore jam 14.30. Jumlah penumpang dimasing-masing trayek terdapat permintaan penumpang tinggi dan ada juga yang rendah seperti disajikan pada gambar.1. Gambar.1. Jumlah penumpang di 29 trayek (Sumber : olah data, 2015) Jumlah armada operasi Jumlah armada operasi yang diperoleh dari koperasi angkutan kota Purwokerto disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Armada operasi angkutan kota Purwokerto Sumber : Kopata Purwokerto, 2015 A1 A2 B1 B2 C1 C2 20 20 30 30 10 10 D2 E1 E2 F1 F2 G1 20 10 10 10 10 20 H1 H2 I1 I2 J1 J2 5 5 10 10 5 5 K2 L1 L2 M1 M2 N 10 3 3 3 3 4 D1 O2 20 10 G2 20 K1 10 O1 10 Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasional kendaraann terdiri dari biaya operasi kendaraan yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 52
1. Biaya Tetap, meliputi komponen-komponen biaya sebagai berikut : a) Biaya izin trayek, adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperpanjang masa berlakunya izin pengoperasian kendaraan pada suatu trayek tertentu b) Biaya kir adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kelaikan kendaraan secara teknis agar memenuhi syarat untuk melakukan pergerakan / beroprasi di jalan raya. c) Biaya pajak kendaraan, adalah biaya pajak atas kepemilikan kendaraan yang dikeluarkan untuk memperpanjang masa berlakunya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). d) Biaya penyusutan kendaraan, adalah biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai ekonomis kendaraan akibat keausan teknis karena melakukan operasi e) Biaya organda, adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan angkutan umum atas keterlibatannya sebagai anggota ORGANDA Purwokerto. f) Biaya asuransi jasa raharja, adalah biaya asuransi yang dikenakan kepada operator kendaraan angkutan umurn untuk menjamin resiko kecelakaan Yang mungkin terjadi terhadap penumpang umum yang diangkut kendaraan yang bersangkutan selama beroperasi. g) Biaya retribusi, adalah biaya yang dikeluarkan untuk dibayarkan kepada Dinas Pendapatan Daerah Purwokerto, yang terdiri dari biaya retribusi kebersihan kota dan retribusi terminal. 2. Biaya variabel, dalam penelitian ini biaya variabel operasi kendaraan meliputi komponen-komponen biaya sebagai berikut : a) Biaya bahan bakar, adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan bakar minyak (bensin) yang digunakan untuk mengoperasikan kendaraan. b) Biaya konsumsi pengemudi adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan makan dan minum pengemudi setiap hari dalam mengoperasikan kendaraan c) Biaya upah/gaji pengemudi, adalah sejumlah uang sebagai imbalan kerja pengemudi yang besarnya tergantung dari selisih pendapatan operasi per hari dikurangi seluruh biaya harian yang menjadi tanggungjawab pengemudi. d) Biaya pemakaian suku cadang,adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti suku cadang kendaraan yang tergolong cepat aus seperti : ban, olie, filter olie, busi, platina, kondensor, plat kopling, kanvas rem, (muka/belakang), dan accu/baterai. e) Biaya cuci kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan kendaraan setelah dioperasikan sehari-hari. Biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan pemilik per tahun berdasarkan hitungan dirangkum dan disajikan dalam Tabel 2. Pendapatan Sumber : olah data, 2015 Tabel 2. Pengeluaran biaya operasional Variabel BOK Jumlah per tahun A. Biaya tetap 1. Pajak & perijinan Rp989.000 2. Biaya supir Rp18.650.000 3. Biaya yang dikeluarkan sopir untuk koperasi dll Rp2.700.000 4. Biaya penyusutan Rp1.072.043 Biaya Tidak Tetap 1. Biaya pelumas Rp1.683.300 2. Biaya ban Rp700.000 3. Biaya suku cadang Rp1.393.992 4. Biaya perawatan Rp1.000.000 5. Biaya Operasional Rp98.640.000 Total BOK Rp126.828.334 Pendapatan angkutan umum per trayek diperoleh dari tarif yang diberlakukan terhadap penumpang. Tarif untuk penumpang umum Rp 4000,- sedangkan pelajar Rp 2000,-. Sehingga diperoleh 53
Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2 pendapatan periode pagi, siang dan pada Gambar 2. sore sesuai dengan jumlah penumpang yang diangkut yang disajikan Gambar 2. Pendapatann di tiga periode tiap trayek (Sumber : olah data, 2015) Load Factor Berdasarkan jumlah penumpang yang diperoleh disetiap trayek yang tercantum dan kapasitas angkot 20 penumpang per rit maka load factor rata-rata dibandingkan dengan load factor break even pada tiap trayek disajikan gambar 2. Gambar 2. Perbandingan Load factor (Sumber : olah data, 2015) Kelayakan trayek Kelayakan trayek angkutan umum berdasarkan metode break even point ditinjau dari nilai break even rata-rata dan load factor rata-rata yang diperoleh diketahui bahwa 11 trayek tidak layak dalam arti operator mengalami kerugian karena pendapatan tidak bisa menutup pengeluaran biayaa operasional kendaraan. Trayek yang merugi diantaranya trayek A1, C2, E2, F1, H1, I1, I2, J1, L1, L2, N sedangkan 18 trayek lainnya dianggap layak. 54
KESIMPULAN Hasil analisis disimpulkan bahwa kelayakan trayek angkutan umum di 11 trayek tidak layak dalam arti operator mengalami kerugian karena pendapatan tidak bisa menutup pengeluaran biaya operasional kendaraan, sedangkan 18 trayek lainnya dianggap layak. DAFTAR PUSTAKA Pemerintah Kabupaten Banyumas, Evaluasi dan Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Purwokerto, 2001 Badan Pusat Statistik, Kecamatan Purwokerto Barat dalam Angka 2014, BPS, Kabupaten Banyumas Badan Pusat Statistik, Kecamatan Purwokerto Timur dalam Angka 2014, BPS, Kabupaten Banyumas Badan Pusat Statistik, Kecamatan Purwokerto Utara dalam Angka 2014, BPS, Kabupaten Banyumas Badan Pusat Statistik, Kecamatan Purwokerto Selatan dalam Angka 2014, BPS, Kabupaten Banyumas Juanita, Sulfah A, 2012, Analisis Pembangunan Perumahan Di Purwokerto Terhadap Dampak Lalulintas, Penelitian, DIKTI, Purwokerto Juanita, Sulfah A, 2013,Analisis Bangkitan Pergerakan Perumahan Di Purwokerto Berdasarkan Sosio Ekonomi, Penelitian, LPPM UMP, Purwokerto Tamin, O.Z. Aine Kusumawati, Ari S.Munandar, 1999, Optimasi Jumlah Armada Angkutan Umum dengan Metode Pertukaran Trayek (Studi Kasus DKI Jakarta), ITB, Bandung. Tamin, O.Z., 1998, Pemodelan Optimasi Jumlah Armada dan Tarif Angkutan Kota di Kotamadya Bandung, Penelitian, ITB, Bandung. 55