MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR TEMATIK DI KELAS RENDAH DENGAN KEGIATAN PEER TEACHING PADA GURU DI SDN 27 PANGIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Arnita M Sekolah Dasar Negeri 38 Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar

Herlina Suryati. SDN 47 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh ADI PRASETYO ASMAUL KHAIR SISWANTORO

Hasil Belajar, Pembelajaran Tematik, Metode Make A Mact

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

HARLINA .

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh LENI SETIYAWATI RAPANI ASMAUL KHAIR

UPAYA PENINGKATKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA GURU MELALUI WORKSHOP DI SDN 20 SUNGAI LIMAU

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Zulpan 1) 1. SMK N 1 Gunung Tuleh Keywords: learning ability of teachers, panel discussions, the Council Subject teachers.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

UPAYA PENINGKATKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA GURU GEOGRAFI MELALUI WORKSHOP DI SMAN 1 PASAMAN

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS V SDN 17 SAPAN KECAMATAN BATANG KAPAS

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JURNAL. Oleh RETNO ANDEL NINGRUM SUPRIYADI SISWANTORO

Amrullah SMA Negeri 1 Angsana Kabupaten Tanah Bumbu

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

530 Penerapan Model Pembelajaran Tematik (Webbed)

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

Journal of Elementary Education

Lilik Anton Susilo (1) & Tarto Sentono (2) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN MENYUSUN PROPOSAL PTK MELALUI PENDAMPINGAN BAGI GURU KELAS V SD

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENERAPAN TEKNIK EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BEAJAR JURNAL. Oleh

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS V SDN 1 BANGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH DALAM IPS

PERAN KERJA NYATA PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR KBM DI SDN 18 LUHAK NAN DUO

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI ON THE JOB TRAINING DI SMP NEGERI 2 RANAH BATAHAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GRAFIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV JURNAL OLEH

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB (QUESTIONS ANSWER) PADA SISWA KELAS VI SDN 26 SUNGAI LIMAU

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PRODUKTIF DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI IN HOUSE TRAINING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DI SDN 02 V KOTO KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

Pendahuluan. Ratnasari et al., Penerapan Model Pembelajaran Word Square.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V DENGAN MEDIA GRAFIS KARTU DI SDN 01 LASUNG BATU PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN METODE INKUIRI PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DI KELAS XII SMAN 1 SINGINGI

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATIF. Suparmi¹, John Sabari².

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PERTUMBUHAN TUMBUHAN MELALUI METODE EKSPERIMEN

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING DI SMPN 4 PASAMAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

(JURNAL) Oleh SRI MULYANI MAMAN SURAHMAN RIYANTO M TARUNA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR TEMATIK DI KELAS RENDAH DENGAN KEGIATAN PEER TEACHING PADA GURU DI SDN 27 PANGIAN Afri Yanti Kepala Sekolah SDN 27 Pangian SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar afriyanti1963@gmail.com Abstract This study discusses the problems related the low ability of the teachers at SDN 27 Pangian in implementing the thematic learning in the lower grade. The purpose of this study is to improve teachers competence in applying thematic learning in lower grade by using peer teaching at SDN 21 Pangian. The subjects of this research were teachers who taught in low-grade second semester in the academic year 2014/2015 at SDN 27 Pangian. This reseach used two cycles.each cycle includes some activities. They were planning, action, observation and reflection. The results of cycle I to cycle II showed the increase of teachers ability in teaching thematic in low grade by using peer teaching activities. At the first cycle, the ability of teachers was not good. The average was 74%. In the second cycle, the ability of teachers increased on excellent category. The average score was 90%. This research conludes that the use of thematic learning using peer teaching can improve teachers competence. Keywords: Teachers competence, thematic learning, low grade, peerteaching Pendahuluan U U RI No. 20 tahun 2003 pada pasal Imengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:1) Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, guru sebagai ujung tombak mempunyai peranan yang penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Guru merupakan salah satu kunci sukses dalam proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan tugasnya guru harus membuat perencanaan pembelajaran secara terprogram untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk itu guru dituntut mampu menguasai bahan ajar, mengelola program pembelajaran, mengelola kelas, menggunakan media dan sumber belajar, mengelola interaksi belajar mengajar dan menguasai seluruh komponen pembelajaran. Guru sekolah dasar harus mampu mengajar 35

