BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI KONSEP RANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS REKREASI di PERKEBUNAN STROBERI KALIURANG

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP. Gambar 6.2 Penempatan Akses Masuk Sumber : Gregorius,

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Konsep Perancangan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN ANAK BERBASIS SENSOMOTORIK DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB III KONSEP. Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ACTION FIGURE CENTRE

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

Bab V Konsep Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS AKOMODASI DI KAWASAN DANAU RANAU

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. (RSUD) kelas C non pendidikan berbasis low cost ini adalah Low Energy Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

DAFTAR ISI. Batasan pengertian judul 1

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah ditentukan ke dalam site dan pola sirkulasi yang terjadi di site. Hal ini akan berkaitan dengan bangunan rumah sakit jiwa dan juga terhadap fungsi pengawasannya. Fungsi pengawasan menjadi sangat penting terutama bagi pasien untuk dapat mengikuti proses perawatan dan penyembuhan dengan baik. Fungsi pengawasan pada rumah sakit jiwa dapat secara fisik maupun psikologis, yaitu : - Pengawasan secara fisik diberikan oleh bangunan yang melingkupinya, dalam hal ini ruang dalam unit rawat inap atau bangsal. Namun ada hal yang harus diperhatikan dari pengawasan secara fisik tersebut yaitu meminimalkan pasien dari kemungkinan terlukai atau melukai dari penggunaan ruang yang melingkupinya, dalam hal ini elemen-elemen tata ruang dalam bangsal tersebut. - Pengawasan secara psikologis diperoleh dari para tenaga medik atau perawat di lingkungan RSJ tersebut. Pengawasan psikologis ini lebih kepada pendekatan psikologis dan medik sehingga pasien mental dapat mengikuti program rehabilitasi. Pengawasan secara fisik dapat dimulai dari melihat tatanan ruang dalam pada bangsal itu, antara lain: lantai, dinding, langit - langit, bukaan, perabot, serta organisasi ruang. Sedangkan pengawasan secara psikologis juga dapat berupa pola, warna, bahan, dimensi, tekstur, dan sebagainya. V.1.1. Konsep Penzoningan Penzoningan dilakukan sesuai dengan kriteria pengelompokan ruang, dengan memperhatikan orientasi site dan perlunya pengadaan ruang terbuka hijau, maka konsep penzoningan adalah suasana yang tercipta pada rumah sakit jiwa ini akan mengadopsi suasana yang terjadi pada rumah tinggal, 138

misalnya suasana yang ada pada kamar tidur diharapkan dapat terjadi pada bangsal rumah sakit jiwa. Selanjutnya akan dijelaskan pada keterangan berikut ini : - Ruang tamu Lobby, administrasi, cafe, dll. Gambar 5.1 Contoh Ruang Tamu Suasana akrab dan terbuka pada ruang tamu diharapkan dapat terjadi pada area publik seperti lobby, ruang tunggu, pendaftaran, cafe, dan lainnya pada rumah sakit jiwa ini. Interaksi yang terjadi antara pengunjung dan staf administrasi berlangsung akrab dan walaupun pelaku belum kenal dekat. - Ruang keluarga Ruang. Periksa, UGD, dll Gambar 5.2 Contoh Ruang Keluarga 139

Suasana hangat dan akrab pada ruang keluarga, namun masih membutuhkan privasi diharapkan dapat terjadi pada ruang periksa, UGD, ruang radiologi, ruang psikiatri, dan lainnya. Interaksi yang terjadi sudah bersifat personal, pelaku sudah saling mengenal dekat dan akrab. - Kamar tidur Bangsal Gambar 5.3 Contoh Kamar Tidur Suasana hangat, nyaman dan pribadi pada ruang kamar tidur diharapkan dapat terjadi pada bangsal bangsal yang ada di rumah sakit jiwa. Interaksi yang terjadi sudah terbatas dan intim, pelaku sudah akrab dan mempunyai hubungan emosional yang dekat. - Halaman Taman (ruang komunal) Gambar 5.4 Contoh Area Taman Suasana akrab, terbuka dan bebas berinteraksi diharapkan dapat terjadi pada ruang-ruang interaksi pada rumah sakit jiwa ini. Interaksi yang 140

terjadi sudah tidak terbatas, pelaku sudah akrab dan mempunyai hubungan emosional yang dekat. Untuk penataan ruang luar pada bangunan rumah sakit jiwa ini, seperti halnya rumah tinggal. Hal ini akan diterapkan pada pengolahan tata ruang luar pada rumah sakit jiwa. Maka penzoningannya adalah sebagai berikut ini : Tabel 5.1 Jenis Gangguan Jiwa dan Tahapan Terapi No. Zona Kegiatan Penyembuhan 1. Zona Privat Unit Rawat Inap dan Unit Terapi & Rehabilitasi 2. Zona Semi Privat Unit Klinik Medis Unit Gawat Darurat Unit Farmasi Unit Servis Unit Laboratorium Unit Forensik 3. Zona Publik Unit Administrasi dan Area Publik Gambar 5.5 Pembagian zona 141

