PENILAIAN DAYA TARIK OBJEK WISATA PANTAI PUTRI SERAYI KECAMATAN JAWAI SELATAN KABUPATEN SAMBAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK

POTENSI DAYA TARIK KAWASAN SUAKA ALAM TANJUNG BELIMBING DI DESA SEBUBUS KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

POTENSI OBYEK DAN DAYA TARIK PULAU PONTIYANAK SEBAGAI WISATA ALAM DI KECAMATAN JAWAI SELATAN KABUPATEN SAMBAS

PENILAIAN OBYEK DAN DAYA TARIK RIAM ASAM TELOGAH DIKECAMATAN NOYAN KABUPATEN SANGGAU UNTUK WISATA ALAM

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA ALAM HUTAN KOTA GUNUNG SARI KOTA SINGKAWANG. Dimas Hermawan, Fahrizal, M. Dirhamsyah

Mahyuda, Syafruddin Said, Erianto Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jln Imam Bonjol Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

DAYA TARIK OBJEK WISATA ALAM PULAU SENOA PROVINSI KEPULAUN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

I. UMUM. Sejalan...

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

Gambar 1. Pintu masuk obyek wisata alam Resort Balik Bukit.

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR EKOWISATA. Chafid Fandeli *)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

Oleh : Slamet Heri Winarno

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

ANALISIS POTENSI DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KAWAH PUTIH, KECAMATAN SILAU KAHEAN, KABUPATAN SIMALUNGUN,SUMATERA UTARA

Lampiran 1 Penilaian potensi penawaran ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara, Sangatta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

Transkripsi:

PENILAIAN DAYA TARIK OBJEK WISATA PANTAI PUTRI SERAYI KECAMATAN JAWAI SELATAN KABUPATEN SAMBAS (Object Fascination s Assessment Of Putri Serayi Beach District Of Sub Province South Jawai Of Sambas) Ervinawati, Syafruddin Said, Joko Nugroho R Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jln Imam Bonjol Pontianak 78124 Email: ervinawati_vina@yahoo.co.id ABSTRACT The research was conducted at Princess Beach tourist area in the district Serayi South Jawai Sambas district, for 2 (two) weeks from the date field effective December 20, 2012 to complete. This research aims to obtain data on the assessment of the potential attraction located in the District Serayi Princess Beach Tourism South Jawai Sambas district for the development of tourism in the area. The benefit of this study is to provide information about the potential that can be used as a tourist attraction in the area contained Serayi Princess Beach tourist area. Based on calculations of the entire acreage acquired attractiveness criteria 129.82 value obtained by summing each - each element are such natural beauty, unique natural resources, natural resources stand, the integrity of natural resources, natural resource sensitivity, choice recreational activities, air cleanliness and location, and the movement of visitors. Then compared with the value of the existing classification of elements based Weighted Value of the development area attraction beach serayi daughter has enough appeal areas (C) to be developed into a natural tourist attraction. Keywords: Beach, Potential, Fascination, Potential, Princess Serayi attractions. PENDAHULUAN Pantai Putri Serayi termasuk salah satu objek wisata di Kabupaten Sambas. Terletak dipesisir di Desa Jawai Laut, Kecamatan Jawai Selatan dengan luas 56 Ha ini memiliki pantai berpasir putih menghampar sepanjang 3 km. Pengembangan ekowisata di Pantai Putri Serayi di tentukan oleh baik dan buruknya lingkungannya, potensi sumber daya alam yang dimilikinya, seperti flora, fauna, ekosistem lainnya termasuk gejala alam dengan keindahan alam yang di miliki merupakan modal dasar dalam pengembangan objek wisata. Pengembangan ini dapat meningkatkan intensitas kunjungan yang diharapkan berpengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitarnya melalui peluang usaha industri ekowisata. Potensi sumber daya alam yang di miliki Pantai Putri Serayi dapat memberikan manfaat pada suatu pemasukan pendapatan daerah, serta dapat membangun perekonomian masyarakat setempat, karena dengan berkembangnya objek wisata di Pantai Putri Serayi akan membuka peluang pekerjaan dan akan mengurangi pengangguran. Pada kawasan Pantai Putri Serayi terdapat Batu Ballah, Batu Sandaran, Batu yang berbentuk telapak kaki, Perkebunan Kelapa, Perkebunan Cengkeh, dan berbagai jenis- jenis 308