sesuai dengan kurikulum baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi dengan pembelajaran tematik. Untuk mewujudkan tekad tersebut, dibutuhkan guru-guru yang dapat mengajarkannya dengan baik dan benar. Guru dituntut menguasai seluruh komponen pembelajaran dan substansi mata pelajarannya. Untuk berjalannya proses pembelajaran itu dengan baik perlu adanya pembinaan secara terus menerus dari Kepala Sekolah untuk melihat dan meningkatkan kompetensi guru dalam menyajikan pembelajaran kepada siswa. Menguasai seluruh komponen belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat wajib bagi seorang guru agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berdasarkan hasil supervisi akademik di SDN 27 Pangian ditemukan permasalahan mengenaikurangnya kemampuan guru dalam pembelajaran tematik di kelas rendah, misalnya pada saat membuka pembelajaran, guru kurang merangsang siswa untuk belajar dan dalam kegiatan inti guru masih berperan sebagai sumber belajar, guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga interaksi antara guru dan siswa kurang berjalan dengan baik. Selama ini yang terjadi SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar disebabkan karena guru masih kurang menguasai seluruh komponen mengajar dengan baik khususnya dalam mengajar tematik di kelas rendah. Dalam menyajikan pelajaran guru masih banyak menggunakan metode konvensional, seperti ceramah dan penugasan pada beberapa bidang studidi kelas rendah. Guru dalam mengajar belum menerapkan prinsip pendekatan tematik. Penggunaan media pembelajaran juga kurang dimanfaatkan oleh guru. Permasalahan tersebut juga disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan guru tentang pembelajaran tematik disekolah sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik di SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo. Untuk memecahkan masalah yang selama ini terjadi pada guru SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar kepala sekolah mencoba membina guru dengan melakukan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar tematik di kelas rendah. Kepala sekolah menerapkan peer teaching kepada guru di SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Dengan adanya peer teaching ini guru akan bisa melihat teman sejawat dalam mengajar yang baik dengan berbagi ilmu dan bisa mengambil kelebihan teman dalam mengajar dan melakukan evaluasi dari kelemahanya dalam mengajar tematik. Menurut Silberrnen (2001:157) pembelajaran peer teaching merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya. Kepala Sekolah mencoba membina guru SDN 27 Pangian dengan menerapkan peer teaching kepada guru di SDN 27 Pangian. Pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajarkan pembelajaran tematik di kelas rendah. Dengan adanya kegiatanpeer teaching, guru akan bisa melihat kemampuan teman sejawat dan bisa menilai kelebihan dan kekurangan temannya dalam mengajarkan pembelajaran tematik. Kajian Teori Guru merupakan kunci sukses dalam sebuah pendidikan, tanpa guru pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik. Menurut Zamroni (2001: 60), guru adalah orang yang memegang peran penting dalam merancang strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada penampilan guru dalam 36

mengajar, dan kegiatan mengajar dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang yang telah melewati pendidikan tertentu yang memang dirancang untuk menjadi seorang guru. Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab atas pendidikan muridnya. Ini berarti guru harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, kompetensi harus mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan dan ketrampilan mengelola pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan atau yang dikenal dengan standar kompetensi guru. Standar ini diartikan sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan. Lebih lanjut Suparlan (2006: 85), menjelaskan bahwa Standar kompetensi guru adalah ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan Standar kompetensi guru merupakan tolak ukur yang sudah ditetapkan dan dipersyaratkan terutama dalam penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan guru harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan atau yang dikenal dengan standar kompetensi guru. Standar ini diartikan sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Guru adalah orang yang memegang peran penting dalam merancang strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada penampilan guru dalam mengajar dan kegiatan mengajar dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang yang telah melewati pendidikan tertentu yang memang dirancang untuk menjadi seorang guru. Mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses pembelajaran. Aktivitas kompleks yang dimaksud adalah mengatur kegiatan belajar siswa, memanfaatkan lingkungan (baik yang ada di kelas maupun di luar kelas) dan memberikan stimulus, bimbingan pengarahan serta dorongan kepada siswa. Model pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna serta memberikan keuntungan bagi siswa. Pembelajaran ini lebih mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Model pembelajaran tematik lebih mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri barbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, 37

sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Arti penting model pembelajaran tematik diterapkan di sekolah dasar karena pada umumnya siswa pada tahap ini masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistik). Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik yang dikemukakan Depdiknas (Trianto, 2010: 91) antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, (2) kegiatankegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, (3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama, (4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, (5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan (6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Metode peer teaching merupakan teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. Mulai dari pembahasan materi sampai penilaian juga dilakukan dari dan oleh siswa dalam kelompok itu sendiri (self-assessment dan peer assessment). Sedangkan untuk nilai akhirnya adalah penggabungan antara penilaian oleh guru dan teman sebaya. Menurut Siberrnen (2001:157) Pembelajaran peer teaching merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya. Pada umumnya siswa akan sangat tertarik dengan hal-hal yang baru. Atas dasar inilah seorang guru harus jeli dalam memilih metode pembelajaran agar siswa tetap termotivasi dan antusias untuk belajar. Metode mengajar sesama teman (peer teaching methods) bisa dijadikan pilihan untuk memenuhi hal itu. Metode Penelitian Penelitian tindakan sekolah ini merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan perencanaan dan pelaksanaan melalui sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan kemudian dikaji dalam bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dimana Kepala Sekolah menjalankan tugas. Penelitian ini dilakukan pada kelas rendah semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 di SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Adapun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah kompetensi guru dalam mengajar tematik di kelas rendah dan pelaksanaan bimbingan Kepala Sekolah terhadap guru dalam pembelajaran tematik melalui peer teaching di SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Penelitian tindakan sekolah bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar tematik di kelas rendah dengan kegiatan peer teaching di SDN 27 Pangian. Adapun penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus yang di desain dengan menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis & Mc. Taggart, yang mana berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya, setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observation) dan refleksi (reflecting). Hasil Penelitian 38

