Kultur Jaringan. Petunjuk Teknis Budidaya Jati. Kultur Jaringan. Laboratorium SEAMEO BIOTROP. Services Laboratory. Ekologi Tumbuh. Analisa Hasil Panen

dokumen-dokumen yang mirip
BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Teknik Budidaya Tanaman Durian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

Cara Menanam Cabe di Polybag

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

PENAWARAN MENJADI INVESTOR

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

PENDAHULUAN Tanaman kelapa kopyor (Cocos nucifera L var. Kopyor) merupakan tanaman kelapa yang secara genetik menghasilkan buah kelapa dengan ciri

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pemupukan lanjutan

Panduan Budidaya Salak Pondoh yang Baik

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

E U C A L Y P T U S A.

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. MATERI DAN METODE

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Teknologi Produksi Ubi Jalar

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar

MODUL BUDIDAYA MELON

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

Transkripsi:

Laboratorium Ekologi Tumbuh Teknik Budidaya Analisa Hasil Panen Kultur Jaringan Services Laboratory SEAMEO BIOTROP SEAMEO BIOTROP Laboratorium Kultur Jaringan SEAMEO BIOTROP sejak tahun 2000 telah memproduksi bibit tanaman berbagai Jati unggul seperti Jati Emas, Jati Prima, dan Jati Biotrop dengan teknik kultur jaringan (tissue culture), untuk pengembangan perbanyakan bibit Jati untuk memenuhi kebutuhan pasar bibit jati di Indonesia. Laboratorium Kultur Jaringan SEAMEO BIOTROP dilengkapi dengan sebuah bangunan laboratrium kultur jaringan modern seluas 1000 m2 dan nursery pembibitan seluas 20.000 m2 terletak di Kota Bogor. Selain itu dilengkapi pula dengan perkebunan untuk riset dan pengembangan tanaman induk seluas 2.000 m2 sehingga dapat menjamin penyediaan bibit dalam jumlah besar, kontinyu dan bermutu tinggi. Petunjuk Teknis Budidaya Jati Kultur Jaringan SEAMEO BIOTROP Laboratorium Kultur Jaringan, SEAMEO BIOTROP Jl. Raya Tajur Km 6, PO BOX 116, Bogor Jawa Barat Tel: 062-0251-8357175, Fax: 062-0251-8357175 Website : http://sl.biotrop.org Contact person: Samsul A. Yani (HP 08129079245), Erina Sulistiani (HP 08129601934)

