MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM GANDA PADA WILAYAH GEMPA KUAT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

TUGAS AKHIR RC

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

menggunakan ketebalan 300 mm.

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Batasan Masalah

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

Modifikasi Perencanaan Apertemen Grand Kamala Lagoon Menggunakan Struktur Baja Komposit dengan Sistem Rangka Berpengaku Eksentris

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

MODIFIKASI PERENCANAAM GEDUNG PERKULIAHAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA DI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA DAN BETON

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

TUGAS AKHIR RC

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono

TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TELKOMSEL DI SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN BAJA-BETON KOMPOSIT

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PANDAN WANGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA UNTUK DIBANGUN DI BENGKULU

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG SANTIKA HOTEL BEKASI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERANCANGAN MODIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN. Oleh : Sulistiyo NRP Dosen Pembimbing : Ir. Iman Wimbadi, MS

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH

MAKALAH TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR DIREKTORAT JENDRAL BEA DAN CUKAI KEDIRI DENGAN SISTEM GANDA MENGGUNAKAN BASEMENT

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1, (2018) ISSN: ( Print)

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERUSAHAAN DAERAH PASAR SURYA SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

STUDI PERILAKU DINDING GESER PELAT BAJA (STEEL PLATE SHEAR WALL) PADA BANGUNAN STRUKTUR BAJA AKIBAT BEBAN GEMPA

PRESENTASI TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM PADA BALOK ANAK

Transkripsi:

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK Muhammad Machdum Ibrohim, Ir. Heppy Kritijanto, MS., Data Iranata S.T., M.T., Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : i.mahdum@yahoo.com 1 Abstrak - Apartemen Mulyorejo merupakan sebuah apartemen yang terletak di Surabaya. Apartemen ini terdiri dari 33 lantai dan memiliki ketinggian 100,7 meter. Perencanaan awal apartemen Mulyorejo menggunakan struktur beton bertulang. Sebagai bahan studi perencangan, bangunan ini dimodifikasi menjadi struktur rangka baja. Kemampuan baja yang tinggi akan mengurangi berat sendiri struktur. Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE) adalah suatu sistem rangka bangunan baja yang menggunakan bresing eksentrik sebagai penahan beban lateral. SRBE memiliki kelebihan dibandingkan sistem struktur yang lain diantaranya memiliki nilai kekakuan dan daktilitas yang lebih tinggi. Peran bresing sebagai pengaku dan link yang daktail sebagai penyerap energi gempa yang efektif, secara bersama-sama meningkatkan kinerja SRBE sebagai struktur baja tahan gempa. Dalam tugas akhir ini dibahas perencanaan ulang elemen struktur yang meliputi pelat lantai, tangga, balok anak, balok induk, kolom dan pondasi. Perencanaan struktur apartemen ini menggunakan Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE). Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan perencanaan struktur baja yang rasional dan memiliki kemampuan dan daktilitas yang cukup berdasarkan SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Gedung, SNI 03-1726- 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Kata Kunci : Apartemen Mulyorejo, SRBE, Daktilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini konstruksi pembangunan gedung banyak digunakan material beton bertulang. Selain itu juga terdapat material baja yang berdaarkan perimbangan ekonomi, sifat, dan kekuatannya cocok dipakai sebagai bahan elemen struktur. Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE) memiliki kelebihan dibandingkan Struktur Rangka Pemikul Momen maupun Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK). SRBE memiliki kekakuan yang lebih tinggi dibandingkan SRPM (Sistem Rangka Pemikul Momen) dan memiliki daktilitas yang lebih tinggi dibandingkan SRBK (Sistem Rangka Bresing Konsentris). Peran bresing sebagai pengaku dan link yang daktail sebagai penyerap energi gempa yang efektif, secara bersama-sama meningkatkan kinerja SRBE sebagai struktur baja tahan gempa. Dalam Tugas Akhir ini, pembangunan Apartemen Mulyorejo yang menggunakan beton bertulang akan dimodifikasi menggunakan struktur rangka baja. Shear wall sebagai penahan beban lateral diganti dengan bresing eksentrik. Penggunaan struktur rangka baja berpengaku eksentrik merupakan pilihan yang tepat dari segi ketahanan struktur. Sistem rangka bresing eksentrik mempunyai nilai daktilitas tinggi. Sistem rangka ini diharapkan mampu mencapai deformasi inelastis dan tingkat daktilitas yang sesuai dengan prinsip desain kapasitas pada saat terjadi beban maksimum. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Permasalahan Utama Bagaimana merencanakan modifikasi struktur apartemen Mulyorejo dengan menggunakan Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE)? 1.2.2. Rincian Permalahan 1. Bagaimana menentukan Preliminary design penampang elemen struktur apartemen Mulyorejo? 2. Bagaimana merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat, balok anak dan tangga? 3. Bagaimana memodelkan dan melakukan analisis struktur dengan program bantu SAP 2000? 4. Bagaimana merencanakan struktur primer yang meliputi balok dan kolom? 5. Bagaimana merencanakan bresing eksentrik dan link? 6. Bagaimana merencanakan sambungan? 7. Bagaimana mengilustrasikan hasil perencanaan struktur dalam gambar teknik? 1.3. Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut : 1. Tidak menghitung anggaran biaya. 2. Tidak meninjau metode pelaksanaan proyek. 3. Tidak mempertimbangkan sistem sanitai dan instalasi listrik gedung. 1.4. Tujuan Tujuan yang diharapkan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk : 1. Menentukan Preliminary Design penampanh struktur Apartemen Muyorejo. 2. Merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat, balok anak dan tangga. 3. Memodelkan dan melakukan analisis struktur dengan program bantu SAP 2000. 4. Merencanakan struktur primer yang meliputi balok dan kolom. 5. Merencanakan bresing eksentrik dan link. 6. Merencanakan sambungan. 7. Mengilustrasikan hasil perencanaan struktur dalam gambar teknik 1.5. Manfaat Manfaat yang bisa diperoleh dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Menambah wawasan dan mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan 2. Memberi alternatif sistem struktur lain yang lebih efisien. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Acuan yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu :

2 1. SNI 1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung 2. SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung Dan Non Gedung 3. Peraturan Pembebanan Iindonesia Untuk Gedung 1983 BAB III METODOLOGI 4.2.3. Balok Anak Lantai Parkir Menggunakan profil 450 x 200 x 9 x 14 4.3. Perencanaan Balok Penumpu Lift Menggunakan profil 450 x 200 x 9 x 14 4.4. Perencanaan Tangga Ketinggian antar lantai : 310 cm Tinggi bordes : Tinggi injakan (t) : 16 cm Lebar injakan (i) : 30 cm Jumlah tanjakan (Σt) : 10 buah Jumlh injakan (Σi) : 9 buah Lebar bordes : 180 cm Panjang bordes : 385 cm Lebar tangga : 180 cm Lebar pegangan tangga :10 cm Sudut kemiringan (α) : arc tg ( 310/2 ) = 300 27,320 Denah tangga BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 4.1. Perencanaan Pelat Perencanaan pelat lantai pada gedung ini menggunakan bantuan tabel perencanaan praktis dari PT BRC LYSAGHT INDONESIA. Spesifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut: - Beton menggunakan mutu K225 kg/cm 2 - Bondex menggunakan tebal 0,75 mm - Tulangan susut menggunakan wiremesh M5 4.1.1. Pelat Lantai Atap Bentang = 2,5 m Beban berguna = 200 kg/m 2 Tebal pelat 9 cm dan tulangan negatif 1,71 cm 2 /m 4.1.2. Pelat Lantai Apartemen Bentang = 2,5 m Beban berguna = 400 kg/m 2 Tebal pelat 9 cm dan tulangan negatif 2,48 cm 2 /m 4.1.3. Pelat Lantai Parkir Bentang = 2,5 m Beban berguna = 500 kg/m 2 Tebal pelat 9 cm dan tulangan negatif 2,84 cm 2 /m 4.2. Perencanaan Balok Anak 4.2.1. Balok Anak Lantai Atap Menggunakan profil 400 x 200 x 7 x 11 4.2.2. Balok Anak Lantai Apartemen Menggunakan profil 400 x 200 x 8 x 13 BAB V PEMODELAN STRUKTUR 5.1. Pembebanan Struktur Utama Pembebanan struktur utama didasarkan pada PPIUG 1983 dengan rincian sebagai berikut : 1. Beban mati (dead load) Rincian pembebanan untuk beban mati adalah : a. Pelat atap q D = 272 kg/m 2 b. Pelat lantai apartemen q D = 312 kg/m 2 c. Pelat lantai parkir q D = 288 kg/m 2 2. Beban hidup (live load) a. Lantai atap = 100 kg/m 2 b. Lantai apartemen = 250 kg/m 2 c. Lantai parkir = 400 kg/m 2 5.2. Pembebanan Gempa Dinamis Perhitungan beban gempa pada struktur ini ditinjau dengan pengaruh gempa dinamik sesuai SNI 03-1726-2012. Analisisnya dilakukan berdasarkan analisis respon dinamik dengan parameter-parameter yang sudah ditentukan. 5.3. Kontrol Desain Adapun hal-hal yang harus dikontrol sesuai dengan peraturan SNI 03-1726-2012 adalah sebagai berikut : - Kontrol partisipasi massa

