BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian, lokasi penelitian sangat penting untuk mengetahui letak yang sebenarnya. Lokasi yang di teliti untuk mendapatkan hasil yang dapat di manfaatkan, dalam hal ini adalah pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang Penelitian dilakukan pada tahun 2011/2014 dengan objek penelitian adalah data yang diperoleh dari KPP Madya Tangerang. B. Desain Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian Kausal. Penelitian Kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara satu variable atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variable terkait (dependent variable), Pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak dan pemeriksaan pajak terhadap pajak penghasilan wajib pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang. C. Definisi Operasionalisasi Variabel dan skala Pengukuran Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua katagori: Variable Dependen dan variable Independen.Variabel Dependen di wakili oleh penerimaan Pajak penghasilan sedangkan Variabel Independen di wakili oleh Kepatuhan wajib pajak dan Pemeriksaan wajib pajak. 41
42 1. Variabel Dependent (variabel terikat) Penerimaan Pajak Penghasilan Variabel pada penelitian ini adalah penerimaan pajak penghasilan sebagai variable (Y) merupakan variabel dependen, Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan,pajak pertambahan nilai barang dan jasa,pajak penjualan atas barang mewah,pajak bumi dan bangunan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan,cukai,dan pajak lainnya Pengukuran variable ini mengunakan skala Rasio.dapat dilihat dari jumlah penerimaan pajak penghasilan badan yang diterima KPP Tangerang Madya per bulan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, tidak termasuk sanksi berupa denda ataupun bunga. 2. Variabel Independent (variabel bebas) Kepatuhan Wajib Pajak Badan Variabel pada penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak sebagai variable (X1) yang merupakan variabel Independen,Kepatuhan wajib pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan dewasa ini yang diharapkan di dalam pemenuhannya diberikan secara sukarela. Kepatuhan wajib pajak menjadi aspek penting mengingat sistem perpajakan Indonesia menganut sistem Self Asessment di mana dalam prosesnya secara mutlak memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar dan melapor kewajibannya.kewajiban dan hak perpajakan menurut Safri Nurmantu di atas dibagi ke dalam dua kepatuhan meliputi kepatuhan formal dan kepatuhan material.kepatuhan
43 Wajib Pajak Badan yang digunakan adalah kepatuhan formal, yaitu ketepatan pelaporan SPT dikatakan tepat apabila pelaporan dilakukan sampai dengan tanggal 15 tiap bulannya.sebaliknya, untuk SPT tahunan dikatakan tepat apabila pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 31 Maret tiap tahunnya. Kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini akan diukur mengunakan skala Rasio.dapat dilihat dari jumlah wajib pajak yang patuh di KPP Madya Tangerang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. 3. Variabel Independent (variabel bebas) Pemeriksaan Pajak Variabel pada penelitian ini adalah pemeriksaan wajib pajak sebagai variable (X2) yang merupakan variabel Independen.Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pengukuran variable ini mengunakan skala Rasio Pemeriksaan pajak dapat dilihat dari SKP, yaitu jumlah SKPKB yang diterbitkan oleh KPP Madya Tangerang per bulan dari tahun 2011 sampai dengan 2014. SKPKB digunakan sebagai indikator atau alat ukur pemeriksaan pajak karena merupakan Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang memiliki potensi untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak.
