PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH PUTIH.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH

TUGAS AKHIR STUDI BENTUK, UKURAN DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA TIMAH PUTIH

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

TUGAS AKHIR STUDI UKURAN, BENTUK, DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA KARBON DUA ARAH TIMAH PUTIH

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

perbandingan berat serbuk mulai dari mesh size >300 hingga mesh size

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

atomisasi dapat meningkatkan efektivitas proses disintegrasi logam cair dengan cara

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

PENGARUH SUDUT WATER SPRAYER DAN TEKANAN AIR DALAM SPRAYER PUMP TERHADAP HASIL SERBUK ALUMUNIUM PADA PROSES ATOMISASI AIR

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV METODE PENELITIAN. Start

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA

proses atomisasi plasma oksi-asitilen, dan parameter-parameter proses, serta hasil dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH DENGAN PERLAKUAN CARBURIZING ARANG TEMPURUNG KELAPA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PROSES MANUFACTURING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

BAB III METODE PENELITIAN

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH VARIASI PEMBEBANAN TERHADAP LAJU KEAUSAN BAHAN ALUMINIUM SEKRAP DAN Al-Si DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UJI KEAUSAN TIPE PIN ON DISK

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2.2.9 Definisi Aluminium Klasifikasi Aluminium... 21

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Karakterisasi Material Sprocket

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

Karakterisasi Material Sprocket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN 10%wt Mg DAN KECEPATAN MILLING TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Al-Mg

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Transkripsi:

PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH PUTIH Didik Sugiyanto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya, Sunter Agung Podomoro Jakarta Utara, 14350 email: didiksgy@gmail.com Perkembangan teknologi manufaktur menggunakan serbuk cukup berkembang pesat, terutama dibidang material komposit. Persoalan yang utama yang terjadi pada perkembangan dalam negeri adalah ketersediaannya jenis-jenis serbuk dari material yang mempunyai kualitas tinggi. Pada kegiatan penelitian ini peneliti mengembangkan pembuatan serbuk dengan menggunakan bahan dasar dari timah putih yang mempunyai kemampuan titik lebur yang relatif rendah, sehingga sangat mudah untuk dilakukan. Untuk itu dalam makalah ini peneliti mencoba untuk menganalisa karakteristik serbuk dengan pengujian bentuk, ukuran dan kekerasan serbuk setelah dicor ulang. Hasil pengujian kekerasan vikers rata-rata raw material (41,6 VHN), dari hasil cor ulang serbuk timah pada pengujian 1 atomisasi gas temperatur udara keluar nosel 60 0 C harga kekerasan rata-rata (50,2 VHN), pada pengujian 2 temperatur udara keluar nosel 75 0 C (49,5 VHN), pada pengujian 3 temperatur udara keluar nosel 90 0 C (49,0 VHN). Kata kunci : Atomisasi, Serbuk, Uji Kekerasan 1. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu teknologi sekarang semakin pesat, pada teknologi pengecoran logam banyak produk yang dihasilkan menggunakan material berbahan dasar dari serbuk logam. Teknologi manufaktur menggunakan serbuk cukup berkembang pesat, terutama dibidang material komposit. Misalkan serbuk besi, serbuk aluminium, serbuk nikel, serbuk timah, dan sebagainya. Pada umumnya semua jenis logam dapat dibuat menjadi serbuk, tetapi hanya beberapa logam yang dimanfaatkan untuk pembuatan benda jadi. Disamping membuat benda jadi serbuk logam juga digunakan untuk pelapisan logam. Seperti timah, dalam kehidupan sehari-hari timah banyak digunakan untuk pelapisan logam tertentu karena mempunyai sifat yang tahan korosi, tidak mengandung racun, dan mempunyai kemampuan titik lebur yang relatif rendah, sehingga sangat mudah untuk dilakukan. Dalam bidang makanan, timah digunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan yang terbuat dari besi. Dalam bidang pengobatan, paduan timah-aluminium digunakan untuk kemasan obat. Metode atomisasi masih terus mengalami perkembangan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas serbuk yang dihasilkan. Teknik penggunaan sumber energi yang lain memungkinkan ditemukannya metode-metode atomisasi baru, diantaranya metode atomisasi gas yang berasal dari kompresor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ukuran dan bentuk serbuk timah yang dihasilkan dengan metode atomisasi gas sudut 90 0 dengan variasi temperatur udara keluar nosel 60 0 C, 75 0 C, dan 90 0 C dari kompresor yang mempunyai tekanan sebesar 115 Psi, kemudian untuk mengetahui kekerasan hasil cor ulang serbuk timah ukuran mesh 140 dan mesh 170 yang dicor pada cetakan. Penelitian terhadap study bentuk, ukuran dan densitas serbuk timah putih hasil dengan metode atomisasi gas bertekanan 115 Psi diperoleh dari kompresor, menyatakan bahwa semakin besar tekanan gas yang diberikan maka akan semakin halus serbuk yang dihasilkan. Bentuk yang dihasilkan dengan sudut 60 dengan 2 sprayer bentuk yang dihasilkan pada umumnya berbentuk ligamental, rounded dan bulat (spherical). Sedangkan dengan sudut 90 dengan 1 sprayer bentuk yang dihasilkan berbentuk ligamental, rounded, tear drop dan angular. Hasil optimum didapat pada tekanan 115 Psi pada sudut 90 dengan 1 sprayer (Farid, 2008) Pengaruh variasi sudut terhadap distribusi ukuran butiran pada proses atomisasi timah putih, dimana pembuatan serbuk timah dengan menggunakan metoda proses atomisasi semprot udara. 1