Bibit Jati Kutur Jaringan Siap Tanam umur 3 bulan Bibit Stump Jati Bibit Stump Jati adalah bibit jati yang dikirimkan dalam bentuk batang dan akar. Bibit Stump Jati diperoleh dari pemangkasan daun dan pucuk serta pembuangan tanah dari awal bibit pohon. Bibit yang sudah siap dikirim direndam dengan larutan nutrisi dan fungisida untuk meningkatkan daya tumbuh serta ketahanan. Keuntungan dari bibit Stump ini adalah pengiriman yang mudah (terutama antar pulau), tahan lama, biaya yang murah, serta tidak mengurangi daya tumbuh bibit dan kualitas. TEKNIS BUDIDAYA JATI KULTUR JARINGAN 1 1. Syarat tumbuh atau Ekologi tumbuh Untuk memperoleh pertumbuhan yang baik dalam pembudidayaan tanaman Jati Kultur Jaringan, maka ada beberapa syarat ekologi yang harus dipenuhi antara lain: Ketinggian tanah (lahan) antara 30-800 meter diatas permukaan laut Curah hujan antara 1500-2500 mm/th, dengan musim kering yang nyata (3-5 bulan). Temperatur berkisar antara 27-36 C Kondisi tanah lempung berpasir adalah yang paling baik, drainasenya baik, solum tanahnya dalam dan minimum pada kedalaman 1.5 meter tidak terdapat batu padas ataupun muka air tanah. Yang terpenting tanah tidak tergenang air PH tanah yang dibutuhkan berkisar 4.5-7. 2. Teknik Budidaya Teknik budidaya tanaman Jati Kultur Jaringan secara garis besar meliputi 4 hal penting yaitu: Persiapan penanaman, pelaksanaan penanaman, pemeliharaan tanaman selama masa pertumbuhan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. A. Persiapan Penanaman Persiapan yang diperlukan dalam penanaman Jati Kultur Jaringan meliputi: a. Bahan dan alat-alat Bibit Jati Kultur Jaringan Pupuk kandang Alat-alat pertanian seperti : cangkul, golok, arit, kored, pisau silet, sprayer, dll Ilustrasi Pembuatan Stump Jati : Pemangkasan batang bagian atas serta sebagian dari akar untuk mempermudah proses pengiriman. Stump jati yang sudah siap, dicuci serta direndam dengan larutan nutrisi & fungisida lalu dibungkus plastik/kertas dan dikemas (packing) didalam duz dan siap dikirimkan. Note: Pembuatan bibit stump dilakukan hanya sebelum pengiriman dan bibit harus ditanam secepatnya (sebaiknya 3-5 hari maksimal sejak pembuatan stump) agar bibit tetap dalam kondisi prima dan tumbuh Ilustrasi Penanaman Bibit Stump Jati : Sampai di tujuan, bibit stump disemaikan dalam polybag ukuran: 15 x 20 cm yang diisi dengan media tanah (top soil), kompos dan sekam dengan perbandingan 3:1:1 dan diteduhkan di bawah 70% shading paranet atau jika tidak ada bisa menggunakan daun kelapa untuk menahan terik sinar matahari. Setelah periode 2 minggu, bibit stump dipupuk dengan NPK 15:15:15 sebanyak ± 15-20 butir ditepi polybag (jangan sampai terkena batang bibit bisa mengakibatkan kematian). Setelah tunas baru tumbuh, dan jika terdapat dua tunas yang tumbuh batang awal dipangkas diagonal sesuai ke arah tunas yang akan dipertahankan menggunakan gunting pangkas batang yang bersih. Batang bekas pangkasan sebaiknya diberikan cat untuk mencegah masuknya penyakit. Pada periode ini juga penyaring matahari sudah bisa dibuka hingga penyinaran matahari 100%. Setelah periode 6-8 minggu, tunas baru tersebut akan tumbuh lurus ke atas menjadi batang pokok dan tanaman pohon siap tumbuh. Pada minggu ke 9-10 bibit sudah siap ditanam di lapangan/kebun. Tingkat keberhasilan pertumbuhan tunas dari bibit stump rata-rata mencapai 100 %. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman Jati Kultur Jaringan agar memperoleh hasil produksi kayu sesuai dengan yang diharapkan, maka ada dua hal yang perlu dicermati dalam budidaya tanaman Jati, yaitu pertama adalah syarat tumbuh (ekologi tumbuhnya) dan tehnik budidayanya. 10

