: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010

Universitas Muhammadiyah Semarang.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICES

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

1. BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

Mitha Destyowati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

Hubungan Pengetahuann dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Lutfia Kherani Nurhayatun J

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya. pada tahun 2000 menjadi 237,6 juta di tahun 2010 (BKKBN, 2010).

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU PUS DENGAN MINAT PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATAHAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dalam International Conference of Population Development (ICPD) Cairo

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN USIA IBU PUS DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI DESA JETAK KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LULUK ERDIKA GRESTASARI J 410 100 123 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN USIA IBU PUS DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI DESA JETAK KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN Luluk Erdika Grestasari J410100123 Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Tromol I Pos Kartasura Telp (0271) 717417 Surakarta 57102 ABSTRAK Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk dalam mengatasi pertumbuhan penduduk dengan tujuan mencegah kehamilan. Salah satu masalah kesehatan masyarakat tersebut juga terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, dan usia ibu PUS dengan pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu PUS yang menggunakan alat kontrasepsi di Desa Jetak tahun 2014 sebanyak 1144 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara proportional stratified random sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p= 0,000) dan usia (p= 0,004) ibu PUS dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Sedangkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan (p= 0,055) dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Usia, Pemilihan Jenis KB ABSTRACT Family Planning is an effort to improve the quality of the population in addressing population growth with the aims to prevent pregnancy. One of the public health problem also occurs in developing countries such as Indonesia. The purpose of this research to determine a relationship between the level of education, knowledge, and age mother (fertile couple) with contraceptives selection in Jetak village, Sidoharjo subdistrict, Sragen district. This research is an observational study with cross sectional approach. The population of this research is all mothers are included in fertile couple that use contraceptives in Jetak village 2014 as many as 1144 mothers. The sampling technique by Proportional Stratified Random Sampling. The statistical test for this research used Chi Square test. The results showed that there is a relationship between knowledge (p=0.000) and age (p=0.004) of mothers with selection of contraceptives. Meanwhile no relationship between the level of education (p=0.055) with the selection of contraceptives. Keywords : Level of Education, Knowledge, Mother Age of Fertile Couple, Selection of Contraceptives.

PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih memiliki kualitas penduduk yang sangat rendah dengan ditandai terhambatnya pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data BPS tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 252.164,8 ribu orang. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2014 sekitar 1,40 persen per tahun. Diperkirakan penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) (2007), dalam upaya membangun penduduk yang berkualitas maka pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk yaitu mengatasi pertumbuhan penduduk, dengan menetapkan program Keluarga Berencana (KB) pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk mencegah kehamilan. Terutama kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan risiko tinggi, karena hal tersebut dapat menyebabkan atau menambah angka kesakitan dan angka kematian ibu (BKKBN Jateng, 2012). Menurut Riskesdas (2013), usia reproduksi perempuan pada umumnya adalah 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita atau pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat atau cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang atau pernah menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Penggunaan KB menurut jenis alat/cara KB di Indonesia didominasi oleh penggunaan KB jenis suntikan KB (34,3%). Kelompok KB hormonal terdiri dari KB modern jenis susuk, suntikan dan pil sedangkan kelompok non hormonal adalah sterilisasi pria, sterilisasi wanita, spiral/iud, diafragma dan kondom. 1

Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 4.784.150 peserta dengan rincian, KB dengan metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau disebut juga IUD sebanyak 406.097 orang (8,49%), MOW sebanyak 262.761 orang (5,49%), MOP sebanyak 52.679 orang (1,10%), kondom sebanyak 92.072 orang (1,92%), implant sebanyak 463.786 orang (9,69%), suntik sebanyak 2.753.967 orang (57,56%), dan pil sebanyak 752.788 orang (15,74%). Penggunaan alat kontrasepsi juga sangat diperlukan oleh penduduk Kabupaten Sragen, karena telah terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 4.855 jiwa dari tahun 2012 sampai 2013 dengan jumlah 894.211 jiwa. Kabupaten Sragen terbagi menjadi 20 kecamatan, yang terdiri dari 208 kelurahan/desa. Kabupaten Sragen mempunyai luas wilayah sebesar 941,55 km 2. Di Kabupaten Sragen pada tahun 2013 jumlah PUS aktif sebanyak 141.654 jiwa dengan rincian IUD 12.036orang (8,49%), MOW 18.070 orang (12,75%), MOP 527 orang (0,37%), implant 20.281 orang (14,41), kondom 2.666 orang (1,88%), suntik 72.927 orang (51,48%) dan pil 15.147 orang (10,69%) (Laporan Rekapitulasi Tahuan BKBPMD, 2013). Berdasarkan data laporan rekapitulasi tahunan BKBPMD (Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) Kabupaten Sragen (2013), cakupan peserta KB aktif tertinggi di Kecamatan Sidoharjo terdapat di Desa Jetak yaitu sebanyak 1123 orang (80,44%) dan peserta KB tidak aktif sebanyak 273 orang (19,56%) dengan jumlah PUS di Desa Jetak tahun 2013 adalah sebanyak 1396 orang. Penggunaan alat kontrasepsi pada peserta KB aktif dengan rincian IUD sebanyak 71 orang (6,32%), MO 194 orang (17,27), implant sebanyak 45 orang (4%), suntik sebanyak 720 orang (64,11), pil 73 orang (6,5%) dan kondom 2

sebanyak 20 orang (1,78%) (UPTB Sidoharjo, 2013). Dari data di atas menunjukkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi hormonal (pil, suntik dan implant) sebesar 74,62% lebih tinggi dari pada alat konrasepsi non hormonal (IUD dan MO) sebesar 23,59%. Sedangkan BKBPMD mengharapkan Pasangan Usia Subur lebih memilih kontrasepsi nonhormonal dibandingkan kontrasepsi hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, dan usia ibu PUS dengan pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini Observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Lokasi penelitian ini di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yang dilaksanakan pada bulan September 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu PUS yang menggunakan alat kontrasepsi di Desa Jetak dengan jumlah sebanyak 1144 orang dengan jumlah sampel sebanyak 113 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara proportional stratified random sampling. Analisis data meliputi, analisis univariat untuk mendeskripsikan atau menggambarkan distribusi masing-masing variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas dan analisis bivariat untuk melihat hubungan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi dengan menggunakan uji Chi-Square. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan usia responden sebagian besar berusia 31-35 tahun sebanyak 29 orang (25,7%) dari 113 responden. Rata-rata usia ibu PUS adalah 34 tahun dengan usia termuda ibu adalah 21 tahun dan usia tertua adalah 54 tahun. Tingkat pendidikan ibu PUS penggunan KB lebih dari separuh yaitu 57 orang (50,4%) 3

adalah tamat SMA. Sedangkan responden dengan tamat SMP sebanyak 32 orang (28,3%) dan paling sedikit adalah tidak sekolah/ tidak tamat SD sebanyak 2 orang (1,8%). Diketahui bahwa jenis pekerjaan ibu PUS sebagian besar tidak bekerja/ibu rumah tangga sebanyak 56 orang (49,6%) lebih banyak daripada pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 32 orang (28,3 %) dan paling sedikit sebagai PNS sebanyak 3 orang (2,7%). B. Analisis Univariat 1. Tingkat Pendidikan Responden Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%) Pendidikan Dasar 44 38,9 Pendidikan Lanjutan 57 50,4 Pendidikan Tinggi 12 10,6 Total 113 100,0% Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa dari 113 responden, ibu PUS yang memiliki pendidikan dasar sebanyak 44 orang (38,9%), lebih dari separuh ibu yang memiliki pendidikan lanjutan yaitu 57 orang (50,4%), dan yang memiliki pendidikan tinggi yaitu 12 orang (10,6%). 2. Pengetahuan Responden Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 2. 4

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Pengetahuan Kurang 64 56,6 Pengetahuan Baik 49 43,4 Total 113 100,0 % Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa dari 113 responden, ibu PUS yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 64 orang (56,6%) dan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 49 orang (43,4%). 3. Usia Responden Distribusi frekuensi berdasarkan usia ibu dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) < 34 Tahun 58 51,3 >= 34 Tahun 55 48,7 Total 113 100,0 % Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa lebih dari separuh ibu PUS yang berusia kurang dari rata-rata (< 34 tahun) sebanyak 58 orang (51,3%) dan ibu yang berusia lebih dari sama dengan rata-rata ( 34 tahun) sebanyak 55 orang (48,7%). 4. Pemilihan Jenis KB Responden Distribusi frekuensi ibu berdasarkan pemilihan jenis KB Ibu dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 4. 5

