31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem focused coping (Y) sebagai variabel terikat serta untuk melihat apakah ada atau tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Alat ukur yang akan digunakan yaitu dengan skala untuk kreativitas dan skala untuk problem focused coping. Secara skematis model hubungan antara variabel dapat digambarkan sebagai berikut : X Y B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kreativitas : Variabel bebas (X) b. Problem Focused Coping : Variabel terikat (Y) 2. Definisi Operasional Variabel a. Kreativitas Definisi operasional kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan umum yang dimiliki setiap anggota sanggar kesenian untuk
32 menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan gagasan-gagasan baru sehingga hal tersebut dapat diterapkan dalam proses pemecahan masalah. Kreativitas tersebut akan diukur melalui ciri-ciri yang dikemukakan oleh Guilford, yaitu: 1. Aptitude, yaitu ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir yang ditunjukan dengan kemampuan berfikir lancar, kemampuan berfikir luwes (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berfikir. 2. Non-aptitude, yaitu ciri-ciri kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan yang ditunjukan dengan kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik dan kemandirian. b. Problem Focused Coping (PFC) Definisi operasional problem focused coping adalah upaya yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi secara langsung. Pada penelitian ini yaitu individu yang menjadi anggota sanggar kesenian dan teater. Problem focused coping tersebut akan di ukur melalui aspek-aspek yang dicetuskan oleh Aldwin dan Revenson, yaitu: a. Controlles (kehati-hatian), yaitu ketika individu didalam kesehariannya mengalami suatu permasalahan maka individu tersebut berusaha untuk memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut, meminta pendapat orang lain, mengevaluasi strategi pemecahan masalah yang pernah dilakukan dan bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu.
33 b. Instrumental Action (tindakan instrumental), yaitu ketika individu dihadapkan pada suatu masalah maka individu tersebut berusaha menghadapi masalah secara langsung dan menyusun rencana atau langkah-langkah yang akan dilakukan. c. Negotiation (negosisasi), yaitu melibatkan orang lain dalam pemecahan masalah yang dibutuhkan. Artinya disini ada peran orang lain dalam pemecahan masalah yang akan dilakukan terhadap masalah yang sedang dihadapi. C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi (Kamaruddin, 2012) adalah seluruh individu atau unit-unit yang menjadi target penelitian. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh individu yang menjadi anggota sanggar Sri Gemilang dan Sanggar Citra Sebati yang terdapat di kota Tembilahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Merupakan anggota sanggar kesenian. b. Berusia antara 15 s/d 25 tahun. c. Memiliki prestasi dibidang kesenian. Jumlah anggota sanggar Sri gemilang sebanyak 72 orang dan jumlah anggota sanggar Citra Sebati sebanyak 63 orang sehingga total populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 135 orang.
34 2. Subjek Penelitian. Arikunto (2010) berpendapat jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, maka sebaiknya subjek diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini merupakan penelitian populasi karena peneliti menggunakan seluruh subjek penelitian yaitu sebanyak 135 orang anggota sanggar Sri Gemilang dan sanggar Citra Sebati. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data didapat dari instrumen penelitian yang digunakan peneliti sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala kreativitas dan skala problem focused coping (PFC). 1. Alat Ukur Untuk memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan variabel yang diteliti maka dibuat suatu skala psikologi yang dikembangkan dari definisi operasional tentang variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu skala kreativitas dan skala problem focused coping (PFC). Tahap selanjutnya akan dilakukan penilaian atau skoring pada kedua skala tersebut.