Parameter proses yang divariasikan adalah sudut kemiringan nozel sebesar 30 o dan 60 o Tekanan udara yang dipakai berkisar antara 18-20 kg/cm 2 dan temperatur lebur pada keadaan konstan sebesar 400 o C. Hasil optimum didapat pada sudut kemiringan nozel sebesar 30 o (Nyoman dkk, 2005) Teknik pembuatan metalurgi serbuk ini didahului dengan proses pembuatan serbuk, dimana logam yang masih berbentuk padat diubah menjadi serbuk logam dengan atomisasi gas, kemudian serbuk logam akan mengalami proses pencampuran (mixing) yang selanjutnya akan mengalami proses pembentukan (shapping) untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Produk dari proses pembentukan ini dikenal dengan green body (green compact). Produk green body tadi selanjutnya dipanaskan (sinter) dengan temperatur dibawah temperatur cair material tersebut (Amstead, 1995). Dalam teknik pembuatan metalurgi serbuk ini dapat dilakukan dengan metode atomisasi gas atau penyemprotan logam dimana logam yang masih berbentuk padat diubah menjadi serbuk. Ini merupakan cara yang baik untuk membuat serbuk dari logam dengan suhu rendah seperti timah hitam, alumunium, seng, dan timah putih. (German, 1984) Gambar 1. Metode Atomisasi Gas Serbuk logam juga digunakan untuk pelapisan logam. Misalkan timah, dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan untuk pelapisan logam tertentu karena mempunyai sifat yang tahan korosi, tidak mengandung racun, dan memiliki titik didih yang rendah. Dalam bidang makanan, timah digunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan yang terbuat dari besi. Dalam bidang pengobatan, paduan timah-aluminium digunakan untuk kemasan obat. Timah dan paduannya juga digunakan untuk bantalan ringan, pemberat atau beban, bagian dari aki, pelindung radiasi sinar X. (Groover, 1996) Untuk mengetahui hubungan phasa yang hadir dengan komposisi pada temperatur tertentu maka harus digunakan diagram phasa. Diagram phasa dari paduan Pb-Sn dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2. Diagram Fasa Pb-Sn Pengujian dengan metode Vickers memiliki keuntungan yaitu dapat menguji bahan yang terkecil sampai homogen. Metode Vickers menggunakan piramida intan sebagai penetrator. Karena bentuk penumbuknya seperti piramida, maka disebut uji kekerasan piramida intan. Angka kekerasan piramida intan (DPH) atau angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai beban dibagi luas permukaan lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari pengukuran mikroskopik panjang diagonal jejak (Dieter, 1998). 2