Hasil penelitian pada masing-masing siklus penelitian tindakan sekolah meliputi kegiatan perencanaan peningkatan kemampuan guru dalam mengajar dengan kegiatan peer teaching. Pada kegiatan peer teaching pada siklus I kemampuan guru dalam mengajar tematik belum begitu baik dengan rata rata kompetensi guru dalam mengajar baru 74% terlaksana oleh guru. Setelah direfeleksi kemampuan guru mengajar dengan kegiatan peer teaching meningkat menjadi 90%. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 16%. Pada siklus II seluruh guru sudah mampu mengajar tematik dengan sangat baik dalam pembelajaran. Jika dilihat dari indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu 85% atau >85% maka penelitian ini dapat dikategorikan sudah berhasil. Aktifitas Kepala Sekolah pada siklus I dalam melakukan peer teaching belum maksimal dengan rata rata kemampuan Kepala Sekolah dalam melakukan peer teaching yang dinilai terlaksana sebesar 82,50%. Dari aspek yang diamati masih terdapat kelemahan dalam melakukan kegiatan peer teaching pada siklus I. Setelah dilakukan refleksi terhadap kelemahan pada siklus I terjadi peningkatan yang signifikan aktivitas Kepala Sekolah melakukan peer teaching pada siklus II menjadi 96,50%. Terjadi peningkatan sebesar 20%. Pada siklus II aktifitas Kepala Sekolah ini sudah sangat baik dalam melakukan peer teaching. Jika dilihat dari indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu 85% atau >85% maka penelitian ini sudah berhasil. Aktivitas guru dalam kegiatan peer teaching, pada siklus I rata-rata keaktifan guru adalah sebesar 80%. Pada siklus I ini guru belum menunjukkan aktivitas yang baik dalam kegiatan peer teaching. Setelah direfleksi terhadap kekurangan pada siklus I aktifitas guru meningkat pada siklus II menjadi 95%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 15% pada aktivitas guru. Pada siklus II ini guru sudah menunjukkan keaktifan saat melaksanakan kegiatan peer teaching sudah sangat baik. Jika dilihat dari indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu 85% atau >85% maka penelitian ini sudah berhasil. Hasil penelitian tindakan sekolah yang sudah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar tematik di SDN 27 Pangian Kacamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar menunjukkan indikasi keberhasilan. Dimana terjadi peningkatan pada seluruh aspek yang diamati dan dinilai. Berdasarkan data di atas, maka penelitian tindakan sekolah ini sudah berhasil karena kemampuan guru dalam mengajar tematik sudah sangat baik, aktivitas kepala sekolah dalam melakukan peer teaching dan aktivitas guru saat peer teaching sudah berada di atas indiktor keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu >85%. Penutup Berdasarkan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan diketahui bahwa melalui kegiatan peer teaching dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar pada guru di SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Terbukti dengan kompetensi guru dalam mengajar tematik yang awalnya rata-rata 58,50 menjadi sudah 90% pada siklus II. Aktivitas kepala sekolah dalam melaksanakan peer teaching untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar di SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar sangat baik dan meningkat, terbukti aktivitas kepala sekolah siklus I 82,5% terlaksana setelah direfleksi meningkat menjadi 96,5% terlaksana pada siklus II. Aktivitas guru dalam kegiatan peer teaching untuk 39

meningkatkan kompentensi guru dalam mengajar di SDN 27 Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar sangat baik dan meningkat, terbukti aktivitas guru dalam peer teaching siklus I 80% terlaksana setelah direfleksi meningkat menjadi 95% terlaksana pada siklus II. Daftar Kepustakaan A.M. Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dadang Suhardan. 2006. Supervisi Bantuan Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Daerah Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta. Masnur Muslich. 2007. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara. Melvi L. Siberrnen. 2001. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning), Jakarta: Yakpendis. Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-Dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara..2009. Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat. Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta : Kencana. U.S Winantaputra. 1999. Strategi Pembelajaran PPKN pada Era Reformasi Menuju Indonesia Baru, Jakarta: Dep P dan K Dirjen Pendasmen Proyek pendidikan kewarganegaraan dan budi pekerti. Zamroni. 2001. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Biograf Publishing 40