3 Output Case Step Type Step Num Sum UX Sum UY MODAL Mode 1 0.00454 0.512 MODAL Mode 2 0.575 0.53 MODAL Mode 3 0.614 0.616 MODAL Mode 4 0.641 0.716 MODAL Mode 5 0.762 0.757 MODAL Mode 6 0.769 0.788 MODAL Mode 7 0.853 0.792 MODAL Mode 8 0.865 0.865 MODAL Mode 9 0.874 0.885 MODAL Mode 10 0.919 0.886 MODAL Mode 11 0.919 0.886 MODAL Mode 12 0.919 0.887 MODAL Mode 13 0.921 0.906 MODAL Mode 14 0.922 0.908 MODAL Mode 15 0.922 0.911 MODAL Mode 16 0.923 0.918 MODAL Mode 17 0.923 0.925 MODAL Mode 18 0.942 0.925 MODAL Mode 19 0.942 0.935 MODAL Mode 20 0.942 0.943 Hasil analisis struktur yang sudah dilakukan telah memenuhi syarat yang terdapat pada SNI-03-1726-2012 pasal 7.9.1 yaitu partisipasi massa ragam terkombinasi paling sedikit sebesar 90%. - Kontrol periode getar struktur. Struktur apartemen Mulyorejo memiliki tinggi 100,7 m. Pada struktur ini digunakan sistem rangka baja dengan bresing eksentrik sehingga pada tabel 15 SNI 03-1726- 2012 didapatkan nilai T = 3,215 s. Maka berdasarkan kontrol waktu getar alami fundamental nilai T masih lebih kecil dari CuxT = 1,4x2,324 = 3,253 s. Jadi analisis struktur apartemen Mulyorejo masih memenuhi syarat SNI 03-1726-2012 Pasal 7.8.2. - Kontrol nilai akhir respon spektrum. V statik = C s. W = 0,026732. 58754833,14 kg = 1570634,2 kg Beban Gempa Global FX (kg) Global FY (kg) Gempa Arah X 1340557,95 190736,8 Gempa Arah Y 203463,45 1337000,06 Kontrol : Untuk gempa arah X : Vdinamik > 85%. Vstatik 1340557,95 kg > 85%. 1570634,2 kg 1340557,95 kg > 1335039,07 kg (OK...!) Untuk gempa arah Y : Vdinamik > 85%. Vstatik 1337000,06 kg > 85%. 1570634,2 kg 1337000,06 kg > 1335039,07 kg (OK...!) - Kontrol Batas Simpangan antar Lantau (Drift) Untuk tinggi tingkat 4 m, simpangan ijinnya adalah : Δ a = 0,020xh sx = 0,020x4 = 0,08m = 80mm Untuk tingkat tinggi 3 m, simpangan ijinnya adalah : Δ a = 0,020xh sx = 0,020x3 = 0,06m = 60mm Untuk tingkat tinggi 3,1 m, simpangan ijinnya adalah : Δ a = 0,020xh