Diamter umur 10 tahunm, 30 cm Diameter umur 5 th, 20 cm Kayu Jati hasil Kutur Jaringan b. Persiapan lahan Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan lahan untuk penanaman meliputi: Land clearing (tebas, tebang, panduk). Lahan dibersihkan dari tegakan-tegakan pohon dan semak-semak sampai ke akarnya. Untuk lahan yang sebelumnya ditumbuhi alang-alang, selain dilakukan pembersihan, perlu juga dilakukan pencangkulan. Pengolahan tanah ini juga perlu dilakukan jika akan melakukan penanaman tumpang sari dengan tanaman lain. Perbandingan Jati Kultur Jaringan dan Jati Konvensional Pengajiran atau pemancangan ajir untuk menentukan jarak tanam. Jarak tanam untuk sistem monokultur adalah 2 x 2.5 m (2000 pohon/ha) atau 2.5 x 2.5 m (1600/ha) atau 3 x 3 m (1200/ha). Jati Kultur Jaringan seragam. Volume kayu yang dihasilkan kurang lebih 3 kali lebih besar dibandingkan Jati konvensional. Tahun Pembuatan lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm, pisahkan tanah galian atas (top soil) dan tanah galian bagian bawah/dalam. Ukuran lubang dapat bervariasi sesuai dengan kesuburan dan kegemburan tanah. Untuk tanah yang relatif lebih subur dan gembur, ukuran lubang dapat dibuat lebih kecil (Gambar 1.1). Pohon Jati Konvensional Kultur Jaringan 5-7 4.0 3.5 16.0 20.0 10 6.0 8.0 17.0 30.0 15 12.0 17.0 20.0 40.0 Masukkan Pupuk Kandang ke setiap lubang tanam, kemudian lubang diberakan/dibiarkan selama 1-2 minggu dan bila memungkinkan taburkan Pestisida tabur seperti Furadan 3G atau Curater untuk sterilisasi. B. Analisa Hasil Panen Jati Kultur Jaringan (2000 pohon/ha) Pelaksanaan Penanaman Dalam melakukan penanaman pohon Jati Kultur Jaringan, tahapan yang sebaiknya dilakukan yaitu : 9 Th ke-5-7 Th ke-10 Th ke-15 Panen (pohon) 1000 350 650 Sisa (pohon) 1000 650-12 15 17 20 27 37 300 238 949 500.000 1.000.000 1.500.000 150.000.000 238.000.000 1.423.500.000 Volume (m3) Harga Jual/m3 (Rp.) Pendapatan (Rp.) a. Siapkan bibit Jati Kultur Jaringan (dalam polybag) dan peralatanperalatan yang dibutuhkan untuk penanaman (cangkul, arit, pisau silet atau cutter, dll). b. Membuka plastik polybag bagian bawah dengan cara memotong atau menyayat plastik bagian bawah secara melingkar menggunakan silet/ Panen Uraian 2 jati kultur jaringan umur 2 bulan setelah tanam

Jati Kutur Jaringan umur 3 tahun cutter ( 1 cm dari dasar polybag) (Gambar 1.2), secara hati - hati jangan sampai sistem perakarannya rusak. Jika akar tunggangnya menembus polybag dan bengkok, maka akar yang bengkok dipotong dan bila memungkinkan polesi ujung akar yang dipotong tersebut dengan ZPT penumbuh akar (misalnya Rootone F atau Rapid Root). Kemudian menyayat plastik bagian samping secara tegak lurus dari bawah ke atas dengan menyisakan 2 cm dari atas (jangan sampai terputus) (Gambar 1.3). Biarkan plastik menempel di media tumbuh atau tanah yang ada dalam polybag. d. Setelah bibit tertutup tanah, tarik secara perlahan-lahan plastik polybag ke atas. Kemudian setelah plastik polybag terlepas padatkan tanah timbunan dengan cara dipijak-pijak dengan kaki. Harus diperhatikan, jangan sampai ada cekungan yang memungkinkan air bisa menggenang (Gambar 1.5). e. Untuk menjaga agar tanaman Jati yang baru ditanam tidak roboh tertiup angin maka sebaiknya diberi ajir/tiang pancang dan diikat dengan tali rafia. Setelah tanaman disiram air secukupnya (Gambar 1.6). Catatan penting : Pelaksanaan penanaman sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan dan tidak pada Catatan penting: Pemeliharaan tanaman jati akan lebih mudah dan menguntungkan apabila dilakukan penanaman jati ditumpangsarikan dengan tanaman palawija seperti kacangkacangan, jagung, ubi jalar, cabai, dll. Pada jarak tanam 2 x 2.5 m, tanaman tumpang sari bisa ditanam pada lajur yang mempunyai lebar 2.5 m. Adanya tanaman tumpangsari akan mempermudah pemeliharaan tanaman jati dalam hal: Pendangiran, penyiangan/pengendalian gulma, dan pemupukan. Tumpang sari dengan tanaman palawija dapat dilakukan hingga tanaman jati berumur 2 tahun. D. Panen dan Pasca Panen Pada saat panen usahakan agar penebangan tidak merusak batang utama tanaman Jati dan dilakukan dengan menggunakan Chain saw. Untuk menghindari adanya blue stin (sejenis jamur kayu) dapat pula kayu dipolesi dengan fungisida setelah tebang. Apabila budidaya dilakukan dengan jumlah pohon yang relatif banyak, baik dengan baik dengan sistim monokultur maupun tumpang sari, maka perlu dilakukan penjarangan dengan pentahapan sebagai berikut: a. Pada usia tanaman jati antara 5 s/d 7 tahun 50% dari populasi tanaman jati awal ditebang (penjarangan I). Jadi jika jarak tanam awalnya 2 x 2.5 meter dijarangkan menjadi 4 x 2.5 m. terik matahari. Jadi dilaksanakan pada sore hari atau pada saat mendung. Jika keadaan terpaksa, dengan menanam dimusim kering atau saat terik matahari, maka sebaiknya daun bibit dikupir (dipotong sebagian) terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi transpirasi (penguapan air) yang b. Kemudian pada saat usia tanaman jati antara 10 s/d 12 tahun dilakukan lagi penjarangan ke II yakni 50% dari jarak tanam hasil penjarangan I : 4 x 2.5 m dijarangkan menjadi 4 x 5 m. c. Sisa tanaman jati setelah penjarangan ke II seluruhnya ditebang atau dipanen pada usia 15 s/d 20 tahun. 3 c. Masukkan sebagian tanah top soil bekas galian ke dasar lubang dengan perkiraan bibit yang akan ditanam nantinya tidak terlalu dalam terpendam dan sedapat mungkin pangkal batang bibit dalam polybag yang akan ditanam sejajar atau lebih tinggi sedikit dengan permukaan tanah sekitarnya (Gambar 1.4). Bila memungkinkan masukkan pula Furadan 3G atau Curater secukupnya untuk sterilisasi dari hama dan penyakit di dalam tanah. 8 jati kultur jaringan umur 5-6 bulan setelah tanam