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Jenis KB Ibu Pemilihan KB Frekuensi (n) Persentase (%) Hormonal 82 72,6 Nonhormonal 31 27,4 Total 113 100,0 % Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa dari 113 responden, ibu PUS yang memilih menggunakan KB hormonal sebanyak 82 orang (72,6%) dan ibu memilih menggunakan KB nonhormonal sebanyak 31 orang (27,4%). C. ANALISIS BIVARIAT 1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Responden dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan pemilihan jenis kontrasepsi, dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hubungan antara Tingkat Responden Pendidikan Responden dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Tingkat Pendidikan Hormonal Pemilihan KB Non Hormonal Total Frek % Frek % Frek % Dasar 28 63,6 16 36,4 44 100,0 Lanjutan 47 82,5 10 17,5 57 100,0 Tinggi 7 58,3 5 41,7 12 100,0 P value 0,055 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa responden dari 44 ibu PUS yang memiliki tingkat pendidikan dasar sebanyak 28 orang (63,6%) yang memilih KB hormonal dan sebanyak 16 orang (36,4%) yang memilih KB nonhormonal. Sedangkan ibu PUS yang memiliki pendidikan lanjutan ada 57 ibu PUS dengan 47 orang (82,5%) yang memilih KB hormonal dan sebanyak 10 orang (17,5%) yang memilih KB nonhormonal. Untuk responden yang memiliki tingkat 6

pendidikan tinggi ada 12 orang sebanyak 7 orang (58,3%) dan sebanyak 5 orang yang memilih nonhormonal (41,7%). Dari hasil perhitungan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p value 0,055 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Berdasarkan teori bahwa pendidikan formal sangat besar pengaruhnya terhadap pengetahuan seseorang, bila seseorang berpendidikan tinggi maka akan memiliki pengetahuan yang tinggi pula sebaliknya jika seseorang memiliki pendidikan rendah akan memiliki pengetahuan yang rendah dan akan mempengaruhi dalam memahami sesuatu hal. Akan tetapi perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak mutlak berpengetahuan rendah pula dinama pengetahuan ataupun informasi dapat diperoleh bukan hanya secara formal tetapi juga nonformal (Budiman dan Riyanto, 2013). Menurut Sagala (2007) bahwa proses pendidikan berlangsung seumur hidup atau sampai mati. Dimana pendidikan seumur hidup sebuah sistem konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar seseorang. Sebelum seseorang memasuki pendidikan formal di sekolah, orang tersebut lebih dahulu mendapat pendidikan secara informal di keluarga dan apabila mampu dilanjutkan sampai ke perguruan tinggi. 2. Hubungan antara Pengetahuan Responden dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemilihan jenis kontrasepsi ibu, dapat dilihat pada Tabel 6. 7

Tabel 6. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Responden dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Ibu di Desa Jetak Pemilihan KB Pengetahuan Hormonal Non Total Hormonal Frek % Frek % Frek % Kurang 56 87,5 8 12,5 64 100,0 Baik 26 53,1 23 46,9 49 100,0 P value 0,000 Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa responden dari 64 ibu PUS yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 56 orang (87,5%) yang memilih KB hormonal dan sebanyak 8 orang (12,5%) yang memilih KB nonhormonal. Sedangkan ibu PUS yang memiliki pengetahuan baik ada 49 ibu PUS dengan 26 orang (53,1%) yang memilih KB hormonal dan sebanyak 23 orang (46,9%) yang memilih KB nonhormonal. Dari hasil perhitungan menggunakan uji Chi-Squre diperoleh p value 0,000 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Pada dasarnya pengetahuan seseorang berbeda-beda karena memiliki tingkatan sendiri dalam memahami suatu objek. Pengetahuan itu merupakan hasil dari cari tahu sebelum seseorang mengadopsi perilaku atau norma-norma baru, seseorang mencari tahu apa arti dan manfaat perilaku bagi dirinya maupun keluarga (Notoatmodjo, 2007). Karena pengetahuan adalah ciri khas manusiawi, pengetahuan memiliki sifat hakiki yang terbatas (hipotesis) dan berkembang (progres) atau menyejarah (historis). Pengetahuan selalu bergerak dari suatu titik keterbatasan menuju pada titik keterbatasan selanjutnya, sehingga pengetahuan selalu 8

