BAB I PENDAHULUAN. rumah yang diidamkan ternyata tidaklah mudah. (http://dispendukcapil,malangkota.go.id/?page_id=929), menyebabkan semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB 1 PENDAHULUAN. properti dapat pula dijadikan sebagai pentujuk mulai membaiknya atau. ekonomi secara umum yang sedang berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang sudah diatur dalam Undang-undang Perbankan. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. properti bisa mencapai 20% pertahun tahun. Keadaan ini menyebabkan

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi kebanggan tersendiri. Bank Jatim telah berupaya keras untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan yang diminati oleh masyarakat. trend saat ini. syariah dalam melakukan kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

RINGKASAN TUGAS AKHIR. Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syari ah Malang merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah. Terutama menyangkut tempat tinggal yang merupakan papan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan rumah adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

dan persyaratan kepada mudharib atas pembiayaan yang diberikan.pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 06/PERMEN/M/2007 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memiliki rumah merupakan dambaan bagi setiap orang. Selain merupakan salah satu kebutuhan dasar yaitu kebutuhan papan, dari dalam rumah inilah keluarga dapat berlindung, berkomunikasi, serta berbagi kasih sayang antar anggota keluarga. Maka dari itu, tak heran jika banyak orang berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkannya. Sayangnya untuk mendapatkan rumah yang diidamkan ternyata tidaklah mudah. Seiring dengan semakin tingginya jumlah penduduk di indonesia ini, terbukti mulaitahun 2013 jumlah penduduk mencapai 845.683 Jiwa dan di Tahun 2014 jumlah penduduk mengalami kenaikan yang mencapai 849.667 Jiwa (http://dispendukcapil,malangkota.go.id/?page_id=929), menyebabkan semakin sulit pula untuk bisa mendapatkan rumah yang layak huni dan menjadi idaman bagi setiap orang. Hal inilah yang memacu mahalnya harga pembelian rumah belakangan ini, akhir-akhir ini di daerah Kota Malang harga rumah mulai melambung tinggi, dalam surat kabar Malang Post (http://www.malangpost.com/kota-malang/91333-harga-tanah-terus-melambung) di daerah kawasan jalan kembar gadang-bumiayu dan di daerah jalan mayjen sungkono harga tanah saat ini mulai menembus 2,5 juta per meter, padahal tahun lalu harga tanah di kawasan itu masih sekitar 1 juta per meter. Berbeda lagi dengan kawasan sawojajar, di kawasan perumahan tersebut harga rumah tipe 45 dengan luasan

2 lahan sekitar 220 meterdaerah dirgantara sudah menembus 375 juta, berdasarkan informasi setahun sebelumnya harga rumah dengan tipe yang sama tersebut dilepas dengan harga sekitar 250 juta. Belum lagi ditambah masalah penghasilan rata-rata masyarakat Indonesia khususnyadi kota Malang masih di kisaran UMR (Upah Minimun Regional) sehingga memiliki rumah idaman masih sulit tercapai jika harus membelinya secara tunai. Banyaknya kebutuhan masyarakat akan kredit rumah, membuat Bank menawarkan berbagai produk pembiayaan yang lebih dikenal dengan istilah KPR (Kredit Pemilikan Rumah).Kebutuhan akan pembiayaan pemilikan rumah yang meringankan masyarakat tentu saja memberikan peluang tersendiri kepada bank sebagai lembaga penyedia dana (funding). Hadirnya pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) disebabkan karena tingginya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara kredit. Produk pembiayaan ini awalnya dikelola oleh bank konvensional saja. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip islam yaitu melalui lembaga keuangan perbankan syariah. Maka hadirlah produk pembiayaan rumah dengan prinsip syariah, yang dikenal dengan istilah KPRS (Kredit Pemilikan Rumah Syariah). Tren masyarakat memilih produk KPRS dari bank syariah semakin meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari (http://www.inilahkoran.com/read/detail/2070516/peminat-kprsyariah-terus meningkat) jumlah pembiayaan produk KPR pada 2011 mencapai Rp3,2 triliun, kemudian meningkat ke angka Rp 5,3 triliun di 2012 dan menembus angka Rp7,8 triliun pada tahun 2013.