sx = 0,020x3,1 = 0,062m = 62mm Lt. Tinggi Lantai Zi Gempa Arah X Gempa Arah Y a (mm ) Ket (m) ix iy ix iy (mm) (mm) (mm) (mm) 33 100,7 14,24 2,63 5,85 18,20 62 OK 32 97,6 15,78 3,18 6,76 19,73 62 OK 31 94,5 16,91 3,33 7,38 21,03 62 OK 30 91,4 17,92 3,47 7,92 22,18 62 OK 29 88,3 18,84 3,59 8,40 23,22 62 OK 28 85,2 19,68 3,71 8,82 24,17 62 OK 27 82,1 20,45 3,82 9,22 25,04 62 OK 26 79 21,17 3,93 9,56 25,83 62 OK 25 75,9 21,82 4,03 9,88 26,55 62 OK 24 72,8 22,43 4,135 10,16 27,22 62 OK 23 69,7 23,00 4,21 10,43 27,84 62 OK 22 66,6 23,52 4,28 10,68 28,41 62 OK 21 63,5 24,00 4,35 10,92 28,95 62 OK 20 60,4 24,46 4,40 11,15 29,45 62 OK 19 57,3 24,88 4,44 11,37 29,92 62 OK 18 54,2 25,26 4,48 11,58 30,35 62 OK 17 51,1 25,61 4,50 11,80 30,74 62 OK 16 48 25,92 4,50 12,00 31,08 62 OK 15 44,9 26,18 4,49 12,19 31,38 62 OK 14 41,8 26,39 4,46 12,36 31,60 62 OK 13 38,7 26,53 4,41 12,50 31,75 62 OK 12 35,6 26,59 4,33 12,61 31,78 62 OK 11 32,5 26,56 4,23 12,66 31,68 62 OK 10 29,4 26,40 4,09 12,61 31,38 62 OK 9 26,3 26,08 3,94 12,41 30,82 62 OK 8 23,2 25,52 3,82 11,92 29,84 62 OK 7 20,1 24,55 3,90 10,83 36,64 62 OK 6 17 29,79 5,61 11,58 24,94 80 OK 5 13 20,7 3,81 7,66 22,74 60 OK 4 10 18,74 3,39 7,10 19,38 60 OK 3 7 16,43 2,89 6,20 18,78 60 OK 2 4 12,21 2,12 4,57 17,48 80 OK 1 0 0 0 0 0 0 OK Dari hasil kontrol tabel di atas maka analisis struktur apartemen Mulyorejo memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-1726-2012 Pasal 7.9.3 dan Pasal 7.12.1 BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 6.1. Perencanaan Elemen Struktur Primer 6.1.1. Link 6.1.1.1. Link Arah X Untuk link arah X digunakan profil WF 500 x 200 x 10 x 16. Dari hasil output SAP 2000 untuk link arah x didapat gaya dalam sebagai berikut : Nu = 0 kg Vu = 61353,25 kg Mu = 26873,6 kg.m e = 2,97 mm - Kontrol Guat Geser Vp = 0,6. fy. ( d 2. tf ).tw = 0,6. 2500. ( 50 2. 1,6 ). 1 = 70200 kg (menentukan) Mp = Mpx = Zx. fy = 2096. 2500 = 5240000 kg.cm