tumbuhan lainnya, sedangkan fauna yang ada dikawasan Pantai Putri Serayi seperti Burung Pelatuk, Kera ekor panjang, serta kehidupan sosial ekonomi, kebudayaan masyarakat yang ada di sekitar kawasan Pantai Putri Serayi. Berdasarkan pada konsep ekowisata itu, perlu adanya perhatian yang intensif dan berkala dari pemerintah terutama pada pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang kenyamanan para wisatawan yang berkunjung di Pantai Putri Serayi, dengan dilengkapi sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan Pantai Putri Serayi, masyarakat setempat akan memiliki alternatif lain dalam berdarmawisata. Maka dapat dipastikan Pantai Putri Serayi dapat menjadi salah satu objek wisata yang dapat diunggulkan pada masa yang akan datang. Wisata alam dapat diartikan sebagai suatu bentuk rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk asli maupun setelah adanya perpaduan dengan daya cipta manusia (Sumardja, 1998 dalam Fandeli, C, 1993). Departemen Kehutanan (1987 ) menyatakan bahwa wisata alam adalah bentuk dan kegiatan yang memamfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan. Sedangkan objek wisata alam adalah sumber daya alam yang bepotensi serta mempunyai daya tarik bagi wisatawan dan upaya pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Wisata alam berdasarkan aspek konservasi adalah suatu kegiatan wisata alam yang di tujukan tidak hanya untuk menikmati kesenangan atau memuaskan rasa ingin tahu wisatawan saja, tetapi juga ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang tinggal dilokasi tujuan serta menunjang usaha konservasi dikawasan tersebut. Kegiatan wisata ini menekankan pada aspek ekologi dan kelestarian alam sehingga kawasan wisata jenis ini umumnya merupankan suatu Hutan Suaka Alam, Cagar Alam, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dah Taman Wisata Alam (Anonimus,1998). Dalam Undang undang Nomor 9 Tahun 1990, tentang kepariwisataan bahwa Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Selanjutnya disebutkan bahwa objek dan daya tarik wisata terdiri atas: a. Potensi Objek Wisata Alam. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna. b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia berwujud museum, peninggalan bersejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan. Menurut Lindberg dan Hawkins (1993) ekoturisme adalah hal tentang menciptakan dan memuaskan suatu keinginan akan alam, tentang mengeksploitasi potensi wisata untuk konservasi dan pembangunan dan 309

tentang mencegah dampak negatifnya terhadap ekologi, kebudayaan dan keindahan. Aset potensi kepariwisataan Indonesia, tidak saja memenuhi unsur keindahan alam (natural beauty), keasliaan (originality), kelangkaan (scarcity), dan keutuhan (wholesomeness), tetapi juga diperkaya dengan kekayaan budaya, flora dan fauna, ekosistem dengan gejala alam yang merupakan daya tarik yang dapat dikemas menjadi obyek pariwisata yang sangat menarik bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Departemen Kehutanan (1987) menyatakan bahwa ekoturisme adalah bentuk dan kegiatan yang memamfaatkan potensi dan sumber daya alam yang berpotensi serta mempunyai daya tarik yang menarik wisatawan dan upaya pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budidaya. Sedangkan kegiatan ekoturisme adalah berupa kegiatan rekreasi dan pariwisata, pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan didalam objek wisata alam. Menurut Chafid Fandeli (1993) dalam suatu pengembangan ekowisata harus memenuhi beberapa ketentuan agar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, apabila seluruh prinsip ini dilaksanakan maka ekowisata menjamin pembangunan yang ecological friendly dari pembangunan berbasis kerakyatan. Kawasan wisata alam Pantai Putri Serayi belum banyak diketahui oleh masyarakat, sehingga diperlukan kajian berupa data potensi yaitu potensi keindahan alamnya, Kawasan pantai, Bukit dan potensi potensi lainnya yang terdapat di daerah tersebut agar dapat disajikan secara khusus mengenai aspek aspek kepariwisataan yang terdapat didaerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang penilaian terhadap potensi daya tarik yang terdapat di kawasan Wisata Pantai Putri Serayi Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas untuk pengembangan kepariwisataan di daerah itu. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan pada kawasan wisata Pantai Putri Serayi di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas, selama 2 (dua) minggu efektif di lapangan mulai dari tanggal 20 Desember 2012 sampai selesai. Objek dalam penelitian ini adalah Obyek Wisata Pantai Putri Serayi. Sedangkan alat alat yang digunakan dalam pengambilan data dan pengolahanya adalah peta lokasi, kamera, kuisioner, kalkulator dan sound recorder. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang berpedoman pada Standar Baku Penilaian dan Pengembangan Objek Wisata Alam yang dikeluarkan oleh Komisi Kerjasama Penilaian dan Pengembangan Objek Wisata Alam 1993. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Adapun data yang 310

