ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

Artikel Pendidikan 23

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

BAB VI. PIT DESIGN. Membuat Pit Desaign single bench

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PERIODE DI PIT INUL EAST PT KALTIM PRIMA COAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

PENGARUH KESTABILAN LERENG TERHADAP CADANGAN ENDAPAN BAUKSIT

BAB III METODELOGI. tanggal 8 februari sampai dengan 7 mei Lokasi dalam kajian teknis ini

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

DESIGN OF DISPOSAL AREA FOR MINNING PLAN OF INUL EAST PIT DURING JULI 2013 TO DESEMBER 2014 IN HATARI DEPARTEMENT AT PT KALTIM PRIMA COAL

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI BLOK SELATAN PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SUMATERA SELATAN

ANALISIS POWDER FACTOR DAN FRAGMENTASI HASIL LEDAKAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KUZ-RAM PADA TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Tambang Terbuka (013)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal yang maksimal. Kebutuhan modal yang maksimal. menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan

PRESENTASI TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

DESAIN PIT PENAMBANGAN BATUBARA BLOK C PADA PT. INTIBUANA INDAH SELARAS KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB III LANDASAN TEORI

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

PEMAKAIAN RAMBU-RAMBU TAMBANG. Untung Uzealani, SE Project Manager

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DISAIN TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DENGAN CAD

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

Rencana Rancangan Tahapan Penambangan untuk Menentukan Jadwal Produksi PT. Cipta Kridatama Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

CARA MENGHITUNG CUT AND FILL ANTARA 2 KONTUR DENGAN PROGRAM LAND DESKTOP DEVELOPMENT

Oleh : Sundek Hariyadi 1 dan Rahman 2 ABSTRACT SARI. Dosen Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

ABSTRACT. ANALISIS PRODUKSI MATERIAL SIPIL DAN OVERBURDEN PADA DISPOSAL AREA PT. VALE INDONESIA, Tbk. SARI PENDAHULUAN

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

BAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :

Metode Tambang Batubara

KAJIAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE BLOCK MODEL

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

TEMPAT PENIMBUNAN STOCK PILE AND WASTE DUMP

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

KONSEP DASAR PERENCANAAN TAMBANG 3.1 PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

PERANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUGAMPING UNTUK KEBUTUHAN PABRIK SEMEN DI PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

KAJIAN PENATAAN LAHAN PT. ANTAM (PERSERO) TBK UNIT BISNIS PERTAMBANGAN BAUKSIT TAYAN KECAMATAN TAYAN HILIR KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT SKRIPSI

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

BAB III LANDASAN TEORI

MEMULAI MINESCAPE. A. Membuat Project Minescape Click icon bar exceed, kemudian click icon bar minescape.

Perencanaan Sequence Penambangan Batubara pada Seam 16 Phase 2 di PT. KTC Coal Mining & Energy, Kec. Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 9 No. 2 Februari 2017

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

RANCANGAN TEKNIS DESAIN PUSH BACK PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT 10 DAN PIT 13 PT. KAYAN PUTRA UTAMA COAL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

Oleh : Sujiman 1 dan Nuryanto 2 ABSTRAK

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

LAPORAN PRAKTIKUM III SURVEI TAMBANG. mine progress map

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

Desain Pit untuk Penambangan Batubara di CV Putra Parahyangan Mandri, Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

Penentuan Pit Limit Penambangan Batubara Dengan Metode Lerchs-Grossmann Menggunakan 3DMine Software

