BAB I PENDAHULUAN. Tengah. 3 Neo Vernakular : suatu bentuk yang mengacu pada bahasa setempat dengan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAWASAN WISATA SELO, BOYOLALI JAWA TENGAH

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

APARTEMEN BAGI ORANG ASING DI KOTA YOGYAKARTA

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

Analisis Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Nama : Risandra Rejina NPM : Kelas : 3 EB 15

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

RELOKASI KAMPUS AKADEMI SENI DAN DESAIN INDONESIA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III METODE PERANCANGAN

PEKALONGAN BATIK CENTER

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

Women and Child Center di Semarang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

REDESAIN KANTOR PEMERINTAHA KABUPATEN GROBOGAN Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA (WANAWISATA) CINDELARAS DI KABUPATEN GROBOGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS SEKOLAH di Sidoarjo BAB III. Metodelogi Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

PUSAT PROMOSI, INFORMASI DAN PERDAGANGAN PRODUK AUDIO VISUAL DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

GEDUNG KANTOR SEWA MEDI GROUP DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

Transkripsi:

Tengah. 3 Neo Vernakular : suatu bentuk yang mengacu pada bahasa setempat dengan Sentra Usaha Kecil Menengah Di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Neo - Vernakular BAB I PENDAHULUAN 1.1. PEMAHAMAN JUDUL Judul dalam Tugas Akhir ini adalah Sentra Usaha Kecil Menengah di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular. Pemahaman tentang judul tersebut dapat diperoleh dari penelusuran berikut. Sentra : tempat yg terletak di tengah-tengah (bandar dsb); titik pusat; pusat (kota, industri, pertanian, dsb); sentral. 1 Usaha Kecil Menengah : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang Undang ini. 2 Surakarta : juga disebut Solo atau Sala, kota yang terletak di provinsi Jawa mengambil elemen-elemen arsitektur yang ada ke dalam bentuk modern. 4 Dari penelusuran di atas didapat pemahaman mengenai judul yaitu sebuah tempat yang digunakan untuk memasarkan, mempromosikan, dan membina Usaha Kecil Menengah (selanjutnya akan disebut UKM) yang berlokasi di Surakarta, dengan menerapkan aspek fisik dan non fisik bahasa setempat yang dikemas dalam bentuk yang lebih modern dan diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural, guna menciptakan karya arsitektur yang dapat melestarikan unsur-unsur lokal dan mengembangkannya menjadi suatu langgam yang modern. 1.2. LATAR BELAKANG UKM merupakan salah satu usaha manusia/masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai individu ataupun kelompok tidak pernah lepas 1 kbbi.web.id diakses pada 14 Februari 2015 2 UU RI No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 3 wikipedia.org diakses pada 14 Februari 2015 4 Sumalyo, 2005:576 1

dari kebutuhan ekonomi, yaitu keinginan akan barang dan jasa untuk keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan bermacam-macam cara, salah satunya dengan melakukan usaha yang oleh pemerintah diklasifikasikan menjadi UKM. Saat ini, UKM telah menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat untuk menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup. UKM memiliki peran yang cukup tinggi dalam menopang perekonomian nasional dan pemerataan ekonomi di daerah. Sejarah telah menunjukkan bahwa UKM di Indonesia tetap eksis dan berkembang meskipun adanya krisis ekonomi yang telah melanda negeri ini sejak tahun 1997, bahkan menjadi katup penyelamat bagi pemulihan ekonomi bangsa karena kemampuannya memberikan sumbangan yang cukup signifikan pada perekonomian daerah/negara maupun penyerapan tenaga kerja. 5 Kota Surakarta merupakan wilayah yang potensial untuk pengembangan sektor UKM. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jakarta dan Kamar Dagang dan Industri Kota Surakarta menyatakan akan memacu UKM di Kota Solo untuk terus berkembang karena Kota Solo sangat mendukung terciptanya iklim yang sehat untuk kemajuan UKM-nya. 6 Dengan jumlah UKM yang banyak, maka sebenarnya sektor UKM mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi wilayah Surakarta. Berdasarkan data statistik, pertumbuhan UMKM secara kualitatif dan kuantitatif terus mencapai kemapanan (steady growth) dari tahun ke tahun. Kemudian peluang pasar UMKM masih sangat terbuka baik lokal maupun export. 7. Namun kenyataannya, potensi tersebut belum dapat dimaksimalkan oleh pemerintah. Meskipun Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta telah melakukan beberapa kegiatan terkait pengembangan UKM, seperti sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan bagi UKM (KUR), penyelenggaraan promosi produk UKM, penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan, dan penyusunan kebijakan tentang UKM 8, namun kegiatan tersebut dilakukan secara terpisah dan dilakukan secara temporer. Keberadaan UKM yang menyebar juga menyulitkan pengawasan dan pembinaan, sehingga pelaku UKM kurang mendapat informasi untuk mengembangkan usahanya. Di Surakarta sendiri belum ada suatu bangunan pemerintah maupun bangunan non pemerintah yang dapat dijadikan pusat untuk UKM di Surakarta, sehingga dirasa 5 Karsidi, 2007:136 6 Joglosemar. November 2009 7 UMKM Soloraya 8 Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta Dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2