35 a. Alat Ukur Kreativitas. Variabel kreativitas diungkap dengan menggunakan skala yang dibuat dan disusun berdasarkan teori Guilford (dalam Munandar, 1999). Model skala kreativitas ini menggunakan model modifikasi skala Likert yang dibuat dalam empat pilihan jawaban dengan menghilangkan jawaban netral. Hal ini dilakukan untuk menghindari jawaban subjek yang mengelompok. Untuk penelitian ini nilai diberikan berkisar dari 1 (satu) hingga 4 (empat), dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk pernyataan favorable: 1. Nilai 4 (empat) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 3 (tiga) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 2 (dua) jika jawaban TS (tidak setuju), dan 4. Nilai 1 (satu) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Untuk pernyataan Unfavorable: 1. Nilai 1 (satu) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 2 (dua) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 3 (tiga) jika jawaban TS (tidak setuju), dan 4. Nilai 4 (empat) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Jumlah aitem sebanyak 42 aitem dengan rincian pada tabel berikut:
36 Tabel 3.1 Blue Print Skala Kreativitas Sebelum Try Out (X) No. Indikator Nomor Aitem Jumlah 1. Kemampuan berfikir lancar 1, 15, 29 2, 16, 30 6 2. Kemampuan berfikir luwes 3, 17, 31 4, 18, 32 6 3. Orisinil dalam berfikir 5, 19, 33 6, 20, 34 6 4. Kepercayaan diri 7, 21, 35 8, 22, 36 6 5. Keuletan 9, 23, 37 10, 24, 38 6 6. Apresiasi estetik 11, 25, 39 12, 26, 40 6 7. Kemandirian 13, 27, 41 14, 28, 42 6 Jumlah 21 21 42 b. Alat Ukur Problem Focused Coping Skala problem focused coping disusun berdasarkan teori Aldwin dan Reveson (dalam Mastuti, 2010) dengan menggunakan metode skala Likert yang dimodifikasi dalam empat pilihan jawaban. Untuk penelitian ini nilai diberikan berkisar dari 1 (satu) hingga 4 (empat), dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk pernyataan favorable: 1. Nilai 4 (empat) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 3 (tiga) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 2 (dua) jika jawaban TS (tidak setuju), dan 4. Nilai 1 (satu) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Untuk pernyataan Unfavorable: 1. Nilai 1 (satu) jika jawaban SS (sangat setuju) 2. Nilai 2 (dua) jika jawaban S (setuju) 3. Nilai 3 (tiga) jika jawaban TS (tidak setuju), dan
37 4. Nilai 4 (empat) jika jawaban STS (sangat tidak setuju) Jumlah aitem sebanyak 39 aitem dengan rincian pada tabel berikut: Tabel 3.2 Blue Print Skala Problem Focused Coping Sebelum Try Out (Y) No. Aspek Nomor Aitem Jumlah 1. Controlles 1, 7, 13, 19, 4, 10, 16, 22, 13 (kehati-hatian) 25, 31, 37 28, 34 2. Instrumental Action 5, 11, 17, 23, 2, 8, 14, 20, 13 (tindakan instrumental) 29, 35 26, 32, 38 3. Negotiation 3, 9, 15, 21, 6, 12, 18, 24, 13 (negosiasi) 27, 33, 39 30, 36 Jumlah 20 19 39 2. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini untuk uji validitas digunakan tekhnik correlation product moment dari Pearson (dalam Azwar, 2009) dengan bantuan program SPSS 20 For Windows, dengan cara menghubungkan atau mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya. b. Reliabilitas Reliabilitas diterjemahkan dari kata realibility. Pengukuran yang Reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil penelitian dapat di percaya secara empirik
38 (Azwar, 2004). Uji reliabilitas menggunakan tekhnik alpha dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20 For Windows melalui komputer. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 s/d 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka akan semakin tinggi reliabilitasnya. Begitu juga sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitasnya. E. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian ini dilaksanakan, maka alat ukur yang akan digunakan harus diujicobakan (try out) terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperoleh aitem-aitem yang layak agar dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Uji coba ini dilakukan kepada 76 subjek yang mempunyai karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu anggota Sanggar Latah Tuah dan Sanggar Kasimiyah UIN Suska Riau. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ke sahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) guna mendapat instrumen yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 9 September 2013 s/d 19 September 2013. Setelah uji coba dilaksanakan, kemudian dilakukan penyekoran terhadap hasil yang diterima dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas setiap aitem skala dengan menggunakan analisis program SPSS 20 for windows.
39 1. Uji Validitas Untuk mendapatkan aitem-aitem yang valid dilakukan uji coba terhadap kedua alat ukur kepada 76 subjek uji coba. Dari 42 aitem skala kreativitas, 32 aitem dinyatakan valid dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,265 sampai 0,588. Selebihnya 10 aitem dinyatakan gugur karena < 0,25. Rincian aitem-aitem yang valid dan yang gugur dapat dilihat pada tabel 3.3 dan 3.4 berikut: Tabel 3.3 Blue Print Skala Kreativitas yang Valid No. Indikator Aitem Valid Total 1. Kemampuan berfikir lancar 1 2, 16, 30 4 2. Kemampuan berfikir luwes 17, 31 4, 32 4 3. Orisinil dalam berfikir 5, 19, 33 20, 34 5 4. Kepercayaan diri 21, 35 8, 22, 36 5 5. Keuletan 23, 37 10, 24, 38 5 6. Apresiasi estetik 39 12, 26 3 7. Kemandirian 13, 27, 41 14, 28, 42 6 Jumlah 14 18 32 Tabel 3.4 Blue Print Skala Kreativitas yang Gugur No. Indikator Aitem Gugur Total 1. Kemampuan berfikir lancar 15, 29-2 2. Kemampuan berfikir luwes 3 18 2 3. Orisinil dalam berfikir - 6 1 4. Kepercayaan diri 7-1 5. Keuletan 9-1 6. Apresiasi estetik 11, 25 40 3 7. Kemandirian - - - Jumlah 7 3 10
40 Setelah diperoleh aitem-aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor-nomor pada aitem pada aitem sebelumnya, maka disusun blue print yang baru untuk penelitian yang berisikan aitem-aitem yang sahih atau yang valid saja. Adapun blue print tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Blue Print Skala Kreativitas untuk Penelitian No. Indikator Aitem Total 1. Kemampuan berfikir lancar 1 2, 10, 21 4 2. Kemampuan berfikir luwes 11, 22 3, 23 4 3. Orisinil dalam berfikir 4, 12, 24 13, 25 5 4. Kepercayaan diri 14, 26 5, 15, 27 5 5. Keuletan 16, 28 6, 17, 29 5 6. Apresiasi estetik 30 7, 18 3 7. Kemandirian 8, 19, 31 9, 20, 32 6 Jumlah 14 18 32 Kemudian pada skala problem focused coping, dari 39 aitem skala problem focused coping, 32 aitem dinyatakan valid dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,263 sampai 0,538. Selebihnya 7 aitem dinyatakan gugur karena < 0,25. Rincian aitem-aitem yang valid dan yang gugur dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7 berikut:
41 Tabel 3.6 Blue Print Skala Problem Focused Coping yang Valid No. Indikator 1. Controlles (kehati-hatian) 2. Instrumental Action (tindakan instrumental) Favorable 1, 7, 13, 19, 25, 31 5, 17, 23, 29, 35 Aitem Valid Unfavorable 10, 22, 28, 34 2, 14, 20, 26, 32, 38 Total 3. Negotiation (negosiasi) 3, 9, 15, 6, 12, 18, 24, 11 21, 33 30, 36 Jumlah 16 16 32 Tabel 3.7 Blue Print Skala Problem Focused Coping yang Gugur No. Indikator 1. Controlles (kehati-hatian) 2. Instrumental Action (tindakan instrumental) 10 11 Aitem Gugur Total 37 4, 16 3 11 8 2 3. Negotiation (negosiasi) 27, 39-2 Jumlah 4 3 7 Setelah diperoleh aitem-aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor-nomor pada aitem pada aitem sebelumnya, maka disusun blue print yang baru untuk penelitian yang berisikan aitem-aitem yang sahih atau yang valid saja. Adapun blue print tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
42 Tabel 3.8 Blue Print Skala Problem Focused Coping untuk Penelitian No. Indikator Aitem Total 1. Controlles (kehati-hatian) 1, 6, 10, 15, 8, 18, 23, 29 10 21, 26 2. Instrumental Action (tindakan instrumental) 4, 13, 19, 24, 30 2, 11, 16, 22, 27, 32 11 3. Negotiation (negosiasi) 3, 7, 12, 17, 5, 9, 14, 20, 11 28 25, 31 Jumlah 16 16 32 2. Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan pada skala kreativitas, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,871 dan pada skala problem focused coping diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,867 Artinya skala kreativitas dan skala problem focused coping memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi sehingga reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. F. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment dari Pearson (Azwar, 2009). Data hasil pengukuran kreativitas yang diperoleh melalui skala akan dikorelasikan dengan data hasil pengukuran problem focused coping yang juga diperoleh melalui skala.
43 Tabel 3.7 Rincian Jadwal Penelitian G. Jadwal Penelitian No. Jenis Kegiatan Masa Pelaksanaan 1. Pengajuan Sinopsis 26 Januari 2012 2. Judul Diterima 24 Februari 2012 4. Hari Pertama Bimbingan 5 Maret 2012 5. ACC Proposal 24 Maret 2013 6. Ujian Proposal 1 Mei 2013 7. Skala Siap di Try Out 7 Juli 2013 8. Try Out (uji coba alat ukur) 9 Sept 2013-19 Sept 2013 9. Penelitian 26 Sept 2013-4 Okt 2013 10. Ujian Hasil 13 November 2013 11. Ujian Munaqasah 8 Januari 2014