dikumpulkan berdasarkan Standar Baku Penilaian dan Pengembangan Objek Wisata oleh Komisi Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Objek Wisata Alam tahun 1993 meliputi : Untuk data primer, peneliti melakukan wawancara terbuka dengan sejumlah masyarakat dan instansi terkait. Adapun data yang diperlukan meliputi, Keindahan Alam, Keunikan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Alam yang Menonjol, Keutuhan Sumber Daya Alam, Kepekaan Sumber Daya Alam, Pilihan Kegiatan Rekreasi, Kebersihan Udara dan Lokasi, Ruang Gerak Pengunjung. Pengumpulan data primer untuk komponen/kriteria daya tarik dilakukan dengan mengisi daftar pertanyaan. Menurut Arikunto (1996), jika subjek yang diamati kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan penelitian yang dilakukan jumlah responden yang saya ambil adalah sebanyak 56 responden. Teknik pengumpulan data di lapangan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, yaitu pengamatan langsung di lapangan secara keseluruhan mengenai keadaan lapangan di dalam obyek wisata Pantai Putri Serayi. Untuk data primer, didapatkan dari hasil wawancara langsung dengan 56 responden, yang terdiri dari 30 responden dari masyarakat setempat, 10 responden dari instansi yang terkait yaitu dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, 10 responden dari pengunjung, 5 responden dari pegawai kantor Camat Jawai Selatan, serta 1 responden kunci yaitu orang yang mengetahui tentang Pantai Putri Serayi. Sedangkan untuk data sekundernya, didapatkan dari literatur yaitu berupa buku buku yang berkaitan dengan kepariwisataan, internet, data sosial masyarakat serta data penunjang lainnya seperti data topografi, data keadaan umum lokasi penelitian Peta lokasi dan data-data lainnya. Setelah semua data primer dan sekunder terkumpul, selanjutnya pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, selain itu data yang didapat dilakukan pembobotan (weighting) dan penilaian (scoring). Kriteria dalam penelitian terdiri dari unsur dan sub unsur yang sangat berkaitan. Nilai atau bobot dari masingmasing unsure dan sub unsur tersebut berbeda-beda satu sama lain, sedangkan di dalam suatu kriteria sendiri nilai dari masing-masing unsur/sub unsur dapat berlainan tergantung dari bisa atau tidaknya usaha peningkatan kualitas oleh usaha manusia yang dibatasi sumber daya dana. Adapun nilai bobot dari kriteria daya tarik adalah 6, sesuai dengan buku Pedoman Ukuran Baku Penilaian dan Pengembangan Objek Wisata Alam Tahun 1993 oleh Komisi Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Objek 311

Wisata Alam Bogor. Perhitungan untuk kriteria tersebut menggunakan tabulasi, dimana angka angka diperoleh dan criteria merupakan jumlah dari tiap tiap unsur / sub unsur yang berkaitan di kalikan dengan bobot kriteria daya tarik areal dengan nilai bobot 6, dengan rumus: Pengembangan objek wisata = Jumlah dari setiap unsur x Bobot Kriteria Daya Tarik Kemudian nilai bobot itu dibandingkan dengan nilai minimal yang diperoleh dari klasifikasi unsur pengembangan objek wisata. Tabel 1. Klasifikasi Unsur Pengembangan Berdasarkan Nilai Bobot (Development elemen classification pursuant to wight value) No Daya Tarik Penilaian Potensi Unsur 1 1051 1200 Baik Sekali ( A ) 2 901 1050 Baik ( B ) 3 751 900 Cukup ( C ) 4 601 750 Sedang ( D ) 5 451 600 Kurang ( K ) 6 301 450 Kurang Sekali ( F ) 7 300 Buruk / Gawat ( G ) Pengambilan contoh responden di lakukan secara sengaja (purposive) dengan kriteria sebagai berikut: Kriteria responden meliputi : 1. Berakal sehat dan mampu berkomunikasi dengan baik. 2. Berumur minimal 17 tahun. 3. Mampu membaca dan menulis. 4. Mengetahui kondisi Pantai Putri Serayi secara garis besar. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan dari setiap unsur dan sub unsur pada kriteria daya tarik areal yang berdasarekan pada Pedoman Ukuran Baku Standar Penelitian dan Pengembangan Objek Wisata Alam dapat di lihat pada Lampiran 2 sampai 9 sedangkan pada hasil perhitungan secara keseluruhan unsur daya tarik areal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Perhitungan Seluruh Kriteria Daya Tarik Areal Di Pantai Putri Serayi (Calculation s result of all areal fascination criteria in the Putri Serayi Beach) No Unsur Dan Sub Unsur Nilai % 1 Keindahan Alam: 30 23,10 a. Pandangan Lepas dalam Objek b. Pandangan lepas menuju objek c. Keserasian warna dan bangunan d. Kesantaian suasana dalam objek e. Pandangan lingkungan objek 312