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR Arifuddin Ramli 1, Sri Widodo 2 *, Arif Nurwaskito 1 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia 2. Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin Email: srwd007@yahoo.com SARI Pada umumnya pertambangan batubara diindonesia menggunakan metode penambangan tambang terbuka, salah satu penentu keberhasilan metode penambangan ini adalah pengupasan batuan penutup atau over burden yang berada di atas lapisan batubara itu sendiri. Maka dari itu tujuan penelitian ini adalah menghitung dan menganalisis kemajuan penambangan pada kegiatan pengupasan over burden. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran cress, toe, dan spot pada pertambangan batubara menggunakan total station, dari hasil pengukuran ini diolah kemudian dibandingkan volume over burden yang terkupas menggunakan surpac dan prismoidal. Hasil volume over burden yang tertambang dengan surpac minggu pertama yaitu 10,643 m 3, minggu kedua 54,556 m 3, dan pada minggu ketiga 63,596 m 3, sedang hasil perhitungan dengan prismoidal pada minggu pertama 11,66 m 3, minggu kedua 53,99 m 3, dan pada minggu ketiga 64,64 m 3. Jadi dari hasil perbandingan penambangan volume pengupasan over burden antara surpac dan prismoidal pada minggu pertama 1,02, minggu kedua 0,56, dan pada minggu ketiga 1,05. Berdasarkan perbandingan disimpulankan bahwa hasil perhitungan surpac dan prismoidal memiliki perbandingan yang cenderung sama. Kata kunci : Perhitungan, Volume, pengupasan, Over burden, Batubara. ABSTRACT In general, coal mining in indonesia uses the open pit mining method, one of the critical success of this mining method is the stripping of over burden which is above the coal seam itself. Thus the purpose of this research is to calculate and analyze the progress of mining on the activities of over burden stripping. In this study measurement is done through cress, toe, and spot on coal mining using total station, from the measurement results are processed and then compared the volume of the stripped over burden by using surpac and prismoidal. The volume result of the mined over burden by surpac during the first week is 10,643 m 3, second week 54,556 m 3, and on the third week 63,596 m 3, while the calculation result by prismoidal during the first week is 11,66 m 3, second week 53,99 m 3, and on the third week 64,64 m 3. So from the comparison mining volume of stripping over burden between surpac and prismoidal on the first week 1.02, second week 0.56, and third week 1.05. Based on the comparison it is concluded that the surpac and prismoidal have calculation results tend to be similar in comparison. Keywords: Calculation,Volume, stripping, Over burden, Coal. PENDAHULUAN Pada tahapan perencanaan kegiatan penambangan, informasi yang dibutuhkan cukup banyak terutama mengenai geometri dari lokasi yang akan ditambang. Informasi tersebut diperoleh dari kegiatan survey yang dilakukan di lokasi tambang. Informasi dan data yang diperoleh dari kegiatan survey tersebut nantinya akan diolah menjadi data utama yang merupakan dasar pembuatan rancangan tambang (mine design) dan penentuan lokasi yang akan ditambang. Dari design tersebut dapat diketahui jumlah 19

volume dari bahan galian yang akan tertambang serta jumlah volume lapisan tanah penutup (overburden) yang harus dipindahkan. Pada saat kegiatan eksploitasi juga dilakukan survey yaitu dengan tujuan mengevaluasi kemajuan dari tambang atau untuk mengetahui total volume dari bahan galian yang telah ditambang atau OB yang telah dipindahkan serta sisa cadangan dari bahan galian yang belum tergali (Mahfudz, 2015). Dari perhitungan tersebut pula dibuat batas-batas kegiatan penambangan (pit limit). Faktor ini harus diperhatikan untuk menentukan lokasi pembuangan tanah/batuan penutup (waste dump), pabrik pengolahan, bengkel dan fasilitas lainnya. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya mineral tidak saja berarti dapat menggali sebanyak mungkin dengan tetap memperhatikan batasan-batasan lingkungan dan keselamatan kerja sejalan dengan prinsip konservasi, tetapi juga mengandung arti bahwa manfaat ekonomi yang diperoleh haruslah maksimal (Teguh, 2015). Bagaimana merencanakan produksi pengupasan overburden dengan menggunakan alokasi alat gali yang ada dipertambangan untuk mendapatkan stripping ratio yang optimum dan penanganan arah aliran sungai agar target operasi tetap tercapai, dengan tetap memperhatikan masalah drainage, access dan sequence. Tahapan-tahapan penambangan yang baik dirancang dengan penempatan alat gali yang sesuai dengan area kerja sehingga dapat dijadikan arahan dalam operasional pit. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dilakukan perencanaan tambang dan simulasi pengupasan overburden pada pit pertambangan (Herna, 2015). Dengan rumus prismoidal prosedur dan asumsi perhitungan pengerjaan menentukan luas hingga mendapatkan tonnage (ton) sumberdaya bauksit dan top soil dengan metode penampang, yakni 1. Menyimpan file peta kontur dari Surfer 12 dengan format dxf, 2. Buka file pada Auto CAD, buat sepuluh buah penampang dalam arah Utara-Selatan dengan interbal 65 meter antar penampang satu dengan penampang lainnya, 3. Lakukan proses penamaan penampang berdasarkan urutan penampang yang dibuat lalu simpan file dalam bentuk dwg, 4. Setelah itu, buka Auto Land Desktop 2009 untuk dilakukan proses pembuatan peta penampang, 5. Pisahkan 10 penampang untuk top soil dan 10 penampang untuk bauksit, 6. Tahapan lanjutan, atur kedalaman dari litologi hubungan top soil dan bauksit pada Auto CAD software, 7. Hitung luas masing-masing horizon ditiap penampang yangdihitung dengan aplikasi area pada Auto CAD software (Hermansyah, 2016). Pada proses analisis data dilakukan pengumpulan data-data yang didapat kemudian dilakukan proses input, pengolahan, editing dan output yang berupa peta maupun data perhitungan volume. Salah satu proses pengolahan data menggunakan software surpac. Surpac merupakan software yang bisa digunakan dalam kegiatan perencanaan tambang terutama tambang batubara. Dalam mine coal survey ini software surpac digunakan untuk design pembuatan dan pembukaan pit, pengolahan data hasil pengukuran dilapangan yang berupa 2D dan 3D untuk mengetahui bentukan actual dilapangan serta yang terakhir penggambaran dan melakukan perhitungan volume over burden maupun batubara (Bisri, 2012). Atas dasar hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul tersebut, untuk mengetahui kemajuan penambangan pada kegiatan pengupasan over burden, maka digunakanlah salah satu perangkat lunak computer yaitu surpac software, dimana data hasil pengukuran menggunakan total station diolah menggunakan surpac software, dengan pengolahan data tersebut ini bisa memudahkan dalam perhitungan volume pengupasan volume over burden yang sudah digali. METODOLOGI PENELITIAN Hasil pengukuran cress, toe, dan spot dengan alat total station diolah kemudian dihitung dan dianalisis volume over burden yang sudah terkupas. Dimana hasil perhitungan volume pengupasan over burden dibandingkan antara perhitungan surpac dan prismoidal. Pada sistem menggunakan surpac maka di lakukan perhitungan volume OB 20

