BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara ), hlm. 35. Multidimensional, hlm 1

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1 Pedoman Observasi Dalam melakukan penelitian, peneliti juga menggunakan pedoman observasi yang dirancang/disusun untuk mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun Oleh: AGUS KURNIAWAN NIM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Simpulan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA MAPSI SD KE 17 TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN TANGGAL 10 SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK TERPADU NUSANTARA, MARGOYOSO, PATI

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW, 1432 HIJRIAH DIMASDJID AGUNG DARUSSALAM PALU MINGGU, 20 PEBRUARI 2011

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PADA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE 52 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BUPATI KULONPROGO. Sambutan Pada Acara FESTIVAL KREASI OLAHAN GEBLEK SE-KULONPROGO DI WADUK SERMO KOKAP Tanggal, 24 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. individual, melainkan timbunan pengalaman-pengalamn dari generasigenerasi. lampau yang mencakup semua dimensi kehidupan.

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELEPASAN ON JOBTRAINING ATAU MAGANG ANGKATAN III AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BENGKALIS TAHUN 2017

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADAPEMBUKAAN KEMAH SRI JUNJUNGAN GUGUSDEPAN STIE SYARIAH BENGKALIS

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

ABSTRAK. Kata Kunci : Efektivitas, Program Ekstrakurikuler Keagamaan, Pembentukan Moralitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

BENGKALIS, 25 JULI 2017

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG SEMARANG MASA BAKTI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. rohani, dan proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik agar

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. 1. Data Perencanaan Budaya Religius

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan orang bahwa pengetahuan menjadi faktor penting dalam. bersaing dan dapat berkembang dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian studi kasus yang telah dipaparkan pada bab-bab di atas, mengenai Pendidikan Kepribadian Dan Pembinaan Mental Spiritual Melalui Ilmu Beladiri Pencak Silat (Studi Kasus Pada Perguruan Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (Psht) Cabang Kudus). maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Bentuk Pendidikan Kepribadian Dan Pembinaan Mental Spiritual Melalui Ilmu Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Kudus: Bentuk dari pendidikan kepribadian dan pembinaan mental spiritual adalah berupa materi latihan, dan dijelaskan data- data diatas menurut hasil observasi, wawancara dan dokumentasi maka dalam materi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate dibagi menjadi dua, yaitu materi latihan (olah raga) dan materi kerohanian (olah rasa). 1) Materi latihan (Olahraga) Materi ini terdiri a) Latihan fisik Pendidikan jasmani adalah salah satu segi pendidikan yang sangat penting, yang tidak dapat terlepas dari segi-segi pendidikan yang lain. Bahkan dapat dikatakan, bahwa pendidikan jasmani itu merupakan salah satu alat yang utama bagi pendidikan rohani. Bermacam-macam segi pendidikan seperti pendidikan kecakapan, pendidikan ketuhanan, pendidikan kesusilaan, pendidikan keindahan dan pendidikan keindahan, dapat mudah tercapai jika pendidikan jasmani dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. b) Latihan teknik dan taktik. Materi latihan teknik dan taktik menekankan pada aspek beladiri dan seni. Materi ini meliputi senam, jurus dan teknik sambung. Latihan teknik ini membekali anggota dengan keterampilan dan teknik-teknik beladiri. 96

97 Sambung merupakan praktek dan aplikasi materi teknik dan taktik. sambung membiasakan anggota menghadapi lawan pada situasi yang membutuhkan keberanian, percaya diri, konsentrasi, kecepatan dan ketepatan saat mengambil keputusan. Ketika sambung pesilat harus menjunjung tinggi sportifitas, yaitu sikap adil dan jujur terhadap lawan, tidak boleh menyerang daerah (anggota badan) yang rawan seperti kepala dan kemaluan, serta mengakui keunggulan lawan dan kelemahan sendiri. 2) Materi kerohanian (olah rasa) Menurut Komaruddin Hidayat dalam buku psikologi beragama, dikatakan bahwa jati diri manusia yang paling asasi adalah manusia sebagai makhluk spiritual atau makhluk rohani (man is spiritual being). Tanpa adanya rohani manusia tidak berbeda dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan, oleh karena itu kehadiran rohani menjadi sesuatu yang sangat vital terhadap diri setiap manusia, karena rohani yang pada dasarnya mempunyai misi memimpin seluruh organ tubuh dan jiwa untuk berbuat kebaikan dan menyebar kasih Tuhan kepada seluruh alam. Dalam prosedur latihan di lembaga beladiri pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) pun tidak bisa lepas dari tujuan pembelajaran di atas, adapun prosedur latihannya sebagai berikut: 1) Pra latihan a) Salaman a) Penghormatan 2) Pendahuluan latihan a) Pengarahan b) Do a pembuka 3) Latihan inti a) Latihan Fisik Latihan fisik ini terdiri dari:

98 Ø Pemeriksaan kondisi fisik Ø Pemanasan Ø Ausdower atau ketahanan Ø Stamina Ø Kecepatan dan ketepatan Ø Dasar ketrampilan b) Latihan Teknik Latihan teknik ini terdiri dari: Ø Senam dasar Ø Jurus Ø Pasangan Ø Langkah Ø Senam toya Ø Jurus toya Ø Jurus belati Ø Kuncian dan lepasan c) Latihan taktik Latihan taktik ini terdiri dari: Ø Padanan Ø Analisa jurus Ø Pola langkah Ø Jurus reflek Ø Bela diri praktis Ø Sambung 4) Ke SH an 5) Penutup a) Penenangan b) Doa penutup c) Salaman Sedangkan hasil kepribadian dan mental spiritual yang diharapkan terbentuk ialah seperti Tujuh dasar ajaran itu terangkum dalam konsep

99 yaitu persaudaraan, olah raga, seni, beladiri dan kerohanian. Lewat konsep pembelajaran yang terangkum dalam panca dasar tersebut SH Terate berupaya membimbing warganya untuk memiliki tujuh watak dasar yaitu: 1) Berbudi luhur, tahu benar dan salah serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Menuju Kemenangan (Achiver) 3) Penolong 4) Pemberani dan tidak takut mati 5) Berhadapan dengan masalah kecil dan sepele mengalah dan baru bertindak jika berhadapan dengan persoalan besar dan prinsip. 6) Sederhana 7) Ikut mamayu hayuning bawono (menjaga keselamatan dan ketentraman dunia). 1. Faktor- Faktor penghambat dan pendukung pendidikan dan pembinaan mental spiritual melalui latihan ilmu beladiri pencak silat di lembaga beladiri pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Kudus Faktor penghamabat dan pendukung yang ada dalam latihan atau pendidikan kepribadian dan pembinaan mental spiritual PSHT cabang Kudus ialah Siswa ataua peserta didik, Pelatih atau Pendidik, dan cara yang digunakan untuk mendidik kepribadian dan membina mental spiritual. Untuk metode atau cara sudah dijabarkan dipoin pertama untuk selanjutnya kita akan menganalisis Peserta Didik atau Siswa dan Pelatih atau Pendidik a. Subyek yang dibimbing (peserta didik) Dalam perspektif pendidikan islam peserta didik merupakan subjek juga objek, oleh karena itu aktifitas latihan tidak akan terlaksana tanpa adanya peserta didik di dalamnya. Pengertian yang utuh tentang konsep peserta didik merupakan salah satu faktor yang harus diketahui dan dipahami oleh seluruh pihak, terutama pelatih yang terlibat

100 langsung dalam proses pelatihan. Tanpa pemahaman yang utuh dan komprehensif terhadap peserta didik, sulit rasanya bagi pelatih untuk mengantarkan peserta didiknya kearah tujuan pelatihan yang ingin dicapai. Sebagaimana diungkapkan di atas akan pentingnya peserta didik dalam proses pelatihan, maka dalam lembaga beladiri pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), seorang siswa yang akan mendapat pembinaan dan pelatihan mereka harus dapat mengkondisikan dirinya dengan baik agar dalam proses pembinaan terjadi hubungan yang harmonis antara pelatih dan siswa, hubungan harmonis ini harus selalu dijaga agar proses pembinaan dapat berjalan dengan baik. Dalam pengertian umum, peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang, atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pelatihan. Sedangkan dalam arti sempit peserta didik adalah pribadi yang belum dewasa yang tanggung jawabnya diserahkan kepada pelatih. Hal senada dikatakan oleh Muhammad Eko bahwa anak didik adalah pihak yang dididik, pihak yang diberi anjuran-anjuran, norma-norma dan berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, pihak yang dibentuk dan pihak yang dihumanisasikan Karena itulah peserta didik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1) Belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab pelatih. 2) Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pelatih. 3) Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagainya.

101 b. Orang yang membimbing (pedidik) Seorang pelatih atau pendidik haruslah seseorang yang berkarakter, karakter disini adalah kualitas atau kekuatan mental (moral) yaitu orang yang mempunyai kepribadian yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan orang lain. Dengan demikian dapat dikemukakan pula bahwa karakter pendidik adalah kualitas mental atau kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti pendidik yang merupakan kepribadian khusus yang harus melekat pada setiap pendidik. Setiap orang tua dan semua guru menginginkan membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Seseorang dapat dikatakan mempunyai kepribadian yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki oleh masyarakat, serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. Dengan demikian pendidik yang mempunyai kepribadian yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji, berarti dia memiliki kepribadian yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, seperti sifat kejujuran, amanah, keteladanan dan sifat-sifat lain yang harus melekat pada jiwa seorang pendidik. Pendidik yang berkarakter kuat tidak hanya memiliki kemampuan mengajar dalam arti sempit yaitu hanya mentransfer pengetahuan atau ilmu saja tetapi juga memiliki kemampuan mendidik dalam arti luas. Sebagaimana dijelaskan di atas, maka untuk menjadi pendidik atau pelatih di lembaga beladiri pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terdapat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. Adapun kriteriakriteria pelatih dalam lembaga beladiri pencak silat Persaudaraan Setia Hati terate (PSHT) adalah:

102 1) Akhlaknya baik 2) Memahami dan menguasai materi yang akan diajarkan 3) Dewasa 4) Ke-SH-annya baik 5) Lulus ujian pendadaran atau ujian menjadi warga PSHT Dengan latihan ilmu beladiri pencak silat maka seseorang akan berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan-kebutuhan fisis dan psikis, karena setiap tingkah laku manusia merupakan manifestasi dari beberapa kebutuhan, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan kata lain, setiap tingkah laku manusia itu selalu terarah pada satu objek atau suatu tujuan pemuasan kebutuhan yang memberi arah pada gerak aktivitasnya. Dari sini, maka dengan latihan ilmu beladiri pencak silat seseorang bisa mengarahkan objek tingkah lakunya sebagai manifestasi dari usaha dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani, sehingga akan muncul suatu aktivitas yang terarah dan tidak bertentangan dengan kebutuhan fisis maupun psikis. Disini maka pencak silat hadir sebagai sarana bagi manusia dalam menghayati hidupnya, sehingga manusia akan mengenal siapa dirinya, seperti apa dirinya dan untuk apa dirinya hidup. Maka dengan mengenal siapa dan untuk apa dirinya hidup, manusia akan berusaha mencari sebab dari keberadaannya lewat penghayatan-penghayatan alam sekitarnya, yang mana alam sekitar ini adalah makhluk ciptaan Allah swt. Dari sini maka manusia akan mengenal Tuhannya dengan kesadarannya sendiri, sehingga kesadaran ini akan melekat kuat di hati sanubarinya karena muncul dari kesadaran yang berasal dari penghayatan-penghayatan hidup dan alam ciptaan Allah swt. Maka dari itu tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pencak silat sangat bagus dijadikan sarana pembentukan kepribadian Islami yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam dalam setiap segi

103 kehidupannya, sebagaimana tujuan pendidikan Islam yang telah dijelaskan di atas. B. Saran-Saran Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di PSHT Cabang kudus mengenai Pendidikan Kepribadiandan pembinaan menta spiritual, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. PSHT Cabang kudus merupakan salah satu tempat untuk mendidik kepribadian dan mental spiritual selain di dalam keluarga yang senantiasa di bawah pengawasan pelatih, dan tentunya juga bertujuan untuk memajukan bangsa. Begitu juga dengan PSHT Cabang kudus bertujuan untuk mencetak generasi Islam yang ahlussunnah wal jama ah yang bertaqwa, bertafaqquh fiddin dan berakhlakul karimah di desa tersebut dan desa sekitarnya. Jadi saya harapkan kepada madrasah untuk tetap mempertahankan eksistensinya dalam memperjuangkan agama Allah melalui jalur pendidikan. Karena pada era globalisasi dan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini, mempunyai dampak negatif yang salah satunya adalah terjadinya kemerosotan akhlak, dan sasaran yang paling rawan adalah pada anak-anak. Hal itu terjadi dikarenakan mereka kurang mengerti atau bahkan tidak tahu tentang agama. Oleh karena itu, madrasah lah yang bertugas untuk membekali mereka pengetahuan tentang agama dalam rangka memperbaiki akhlak mereka. 2. Para pelatih di PSHT Cabang kudus supaya semakin meningkatkan cara latihan baik dari segi metode atau yang lain, serta senantiasa memberikan motivasi-motivasi kepada peserta didiknya sehingga peserta didik lebih bersemangat lagi dalam berlatih. Kemudian untuk kegiatan lain yang merupakan pendukung dalam proses latihan supaya tetap dipertahakan eksistensinya, syukur-syukur bisa ditingkatkan. 3. Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terkait analisis Pedidikan Kepribadian dan pembinaan Mental Spiritual PSHT Cabang kudus, semoga dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pertimbangan bagi

104 PSHT Cabang kudus serta PSHT Cabang lainnya dalam meningkatkan dan menngembangkan atau memantapkan kurikulum latihan yang sudah diterapkan. C. Penutup Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq, dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah keharibaan baginda Rasul Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa atnya kelak di hari kiamat. Dan apabila ada kesalahan penulisan atau sesuatu yang kurang berkenan bagi pembaca, lembaga STAIN Kudus, terlebih pada Perguruan yang kami observasi yakni PSHT Cabang kudus, ini bukan kesalahan siapa-siapa, melainkan murni karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dari penulis sendiri. Oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kesempurnaan hanya milik Allah adan kekurangan pasti ada pada diri kita semua. Akhirya sebagai penutup penulis hanya bisa berharap semoga apa yang tertuang dalam bentuk skripsi ini, bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan juga dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam bidang pendidikan khususnya pada proses kegiatan pendidikan ranah penddikan agama Islam (PAI). Dan dengan segala keterbatasan dan kekurangan dari yang telah penulis tuangkan dalam skripsi ini, penulis adanya kritikan dan saran yang konstruktif dari semua pihak, terutama kaitannya dengan penulisan dalam ungkapan-ungkapan kalimat yang kurang sempurna atau kurangnya materi dan juga hasil analisa.