PERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Ade Trisna*), Nuraini**)

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PRODUKSI AYAM PETELUR FASE AWAL GROWER

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

SUPLEMENTASI BEBERAPA PROBIOTIK MELALUI AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER PERIODE AKHIR

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

PEMANFAATAN JAMU AYAM SEBAGAI FEED SUPLEMENT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI AYAM BURAS DI DESA GARESSI, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

Performa Produksi Telur Turunan Pertama (F1) Persilangan Ayam Arab dan Ayam Kampung yang Diberi Ransum dengan Level Protein Berbeda

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN X KAMPUNG BETINA HASIL SELEKSI GENERASI KEDUA (G2)

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP TAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER (The Effect of Papain Extract on the Broiler Performance)

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN RUCAH NILA (Oreochromis niloticus) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

PERTUMBUHAN AYAM BURAS PERIODE GROWER MELALUI PEMBERIAN TEPUNG BIJI BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAMK) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

MATERI DAN METODE. Materi

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler Yang Mengonsumsi Air Kunyit

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu Rizki

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Transkripsi:

Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen, Performan Pertumbuhan 83 PERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen Program Studi Produksi Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jl. Adisucipto Penfui, P. O. Box. 1152, Kupang 85011 ABSTRACT Buras (local) chicken at starter phase were treated with broiler commercial feeds for their performances. The research was conducted at Laboratory of Animal Productin and Reproduction of Kupang State Agricultural Polytechnic. The aims of this research were to measure the early preformance of buras chicken (stain KS 808) and to know the kind of coercial feed which give more effective effect on daily gain. Experimental design which used is complitely randomize design which consist of 3 tretaments and 5 replication. The commercial feed treatments are: PI ( BR I), P2 ( CP 11) and P3 ( 511).The giving of starter feed BR1, CP 11 dan CP 511 to buras chiken showed that average weekly consuption is 320,065gr/head/week, feed convertion is 0,456 and average gain is 203 gr/head/week. All kinds of commercial feed give the same effect on feed consumption, feed convertion and daily gain, so three kinds of commercial feed can be used in buras chicken production. Key words: Buras chicken, starter phase, feed consumption, feed convertion, daily gain. PENDAHULUAN Ayam buras ( bukan ras) yang lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung, memiliki potensi yang cukup besar untuk ditingkatkan, mengingat potensinya cukup tinggi dan penyebarannya telah meluas ke seluruh pelosok tanah air. Secara umum telah diketahui bahwa ayam buras produktifitasnya masih rendah, sistem pemeliharaan cenderung tradisional, produksi telur dan daging ayam buras memiliki potensi pasar dan selera tersendiri. Sampai saat ini ayam buras masih mempunyai andil besar dalam hal memenuhi protein hewani masyarakat. Sumbangan ayam buras terhadap produksi daging ayam adalah 33,46% pertahun, sedangkan produksi telurnya mencapai 31,34% dari total produksi telur (Anonymous, 2004). Harga telur ayam buras relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga telur ayam ras dan pemasaran diperhitungkan secara butiran. Hal ini cukup membanggakan mengingat bahwa sistim pemeliharaannya oleh masyarakat pedesaan masih dilakukan dengan cara yang sederhana. Pengembangan dan peningkatan ayam buras dapat dilakukan dengan merubah secara bertahap dari tatacara pemeliharaan tradisional kearah yang lebih intensif. Pada prinsipnya dengan sistim pengelolaan yang baik, pemakaian bibit unggul disertai dengan penyediaan pakan yang berkualitas, merupakan faktor-faktor yang dapat mendukung tercapainya effisiensi dan produksi ternak yang maksimal.(yuliananda, 2000).