Zona publik pada rumah tinggal maupun rumah sakit jiwa sangat terbuka untuk siapapun, suasana akrab dan terbuka diharapkan dapat tercipta pada zona publik ini. Pada zona semi privat dan privat tidak semua orang dapat memasuki zona ini, suasana yang hangat dan akrab serta pribadi diharapkan dapat tercipta pada zona semi privat. Hal tersebut akan diterapkan pada pentaan ruang luar seperti berikut ini : U Keterangan : : Zona Publik : Zona Semi Privat : Zona Privat Gambar 5.6 Penzoningan pada site Penataan tata ruang luar dibagi menurut zoning pada rumah tinggal diharapkan dapat menciptakan suasana Homey pada bangunan rumah sakit jiwa tersebut. Selain akan membantu proses penyembuhan pasien gangguan jiwa, suasana yang tercipta dapat membuat pengunjung maupun kerabat pasien nyaman berada dalam rumah sakit jiwa ini V.1.2. Konsep Tatanan Massa Untuk lebih memperjelas pembagian zoning, maka akan dijelaskan melalui block plan seperti berikut ini : 142

Keterangan : 1. Lahan Parkir 2. Bangunan Utama 3. UGD 4. Forensik 5. Unit Medis 6. Unit Psikiatri 7. Unit Servis 8. Unit Terapi 9. Bangsal Wanita 10. Bangsal Pria Gambar 5.7 Block Plan V.1.3. Jalur Sirkulasi Dengan adanya jalur sirkulasi pada ruang luar, maka akan memudahkan pengunjung untuk menemukan bangunan utama. Jalur sirkulasi akan ditegaskan dengan menggunakan vegetasi. Jalur sirkulasi pada ruang luar ini diciptakan dengan mengolah vegetasi di sisi kanan dan kiri jalan agar pengunjung dapat menikmati pemandangan alam tanpa mengabaikan view ke bangunan utama yang akan dituju. Begitu juga dengan jalur sirkulasi pejalan kaki, vegetasi di sisi kanan dan kiri jalan akan diolah, sehingga pejalan kaki baik dapat merasakan keindahan alam dan sejuknya udara. V.1.4. Konsep Parkir Pada area parkir kendaraan, akan diolah dengan menciptakan taman dengan berbagai macam jenis vegetasi disekitar area parkir. V.2. Konsep Tatanan Ruang Dalam Konsep pengolahan tata ruang dalam pada rumah sakit jiwa ini berdasarkan pendekatan Homey. Pendekatan tersebut diolah melalui skala ruang, bentuk ruang, 143

pemilihan warna, tekstur dan material, dan lainnya serta penempatan bukaan pada bangunan. Pendekatan ini lebih diutamakan pada kelompok ruang kegiatan penyembuhan, khusunya rawat inap. Masing-masing kelompok ruang tersebut akan dijelaskan berdasarkan jenis gangguan jiwa pasien, seperti berikut ini : - Pasien gangguan jiwa berat akan ditempatkan pada bangsal khusus yang dimana pada bangsal ini pasien masih belum bisa menerima dan merespon keadaan kondisi sekitar, namun masih bisa menerima secara alam bawah sadarnya. Interaksi yang terjadi pada bangsal ini terbatas, hanya pasien dengan dokter dan perawat saja. - Pasien gangguan jiwa ringan akan ditempatkan pada bangsal yang dimana pasien sudah bisa menerima dan merespon keadaan dan kondisi sekitar, namun masih memerlukan pengawasan khusus. Pasien juga sudah dapat berinteraksi dengan pasien dari ruang lain, namun masih belum dapat berlangsung dengan akrab. - Pasien gangguan jiwa ringan akan ditempatkan pada bangsal yang dimana pasien ini sudah sangat bisa menerima dan merespon keadaan dan kondisi sekitar namun masih memerlukan pengawasan. Interaksi yang terjadi antara pasien dalam satu ruang itu sendiri, antar ruang, atau bahkan antar bangsal. Berikut ini adalah konsep tatanan ruang dalam unit rawat inap : Bangsal gangguan jiwa berat Tabel 5.2 Konsep Homey Ruang Diskripsi Konsep Sketsa / gambar Bangsal Gangguan Jiwa Berat Familiarity - Interaksi terbatas, antara pasien dengan dokter dan perawat - Bentuk dasar - Warna yang dipilih : kombinasi warna biru muda lembut yang 144

dominan dengan warna putih untuk pembentuk ruang, sedangkan untuk perabot warna merah muda yang lembut. Tidak ada interaksi dalam ruang Coziness - Ketinggian ruang cukup, ± 3m - Panjang dan lebar cukup sesuai kebutuhan, karena sempit dapat memberikan kesan gerah dan luas dapat memberikan kesan sendiri yaitu 3 x 3 m Comfort - Akan diletakkan speaker untuk terapi suara sebagai bentuk relaksasi - Terapi warna akan diberikan melalui pengolahan warna pada pembentuk ruang dan perabot. 145