Tumpangsari Jati dengan tanaman talas Jika tersedia dolomit dan pupuk anorganik dapat pula dicampurkan pada tanah yang akan digunakan untuk menimbun. Setiap lubang dibutuhkan dolomit 150-200 gr dan NPK (15:15:15) 100 gr/pohon. Lubang tanam sebaiknya dibiarkan 1-2 minggu sebelum bibit ditanam. Jadi setelah lubang tanam siap tidak langsung dilakukan penanaman. Hal ini dimaksudkan untuk sterilisasi dan jika memungkinkan pada lubang tersebut dapat pula diberi fungisida. Tanaman Jati sebaiknya tidak ditanam dibawah naungan tanaman lain yang lebih tinggi, karena pertubuhannya akan terhambat. C. Pemeliharaan Tanaman Tahapan selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman selama masa pertumbuhan yang secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : e. Pemangkasan cabang dan Pewiwilan Pemangkasan cabang adalah kegiatan pembuangan cabang yang tidak diinginkan untuk memperoleh batang bebas cabang sampai ketinggian 6 meter dari tanah. Memangkas atau memotong cabang harus tepat dipangkal batang atau ruas pertama dari tunas air (Gambar 3). Untuk menghindari kontak dengan bibit penyakit, luka bekas pemangkasan sebaiknya ditutupi dengan bahan penutup luka seperti ter atau parafin. a. Pendangiran (membersihkan piringan seluas canopy tanaman) dan pembumbunan. Tiga bulan setelah tanam, piringan seluas canopy didangir, dibersihkan dari gulma/tumbuhan pengganggu lainnya, serta dibumbun (Gambar 2). Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman untuk memperbaiki sifat fisik tanah (drainase tanah), yang dapat memacu pertumbuhan tanaman jati. g. Pemberantasan Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan alat Hand Sprayer pada dosis/takaran, serta cara yang tepat (dosis/ takaran dan caranya dapat dibaca pada kemasan produk obat pestisida yang digunakan). Hama dan penyakit, tanda serangan, akibat yang ditimbulkan serta pestisida pemberantasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No Hama dan penyakit Tanda-tanda serangan Cara penanaman bibit jati kultur jaringan di lapangan Tanah top soil Tanah galian bagian dalam Disayat tegak lurus/vertikal (bagian atas disisakan 2-3 cm sedangkan bagian bawah-nya sampai terputus 40 cm 2 Pemberantasan ditugal, lalu diberi mikoryza (bila memungkinkan) Serangan ulat daun Daun Jati berlubang terhambat Basudin 50 EC 2 Serangan kutu putih/wool Tampak putih pada daun terhambat Pegasus 3 Serangan jamur kuping Bercak kuning pada daun Daun mengering /coklat Benlate T20WP 4 Serangan embun tepung Bubuk kuning pada daun terhambat Benlate T20WP 5 Lalat daun Helai dan warna daun rusak Tinggal tulang daun 6 Stem Borer Bercak/titik lubang di batang dan cabang Batang/cabang terlihat layu dan kropos Tunas yang jelek dipotong 40 cm 50 cm Akibat yang timbul 1 7 Gambar 1 Disayat melingkar (1 cm) hingga terputus (hati-hati jangan sampai ada akar yang terputus) 1 3 diberi ajir/tiang pancang Kemudiandiikat dengan tali rafia Supracide 25WP tarik plastik polybag perlahanlahan keatas 6 tanah galian bagian dalam tanah top soil + kompos setelah polybag terangkat keatas, padatkan tanah dengan khaki tanah galian bagian dalam Sejajar dengan permukaan tanah atau lebih tinggi sedikit dari permukaan tanah tanah top soil f. Pemasangan tonggak penyangga Jika ada tanaman yang tumbuhnya tidak tegak / agak condong atau pertumbuhannya tidak tegar (agak kurus maka perlu diberi penyangga). 4 Metamidophose 50% SL 4 5