perlu didirikan sebuah Pusat UKM yang dapat memberikan informasi seputar UKM yang ada di Surakarta, mempermudah masyarakat dan wisatawan dalam mencari produk UKM Surakarta, sebagai sarana pengembangan dan pelatihan pelaku UKM. Sentra UKM dapat menjadi stimulan dan fasililitas dalam membantu para pelaku UKM dalam mengembangkan usahanya. Melihat kecenderungan yang ada saat ini, ada kekhawatiran lama-kelamaan budaya sendiri akan terlupakan. Di Indonesia, modernisme arsitektur telah bisa dikatakan cukup mengakar, sampai-sampai batas antara modernism dan westernisme ini demikian kaburnya. 9 Pembangunan dilakukan mengikuti selera pasar yang sedang trend dengan arsitektur modern, wajah-wajah asing bangunan yang tampak seragam marak menghiasi kota sehingga kota dipenuhi dengan bangunan yang tidak berkarakter. Namun di sisi lain, arsitektur tradisional kita tidak dapat diterapkan sepenuhnya pada era modern seperti sekarang ini. Sentra Usaha Kecil Menengah di Surakarta perlu didesain dengan arsitektural khusus yang mampu menampilkan karakter/budaya setempat dan juga merespon perkembangan jaman ke arah yang lebih modern. Neo Vernakular dirasa mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Nafas setempat dapat tetap hadir dan selaras dengan modernitas saat ini, dengan tetap berpegang pada citra yang ingin dikomunikasikan. Diharapkan bangunan Sentra UKM mampu menjadi sarana untuk mengembangkan dan mengangkat potensi UKM di Surakarta dan sekitarnya, serta dapat menjadi representasi ungkapan fisik yang menyatukan budaya setempat dengan arsitektur modern menjadi suatu bentuk yang masa kini dan berkarakter. 1.3. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 1.3.1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul rumusan permasalahan yaitu bagaimana mendesain Sentra UKM di Surakarta dengan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular berdasarkan konsep perencanaan dan perancangan. 1.3.2. Persoalan Dari permasalahan di atas, dapat dirumuskan persoalan yang akan dipecahkan untuk mendesain Sentra UKM, yang dikelompokkan menjadi 4 bagian 9 Prijotomo, 1988 : 29 3

meliputi tapak, ruang, bentuk, dan struktur dan utilitas. Dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan dan Perancangan tapak Bagaimana menentukan tapak yang strategis, sesuai dengan karakteristik kegiatan dan peruntukan bangunan di Surakarta, serta mengolah tapak sesuai dengan kriteria Neo Vernakular? 2. Programing ruang Bagaimana menyusun program ruang berdasarkan fungsi kegiatan dan kebutuhan? 3. Programing bentuk Bagaimana menentukan gubahan massa dan tata massa yang dapat mengekspresikan Neo Vernakular tanpa melupakan fungsi kegiatan yang diwadahi? 4. Programing struktur dan utilitas Bagaimana merencanakan dan merancang struktur dan utilitas bangunan sesuai dengan kondisi tapak, ruang, dan bentuk? 1.4. TUJUAN DAN SASARAN 1.4.1. Tujuan Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu mendapatkan suatu solusi berupa desain berdasarkan konsep perencanaan dan perancangan Sentra UKM di Surakarta dengan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular. 1.4.2. Sasaran 1. Perencanaan dan Perancangan tapak Desain tapak yang dapat mendukung kegiatan pada Sentra UKM dan sesuai dengan prinsip Neo Vernakular. 2. Programing ruang Desain tata ruang berdasarkan setting kegiatan, persyaratan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, yang mengacu pada fungsi dan kebutuhan. 3. Programing bentuk Desain gubahan massa dan tata massa yang dapat mengkomunikasikan kegiatan Sentra UKM dengan menerapkan kriteria Neo Vernakular sehingga 4