Gangguan jiwa sedang dan ringan Ruang Diskripsi Konsep Sketsa / gambar Bangsal Gangguan Jiwa sedang dan gangguan jiwa ringan Familiarity - Personal Space : sudah bisa berinteraksi, meskipun kegiatan interaksi memungkinkan untuk berlangsung secara akrab, walaupun pelaku belum kenal dekat - Bentuk dasar - Warna yang digunakan disini Kombinasi warna biru muda dan hijau muda untuk pembentuk ruang, sedangkan untuk perabot menggunakan warna orange muda. Bangsal Gangguan Jiwa sedang Interaksi dalam ruang tidak ada Interaksi antar ruang ada Coziness - Ketinggian ruang cukup, ± 3m - Panjang dan lebar cukup sesuai kebutuhan, karena sempit dapat memberikan kesan gerah dan luas dapat memberikan kesan sendiri Gangguan Jiwa Ringan 146

Comfort - Akan diletakkan speaker untuk terapi suara sebagai bentuk relaksasi - Terapi warna akan diberikan melalui warna warna cat yang ada pada dinding, lantai, jendela yang mengarahkan pandangan keluar ruangan. ada interaksi dalam ruang Ada pula interaksi antar ruang V.3. Konsep Tatanan Ruang Luar V.3.1. Konsep Ruang Interaksi Ruang Luar Ruang-ruang komunalyang disediakan pada luar ruangan dapat digunakan sebagai salah satu tempat untuk berinteraksi. Area ini dapat digunakan pasien untuk membantu proses penyembuhan dengan menikmati keindahan alam. Dengan tersedianya ruang luar tersebut, maka akan diolah sebagai berikut : - Memanfaatkan vegetasi dengan mengolah vegetasi tersebut sebagai pembentuk ruang, yang dimana ruang tersebut dapat digunakan 147

sebagai area komunal untuk para pasien saling berinteraksi. Memanfaatkan vegetasi sebagai peneduh, dengan meletakkan sebuah bangku taman makan diharapkan area tersebut dapat mengundang pasien untuk saling berinteraksi dan menikmati keindahan alam. Gambar 5.8 Vegetasi Sebagai Pembentuk Ruang - Mengolah vegetasi dengan membuat perancangan taman dengan berbagai macam jenis vegetasi. Gambar 5.9 Vegetasi Sebagai Taman 148

V.4. Konsep Utilitas Bangunan V.4.1. Konsep Sanitasi dan Drainase - Air besih yang digunakan pada rumah sakit jiwa ini berasal dari PDAM dan sumur air tanah yang dipompa ke water tower kemudian dialirkan pada bak-bak penampungan melalui sistem down feed - Air kotor pada rumah sakit jiwa Gambar ini 5.10 terdiri Down dari Feed limbah System padat, cair dan air hujan yang akan disalurkan ke septic tank, kemudian ke sumur peresapan atau riol kota. Gambar 5.11 Pembuangan Air kotor - Sampah pembuangan akan ditampung melalui tempat sampah yang berada di beberpa titik pada lokasi tertentu untuk kemudian diangkut ke tempat pembungan akhir. 149

V.4.2. Konsep Mekanikal Elektrikal - Jaringan listrik pada rumah sakit jiwa ini menggunakan sumber yang berasal dari PLN dan genset. Genset akan digunakan jika aliran listrik dari PLN mengalami gangguan. - Sistem pemadam kebakaran hanya menggunakan gas tabung kebakaran yang diletakkan pada ruang tertentu. - Sistem pemadam kebakaran hanya mengunakan tabung gas kebakaran yang diletakkan pada ruang tertentu V.5. Konsep Struktur Bangunan Rumah Sakit Jiwa Struktur yang akan digunakan pada rumah sakit jiwa ini adalah dengan struktur atap yang sebagian menggunakan kuda-kuda kayu, sedangkan untuk kolom dan balok menggunakan struktur beton bertulang. Pada pondasi, akan digunakan pondasi menerus untuk bangunan sederhana. 150

DAFTAR PUSTAKA Ching, D.K. 1999. Arsitektur - Bentuk, Ruang, dan Tatanannya. Penerbit Erlangga. Jakarta Committe on Architecture for Health Division - The American Institute of Architect. 1993. Mental Health Facilities. The AIA Press, Washington DC Cox Anthony. 1981. Design for Health Care. Butterworth & Co. Ltd, UK. David, Tomb. 2004. Buku Saku Psikiatri, Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Jakarta. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Kesehatan Jiwa. 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III). Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Jakarta Handojo Hartono, Andreas. 1989. Komplek RSJ tipe A di Eks Karasidenan Surakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Ingram, I. M. 1993. Catatan Kuliah Psikiatri. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta Jain, Malkin & Reinhold Van Nostrand. 1992. Center Interior Architecture. New York Maramis, W.F. 1980. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press, Surabaya Maslim, Rusdi, Dr. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa. Universitas Indonesia Press, Jakarta Yayasan Depresi Indonesia. 2002. Modul Depresi. Jakarta 151