4 2. Mp / e = 2. 5240000 / 50 = 209600 kg. θ. Vn = 0,9. 70200 = 63180 kg θ. Vn > Vu = 61353,25 kg (OK!) - Kontrol Sudut Rotasi Link Sudut rotasi link 1,6. Mp / Vp = 1,6. 5240000 / 70200 = 119,43 cm 2,6. Mp / Vp = 2,6. 5240000 / 70200 = 194,07 cm e = 50 cm < 1,6. Mp / Vp maka αmaks = 0,08 radian = Cd. e = 4. 2,97 mm = 11,88 mm α = (L/e). = (385/50).( 1,188/400) = 0,023 radian α < αmaks (OK!) 6.1.1.2. Pengaku Link Arah X Untuk panjang link < 1,6. Mp / Vp, maka pengaku antara dipasang dengan spasi : Untuk α = 0,08 radian S = 30. tw d / 5 = 30. 1 50 / 5 = 20 cm Untuk α = 0,02 radian S = 52. tw d / 5 = 52. 1 50 / 5 = 42 cm Untuk α = 0,024 radian, digunakan interpolasi S = 20 +( 0,023 0,02 ). (42 20)) = 21,1 0,08 0,02 Dipasang pengaku antara dengan jarak 20 cm. 6.1.1.3. Link Arah Y Untuk link arah Y digunakan WF 500 x 200 x 10 x 16 6.1.1.4. Pengaku Link Arah Y Dipasang pengaku antara dengan jarak 20 cm 6.1.2. Balok di luar link 6.1.2.1. Balok di luar link arah x Balok diluar link arah x digunakan profil WF 500 x 200 x 10 x 16. Dari hasil output SAP 2000 untuk link arah x didapat gaya dalam sebagai berikut : Nu = 0 kg Vu = 6300,52 kg Mu = 592618 kg.cm - Kapasitas Momen Penampang Mn = Zx. fy = 2096. 2500 = 5240000 kg.cm φmn = 0,9. 5240000 = 4716000 kg.cm - Kapasitas geser penampang Vn = 0,6. fy. Aw = 0,6. 2500. 50. 1 = 75000 kg φvn = 0,9. 75000 = 67500 kg - Kontrol interaksi geser lentur Mu. Mn + 0,625 Vu. Vn 1,375 Vu = 1,1. Ry. Vn = 1,1. 1,5. 0,6. fy. (d 2.tf). tw = 1,1. 1.5. 0,6. 2500. (50 2.1,6). 1 = 115830 kg 592618 + 0,625 115830 67500 1,375 4716000 1,198 < 1,375 (OK!) 6.1.2.2. Balok di luar link arah y Balok diluar link arah x digunakan profil WF 500 x 200 x 10 x 16 6.1.3. Bresing 6.1.3.1. Bresing Arah X Bresing arah x digunakan profil WF 450 x 300 x 11 x 18 Dari hasil output SAP 2000 untuk link arah x didapat gaya dalam sebagai berikut : Ptekan = 104019,56 kg Ptarik = 65331,91 kg Pu tekan = 1,25. Ry. (Vn / Vlink). Ptekan = 1,25. 1,5. (70200 / 61353,25). 104019,56 = 223159,73 kg Pu tarik = 1,25. Ry. (Vn / Vlink). Ptarik = 1,25. 1,5. (70200 / 61353,25). 65331,91 = 140160,67 kg - Kontrol Tekan P n = Ag. fy 2500 = 157,4. = 289505,65 kg ω 1,359 φ c P n = 0,85 289505,65 = 246079,81 kg φ c P n > Pu (OK!) - Kontrol Tarik P n = Ag. fy = 157,4. 2500 = 393500 kg φ c P n = 0,9 393500 = 354150 kg φ c P n > Pu (OK!) 6.1.3.2. Bresing Arah Y Bresing arah y digunakan profil WF 450x300x11x18 6.1.4. Balok Induk 6.1.4.1. Balok Induk Memanjang Balok induk memanjang direncanakan menggunakan profil WF 500 x 300 x 11 x 18. a. Dari analisis SAP 2000, didapatkan gaya dalam yang terjadi pada balok induk memanjang adalah sebagai berikut : Mu = 4239410 kg.cm Vu = 21507,9 kg b. Kontrol penampang profil terhadap gaya lentur Mn = Mp = 7750000 kg.cm Syarat : ΦMn Mu (Φ = 0.9) 0.9 x 7750000 4239410 6975000 4239410 (OK...!) c. Kontrol penampang profil terhadap gaya geser V n = 0,6 f y A w = 0,6 x 2500 x (48,8 x 1,1) = 80520 kg Ø V n V u Ø V n = 0,9. 80520 kg = 72468 kg > 21507,9 kg... OK! d. Kontrol lendutan f ijin = L = 770 = 2,14 cm 360 360 f 0 = 1,154 cm f 0 < f ijin 1,154 cm < 2,14 cm... OK! 6.1.4.2. Balok Induk Melintang Balok induk melintang direncanakan menggunakan profil WF 500x300x11x18 6.1.5. Kolom 6.1.5.1. Kolom Lantai 1-5 Pada perencanaan ini ditunjukkan contoh perhitungan kolom lantai 1. Direncanakan dengan profil King Cross 800 x 300 x 14 x 26 dan panjang kolom 400 cm. Dari hasil analisis SAP 2000 didapatkan gaya dalam yang bekerja sebagai berikut : Pu = 1990337 kg Mux = 94884,07 kg.m Muy = 24618,18 kg.m Kuat nominal kolom komposit : Pn = As x fcr = 534,8 x 5890,4 = 3150185,92 kg Kuat rencana kolom komposit : Øc x Pn = 0,85 x 3150185,92 = 2677658,03 kg Syarat : Pu < Øc x Pn 1990337 < 2677658,03...Ok!!