bersifat berkembang (dinamis) dan tidak final (Watlotly, 2013). Apabila seseorang dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya mengenai suatu alat kontrasepsi jika memperoleh informasi atau pengetahuan tambahan mengenai hal tersebut maka dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan yang dimilikinya. Dimana perkembangan tersebut tidak memiliki batasan dari segi manapun. 3. Hubungan antara Usia Ibu dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Ibu Hasil analisis hubungan antara Usia Ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi ibu, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hubungan antara Usia Ibu dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Ibu Pemilihan KB Total P Usia Ibu Non Hormonal Hormonal value Frek % Frek % Frek % < 34 Tahun 49 84,5 9 15,5 58 100,0 0,004 34 Tahun 33 60,0 22 40,0 55 100,0 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa responden dari 58 ibu PUS yang berusia < 34 Tahun sebanyak 49 orang (84,5%) yang memilih KB hormonal dan sebanyak 9 orang (15,5%) yang memilih KB nonhormonal. Sedangkan ibu PUS yang berusia 34 Tahun ada 55 ibu PUS dengan 33 orang (60,0%) yang memilih KB hormonal dan sebanyak 22 orang (40,0%) yang memilih KB nonhormonal. Dari hasil perhitungan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p value 0,004 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara usia ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Menurut Mubarak, dkk 9

(2007) dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbahan pada fisik terjadi akibat pematangan fungsi organ sedangkan pada aspek psikoligis atau taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Wawan dan Dewi (2010) juga berpendapat semakin tinggi umur seseorang, maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa usia ibu PUS diatas 35 tahun di anjurkan menggunakan kontrasepsi yang efektif sangat tinggi yaitu KB nonhormonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia mempunyai hubungan yang positif dengan pemilihan jenis alat kontrasepsi dimana seiring tingginya tingkat kematangan atau usia responden akan diikuti kenaikan dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi nonhormonal. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen (P value = 0,055). 2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen (P value = 0,000). 3. Ada hubungan antara usia ibu dengan pemilihan jenis kontrasepsi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen (P value = 0,004 ). 10

B. Saran 1. Bagi Masyarakat Masyarakat terutama ibu pasangan usia subur diharapkan mengetahui informasi selengkapnya mengenai jenis kontrasepsi, memilih jenis kontrasepsi sesuai dengan usia, efektivitas kontrasepsi, dan kondisi kesehatan ibu sebelum memilih menggunakan jenis alat kontrasepsi supaya dapat memilih alat kontrasepsi yang paling tepat. 2. Bagi instansi terkait Bagi puskesmas dan petugas kesehatan terutama bidan diharapkan segera memberikan informasi secara lengkap mengenai alat kontrasepsi kepada aseptor KB dan merencanakan berbagai program seperti meningkatkan penyuluhan mengenai jenis alat kontrasepsi supaya aseptor KB dapat memilih alat kontrasepsi yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya. 3. Bagi Peneliti lain Diharapkan peneliti lain dapat melanjutkan penelitian lebih lanjut mengenai jarak ke tempat pelayanan ataupun cara dalam meningkatkan pengetahuan ibu dengan metode penelitian yang lain seperti penyuluhan ataupun menggunakan media cetak seperti poster ataupun leaflet. 11

DAFTAR PUSTAKA BKKBN. 2007. Laporan Pencapaian Presentase KB Indonesia Tahun 2007. Jakarta: BKKBN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2010. Konversi Peserta Keluarga Berencana Menurut Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2012. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang: BKKBN. Budiman dan Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisoner. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak, WI, Chayatin N, Rozikin K, Supradi (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo S. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.. Sagala S. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Watloly A. 2013. Sosio-Epistemologi Membangun Pengetahuan Berwatak Sosial. Yogyakarta: Kanisius. Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika 12