berdasarkan create DTMs from layer volumes surpac software. Dimana, 1. Add data pada minggu pertama, 2. Membuat boundry, dimana menghubungkan titik titik point spot yang sudah diukur, 3. Lalu add data pengukuran pada minggu kedua untuk menampilkan gambaran 3D dilapangan, 4. Kemudian add ulang data pengukuran pada minggu pertama, 5. Setelah semua tahap tersebut maka dilakukan DTM cut and fill volumes, dimana pada define the first DTM location add minggu pertama, define the second DTM locatian add data minggu kedua, dan define the volume boundary string add boundary minggu pertama yang sudah dibuat. Data tersebut di convert ke pdf dan aplly. Sedangkan Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus prismoidal. (Irvine, 1995). Dimana rumus dilihat dibawah. V = D X (A1 + 4AM + A2 ) 6 Keterangan : V : Volume D : Tinggi A1 : Luas alas A2 : Luas atas Hasil perhitungan minggu pertama Gbr 1. Tampilan boundary pada minggu pertama. pengupasan over burden boundary minggu pertama berdasarkan perhitungan surpac software. adalah 10,643 m 3, dimana jarak rata-rata elevasi boundary adalah penampang atas adalah 48.87795 m 2 dan penampang bawah adalah 48.36626 m 2. Hasil perhitungan volume menggunakan rumus prismoidal diperoleh jumlah over burden yang digali yaitu 11,66 m 3. Hasil perhitungan minggu kedua dan AM adalah luas penampang tengah yang diperoleh dari. HASIL AM = A1 + A2 2 Hasil perhitungan volume OB berdasarkan create DTMs from layer volumes surpac software sebagai berikut: Gbr 2. Tampilan boundary pada minggu kedua. pengupasan overburden boundary minggu kedua berdasarkan perhitungan software. adalah 54,556 m 3, dimana jarak rata-rata elevasi per-boundary adalah penampang atas adalah 74.20152 m 2 dan penampang bawah adalah 72.73045 m 2. Sedang dari hasil perhitungan volume menggunakan rumus 21

prismoidal diperoleh jumlah over burden yang digali yaitu 53,99 m 3. Hasil perhitungan minggu ketiga Jadi dari hasil perhitungan menggunakan surpac dan rumus prismoidal maka didapatkan perbandingan hasil pada minggu pertama 1,02, pada minggu kedua 0,56, dan pada minggu ketiga yaitu 1,05. Selisih dari hasil perhitungan surpac dan prismoidal dikarenakan dalam perhitungan menggunakan computer jumlah angka dibelakang koma tak terhingga, sedangkan pada perhitungan rumus prismoidal dibatasi dua angka dibelakang koma. PEMBAHASAN Gbr 3. Tampilan boundary pada ketiga. minggu pengupasan over burden boundary pada minggu ketiga berdasarkan perhitungan create DTMs from layer volumes surpac software. adalah 63,596 m 3, dimana jarak rata-rata elevasi boundary adalah boundary penampang atas adalah 63.49039 m 2 dan boundary penampang bawah adalah 61.42403 m 2. Sedang dari hasil perhitungan volume menggunakan rumus prismoidal diperoleh jumlah over burden yang digali yaitu 64,64m 3. Dengan diketahuinya kemajuan penambangan sampai dengan minggu ketiga dimana hasil -63,596 m 3 ini karena metode penambangan yang digunakan merupakan sistem tambang terbuka, jadi material penutup bahan galian mengalami pengurangan pada kegitan pengupasan setiap harinya. Tabel 1. Hasil perhitungan pengupasan over burden menggunakan surpac dan prismoidal. WAKTU SURPAC PRISMOIDAL MINGGU 1 10,643 m 3 11,66 m 3 MINGGU 2 54,556 m 3 53,99 m 3 MINGGU 3 63,596 m 3 64,64 m 3 Dari perhitungan volume pengupasan over burden didapatkan hasil atau jumlah over burden yang telah digali dengan menggunakan rumus prosmoidal dan perhitungan volume menggunakan surpac software, maka dengan itu ada beberapa pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan, yaitu, Menentukan ultimate pit slope, yaitu kemiringan umum pada akhir operasi penambangan yang tidak menyebabkan kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil. Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir operasi. Dimensi jenjang/bench, dimensi jenjang juga sangat tergantung pada produksi yang diinginkan alat-alat yang digunakan. Dimensi jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktivitas alat mekanis dan factor keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.kondisi geometric jalan terdiri dari beberapa parameter anatara lain lebar jalan, kemiringan jalan, jumlah jalur, jari-jari belokan, dan jarak yang terdekat dilalui oleh alat angkut. KESIMPULAN Dengan data pengukuran menggunakan total station dapat diketahui kemajuan penambangan pada kegiatan pengupasan volume over burden yang diolah menggunakan surpac dan prismoidal, dimana hasil minggu pertama 10,643 m 3 berbanding 11,66 m 3, minggu kedua 54,556 m 3 berbanding 53,99m 3, dan pada minggu ketiga yaitu 63,596 m 3 berbanding 64,64 m 3. Dengan hasil tersebut memiliki perbandingan pada minggu pertama 1,02, pada minggu kedua 0,56, dan pada minggu 22

ketiga yaitu 1,05. Jadi penulis menarik kesimpulan bahwa hasil perhitungan surpac dan prismoidal memiliki perbandingan yang cenderung sama, UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing dalam kegiatan penelitian Bapak Nathan Patangke dan bapak muhlik dan beserta staf PT. Karya Putra Borneo yang telah memberikan kesempatan, bantuan fasilitas, dan bimbingan selama kegiatan penelitian berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Alfarisi, B. 2012. Perbandingan Deviasi Cut and Fill Antara Data Lidar Dengan Data Original Topo Pada Pembuatan Jalan Hauling Diarea Penambangan Batubata. Kalimantan Timur. Hermansyah. 2016. Perbandingan Laporan Estimasi Cadangan Metode Poligon Dengan Metode Penampang. ITB Bandung Irvine, W. 1995. Peyigihan Untuk Konstrusi. ITB Bandung. Kurnia, A, M. 2015. Evaluasi Penambangan di pit 3 Berdasarkan Pengukuran Survey Kemajuan Tambang Terahadap Ritase Alat Angkut. Kalimantan Selatan. Subriyanto, W, T. 2015. Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara Pada PT. Bartim Metropolitan Perkasa. Banjarmasin. Toban, H. 2015. Perencanaan Produksi Pengupasan Overburden Pada Tambang batubara Periode 2014-2015 dipit Inul East. UPN Veteran Yogyakarta. 23