84 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 83-87 Pemberian pakan berbentuk butiran diharapkan dapat mempercepat dan memperbanyak konsumsi makan ayam sehingga daging terbentuk lebih cepat. (Sudaryani, 1998) Selanjutnya dikatakan untuk ransum jadi, saat periode starter (1-8 minggu) bisa digunakan makanan ayam ras pedaging periode starter, karena pada periode ini seekor ternak ayam buras akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Kualitas ransum sangat tergantung pada kadar protein dan energi yang sesuai dengan kebutuhan ayam pada fase tertentu, disertai dengan kadar zat zat makanan lainnya, vitamin dan mineral. Lebih lanjut dinyatakan bahwa ransum ayam ras dari fase yang sama dapat diberikan kepada ayam buras. Untuk itulah penulis melakukan suatu kajian tentang pertumbuhan awal ayam buras fase strater yang diberi ransum ayam broiler. METODE PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan sejak April sampai Oktober 2007 di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Materi yang digunakan adalah DOC Ayam buras sebanyak 90 ekor, Pakan BR I, CP 11, 511, vitachik, Hipner B1, Kapur, brooder Kandang; kandang litter sebanyak 15 petak dengan ukuran kandang masing-masing 1 x 1 meter, tempat makan, tempat minum, Timbangan digital, Gelas ukur 1000 ml, Alat pemanas, lampu 40 W, Plastik dan kawat tembaga, Alat pemotong paruh, Sekam padi dan Koran, Penyekat dari bahan nilon (waring). Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 6 ekor ayam.perlakuan yang dicobakan adalah P1 (pakan starter broiler BR I), P2 (pakan starter broiler CP 11), P3 (pakan starter broiler CP 511). Variabel yang diukur adalah Konsumsi ransum, Konversi Ransum dan pertambahan bobot badan (PBB). Data akan dianalisis dengan uji beda nyata terkecil (Least significan defference) = LSD. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Konsumsi ransum merupakan selisih antara jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum dalam satuan waktu tertentu. Dinyatakan dengan gram/ekor/satuan waktu. Tabel 1. Rerata konsumsi ransum selama penelitian (gr/ekor/minggu) Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 1 318,135 311,627 345,913 2 349,444 385,317 316,190 3 307,897 304,405 295,595 4 322,925 272,460 284,563 5 320,307 303,135 363,056 Total 1618,708 1576,944 1605,317 4800,970 Rerata 323,742 315,389 321,063 320,065 Konsumsi ransum dari ayam buras KS 808 rata-rata 320,065 gr/ekor/minggu yang bervariasi sehingga konsumsi tertinggi pada perlakuan P1 (323,742 gr/e/m) diikuti oleh P3 (321,063) dan P2 (315,389) Hasil ANOVA (Analysis Of Variance) menunjukkan perlakuan

Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen, Performan Pertumbuhan 85 berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi ransum. Hal ini disebabkan karena ransum yang diberikan mempunyai kandungan protein yang hampir sama yakni 21,22 dan 23 % dengan energi metabolis 3000 kcal, 3200 kcal dan 3410 kcal.. Pemberian ransum dengan energi tinggi cenderung mempercepat pertumbuhan dan memperbaiki konsumsi ransum, akan tetapi kenaikan ini harus diikuti dengan peningkatan protein. Ransum yang diberikan jika dibandingkan dengan ransum ayam buras menurut Rasyaf (2000) yang mempunyai kandungan protein untuk fase stater adalah 19,4% dengan energi metabolis 2855,4 kkal maka ada peningkatan kandungan nutrisi. Untuk itu perlu pengkajian lanjutan tentang level protein dan energi dalam ransum dengan interval perbedaan yang lebih jauh. Selain itu juga mungkin disebabkan karena dalam penelitian pemeliharaan ayam buras tidak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. Hal ini sesuai dengan Sutanto (1997) mengemukakan bahwa tingkah laku makan ayam betina lebih rendah dari ayam jantan, Selanjutnya dikatakan bahwa Ayam betina biasanya kalah dalam bersaing mendapatkan makanan di kelompok ayam yang dipelihara bersama. Anonymous (2007) memperlihatkan data Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, Pertambahan Bobot Badan. Pertambahan bobot badan ternak diperoleh dengan melakukan penimbangan ternak ayam setiap minggu untuk semua perlakuan. Tabel 2. Rerata (gr/ekor/minggu) dari 3 perlakuan Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 1 223,472 208,278 192,361 2 214,333 224,667 184,694 3 210,194 204,111 183,528 4 196,778 183,111 182,389 5 186,361 219,194 233,778 total 1031,139 1039,361 976,750 3047,250 Rerata pertambahan bobot badan dari ternak ayam buras KS 808 adalah 203 gr/ekor/minggu dengan variasi tertinggi pada P2 (207 gr/e/m), diikuti oleh P1 (206,228 gr/e/m) dan P3 (195,350 gr/e/m) Dari tabel di atas hasil ANOVA menunjukkan rerata 206,228 207,872 195,350 203,15 perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan berat badan. Hal ini disebabkan karena ransum yang diberikan mempunyai kualitas yang tidak berbeda jauh. Hanya harga ransum yang berbeda, dimana harga ransum P1 lebih tinggi dan diikuti oleh P3 dan P2. Untuk itu disarankan dalam penggunaan ransum komersil dalam pemeliharaan ternak ayam buras sebaiknya menggunakan ransum P2 dikaitkan dengan faktor ekonomi. Bobot badan yang dicapai pada ayam buras selama 8 minggu dari ketiga perlakuan berkisar 1200 1400 grm, Sedangkan standar pemeliharaan ayam kampung KS 808 untuk daerah tropis pada umur 8 minggu mencapai bobot badan 733 gram, dengan kandungan nutrisi ransum 19,4% protein dan energi metabolis 2855,4 (Anonymous 2007).Untuk ayam broiler pada umur 6 7 minggu mencapai berat ± 1700 kg. Sedangkan pertambahan bobot badan mingguan terlihat pada grafik berikut ini.