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Pustaka Persiapan Alat dan Bahan 1. Timah Batangan 2. Alat Pembuat Serbuk 3. Kompor bakar 4. Kompresor 5. Semprotan Air 6. Pelindung keamanan Proses Atomisasi Variasi Temperatur 1. Temp. udara keluar nosel 60 0 C 2. Temp. udara keluar nosel 75 0 C 3. Temp. udara keluar nosel 90 0 C Penampungan Pengeringan Pengujian Pengayakan Serbuk ASTM E 11-01 Foto Mikro Serbuk Timah Ukuran Mesh 140 dan 170 Uji Kekerasan Hasil Cor Ulang Serbuk Timah Ukuran Mesh 140 dan 170 ASTM E 384-99 Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3. Diagram Alir Penelitian 2.2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk membuat serbuk adalah timah putih dengan perbandingan Sn/Pb (60/40) merk Pancing berbentuk batangan dengan berat ± 200 gr yang mempunyai panjang tiap batangnya ± 27 cm. 2.3. Alat Penelitian 1. Kompresor. 2. Alat pembuat serbuk 3. Kompor bakar. 3

4. Semprotan Air 5. Thermokopel 6. Stopwatch. 7. Timbangan digital. 8. Ayakan (sieving) dan Pengerak Ayakan (sieve sheker). 9. Alat uji foto struktur mikro (Olympus Microscope). 10. Alat uji kekerasan Micro Vickers Hardness Tester. 2.4. Prosedur Penelitian 2.4.1. Proses Pembuatan Serbuk Timah Pertama mulai dengan merangkai beberapa peralatan, seperti persiapan alat pembuat serbuk, kompresor dan kompor bakar. Setelah semuanya terangkai, kompresor dinyalakan sampai bertekanan 115 psi. Kemudian alat pembuat serbuk timah dipanaskan dengan kompor bakar. Setelah alat tersebut panas masukkan timah kedalam alat pembuat serbuk hingga timah mencair. Setelah mencair dan mengalir kebawah, buka kran dari kompresor yang terhubung dengan nosel pada alat pembuat serbuk. Kemudian terjadi proses atomisasi, dan pada saat itu juga kita semprotkan air agar serbuk tidak banyak berterbangan diudara bebas. Hasil proses atomisasi timah ditampung didalam ember. Setelah didapatkan serbuk timah yang bercampur air, lalu kita saring menggunakan kain dan dijemur dibawah matahari atau dianginanginkan. Kemudian serbuk timah yang dihasilkan ditiimbangan dengan menggunakan timbangan digital. 2 5 1 3 4 6 7 Keterangan : 1. Kompresor 2. Kompor Bakar 3. Nosel 4. Saluran Turun Logam Cair Gambar 4. Skema Peralatan Pembuat Serbuk Timah 5. Semprotan Air 6. Seng 7. Ember 2.4.2. Pengujian Material 1. Pengujian Ukuran Serbuk Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran serbuk yang dihasilkan dari proses atomisasi gas. Uji ini bisa dilakukan dengan metode Possible Size Measure dan Equivalent Sphere Diameter. Tetapi metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran partikel secara kolektif adalah menggunakan metode ayakan (sieving). Pertama serbuk diayak menggunakan ayakan ukuran 40, 60, 100, 140, dan 170 dengan bukaan ayakan 425 µm, 250 µm, 150 µm, 106 µm, dan 96 µm dengan standarisasi ASTM E 11-01. Kemudian ayakan diletakkan diatas alat penggerak ayakan (sieve sheker) selama 2 menit dan akan didapatkan hasil serbuk untuk tiap-tiap ukuran mesh. Setelah proses pengayakan selesai, kemudian serbuk ditimbang kembali agar diketahui berat serbuk pada tiap-tiap ukuran mesh. Ukuran serbuk dinyatakan dalam analisis distribusi ukuran partikel yang berbentuk grafik yang menunjukkan berat jumlah serbuk yang berada dalam setiap inkremen ukuran partikel. Ukuran serbuk secara kolektif dapat ditentukan dari persen kumulatif berat serbuk. 4

