BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel terikat (mekanisme

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

deskriptif korelation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak mengadakan perlakuan terhadap variabel penelitian melainkan mengkaji faktafakta yang telah terjadi dan pernah dilakukan oleh subyek penelitian (Notoatmodjo, 2005). Metode penelitian yang digunakan adalah study komparatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara tingkat kemandirian pada lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso dengan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional non eksperimental, yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2002). Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan kenyataan yang ada secara objektif tingkat kemandirian lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso dengan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. 24

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi menurut Arikunto (2006) dan Nursalam (2003), menyatakan bahwa populasi adalah subjek penelitian, dimana seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi menurut Sugiyono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso sebanyak 155 jiwa dan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang sebanyak 115 jiwa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2007). Sampel menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Lansia yang digunakan adalah lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso dan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang yang memenuhi kiteria inklusi yaitu kriteria yang dapat mewakili dari sampel penelitian dan memenuhi syarat-syarat berbagai sampel (Alimul, 2003). Adapun kriteria inklusi sebagai berikut : a. Lansia laki-laki atau perempuan yang berusia minimal 60 tahun 25

b. Mampu komunikasi secara verbal c. Bersedia menjadi responden d. Lansia yang mandiri maupun lansia yang tidak mandiri Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat dijadikan sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian karena berbagai sebab (Alimul, 2003). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : a. Menolak menjadi responden b. Tidak selesai diwawancara Menurut Notoatmodjo (2005), untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 maka untuk menetapkan jumlah sampel menggunakan formulasi sederhana, yaitu : N n = 1+ N d 2 ( ) Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan n = 270 1+ 270 2 ( 0,05 ) n = 160 26

Lansia yang ada di keluarga 155 = x 160 270 = 92 orang Lansia yang ada di Panti Wredha 115 = x 160 270 = 68 orang Dari rumus diatas diperkirakan perolehan besar sampel dengan jumlah lansia yang ada di keluarga 92 orang dan lansia yang ada di Panti Wredha 68 orang ditetapkan secara proportional random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak berdasarkan proporsi (Sugiono, 2007). 27

C. Definisi Operasional, Variabel dan Skala Penelitian 1. Definisi Operasional No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala 1. Tingkat Kemampuan lansia Interval kemandirian untuk melakukan lansia aktifitas fungsional yang didasarkan atas 10 komponen Indeks Barthel pada lansia Diukur dengan wawancara terstruktur yang ada di Indeks Barthel yang terdiri dari 10 pertanyaan : 1. Makan dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 2. Berpindah dari ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk ditempat tidur dengan nilai bantuan 5-10 dan mandiri 15 3. Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menggosok gigi dengan nilai bantuan 0 dan mandiri 5 4. Aktivitas di toilet (menyemprot, mengelap) dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 5. Mandi dengan nilai bantuan 0 dan mandiri 5 6. Berjalan dijalan yang datar (jika tidak mampu berjalan, lakukan dengan kursi roda) dengan nilai bantuan 10 dan mandiri 15 7. Naik turun tangga dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 9. Mengontrol defekasi dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 10. Mengontrol & berkemih dengan bantuan 5 dan mandiri 10 Merupakan kumpulan skor yang dapat dijelaskan sebagai berikut = Tinggi =100 Rendah = 45 dengan kriteria Penilaian 0-45= ketergantungan penuh 45-61 = ketergantungan berat / sangat tergantung 62-90 = ketergantungan moderat 91-99 = ketergantungan ringan 100 = mandiri 28

2. Variabel Penelitian a. Variabel bebas (independen) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Alimul, 2002). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lansia yang ada di keluarga dan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. b. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Alimul, 2002). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kemandirian. D. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data dengan metode yang ditentukan oleh peneliti (Arikunto, 2006). Untuk data dalam penelitian ini menggunakan metode : Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Sugiono, 2007). Hal ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu wawancara yang sudah ada panduannya berupa pertanyaan yang telah disusun sesuai kebutuhan penelitian (Wasis, 2008). Adapun pengumpulan data sebagai berikut : a. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dimana peneliti mendatangi posyandu lansia yang ada di Desa Temuroso dan di Panti Wredha 29

Pucang Gading Semarang dengan responden yang berusia minimal 60 tahun satu persatu yang telah bersedia menjadi responden. b. Pada saat penelitian, peneliti melakukan wawancara terstruktur pada responden satu persatu dengan menggunakan lembar pertanyaan yang ada didalam indeks barthel. 2. Alat Pengumpulan data (instrumen penelitian) Alat pengumpulan data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yang disampaikan langsung kepada responden untuk mengukur tentang tingkat kemandirian lansia yang ada di keluarga dan lansia yang ada di Panti Wredha. Dengan menggunakan Indeks Barthel, yang terdiri dari sepuluh pertanyaan (Pudjiastuti, 2003) : a. Makan dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 b. Berpindah dari ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk ditempat tidur dengan nilai bantuan 5-10 dan mandiri 15 c. Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menggosok gigi dengan nilai bantuan 0 dan mandiri 5 d. Aktivitas di toilet (menyemprot, mengelap) dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 e. Mandi dengan nilai bantuan 0 dan mandiri 5 f. Berjalan dijalan yang datar (jika tidak mampu berjalan, lakukan dengan kursi roda) dengan nilai bantuan 10 dan mandiri 15 g. Naik turun tangga dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 30

h. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 i. Mengontrol defekasi dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 j. Mengontrol & berkemih dengan nilai bantuan 5 dan mandiri 10 Dengan penilaian 0-20 (ketergantungan penuh), 21-61 (ketergantungan berat / sangat tergantung), 62-90 (ketergantungan moderat), 91-99 (ketergantungan ringan), dan 100 (mandiri). 3. Uji validitas dan reliabilitas a. Uji validitas Uji validitas yang akan digunakan untuk mengukur relevan tidaknya pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian (Notoatmojo, 2003). Hasil perhitungan tiap tiap item dibandingkan dengan tabel nilai Product Moment. Apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan ternyata signifikan (p value < 0,05) atau r hitung lebih dari r tabel, maka item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan. Namun apabila tidak signifikan (p value < 0,05) atau r hitung lebih kecil dari r tabel, maka item pertanyaan tersebut tidak valid (Sugiyono, 2005). Untuk melakukan uji validitas ini dilakukan uji coba wawancara terstruktur terhadap 20 lansia di Desa Temuroso. Sampel yang digunakan dalam kegiatan uji coba wawancara terstruktur ini tidak di ikutkan sebagai sampel penelitian. 31

Hasil uji validitas tingkat kemandirian lansia dalam rentang 0,469 0,793 artinya wawancara terstruktur tingkat kemandirian tersebut valid karena nilai tersebut lebih besar dari r tabel (0,444). b. Uji reliabilitas Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan telah reliabel ( Notoatmojo, 2003). Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (Notoatmojo, 2003). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan Alpha Cronbach. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika di peroleh nilai alpha 0,60 (Sugiyono, 2005) Hasil uji reliabilitas tingkat kemandirian lansia dengan nilai α = 0,8668 artinya wawancara terstruktur tingkat kemandirian lansia tersebut reliabilitas tinggi karena nilai Alpha Cronbach melebihi angka kritik (0,60) dan mendekati nilai 1. E. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Metode Pengolahan Data Menurut Damin (2003), setelah melakukan wawancara terstruktur oleh responden, maka data diolah melalui tahapan sebagai berikut : a. Editing Yaitu meneliti kembali apakah isian dalam lembar wawancara terstruktur sudah lengkap dan diisi, editing dilakukan ditempat 32

pengumpulan data, sehingga jika ada kekurangan data dapat segera dikonfirmasikan pada responden yang bersangkutan. b. Coding Yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masingmasing jawaban dengan kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembaran label kerja guna mempermudah dalam membaca. Caranya adalah buka program SPSS (Statistical Program for Social for Windows System, klik variabel view kemudian klien value, muncul value labels. Isi kode dengan kode angka misal 0 pada kolom value kemudian keterangan tidak pernah pada kolom value label, klik add, dan seterusnya. Kemudian klik OK, maka jawaban akan terformat secara otomatis. c. Entry data Yaitu proses memasukkan data kedalam kategori tertentu untuk dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS d. Tabulating Yaitu langkah memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabeltabel sesuai kriteria yang telah ditentukan. e. Cleaning Yaitu mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak, membuang data yang sudah dipakai. 33

2. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS for windows release. a. Analisa deskriptif (Univariat) Analisa deskriptif (Univariat) adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisa variabel yang ada secara deskriptif. Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan tingkat kemandirian lansia yang ada di keluarga denga lansia yang ada di Panti Wredha dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan menggunakan nilai pemusatan data (mean, modus, median), dan nilai penyebaran data (standar deviasi dan minimum-maksimum). b. Analisa analitisk (Bivariat) Analisa analitik (Bivariat) untuk mengetahui perbedaan tingkat kemandirian lansia yang ada di keluarga denga lansia yang ada di Panti Wredha dilakukan uji statistik. Sebelum menggunakan uji-t Independent, yaitu untuk mengetahui perbedaan dua sampel independent dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorof Smirmov diperoleh hasil nilai p-value tingkat kemandirian lebih dari 0,05 artinya data ini normal dan jika setelah dilakukan uji-t Independent p-value < 0,05, maka ada perbedaan antara tingkat kemandirian lansia yang ada di keluarga dengan lansia yang ada di Panti Wredha. Akan tetapi, jika data berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji Mann Whitney (Nursalam, 2003). 34

F. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti akan memperhatikan masalahmasalah etika penelitian yang meliputi : 1. Informed consent (informasi untuk responden) Diberikan pada responden yang diteliti yang memenuhi kriteria, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan. Subjek yang sedia menjadi responden menandatangani lembar persetujuan untuk dijadikan sebagai responden. 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan responden, tetapi lembar persetujuan diberi kode yang hanya diketahui oleh peneliti. 3. Confidentiality (kerahasiaan informasi) Responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil suatu penelitian (Alimul, 2003). G. Jadwal Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai awal bulan November 2008, secara rinci dapat dilihat pada lampiran ke-4. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilaksanakan di Desa Temuroso dan Panti Wredha Pucang Gading Semarang. Responden pada penelitian ini adalah lansia yang ada di keluarga dan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara tingkat kemandirian lansia yang ada di keluarga Desa Temuroso dengan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang, yang diperoleh dari jawaban wawancara dari responden. B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 Juni 30 Juli 2009. Adapun responden pada penelitian ini adalah lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso sebanyak 92 lansia dan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang sebanyak 68 lansia. Karakteristik responden yang akan disajikan pada pengkajian data berikut ini ada dua, meliputi usia & jenis kelamin dari lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso dengan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang yaitu sebagai berikut : 36

1. Karakteristik Responden a. Usia Lansia 1) Lansia di keluarga Tabel 4.1 Tabel hasil statistik responden berdasarkan usia pada lansia yang bertempat tinggal di keluarga (n=92) di Desa Temuroso tahun 2009 Usia Mean Median Modus Min Max Usia 65,77 64,00 62 60 77 Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa usia responden rata-rata adalah usia 65,77 tahun, nilai median adalah pada usia 64,00 tahun, sedangkan nilai modus adalah pada usia 62 tahun, maksimum berada pada angka 77 dan minimum berada pada angka 60. 2) Usia lansia di Panti Wredha Tabel 4.2 Tabel hasil statistik responden berdasarkan usia pada lansia yang bertempat tinggal di Panti Wredha Pucang Gading Semarang (n=68) tahun 2009 Usia Mean Median Modus Min Max Usia 71,59 70,00 70 60 89 Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa usia responden rata-rata adalah usia 71,59, nilai median adalah pada usia 70,00 tahun, sedangkan nilai modus adalah pada usia 70 tahun, maksimum berada pada angka 89 dan minimum berada pada angka 60. 37

b. Jenis Kelamin Jenis kelamin laki-laki dan perempuan, baik dikeluarga maupun di Panti Wredha, jumlah jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini. 1) Jenis kelamin lansia di keluarga Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada lansia yang bertempat tinggal di keluarga (n=92) di Desa Temuroso tahun 2009 Jenis kelamin Frekuensi Presentase % Laki-laki Perempuan 45 47 48,9 51,1 Jumlah 92 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi responden diatas berdasarkan jenis kelamin pada lansia yang bertempat tinggal di keluarga di Desa Temuroso diketahui bahwa jumlah lansia perempuan 47 (51,1%) lebih banyak daripada jenis kelamin lakilaki sebanyak 45 (48,9%). Hal ini menunjukkan bahwa lansia dengan jenis kelamin perempuan di keluarga lebih banyak dari jenis kelamin laki-laki. 2) Jenis kelamin lansia di Panti Wredha Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada lansia yang bertempat tinggal di Panti Wredha Pucang Gading Semarang (n=68) tahun 2009 Jenis kelamin Frekuensi Presentase % Laki-laki Perempuan 21 47 30,9 69,1 Jumlah 68 100 38

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi responden diatas berdasarkan jenis kelamin pada lansia yang bertempat tinggal di Panti Wredha Pucang Gading Semarang, diketahui bahwa jumlah lansia perempuan sebanyak 47 (69,1%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 (30,9%). Hal ini menunjukkan bahwa lansia dengan jenis kelamin perempuan di Panti Wredha lebih banyak dari jenis kelamin laki-laki. 2. Hasil Analisis Univariat Hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melewati proses pengolahan data, didapatkan hasil bahwa antara lansia yang ada di keluarga dengan lansia yang ada di Panti Wredha terdapat perbedaan dalam tingkat kemandirian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada dua tabel berikut ini. a. Kemandirian lansia di keluarga Tabel 4.5 Tabel hasil statistik responden berdasarkan kemandirian lansia yang ada di keluarga (n=92) di Desa Temuroso tahun 2009 Kemandirian Mean Median Modus Std. Min Max Deviasi Kemandirian 91,91 100,00 100,00 14,37 45,00 100,00 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kemandirian responden rata-rata adalah 91,91, nilai median 100,00 dan nilai modus 100,00. Standar deviasi 14,37, maksimum berada pada angka 100,00 dan minimum 45. 39

b. Kemandirian lansia di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tabel 4.6 Tabel hasil statistik responden berdasarkan kemandirian lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang (n=68) tahun 2009 Kemandirian Mean Median Modus Std. Min Max Deviasi Kemandirian 80,37 90,00 100,00 20,81 45,00 100,00 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kemandirian responden rata-rata adalah 80,37, nilai median 90,00 dan nilai modus 100,00. Standar deviasi 20,81, maksimum berada pada anagka 100,00 dan minimum berada pada angka 45,00. 3. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.7 Tabel hasil uji T independent tingkat kemandirian lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso dengan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang tahun 2009 Variabel Mean Standar deviasi SE P value Kemandirian lansia di keluarga 92,647 12,710 2,524 0,000 Kemandirian lansia di panti 80,368 20,810 1,541 Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa rata-rata kemandirian lansia yang ada di keluarga 92,647 dengan standard deviasi 12,710 sedangkan rata-rata kemandirian lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading 80,368 dengan standard deviasi 20,810. Hasil uji statistic didapatkan nilai P value 0,000 berarti pada α 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata kemandirian lansia yang ada di keluarga di Desa Temuroso dengan lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. 40