PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JAWA TIMUR I RANGKUMAN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP SESUAI SAP PADA KANWIL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI JAWA TIMUR RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Aset tetap merupakan salah satu pos di neraca selain aset lancar, investasi. dibandingkan dengan komponen neraca lainnya.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 247/PMK.06/2014 TENTANG

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor wilayah DJBC Jawa Barat

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk CABANG SIDOARJO


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

BAB V PENUTUP. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) adalah unit Eselon 1 pada. Kementrian Keuangan yang memiliki tugas untuk merumuskan serta

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI - BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN) PADA RSUP.DR SARDJITO YOGYAKARTA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 24 SERI E

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

PENCATATAN ASET DI SIMAK BMN UNTUK BELANJA BARANG BANTUAN PEMERINTAH DAN SERAH TERIMA ASET BMN UNTUK BELANJA MODAL

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

PROSEDUR PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA PADA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Jenis Tahun 2014 Tahun 2013

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hingga mewujudkan suatu negara. Negara tersebut memiliki kekayaan alam

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

DESAIN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA DAGANG SPAREPART MOTOR SETIAWAN MOTOR RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH...

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

Laporan Keuangan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) Tabel 11 Rincian Persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, SAUNAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PMK.06/2013 TENTANG

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN AGAMA BANGLI

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

-1- KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu organisasi, baik organisasi swasta (private sector) maupun

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

Transkripsi:

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JAWA TIMUR I RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : FARAH HIDAYAT NIM : 2013410021 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

I. Latar Belakang Salah satu komponen utama dalam neraca adalah aset tetap atau barang milik negara yang terdiri dari pemerintah pusat dan daerah. Tuntutan penyajian laporan keuangan negara adalah menciptakan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang akuntabel dan transparan. Berdasarkan pengalaman pemerintah dalam menyusun neraca, komponen aset adalah hal yang paling sulit untuk diakui, hal ini terkait dengan banyaknya jenis aset tetap yang dimiliki pemerintah termasuk aset budaya atau sejarah, aset kemiliteran dan infrastuktur yang memerlukan perlakuan akuntansi yang spesifik. Banyaknya permasalahan yang sering terjadi dalam aset tetap misalnya pengamanan atas aset tetap yang kurang. Semua permasalahan tersebut dikarenakan faktor kurangnya sumber daya manusia dalam menangani aset. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disusunlah penelitian dan pembahasan lebih lanjut dalam bentuk penulisan Tugas Akhir dengan judul Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I. II. Tujuan Tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut: A. Tujuan Pengamatan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perlakuan akuntansi pemerintahan atas aset tetap yang meliputi pengakuan, pengukuran, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan pada Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I. B. Kegunaan Pengamatan Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk memperoleh data, keterangan-keterangan serta ilmu pengetahuan yang dibutuhkan sehubungan dengan masalah yang diangkat. Membandingkan antara teori yang diperoleh dalam perkuliahan dengan praktek yang terjadi dilapangan. b. Agar dapat menambah informasi serta pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian sehingga dapat berguna bagi mereka yang memerlukan. c. Laporan ini dapat memberikan saran dan nilai-nilai yang bermanfaat dan juga dapat dijadikan pertimbangan dalam mematuhi peraturan dan standar akuntansi pemeritah yang berlaku. III. Metode Pengamatan Dalam mengumpulkan data yang akan diolah, mahasiswa menggunakan metode pengumpulan data. Metode tersebut adalah sebagai berikut 1

2 a. Wawancara Metode yang dilakukan melalui tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait dan yang berhubungan langsung dengan topik yang dibahas oleh penulis yaitu pada Sub Bagian Umum yaitu Bagian Humas dan Rumah Tangga serta Bagian Keuangan. b. Observasi Mahasiswa melihat dan melakukan pengamatan langsung mengenai proses kegiatan. Dengan metode ini mahasiswa dapat memperoleh data melalui pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap hal-hal yang diteliti. c. Dokumentasi Adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dokumendokumen yang terkait dengan aset tetap. Buku, literatur, dan jurnal yang ada untuk mendapatkan landasan teori dan informasi pendukung dalam pembahasan masalah. IV. Subjek Pengamatan Tidak terlepas dari pentingnya pemerintah untuk terus melakukan berbagai kebijaksanaan di bidang ekonomi terutama dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Apalagi dengan adanya berbagai tindakan bilateral, regional, dan multilateral di bidang perdagangan yang dipenuhi oleh arus liberalisasi dan globalisasi perdagangan dan investasi, permasalahan yang timbul di bidang perdagangan akan semakin kompleks. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 206.3/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, kedudukan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. V. Ringkasan Pembahasan Berikut ini merupakan ringkasan pembahasn dari penelitian yang telah dilakukan : A. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual. Standar Keuangan yang digunakan oleh Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Jawa Timur I adalah Standar Akuntansi Pemerintah. Telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah tentang basis akuntansi yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Jawa Timur I