5 Momen nominal kolom : 1 h2 Aw. fy Mnx fyzx h2 2Cr Ar. fyr Aw. 3 2 1,7 fc' h1 Mnx 43560764,78 kg.cm = 435607,65 kg.m 1 h2 Aw. fy Mny fyzy h2 2Cr Ar. fyr Aw. 3 2 1.7 fc' h1 Mny 44017014,78 kg.cm = 440170,15 kg.m Kontrol interaksi : Pu 1990337 c.pn 2677658,03 Maka: fy fy 0,743 < 0,1 (Rumus 1) Pu 8 Mux Muy 1.00 c. Pn 9 bmnx bmny 8 94884,07 24618,18 0,743 1.00 9 0,9x435607,65 0,9x44017014 0,964 < 1.00 (OK...!) 6.2. Perencanaan Sambungan 6.2.1. Sambungan sendi Sambungan sendi didesain hanya untuk menerima beban geser. Jadi perhitungan sambungan hanya menentukan jumlah baut. Sambungan Sendi (Balok Anak dengan Balok Induk) Sambungan Sendi (Balok Utama dengan Balok Penumpu Tangga) 6.2.1. Sambungan jepit Sambungan jepit didesain selain untuk menerima beban geser juga menerima momen. Jadi perhitungan sambungan selain menentukan jumlah baut juga menentukan stiffener sebagai penahan momen. BAB VII PERENCANAAN PONDASI 7.1. Kriteria desain Kekuatan dan dimeni tiang : - Dipakai tiang pancang beton (Concrete Pile) dengan bentuk penampang bulat berongga (Round Hollow). - Tiang pancang yang direncanakan adalah menggunakan alternatif jenis tiang dengan spesifikasi WIKA Pile sebagai berikut: Diameter tiang = 500 mm Tebal tiang = 90 mm Kelas = A1 Luas beton = 1159 cm 2 Modulus section = 10505 cm 3 P bahan = 185,3 ton Sumber : PT. Wijaya Karya 7.2. Daya dukung tiang Perhitungan daya dukung tiang pancang ini dilakukan berdasarkan hasil uji Standard Penetration Test (SPT) dengan kedalaman 23 m. Qu = Qp + Qs Qp = qp. Ap = ( Np. K ). Ap = (53,33 35). 0,1963 = 366,52 ton Qs = qs. As P ijin 1 tiang = Ns = 1 3 17,111 1 3. As =. 36,13 = 242,19 ton Qu 366,52 242,19 =. SF 3 = 202,9 ton Nilai daya dukung ini diambil dari nilai terkecil antara daya dukung bahan dan daya dukung tanah. Dari spesifikasi bahan tiang pancang (tabel spesifikasi WIKA), didapat : P 1iang = 185,3 ton. Dari daya dukung tanah didapatkan : P tiang = 202,9 ton Maka daya dukung satu tiang pondasi adalah 185,3 ton. Perhitungan jarak tiang 2D S 2,5D dengan S = jarak antar tiang 100 S 125 dipakai S = 150 cm 1D S 1,5D dengan S = jarak tepi 50 S 75 dipakai S = 50 cm Direncanakan pondasi tiang dengan 9 tiang pancang. Jarak dari as ke as tiang adalah 1,5 meter dengan konfigurasi sebagai berikut : Sambungan Jepit (Balok Induk dengan Kolom) Pondasi Tiang Pancang Kolom Interior