Pendangiran dilakukan pada umur tanaman jati 3 bulan hingga 4 tahun dan dilakukan 1-2 kali dalam setahun. b. Penyulaman tanaman yang mati atau kerdil Selama proses pemeliharaan berlangsung, penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tidak sehat karena terserang penyakit atau tanaman yang jelek pertumbuhannya (patah, bengkok, dan gundul). Penyulaman dilakukan selama masa awal pemeliharaan yaitu 1-2 tahun, frekwensi penyulaman 2 kali setahun. c. Penyiangan atau pengendalian gulma Rumput, alang-alang dan gulma harus dikendalikan karena menjadi pesaing tanaman jati dalam memperoleh cahaya matahari, kelembaban dan unsur hara tanah. Penyiangan gulma dilakukan, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Frekuensi penyiangan minimum 3-4 bulan sekali dalam satu setahun saat tanaman jati berumur 1-2 tahun. Selanjutnya penyiangan dilakukan setiap 6-12 bulan sekali sampai tanaman dipanen. d. Pemupukan tanaman Tiga bulan setelah ditanam, tanaman jati diberi pupuk NPK (15:15:15) 100 gr. Cara pemupukan : tanah seluas canopy didangir dan digemburkan terlebih dahulu (hati-hati jangan terlalu dalam agar tidak mengenai akar), lalu dibuatkan siring melingkar (lebar siring 10 cm dan dalamnya 15 cm) dengan diameter siring tepat diujung canopy atau tepat diujung akar-akar rambut yang akan menyerap pupuk tersebut. Kemudian masukkan pupuk dan selanjutnya siring ditutup kembali dengan tanah dan dilakukan penyiraman. Pemupukan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti tersebut diatas, pada usia tanaman dan dengan dosis per pohon sebagai berikut : Usia tanaman 6 bulan dengan dosis 100 gr NPK Usia tanaman 9 bulan dengan dosis 100 gr NPK Usia tanaman 12 bulan dengan dosis 100 gr NPK Usia tanaman 24 bulan dengan dosis 100 gr NPK dan 50 gr Urea Usia tanaman 48 bulan dengan dosis 100 gr NPK dan 100 gr Urea Ilustrasi pendangiran dan pembumbunan Gambar 2 Ilustrasi pewiwilan tunas muda Gambar 3 5 PENDANGIRAN Didangir/dibersihkan dari gulma (tumbuhan pengganggu) seluas canopy PEMBUMBUNAN Tanah digemburkan dan dibuat gunungan 6 meter PEWIWILAN Diwiwil/pangkas tepat dipangkal batang pada ruas pertama wiwilan (tunas air) Didangir/dibersihkan dari gulma (tumbuhan pengganggu) lalu dibunbun (tanah digemburkan dan dibuat gunungan) 6