44 Tabel 3.1 Operasional Variabel No Variabel Indikator Skala Pengukuran 1 Kepatuhan Pajak (X1) a.wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. b.mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas c.menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar d.membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya Rasio 2 Pemeriksaan Pajak(X2) a.surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), apabila berdasarkan hasil pemeriksaan pajak diketahui adanya pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar.. 3 Penerimaan pajak(y) a.jika angka kepatuhan pajak rendah, maka secara otomatis akan berdampak pada rendahnya penerimaan pajak sehingga menurunkan tingkat penerimaan APBN Rasio Rasio D. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi dan Sample Populasi penelitian ini tahun 2011 2014 terdapat 3.240 wajib pajak patuh dan terdapat 992 jumlah pemeriksaan dan jumlah penerimaan pajak badan sebesar Rp.9.820.302.652.155.dari populasi yang di ambil adalah per bulan dari masa pajak 2011 2014 yaitu 48 bulan. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel di mana sampel diambil dengan maksud atau tujuan
45 tertentu. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun sampel penelitian diambil perbulan dengan masa pajak tahun 2011-2014 yaitu 48 bulan setelah memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi penerapan definisi operasional variabel. Beberapa kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian pada KPP Madya Tangerang antara lain: 1. Jumlah wajib pajak patuh yaitu semua wajib pajak yang melaporkan SPT tepat waktu sebanyak 3.240 wajib pajak patuh sebelum tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan tahun 2011 sampai dengan 2014. 2. Jumlah semua surat ketetapan pajak yang diterbitkan oleh kantor pelayanan pajak Madya Tangerang tahun 2011 sampai dengan 2014 sebanyak 992 surat yang di terbitkan. 3. Jumlah penerimaan Pajak selama tahun 2011-2014 sebesar Rp. 9.820.302.652.155. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh data yang digunakan sebagai bahan masukan dengan cara : 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Metode penelitian dengan cara mengumpulkan bahan dan data-data yang ada kaitanya dengan objek pembahasan. Kemudian menyusun dan menganalisis data yang telah terkumpul buku-buku, dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan judul yang diambil melalui internet www.bps.go.id 3. Penelitian Lapangan (Field reseach)
46 Yaitu penelitian dengan cara mendatangi langsung ke KPP Madya Tangerang untuk mengamati objek yang dikaji. Teknik pengumpulan data-data dilakukan dengan observasi (pengamatan) secara sistematik. Dimana data-data memiliki keabsahan/kebenaran sehingga penulis dapat mempertanggung jawabkan penulisan ini. 4. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab. Penulis melakukan wawancara dengan pegawai yang bertugas di: Seksi PDI(Pengolahan data dan Informasi) dengan ibu sarah yang membeikan/mencarikan data terkait dengan Penerimaan Pajak Penghasilan dan Jumlah Wajib pajak yang terdaftar di Kpp Madya Tangerang Seksi Pemeriksaan dengan Bapak Suhaidi yang memberikan jumlah ketepan pajak serta memberikan informasi mengenai masalah dalam pemeriksaan. KPP Madya Tangerang. F. Metode Analisis Data Data yang terkumpul selanjutnya di uji dan di analisis dengan Statistical Package for the social sience(spss) versi 19,0. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu disajikan hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel independen dan varibel dependen. Adapun analisis data yang digunakan antara lain: 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi data yang diperoleh dalam pengumpulan data. Adapun hasil yang didapat adalah nilai rata rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum.secara garis besar, metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian
47 adalah statistik referensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dari data yang telah dicatat dan diringkas tersebut (Singgih Santoso, 2005 : 3). Dalam praktek, statistik infrensi dapat dilakukan dengan metode parametrik ataupun metode non parametrik. Penelitian ini menggunakan metode statistik inferensi non parametrik dimana variabel (data) yang diuji bertipe data nominal dan ordinal dimana distribusi data populasinya tidak diketahui kenormalannya (Singgih Santoso, 2005 : 4). 2. Uji Asumsi Klasik Uji penyimpangan asumsi klasik menurut Imam Gozali (2011:07) terdiri dari Uji Normalitas,Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heterokedastisitas a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Data yang normal atau mendekati distribusi normal memiliki bentuk seperti lonceng. Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov Smirnov dengan koreksi Lilliefors. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut : 1) Jika p < 0,05 maka distribusi data tidak normal 2) Jika p > 0,05 maka distribusi data normal