2 Keunikan Sumber Daya Alam 5, 12 3,94 a. Keunikan Internasional b. Keunikan Nasional c. Keunikan Lokal d. Tidak ada Keunikan 3 Sumber daya alam yang menonjol 21,60 16,64 a. Geologi b. Flora c. Fauna d. Air e. Gejala Alam 4 Keutuhan Sumber daya alam 8,87 6,84 a. Geologi b. Flora c. Fauna d. Lingkungan 5 Kepekaan sumber daya alam 21,33 16,44 a. Nilai pengetahuan b. Nilai kebudayaan c. Nilai pengobatan d. Nilai kepercayaan 6 Pilihan kegiatan rekreasi 21,51 16,6 a. Fotografi b. Mendaki bukit c. Berkemah d. Penyelaman e. Pengamatan flora f. Pengamatan fauna g. Memancing 7 Kebersihan udara dan lokasi 7,69 5,92 a. Industri b. Kendaraan bermotor c. Pemukiman penduduk d. Sampah e. Binatang f. Fenomene alam g. Coret-coretan 8 Ruang gerak pengunjung 13,66 10,52 a. >50 ha b. 41 50 ha c. 31 40 ha d. <30 ha Jumlah 129,82 100 313

Dari hasil keseluruhan unsur daya tarik yang dinilai maka setelah dijumlahkan didapat nilai sebesar 129,82. Setelah itu nilai ini dikalikan degan bobot nilai untuk kriteria daya tarik areal yaitu 6,sehingga dilai untuk kriteria daya tarik Areal Kawasan wisata Pantai Putri Serayi menjadi 129,82x6=778,92. Kemudian nilai ini dibandingkan dengan klasifikasi unsur pengembangan objek wisata alam maka kawasan pantai Putri serayi memiliki daya tarik areal yang Cukup (C) untuk dikembangkan menjadi suatu objek wisata alam. Sedangkan dari hasil penilaian 8 unsur, maka unsur unsur yang paling menonjol di Objek Wisata Pantai Putri Serayi adalah sebagai berikut: 1. Keindahan Alam 30 (23,10%) 2. Sumber Daya Alam Yang Menonjol 21,60 (16,64) 3. Kepekaan Sumber Daya Alam 21,33 (16,44) 4. Pilihan Kegiatan Rekreasi 21,51 (16,6) 5. Ruang Gerak Pengunjung 13,66 (10,52) Berdasarkan hasil penelitian Pantai Putri Serayi memiliki potensi daya tarik areal yang Cukup (C) untuk dikembangkan menjadi suatu objek wisata alam, sedangkan kondisi alamnya terdapat berbagai jenis flora dan fauna, Keunikan ekosistem, kawasan taman laut yang menarik, kawasan perkebunan masyarakat dan sosial budaya daerah sekitar. Dari analisa pada unsur keindahan alam Pantai Putri Serayi maka didapat rata rata skor 30 (23,10%) yang meliputi beberapa sub unsur yaitu: Pandangan Lepas Objek, Pandangan Lepas Menuju Objek, Keserasian Warna dan bangunan dan Kesantaian Suasana. Dari hasil analisis dari 56 responden pada unsur keunikan sumber daya ala mini memiliki sifat keunikan nasional dengan nilai rata rata skor 5,12 (3,94). Dari 56 responden 33 % menyatakan bahwa Pantai Putri Serayi memiliki keunikan nasional, hal ini berdasarkan sebagian responden beranggapan bahwa sumber daya alam yang ada di Pantai Putri Serayi penyebarannya cukup banyak tetapi populasinya relative kecil atau langka sehingga di kategorikan dalam unik Nasional. Dari analisis pada unsur jenis sumber daya alam yang menonjol dari 56 responden didapat rata rata skor 21,60 (16,64%) yang di peroleh dari masing masing unsur yang meliputi Geologi, Flora, Fauna, Air dan Gejala Alam. Berdasarkan analisis dari 56 responden didapat nilai rata rata skor 8,87 (6,84%). Hal ini berpatokan pada kesimpulan para responden yang menilai Pantai Putri Serayi tidak memiliki keutuhan sumber daya alam yang baik dengan sub unsur seperti Geologi, Flora, Fauna dan Lingkungan. Berdasarkan analisis dari 56 responden didapat nilai rata rata skor 21,33 (16,44%). Para responden umumnya menilai bahwa Pantai Putri Serayi cukup terjaga. Hal ini didasari dari kategori sub unsur seperti nilai pengetahuan, kebudayaan, pengobatan dan kepercayaan mereka menilai cukup baik. Berdasarkan 56 responden didapat rata rata skor 21,51 (16,6%). Para pengunjung berpendapat Pantai Putri Serayi memiliki kegiatan kegiatan wisata yang menarik, dari masing masing sub unsur seperti Fotografi, Mendaki bukit, Berkemah, Penyelaman, 314

Pengamatan Flora, Pengamatan Fauna dan Memancing. Berdasarkan analisis dari 56 responden didapat rerata skor 7,69 (5,92%). Sebagian besar responden menilai Pantai Putri Serayi memiliki kebersihan udara dan lokasi yang cukup terjaga dengan baik. Berdasarkan analisa dari 56 responden didapat rerata skor 13,66 (10,52%). Sebagian besar pengunjung menilai ruang gerak pengunjung di kawasan Pantai Putri Serayi adalah lebih dari 50 Ha. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan seluruh kriteria daya tarik areal diperoleh nilai 778,92 sehingga menunjukkan bahwa daya tarik Pantai Putri Serayi masuk dalam kategori Cukup (C) untuk dikembangkan menjadi suatu objek wisata baik wisata hutan maupun bahari. 2. Unsur yang paling menonjol berdasarkan hasil perhitungan seluruh kriteria daya tarik areal di Pantai Putri Serayi adalah unsur Keindahan Alam karena memiliki nilai 30 ( 23,10 %) hasil keseluruhan unsur unsur yang dinilai. 3. Keindahan alam terdiri dari pandangan lepas objek, pandangan lepas menuju objek, keserasian warna dan bangunan, kesantaian suasana dalam objek dan pandangan lingkungan objek. Nilai yang diperoleh adalah 30 (23,10%). 4. Secara keseluruhan dapat di simpulkan bahwa Pantai Putri Serayi Cukup Layak di jadikan sebagai objek wisata terutama bagi masyarakat di Kab. Sambas dan Kalimantan Barat. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian penilaian daya tarik objek wisata pantai putri serayi menghasilkan nilai Cukup (C), untuk meningkatkan Daya Tarik Objek Wisata Pantai Putri Serayi dari nilai Cukup (C) menjadi nilai Baik (B) maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan / diperbaiki, salah satunya adalah memperbaiki unsur unsur daya tarik yang ada di Pantai Putri Serayi. Adapun unsur unsur daya tarik yang bisa diperbaiki adalah Pilihan Kegiatan Rekreasi, Kebersihan Udara dan Lokasi, dan Ruang Gerak Pengunjung, karena ke 3 unsur tersebut dapat di olah kembali atau di perbaharui sehingga dapat membuat para pengunjung lebih tertarik lagi, dan merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih, dan ruang gerak yang lebih luas, sehingga pengunjung lebih bebas bergerak sewaktu mereka melakukan kegiatan rekreasi. 2. Diperlukan peningkatan aksesibilitas sarana dan prasarana penunjang sehingga pengembangan pariwisata di Pantai Putri Serayi akan lebih baik, terutama akses jalan menuju kawasan Pantai Putri Serayi perlu diperbaiki. 3. Perlu adanya dukungan masyarakat dan pemerintah setempat dalam upaya perbaikan dan pengembangan pariwisata di Pantai Putri Serayi. 4. Mempromosikan potensi Pantai Putri Serayi melalui media cetak maupun elektronik, sebagai agenda tujuan wisata Kabupaten Sambas. 5. Perlunya penelitian lanjut yang bersifat membangun dalam perkembangan objek wisata Pantai Putri Serayi. 315

DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 1998. Buku Biru (Sasaran Ukuran Program) Pembinaan Pengembangan Pemanfaatan Objek Wisata Alam. Bogor Departemen Kehutanan, 1987. Wisata Dalam Beberapa Aspek, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak. Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Olahraga. (2011). Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Direktorat Perlindungan Dan Pengawetan Alam.(1990). Wisata Alam. Jakarta. Fandeli, C. 1993. Dasar dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yayasan Obor. Jakarta. Lindberg, K., D.E. Hawkins. 1993. Ekoturisme :Petunjuk Untuk Perencana dan Pengelola. The Ekoturism Society. Jakarta. Undang Undang Nomor 9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan, Jakarta. 316