86 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 83-87 Pertambahan berat badan (Gram/Minggu) 250.000 PBB (Gram/Mingg 200.000 150.000 100.000 50.000 P1 P2 P3 0.000 1 2 3 4 5 Lama Pemeliharaan (Minggu) Grafik 1. (gram/minggu) Dari grafik diatas terlihat pertambahan bobot badan setiap minggu tidak berbeda jauh untuk 3 perlakuan ransum. ini disebabkan selain ransum juga strain ayam yang digunakan adalah ayam buras KS 808 yang mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan ayam kampung (ayam sayur). dengan rerata pertambahan bobot badan 20 gr/ekor/minggu tersebut maka bobot badan rerata yang dicapai selama 8 minggu penelitian adalah 1421 gram/ekor (1200-1400 gram/ekor) bobot badan mingguan bisa terlihat pada grafik Konversi Ransum Konversi ransum merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dihabiskan dengan bobot hidup pada waktu tertentu. Rata-rata konversi ransum dari 3 perlakuan adalah 0,46 per ekor/minggu dengan variasi yang tidak terlalu berbeda tertinggi P3 (0,48) dan diikuti secara berurutan oleh P1(0,45 dan P2 (0,45) yang hampir tidak ada perbedaan. Hasil ANOVA menunjukkan perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap konversi ransum. Hal ini disebabkan karena ransum penelitian mempunyai kualitas yang mendekati. Penelitian Scott et al (1982) menyatakan bahwa ransum dengan energi tinggi cenderung mempercepat pertumbuhan dan memperbaiki konversi ransum. Makin besar angka konversi ransum koefisienan ransum semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian ransum yang digunakan dalam penelitian bisa dikatakan efisien karena angka konversinya kecil. KESIMPULAN Pemberian pakan starter BR1, CP 11 dan CP 511 pada ayam buras memberikan pengaruh yang hampir sama baik konsumsi ransum, Pertambahan berat badan dan Konversi ransum sehingga ketiga pakan starter tersebut dapat dipergunakan dalam pemeliharaan ayam buras.

Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen, Performan Pertumbuhan 87 DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2004. Data Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan Jakarta. Abidin, Z., 2005. Meningkatkan Produktifitas Ayam Kampung Petelur. Agromedia Pustaka. Jakarta Anonymous. 2007. Usaha ternak Ayam Buras. http://mitraunggas.com. 24 Oktober 2007. Anonymous. 2006. Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur. Kupang Anggorodi, 1995. Ilmu Makanan Ternak Unggas Kemajuan Mutakhir. UI Press. Jakarta Cahyono, B., 2001. Ayam Buras Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Murtidjo, A., 1999. Mengelola Ayam Buras. Kanisius. Yogyakarta. Rasyaf M, 2000. Memelihara Ayam Buras. Kanisius. Yogyakarta. Scott HW, MG Nasheim and RJ Young.1982. Nutrition of the chicken 2nd Ed.M.L.Scott and associates.new York Sudaryani, T dan Samosir., 1998. Mengatasi Permasalahan Beternak Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta. Sutanto B H,. 1997. Tingkah laku Ternak Unggas. Karya Ilmiah. Politeknik Pertanian Negeri Kupang Tami, D., 1995. Performance Ayam Broiler Pemakaian Pupuk Triple Super Phosphat dan Tepung Tulang. Pusat Penelitian Universitas Andalas. Padang.