48 b. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali,2001). Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas. Salah satunya adalah dengan cara mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan TOLERANCE. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai dari TOLERANCE adalah 0,1.Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TOLERANCE kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinieritas, maka penanggulangannya adalah salah satu variabel. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2001). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin Watson Statistic. Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
49 Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan ada tidaknya Autokorelasi No Hipotesis Nol Keputusan Jika 1. Tidak ada auto positif Tolak 0 < du < d1 2. Tidak ada autokorelasi positif No decision d1 <= d <= du 3. Tidak ada korelasi negative 4. Tidak ada korelasi negative Tolak 4-d1 < d < 4 No decision 4-du < d < 4-d1 5. Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak Du < d < 4-du Keterangan : DL = batas bawah DW DU = batas atas DW d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang laintetap, maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dan jikavarians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2001).Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2001).Selain dengan menggunakan analisis grafik, pengujian
50 heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji ini mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heterokedastisitas (Ghozali, 2001 ) 3. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh varibel bebas (X) yang meliputi jumlah wajib pajak badan dan pemeriksaan pajak terhadap variable terikat (Y) penerimaan pajak penghasilan. Adapun rumus analisis regresi linear berganda yaitu : Y = a + β1x1 + β2x2 + ε Keterangan : Y = Total penerimaan pajak a = konstanta X1 = Total kepatuhan wajib pajak Badan X2 = Total pemeriksaan pajak β1 = Koefisien regresi jumlah wajib pajak dengan penerimaan wajib pajak badan β2 = Koefisien regresi pemeriksaan pajak dengan penerimaan wajib pajak badan ε = standard error
51 a. Uji Koefisien Determinasi ( R2 ) Untuk menguji seberapa jauh kemampuan model penelitian dalam menerangkan variable dependen, yaitu dengan menghitung koefisien determinasi (adjusted R2). Semakin besar adjusted R2 suatu variable independen, maka menunjukkan semakin dominan pengaruh variable independen terhadap variable dependen.nilai R2 yang telah disesuaikan antara nol dan sampai dengan satu. Nilai adjusted R2 yang mendekati satu berarti kemampuan variablevariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen. Nilai adjusted R2 yang kecil atau dibawah 0,5 berarti kemapuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variable dependen sangat kecil. Apabila terdapat nilai adjusted R2 bernilai negatif, maka dianggap bernilai nol (Imam Gozali, 2011:87) 4. Uji Hipotesis Uji Hipotesis yang di gunakan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis).metode ini di gunakan untuk menguji kuat tidak nya pengaruh dua atau tiga variabel independen terhadap variabel dependen yang nilai signifikanya 0,05 (Ghazali,2011;7) a. Uji F atau ANOVA (Pengujian secara bersama) F-test untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y), langkah-langkahnya sebagai berikut:
52 a) Membuat formula hipotesis 1. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil) Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel bebas (Xi) secara simultan, dengan variable terikat (Y). 2. Ho : βi 0 (hipotesis alternatif) Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Xi) secara simultan, dengan variabel terikat (Y). b) Menentukan nilai F-tabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%.Uji signifikansi bersama sama menggunakan uji F dapat ditulis dengan rumus : R2 /k F = ----------------------- 1- R2 / n-k-1 Keterangan : R2 = koefisien determinasi K = jumlah variabel N = banyaknya data c) Pengambilan keputusan 3. Jika P-value < α = 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 4. Jika P-value > α = 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.hal ini berarti variabel bebas secara simultan
53 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. b. Uji T(Pengujian secara Parsial) T-test adalah untuk menguji bagaimana pengaruh masingmasing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya.pengujian ini dilakukan melalui regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikasi (Sig t) masing masing variable independen dengan taraf sig α= 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α= 0,05, maka hipotesisnya diterima yang artinya variable independent tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α= 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variable independent tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Jika dinyatakan secara statistik adalah sebagai berikut : Ho = βi = 0 Hi = βi = 0 T hitung dicari dengan persamaan sebagai berikut : Koefisien Regresi t-hitung = -------------------------------------- Standar Deviasi Jika t- hitung > dari t- tabel (α. df) maka Ho ditolak, dan Jika t- hitung < dari t- tabel (α. df) maka Ho diterima