Berat Serbuk (gr) 2. Pengujian Struktur Mikro. Pengamatan struktur mikro dilakukan untuk mengetahui bentuk serbuk yang dihasilkan dari tiap-tiap bagian pembuatan serbuk timah. Alat uji struktur mikro ini menggunakan Olympus Metallurgical Microscope dengan menggunakan perbesaran 200X. Sampel yang akan diuji adalah 2 spesimen dari ayakan yang mempunyai ukuran mesh 140 dan 170 pada ketiga percobaan dengan variasi temperatur udara keluar nosel. 3. Pengujian Kekerasan Vikers Pengujian kekerasan ini dilakukan untuk mengetahui harga kekerasan dari benda uji, yaitu dengan mengukur kekerasan pada hasil cor ulang serbuk timah pada mesh 140 dan mesh 170. Jumlah sampel yang akan diuji adalah 2 spesimen dari 3 variabel (temperatur udara keluar nosel 60 0 C, 75 0 C, dan 90 0 C) dengan ukuran cetakan diameter 8 mm dan tinggi 10 mm. Pertamatama dilakukan peleburan serbuk mesh 140 dan mesh 170 pada ketiga variabel dan dituangkan kedalam cetakan yang sudah disiapkan. Setelah didinginkan dengan cara didiamkan pada suhu kamar kemudian cetakan dilepas menggunakan gergaji triplek secara perlahan. Setelah lepas dilakukan penghalusan permukaan benda uji dengan kertas amplas nomor 400, 1000, dan 1500 secara berurutan. Kemudian dilakukan pemolesan menggunakan autosol dan kain beludru untuk menghilangkan sisa-sisa goresan dari hasil pengamplasan dan mendapatkan permukaan yang halus serta mengkilap lalu dilakukan pengujian kekerasan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Micro Vickers Hardenes Tester dengan standarisasi ASTM E384-99. Angka kekerasan vikers didefinisikan sebagai beban uji dibagi luas permukaan lekukan yang dirumuskan sebagai berikut : 2Psin θ DPH=VHN= 2 D 1,854P = 2 kgf/mm 2 D Dimana : P = beban yang diterapkan (kgf) D = diagonal rata-rata (mm) θ = sudut piramida = 136 o 2 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengujian 3.1.1. Pengujian Ukuran Serbuk Dengan Metode Screening. 40 35 30 25 20 15 10 5 0 40 60 100 140 170 Ukuran partikel (mesh) Temp.udara pada nosel 60C Temp.udara pada nosel 90C Temp.udara pada nosel 75C Gambar 5. Histogram hubungan antara berat serbuk dengan ukuran partikel serbuk timah hasil metode atomisasi gas temperatur udara keluar nosel 60 o C, 75 o C, dan 90 o C 5

3.1.2. Pengamatan Bentuk Hasil Serbuk Timah. Angular Flake Spherical (a) (b) Gambar 6. Bentuk struktur mikro serbuk timah dengan perbesaran 200 X hasil atomisasi gas dengan temperatur udara keluar nosel 90 o C. (a) Ukuran mesh 140 dan (b) Ukuran mesh 170. Flake Spherical Fibrous (a) (b) Gambar 7. Bentuk struktur mikro serbuk timah dengan perbesaran 200 X hasil atomisasi gas dengan temperatur udara keluar nosel 75 o C. (a) Ukuran mesh 140 dan (b) Ukuran mesh 170 Dendritic Fibrous Spherical. (a) (b) Gambar 8. Bentuk struktur mikro serbuk timah dengan perbesaran 200 X hasil atomisasi gas dengan temperatur udara keluar nosel 90 o C. (a) Ukuran mesh 140 dan (b) Ukuran mesh 170. 6

Harga Kekerasan (VHN) 3.1.3. Pengujian Kekerasan Vikers Hasil Cor Ulang Serbuk Timah Pada Ukuran Mesh 140 dan 170. Tabel 1. Harga kekerasan pada benda uji Benda Uji Mesh Letak D rata-rata (mm) VHN VHN rata-rata 140 acak 0.381 51.1 I acak 0.384 50.4 170 acak 0.385 50.0 acak 0.388 49.3 140 acak 0.383 50.7 II acak 0.389 49.0 170 acak 0.386 49.8 acak 0.390 48.7 140 acak 0.386 49.7 III acak 0.391 48.5 170 acak 0.388 49.3 acak 0.391 48.6 acak 0.420 42.1 Raw material acak 0.425 41.0 acak 0.419 42.2 acak 0.426 40.9 50.2 49.5 49.0 41.6 60 50 40 30 20 10 0 41.6 50.2 49.5 49.0 Spesimen Raw material Temp.udara keluar nosel 75 C Temp.udara keluar nosel 60 C Temp.udara keluar nosel 90 C Gambar 9. Histogram harga kekerasan rata-rata pada hasil serbuk timah yang telah dicor ulang hasil atomisasi gas dengan temperatur udara keluar nosel 60 o C, 75 o C, 90 o C dan raw material. 3.2. Pembahasan 3.2.1. Ukuran Serbuk. Dari grafik distribusi hubungan di atas terlihat bahwa ukuran partikel yang dihasilkan pada metode atomisasi gas sudut 90 o pada temperatur udara keluar nosel 90 o C memiliki distribusi yang mengalami perubahan cukup tajam, dari berat serbuk yang dihasilkan pada mesh 40 sebesar 18,17 gram dan mesh 170 sebesar 35,87 gram lebih baik dibandingkan pada temperatur udara keluar nosel 60 o C dan 70 o C. Hal ini berarti semakin tinggi temperatur udara pada proses atomisasi semprot udara, maka semakin besar kecepatan geraknya sehingga menyebabkan tumbukan terhadap cucuran timah semakin besar dan serbuk yang dihasilkan semakin halusapabila temperatur udara pada nosel semakin tinggi yang disemprotkan pada benda cair, maka serbuk yang dihasilkan akan semakin halus. 3.2.2. Bentuk Serbuk Dari hasil foto stuktur mikro, dihasilkan bentuk serbuk timah dengan metode atomisasi gas pada sudut 90 o temperatur udara keluar nosel 60 o C ukuran mesh 140, banyak dihasilkan serbuk berbentuk ligamental dan flake, kemudian berbentuk rounded dan teardrop (gambar 10a). Pada ukuran mesh 170 banyak dihasilkan serbuk berbentuk rounded dan teardrop, kemudian berbentuk spherical, 7

angular dan ligamental (gambar 10b). Bentuk angular, teardrop, flake sedikit apabila dibandingkan bentuk ligamental dan rounded., sedangkan bentuk yang paling sedikit dihasilkan adalah spherical. Pada temperatur udara keluar nosel 75 o C ukuran mesh 140 banyak dihasilkan serbuk berbentuk teardrop dan ligamental, kemudian bentuk rounded dan fibrous (gambar 11a). Pada ukuran mesh 170 banyak dihasilkan serbuk berbentuk rounded dan teardrop kemudian bentuk spherical, flake, dan ligamental (gambar 11b). Bentuk ligamental, fibrous, dan flake sedikit apabila dibandingkan dengan bentuk rounded dan teardrop sedangkan bentuk yang paling sedikit dihasilkan adalah spherical. Pada temperatur udara keluar nosel 90 o C ukuran mesh 140 banyak dihasilkan serbuk berbentuk teardrop dan rounded, kemudian bentuk ligamental dan fibrous (gambar 12a). Pada ukuran mesh 170 banyak dihasilkan serbuk berbentuk spherical dan teardrop, kemudian bentuk dendritic, ligamental, dan rounded. (gambar 12b). Bentuk ligamental, rounded, dan fibrous sedikit apabila dibandingkan dengan bentuk teardrop dan spherical, bentuk yang paling sedikit dihasilkan adalah bentuk dendritic. 3.2.3. Pengujian Hasil Kekerasan Cor Ulang Serbuk. Dari hasil uji kekerasan didapatkan harga kekerasan rata-rata raw material (41,6 VHN) dan hasil cor ulang serbuk timah ukuran mesh 140 dan mesh 170 pada saat atomisasi gas sudut 90 o variasi temperatur udara keluar pada nosel 60 o C (50,2 VHN), temperatur udara keluar nosel 75 o C (49,5 VHN), dan temperatur udara keluar nosel 90 o C (49,0 VHN). Temperatur udara keluar nosel ternyata berpengaruh terhadap sifat oksidasi yang mempengaruhi kekerasan suatu logam. Serbuk timah yang dihasilkan pada temperatur udara keluar nosel 90 o C kekerasan timah cor ulang oksidasi berkurang sehingga hasilnya semakin lebih lunak mengarah kesifat raw material. 4. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran partikel dengan metode screening didapatkan hasil distribusi ukuran partikel yang dihasilkan dari metode atomisasi gas sudut 90 o pada temperatur udara keluar nosel 60 o C dihasilkan berat serbuk terbanyak pada ukuran mesh 40 yaitu 35,68 gram, untuk temperatur udara keluar nosel 75 o C dihasilkan berat serbuk terbanyak pada ukuran mesh 140 yaitu 25,24 gram dan pada temperatur udara keluar nosel 90 o C dihasilkan berat serbuk terbanyak pada ukuran mesh 170 yaitu 35,39 gram. Bentuk yang dihasilkan rata-rata pada metode atomisasi gas sudut 90 o pada temperatur udara keluar nosel 60 o C bentuk yang dihasilkan rata-rata berbentuk ligamental dan rounded, pada temperatur udara keluar nosel 75 o C bentuk yang dihasilkan rata-rata berbentuk teardrop dan rounded, pada temperatur udara keluar nosel 90 o C bentuk yang dihasilkan rata-rata berbentuk teardrop dan sperichal. Dari hasil uji kekerasan vikers didapatkan harga kekerasan rata-rata raw material (41,6 VHN), untuk hasil cor ulang serbuk timah saat proses atomisasi temperatur udara keluar nosel 60 o C (50,2 VHN), temperatur udara keluar nosel 75 o C (49,5 VHN), dan temperatur udara keluar nosel 90 o C (49,0 VHN). DAFTAR PUSTAKA Amstead, B. H., dan Begeman, L. M., (1985), Teknologi Mekanik. Erlangga, Jakarta. Dieter, George.E, (1998), Mechanical Metallurgy, University of Maryland. German, M.R, (1984), Powder Metallurgy Science, Metal Powder Industries Federation, New Jersey. Groover, M.P., (1996), Fundamental of Modern Manufacturing. Prentice Hall, New Jersey. Hartomo, A.J dan Kaneko, T, (1992), Mengenal Pelapisan Logam. Andi Offset, Yogyakarta. Farid, (2008), Studi Bentuk, Ukuran dan Densitas Serbuk Timah Hasil Proses Pembuatan Serbuk dengan Metode Atomisasi. UMS Surakarta. 8