3 adalah basis akrual (accrual basis). Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Aset tetap yang dimiliki oleh Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Jawa Timur I terdiri atas; a. Tanah b. Peralatan dan Mesin c. Gedung dan Bangunan d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan B. Pengakuan Aset Tetap Aset Tetap pada Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. Aset diperoleh melalui donasi dan bukan dari donasi (pembelian) secara tunai atau angsuran. Tabel 1 Laporan Mutasi Barang Milik Negara Tahun Anggaran 2014 MUTASI AKUN NERACA/ SALDO PER SALDO PER KELOMPOK BARANG 1 JANUARI 2014 BERTAMBAH BERKURANG 31 DESEMBER 2014 KODE URAIAN NILAI NILAI NILAI NILAI 1 2 5 7 9 11 131111 TANAH 147,728,980,084 0 0 147,728,980,084 132111 133111 PERALATAN DAN MESIN GEDUNG DAN BANGUNAN 14,138,258,164 402,544,484 502,337,362 14,038,465,286 67,833,538,440 760,840,000 103,560,831 68,490,817,609 134111 JALAN DAN JEMBATAN 826,045,000 0 0 826,045,000 134112 IRIGASI 38,651,106 0 0 38,651,106 134113 JARINGAN 974,608,600 0 619,047,000 355,561,600 135121 ASET TETAP LAINNYA 0 403,730,430 65,945,000 337,785,430 166112 ASET TETAP YANG TIDAK DIGUNAKAN 233,028,039 326,083,358 30,979,000 528,132,397 TOTAL 231,773,109,433 1,893,198,272 1,321,869,193 232,344,438,512 Sumber: Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I

4 Keterangan: Tabel tersebut menjelaskan tentang laporan mutasi barang mulai 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014, saldo bertambah karena adanya pembelian dan saldo berkurang karena adanya pemusnahan, penghapusan yang disebabkan oleh kerusakan. C. Pengukuran Aset Tetap Pengukuran aset tetap Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas aset atau investasi tersebut. Pengukuran aset tetap diperoleh dengan harga beli ditambah pajak serta ditambah dengan biaya-biaya yang diperlukan sampai aset tetap tersebut dipakai pertama kali. D. Pencatatan Aset Tetap Pencatatan aset tetap Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I menggunakan sistem aplikasi yaitu SIMAK BMN. Pencatatan pada SIMAK BMN dengan cara menginput dokumen pendukung lainnya yang berhubungan dengan mutasi barang (SPK; kuitansi; faktur; SPM/SP2D; BAST; dokumen kepemilikan; surat keterangan penghapusan) setelah itu dilakukan proses dan menghasilkan output berupa data perolehan BMN; perubahan BMN; penyusutan BMN; dan penghapusan BMN. Penyusutan merupakan alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (despricable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Metode penyusutan yang digunakan pada Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I yaitu metode penyusutan garis lurus (straight line method). Berikut merupakan tabel masa manfaat yang ada di Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I. E. Penyajian Aset Tetap Penyajian aset tetap pada Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I disajikan dalam laporan keuangan neraca dan tidak dibuat laporan keuangan laba rugi. Karena dalam pemerintahan membuat laporan keuangan hanya untuk menyajikan informasi mengenai posisi keuangan realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

5 VI. Kesimpulan dan Saran Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I adalah basis akrual (accrual bassis). 2. Pengakuan aset tetap Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. Aset diperoleh melalui donasi dan bukan dari donasi (pembelian) secara tunai atau angsuran. 3. Pengukuran aset tetap pada Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas aset atau investasi tersebut. Pengukuran aset tetap diperoleh dengan harga beli ditambah pajak serta ditambah dengan biaya-biaya yang diperlukan sampai aset tetap tersebut dipakai pertama kali. 4. Pencatatan aset tetap Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I menggunakan sistem aplikasi yaitu SIMAK BMN. Pencatatan pada SIMAK BMN dengan cara menginput dokumen pendukung lainnya yang berhubungan dengan mutasi barang (SPK; kuitansi; faktur; SPM/SP2D; BAST; dokumen kepemilikan; surat keterangan penghapusan) setelah itu dilakukan proses dan menghasilkan output berupa data perolehan BMN; perubahan BMN; penyusutan BMN; dan penghapusan BMN. 5. Penyajian aset tetap pada Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I disajikan dalam laporan keuangan neraca dan tidak dibuat laporan keuangan laba rugi. Karena dalam pemerintahan membuat laporan keuangan hanya untuk menyajikan informasi mengenai posisi keuangan realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. B. Saran Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I melakukan pencatatan menggunakan SIMAK BMN yang telah ditentukan oleh Kemenkeu, aplikasi SIMAK tidak memadai penjurnalan, sehingga jurnal dibuat secara manual. Aplikasi tidak sepenuhnya benar, jadi seharusnya juga ditambah dengan pencatatan secara manual.

DAFTAR RUJUKAN Arif, Bahtiar., Muchlis dan Iskandar. 2010. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2010. Akuntansi Daerah Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Martani, Dwi., Veronica, NPS Sylvia., Wardhani, Ratna., Farahmita, Aria dan Tanujaya, Edward. 2012. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH Berbasis PSAK Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Republik Indonesia, 2010. Standar Akuntansi Pemerintah- Peraturan Pemerintah Nomor 71. Jakarta: Salemba Empat.