6 7.3. Perhitungan repartisi beban di atas tiang kelompok Dari hasil analisis SAP2000 pada kolom interior : Kontrol beban tetap Pmax = 149375,6 kg < Qijin = 185300 kg (OK!) Kontrol beban sementara Pmax = 153682,9 kg < Qijin = 1,5. 185300 kg Pmax = 153682,9 kg < Qijin = 277950 kg (OK!) 7.4. Perencanaan poer Poer direncanakan terhadap gaya geser ponds pada penampang kritis dan penulangan akibat momen lentur Data-data perancangan poer : - Pmax(1tiang) = 185,3 ton - Jumlah tiang pancang = 9 buah - Dimensi poer = 4 x 4 x 1,5 m 3 - Mutu beton (fc ) = 30 MPa - Mutu baja (fy) = 400 MPa - Diameter tulangan = 22 mm - Selimut beton = 50 mm - Tinggi efektif (d) dx = 1000-50-1/2(22) = 939 mm dy = 1000-50-22-1/2(22) = 917 mm Penulangan lentur arah x Tulangan tarik 70-D22 Tulangan tekan 70-D16 Penulangan lentur arah y Tulangan tarik 70-D22 Tulangan tekan 70-D16 BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan struktur sekunder didapatkan : a. Plat lantai menggunakan bondek PT. BRC LYSAGHT INDONESIA t = 0,75 mm, dengan tebal plat beton : - Lantai atap t = 120 mm - Lantai apartemen t = 120 mm - Lantai parkir t = 120 mm b. Balok anak - Lantai atap WF 400 x 200 x 7 x 11 - Lantai apartemen WF 400 x 200 x 8 x 13 - Lantai parkir WF 450 x 200 x 9 x 14 c. Balok tangga : - Pengaku anak tangga L 45 x 45 x 5 - Bordes WF 100 x 50 x 5 x 7 - Utama 200 x 100 x 4,5 x 7 - Penumpu 200 x 100 x 5,5 x 8 d. Balok lift - Penumpu 300 x 150 x 6,5 x 9 2. Dari hasil perhitungan struktur primer didapatkan : a. Balok induk : - Melintang WF 500 x 300 x 11 x 18 - Memanjang WF 500 x 300 x 11 x 18 b. Kolom apartemen : - Lantai 1-5 Komposit K 800 x 300 - Lantai 6-10 Komposit K 588 x 300 - Lantai 11-15 Komposit K 600 x 200 - Lantai 16-20 Komposit K 500 x 200 - Lantai 21-26 Komposit K 400 x 200 - Lantai 27-32 Komposit K 300 x 150 c. Kolom Podium : - Lantai 1-5 Komposit K 298 x 149 d. Panjang link arah : - Melintang 50 cm dengan pengaku sejarak 20 cm - Memanjang 50 cm dengan pengaku sejarak 20 cm e. Bresing arah : - Melintang WF 450 x 300 x 11 x 18 - Memanjang WF 450 x 300 x 11 x 18 3. Pondasi struktur menggunakan tiang pancang PT. WIKA Beton dengan D = 50 cm (tipe A1) dengan kedalaman 23 m berdasarkan hasil penyelidikan tanah SPT (Standard Penetration Test) DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2012). Bandung : BSN. Badan Standardisasi Nasional. 2000. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729- 2002). Bandung : BSN. Badan Standardisasi Nasional. 2000. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847- 2002). Bandung : BSN. Badan Standarisasi Nasional. 2000. Tata Cara Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (SNI 03-1727-1989). Bandung : BSN. Marwan dan Isdarmanu. 2006. Buku Ajar : Struktur Baja I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03 1729 2002). Jakarta : Erlangga. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS.