BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

Transkripsi:

31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem focused coping (Y) sebagai variabel terikat serta untuk melihat apakah ada atau tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Alat ukur yang akan digunakan yaitu dengan skala untuk kreativitas dan skala untuk problem focused coping. Secara skematis model hubungan antara variabel dapat digambarkan sebagai berikut : X Y B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kreativitas : Variabel bebas (X) b. Problem Focused Coping : Variabel terikat (Y) 2. Definisi Operasional Variabel a. Kreativitas Definisi operasional kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan umum yang dimiliki setiap anggota sanggar kesenian untuk

32 menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan gagasan-gagasan baru sehingga hal tersebut dapat diterapkan dalam proses pemecahan masalah. Kreativitas tersebut akan diukur melalui ciri-ciri yang dikemukakan oleh Guilford, yaitu: 1. Aptitude, yaitu ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir yang ditunjukan dengan kemampuan berfikir lancar, kemampuan berfikir luwes (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berfikir. 2. Non-aptitude, yaitu ciri-ciri kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan yang ditunjukan dengan kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik dan kemandirian. b. Problem Focused Coping (PFC) Definisi operasional problem focused coping adalah upaya yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi secara langsung. Pada penelitian ini yaitu individu yang menjadi anggota sanggar kesenian dan teater. Problem focused coping tersebut akan di ukur melalui aspek-aspek yang dicetuskan oleh Aldwin dan Revenson, yaitu: a. Controlles (kehati-hatian), yaitu ketika individu didalam kesehariannya mengalami suatu permasalahan maka individu tersebut berusaha untuk memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut, meminta pendapat orang lain, mengevaluasi strategi pemecahan masalah yang pernah dilakukan dan bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu.

33 b. Instrumental Action (tindakan instrumental), yaitu ketika individu dihadapkan pada suatu masalah maka individu tersebut berusaha menghadapi masalah secara langsung dan menyusun rencana atau langkah-langkah yang akan dilakukan. c. Negotiation (negosisasi), yaitu melibatkan orang lain dalam pemecahan masalah yang dibutuhkan. Artinya disini ada peran orang lain dalam pemecahan masalah yang akan dilakukan terhadap masalah yang sedang dihadapi. C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi (Kamaruddin, 2012) adalah seluruh individu atau unit-unit yang menjadi target penelitian. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh individu yang menjadi anggota sanggar Sri Gemilang dan Sanggar Citra Sebati yang terdapat di kota Tembilahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Merupakan anggota sanggar kesenian. b. Berusia antara 15 s/d 25 tahun. c. Memiliki prestasi dibidang kesenian. Jumlah anggota sanggar Sri gemilang sebanyak 72 orang dan jumlah anggota sanggar Citra Sebati sebanyak 63 orang sehingga total populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 135 orang.

34 2. Subjek Penelitian. Arikunto (2010) berpendapat jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, maka sebaiknya subjek diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini merupakan penelitian populasi karena peneliti menggunakan seluruh subjek penelitian yaitu sebanyak 135 orang anggota sanggar Sri Gemilang dan sanggar Citra Sebati. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data didapat dari instrumen penelitian yang digunakan peneliti sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala kreativitas dan skala problem focused coping (PFC). 1. Alat Ukur Untuk memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan variabel yang diteliti maka dibuat suatu skala psikologi yang dikembangkan dari definisi operasional tentang variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu skala kreativitas dan skala problem focused coping (PFC). Tahap selanjutnya akan dilakukan penilaian atau skoring pada kedua skala tersebut.

35 a. Alat Ukur Kreativitas. Variabel kreativitas diungkap dengan menggunakan skala yang dibuat dan disusun berdasarkan teori Guilford (dalam Munandar, 1999). Model skala kreativitas ini menggunakan model modifikasi skala Likert yang dibuat dalam empat pilihan jawaban dengan menghilangkan jawaban netral. Hal ini dilakukan untuk menghindari jawaban subjek yang mengelompok. Untuk penelitian ini nilai diberikan berkisar dari 1 (satu) hingga 4 (empat), dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk pernyataan favorable: 1. Nilai 4 (empat) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 3 (tiga) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 2 (dua) jika jawaban TS (tidak setuju), dan 4. Nilai 1 (satu) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Untuk pernyataan Unfavorable: 1. Nilai 1 (satu) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 2 (dua) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 3 (tiga) jika jawaban TS (tidak setuju), dan 4. Nilai 4 (empat) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Jumlah aitem sebanyak 42 aitem dengan rincian pada tabel berikut:

36 Tabel 3.1 Blue Print Skala Kreativitas Sebelum Try Out (X) No. Indikator Nomor Aitem Jumlah 1. Kemampuan berfikir lancar 1, 15, 29 2, 16, 30 6 2. Kemampuan berfikir luwes 3, 17, 31 4, 18, 32 6 3. Orisinil dalam berfikir 5, 19, 33 6, 20, 34 6 4. Kepercayaan diri 7, 21, 35 8, 22, 36 6 5. Keuletan 9, 23, 37 10, 24, 38 6 6. Apresiasi estetik 11, 25, 39 12, 26, 40 6 7. Kemandirian 13, 27, 41 14, 28, 42 6 Jumlah 21 21 42 b. Alat Ukur Problem Focused Coping Skala problem focused coping disusun berdasarkan teori Aldwin dan Reveson (dalam Mastuti, 2010) dengan menggunakan metode skala Likert yang dimodifikasi dalam empat pilihan jawaban. Untuk penelitian ini nilai diberikan berkisar dari 1 (satu) hingga 4 (empat), dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk pernyataan favorable: 1. Nilai 4 (empat) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 3 (tiga) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 2 (dua) jika jawaban TS (tidak setuju), dan 4. Nilai 1 (satu) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Untuk pernyataan Unfavorable: 1. Nilai 1 (satu) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 2 (dua) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 3 (tiga) jika jawaban TS (tidak setuju), dan

37 4. Nilai 4 (empat) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Jumlah aitem sebanyak 39 aitem dengan rincian pada tabel berikut: Tabel 3.2 Blue Print Skala Problem Focused Coping Sebelum Try Out (Y) No. Aspek Nomor Aitem Jumlah 1. Controlles 1, 7, 13, 19, 4, 10, 16, 22, 13 (kehati-hatian) 25, 31, 37 28, 34 2. Instrumental Action 5, 11, 17, 23, 2, 8, 14, 20, 13 (tindakan instrumental) 29, 35 26, 32, 38 3. Negotiation 3, 9, 15, 21, 6, 12, 18, 24, 13 (negosiasi) 27, 33, 39 30, 36 Jumlah 20 19 39 2. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini untuk uji validitas digunakan tekhnik correlation product moment dari Pearson (dalam Azwar, 2009) dengan bantuan program SPSS 20 For Windows, dengan cara menghubungkan atau mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya. b. Reliabilitas Reliabilitas diterjemahkan dari kata realibility. Pengukuran yang Reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil penelitian dapat di percaya secara empirik

38 (Azwar, 2004). Uji reliabilitas menggunakan tekhnik alpha dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20 For Windows melalui komputer. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 s/d 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka akan semakin tinggi reliabilitasnya. Begitu juga sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitasnya. E. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian ini dilaksanakan, maka alat ukur yang akan digunakan harus diujicobakan (try out) terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperoleh aitem-aitem yang layak agar dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Uji coba ini dilakukan kepada 76 subjek yang mempunyai karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu anggota Sanggar Latah Tuah dan Sanggar Kasimiyah UIN Suska Riau. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ke sahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) guna mendapat instrumen yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 9 September 2013 s/d 19 September 2013. Setelah uji coba dilaksanakan, kemudian dilakukan penyekoran terhadap hasil yang diterima dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas setiap aitem skala dengan menggunakan analisis program SPSS 20 for windows.

39 1. Uji Validitas Untuk mendapatkan aitem-aitem yang valid dilakukan uji coba terhadap kedua alat ukur kepada 76 subjek uji coba. Dari 42 aitem skala kreativitas, 32 aitem dinyatakan valid dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,265 sampai 0,588. Selebihnya 10 aitem dinyatakan gugur karena < 0,25. Rincian aitem-aitem yang valid dan yang gugur dapat dilihat pada tabel 3.3 dan 3.4 berikut: Tabel 3.3 Blue Print Skala Kreativitas yang Valid No. Indikator Aitem Valid Total 1. Kemampuan berfikir lancar 1 2, 16, 30 4 2. Kemampuan berfikir luwes 17, 31 4, 32 4 3. Orisinil dalam berfikir 5, 19, 33 20, 34 5 4. Kepercayaan diri 21, 35 8, 22, 36 5 5. Keuletan 23, 37 10, 24, 38 5 6. Apresiasi estetik 39 12, 26 3 7. Kemandirian 13, 27, 41 14, 28, 42 6 Jumlah 14 18 32 Tabel 3.4 Blue Print Skala Kreativitas yang Gugur No. Indikator Aitem Gugur Total 1. Kemampuan berfikir lancar 15, 29-2 2. Kemampuan berfikir luwes 3 18 2 3. Orisinil dalam berfikir - 6 1 4. Kepercayaan diri 7-1 5. Keuletan 9-1 6. Apresiasi estetik 11, 25 40 3 7. Kemandirian - - - Jumlah 7 3 10