terwujud bangunan yang menerapkan unsur arsitektur lokal/kebudayaan setempat menjadi bentuk yang masa kini dan berkarakter. 4. Programing struktur dan utilitas Desain struktur dan utilitas bangunan Sentra UKM sesuai kondisi tapak, ruang, dan mendukung perwujudan bentuk yang direncanakan. 1.5. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1.5.1. Batasan Pembahasan ditekankan pada permasalahan yang terdapat pada perencanaan dan perancangan Sentra UKM. Pembahasan mengacu pada data dan informasi yang diperoleh dengan batasan untuk mendapatkan program tapak, program ruang, program bentuk dan program struktur dan utilitas dari Sentra UKM di Surakarta dengan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular. 1.5.2. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan ditekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan lingkup disiplin ilmu arsitektur. Pembahasan diluar lingkup disiplin ilmu arsitektur akan dibahas sebatas menunjang dan memberi kejelasan pada pembahasan Sentra UKM di Surakarta dengan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular. 1.6. METODE PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah grafis deskriptif kualitatif yaitu melalui penguraian data dan informasi yang disertai gambar/ilustrasi visual sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada. Berikut disajikan pola pikir secara keseluruhan. Bagan 1.1 Pola Pikir Sumber : analisa pribadi 5

a. Pengungkapan Gagasan Awal Gagasan awal bermula dari kebutuhan masyarakat akan UKM dan potensi UKM yang dimiliki Surakarta namun belum dapat dimaksimalkan karena belum adanya fasilitas yang memadai sehingga promosi, pengembangan dan pembinaan UKM kurang optimal. Selain itu kecenderungan pembangunan saat ini ke arah yang lebih modern memunculkan bangunan berwajah asing di daerah sendiri. Maka terbentuk gagasan awal berupa bangunan yang dapat menjadi sarana untuk memasarkan, mempromosikan, dan membina UKM yang menampilkan karakter setempat namun tetap dapat merespon modernisasi. b. Pengumpulan Data Mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan kata kunci dari gagasan awal mengenai ciri-ciri sentra UKM dan Neo Vernakular. Data primer Diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (observasi) dan wawancara. untuk mendapatkan informasi faktual mengenai data lapangan. Data Sekunder Diperoleh dari data kepustakaan. Melakukan pencarian informasi melalui buku, majalah, koran, jurnal, internet, dan tugas akhir. c. Analisis Data Dilakukan dengan cara mengidentifikasi data yang diperoleh, kemudian diklasifikasikan menurut jenisnya, disusun secara sistemik, dan memadukan satu sama lain. Meliputi analisa pengguna, alur kegiatan pengguna, kebutuhan ruang, persyaratan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, analisa tapak, analisa bentuk dan analisa struktur dan utilitas. d. Sintesis Merupakan proses perangkaian hasil yang diperoleh dari tahap analisis yang telah dilakukan untuk memperoleh hasil yaitu berupa rekomendasi desain yang meliputi konsep tapak, konsep peruangan, konsep bentuk, serta konsep utilitas dan struktur bangunan. e. Membuat Transformasi Desain Setelah memperoleh konsep rekomendasi desain, tahapan selanjutnya adalah menuangkan konsep-konsep rekomendasi desain tersebut ke dalam bentuk transformasi desain untuk memperjelas apa yang dideskripsikan menjadi wujud 6

gambaran yang berisi ide-ide rancangan objek yang dihendaki (konsep diagramatik dan skematik). f. Merancang Desain Setelah membuat sebuah transformasi desain maka tahapan terakhir adalah memvisualisasikan konsep desain menjadi produk desain berupa gambar kerja 2D dan 3D yang berupa desain akhir serta dilengkapi dengan maket sebagai pelengkap informasi desain. Agar pembahasan dapat selesai dengan baik, dapat diurai lagi menjadi lebih spesifik untuk mendapatkan keterkaitan seperti ditunjukkan di bawah ini. Sentra Usaha Kecil Menengah memiliki elemen arsitektur yang masing-masing memiliki keterkaitan dengan karakter dari Neo Vernakular sehingga nantinya akan didapatkan konsep arsitektur yang menyeluruh. 1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang pemahaman judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode, serta sistematika pembahasan. Bagan 1.2 Keterkaitan Konsep Sumber : analisa pribadi 7

BAB II : TINJAUAN DATA Berisi pembahasan tentang teori dan data yang diambil atau dikutip dari berbagai sumber mengenai karakteristik sentra UKM, tinjauan ruang display/pamer, neo vernakular, preseden, dan eksplorasi kota Surakarta sebagai lokasi Sentra UKM yang direncanakan berada serta kondisi UKM di Surakarta. BAB III : SENTRA UKM YANG DIRENCANAKAN Berisi tentang gambaran secara umum dari Sentra UKM di Surakarta dengan pendekatan arsitektur neo-vernakular yang direncanakan, meliputi fungsi, tujuan, skala dan sasaran pelayanan, kegiatan yang diwadahi, dan tuntutan desain. BAB IV : ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Mengemukakan penguraian data dan informasi berdasarkan teori dimana ditunjukan dengan analisa-analisa pendekatan rumusan kriteria-kriteria konsep perencanaan dan perancangan arsitektur. BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisis untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan. Konsep yang dikemukakan dalam bab ini adalah konsep penataan tapak, konsep ruang, konsep bentuk, dan konsep struktur dan utilitas bangunan. 8