40 Setelah diperoleh aitem-aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor-nomor pada aitem pada aitem sebelumnya, maka disusun blue print yang baru untuk penelitian yang berisikan aitem-aitem yang sahih atau yang valid saja. Adapun blue print tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Blue Print Skala Kreativitas untuk Penelitian No. Indikator Aitem Total 1. Kemampuan berfikir lancar 1 2, 10, 21 4 2. Kemampuan berfikir luwes 11, 22 3, 23 4 3. Orisinil dalam berfikir 4, 12, 24 13, 25 5 4. Kepercayaan diri 14, 26 5, 15, 27 5 5. Keuletan 16, 28 6, 17, 29 5 6. Apresiasi estetik 30 7, 18 3 7. Kemandirian 8, 19, 31 9, 20, 32 6 Jumlah 14 18 32 Kemudian pada skala problem focused coping, dari 39 aitem skala problem focused coping, 32 aitem dinyatakan valid dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,263 sampai 0,538. Selebihnya 7 aitem dinyatakan gugur karena < 0,25. Rincian aitem-aitem yang valid dan yang gugur dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7 berikut:

41 Tabel 3.6 Blue Print Skala Problem Focused Coping yang Valid No. Indikator 1. Controlles (kehati-hatian) 2. Instrumental Action (tindakan instrumental) Favorable 1, 7, 13, 19, 25, 31 5, 17, 23, 29, 35 Aitem Valid Unfavorable 10, 22, 28, 34 2, 14, 20, 26, 32, 38 Total 3. Negotiation (negosiasi) 3, 9, 15, 6, 12, 18, 24, 11 21, 33 30, 36 Jumlah 16 16 32 Tabel 3.7 Blue Print Skala Problem Focused Coping yang Gugur No. Indikator 1. Controlles (kehati-hatian) 2. Instrumental Action (tindakan instrumental) 10 11 Aitem Gugur Total 37 4, 16 3 11 8 2 3. Negotiation (negosiasi) 27, 39-2 Jumlah 4 3 7 Setelah diperoleh aitem-aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor-nomor pada aitem pada aitem sebelumnya, maka disusun blue print yang baru untuk penelitian yang berisikan aitem-aitem yang sahih atau yang valid saja. Adapun blue print tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

42 Tabel 3.8 Blue Print Skala Problem Focused Coping untuk Penelitian No. Indikator Aitem Total 1. Controlles (kehati-hatian) 1, 6, 10, 15, 8, 18, 23, 29 10 21, 26 2. Instrumental Action (tindakan instrumental) 4, 13, 19, 24, 30 2, 11, 16, 22, 27, 32 11 3. Negotiation (negosiasi) 3, 7, 12, 17, 5, 9, 14, 20, 11 28 25, 31 Jumlah 16 16 32 2. Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan pada skala kreativitas, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,871 dan pada skala problem focused coping diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,867 Artinya skala kreativitas dan skala problem focused coping memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi sehingga reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. F. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment dari Pearson (Azwar, 2009). Data hasil pengukuran kreativitas yang diperoleh melalui skala akan dikorelasikan dengan data hasil pengukuran problem focused coping yang juga diperoleh melalui skala.

43 Tabel 3.7 Rincian Jadwal Penelitian G. Jadwal Penelitian No. Jenis Kegiatan Masa Pelaksanaan 1. Pengajuan Sinopsis 26 Januari 2012 2. Judul Diterima 24 Februari 2012 4. Hari Pertama Bimbingan 5 Maret 2012 5. ACC Proposal 24 Maret 2013 6. Ujian Proposal 1 Mei 2013 7. Skala Siap di Try Out 7 Juli 2013 8. Try Out (uji coba alat ukur) 9 Sept 2013-19 Sept 2013 9. Penelitian 26 Sept 2013-4 Okt 2013 10. Ujian Hasil 13 November 2013 11. Ujian Munaqasah 8 Januari 2014