3 Bank konvensional umumnya memberikan pembiayaan KPR kepada masyarakat menggunakan prinsip bunga, baik bunga efektif maupun bunga flat. Akan tetapi sistem pembiayaan KPR bank konvensional sangatlah berbeda dengan bank syariah. Adapun perbedaan mendasar pembiayaan KPR di Bank Syariah dan Bank Konvensional adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Perbedaan Pembiayaan Bank Konvensional dan Bank Syariah No Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah 1. Bunga Ditentukan di awal pertama pembayaran, selanjutnya menyesuaikan dengan suku bunga indonesia. 2. Keuntungan Karena suku bunga yang berubah ubah membuat keuntungan yang diperoleh oleh bank tidak pasti. 3. Denda Denda atas kelalaian pembayaran angsuran masuk dalam keuntungan Bank 4. Resiko Jika terjadi resiko atas pembiayaan yang diberikan, tanggungan resiko tersebut hanya ditanggung oleh pihak nasabah dan Bank tidak mau tau tentang resiko tersebut. Bagi hasil tetap dari awal sampai akhir, masa angsurannya sesuai dengan kesepakatan awal. Sudah pati karena margin keuntungannya sudah ditentukan di awal pada saat akad. Denda atas kelalaian pembayaran angsuran akan masuk rekening CSR dan bukan merupakan keuntungan Bank. Resiko ditanggung bersama, jadi sesuai dengan konsep pembiayaan islam Sumber : Wawancara PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang Kota Malang semakin lama semakin berkembang dan semakin banyak dikunjungi orang indonesia sendiri maupun orang asing. Ada berbagai macam alasan orang-orang datang berkunjung ke kota malang diantaranya adalah untuk

4 melanjutkan pendidikan, wisata, dan juga datang untuk berbisnis. Karenan hal tersebut memacu kenaikan harga properti di kota Malang dari tahun ke tahun menjadi mahal. Orang-orang kota Malang sendiri pandai membaca peluang sehingga banyak warga kota Malang yang menjalankan bisnis properti karena dilihat dari perkembangan kota malang yang semakin pesat bisnis properti ini dinilai bisnis yang sangat menjanjikan. Banyak sekali warga kota Malang yang menggeluti bisnis properti ini, mereka membeli properti untuk dijadikan kost, villa, maupun untuk rumah kontrakan. Rata rata dari mereka properti yang dijadikan lahan bisnis tersebut tidak dibeli secara tunai melainkan dibeli secara kredit dari Bank konvensional maupun Bank syariah. Banyak sekali bank bank syariah, namun tidak semua bank syariah menawarkan produk pembiayaan KPR yang sesuai dengan prinsip syariah. Diantara perbankan syariah yang ada di Kota Malang, bank syariah yang menjalankan prinsip- prinsip syariah pertama kali adalah PT.Bank Muamalat Indonesia Tbk. PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk merupakan perusahaan jasa yang memberikan jasa-jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah. Produk penghimpunan yang disediakan diantaranya adalah tabungan mudharabah, deposito, giro, shar-e, dan tabungan haji, dll. Sedangkan untuk produk penyaluaran dana diantaranya adalah pembiayaan musyarakah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah, dll. Menurut Antonio (2001:101) yang dimaksud dengan ba i al murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Sedangkan menurut Prabowo (2012:26) yang dimaksud dengan

5 pembiayaan murabahah adalah akad perjanjian penyediaan barang berdasarkan jual beli dimana bank membiayai atau membelikan kebutuhan barang atau investasi nasabah dan menjual kembali kepada nasabah ditambah keuntungan yang disepakati. Adanya pembiayaan KPRS yang berbasis syariah tersebut, banyak sekali masyarakat yang lebih tertarik menggunakan produk syariah dari pada produk KPR bank konvensioanal, khususnya produk dari PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, selain itu produk pembiayaan tersebut tidak memberatkan masyarakat dalam pembayaran cicilan karena tidak adanya bunga yang tinggi seperti pada bank konvensional. Kehadiran Lembaga Keuangan Syariah yakni PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk yang tersebar di berbagai kota dengan produk pembiayaan KPRS tersebut tentu saja melegakan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.Begitu juga dengan masyarakat Kota Malang yang mayoritas beragama islam, karena sistem pembiayaan KPRS yang merupakan produk PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk tersebut sangat mengutamakan prinsip agama islam yang menghalalkan jual beli akan tetapi melarang penggunaan riba dalam setiap transaksinya. Produk pembiayaan kepemilikan rumah syariah yang ditawarkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Malang memiliki beberapa perbedaan akad diantaranya adalah akad (Murabahah), akad bagi hasil (Mudharabah), dan akad (Musyarakah). Menurut penelitian Rosyidha (2012:22) dijelaskan bahwa semua akad memiliki tata cara dan keunikan masing-masing. Akan tetapi, akad jual beli atau yang lebih dikenal dengan akad murabahah paling banyak diminati karena nasabah ingin mengambil pembiayaan hunian rumah dengan jangka waktu

6 pendek yaitu kurang dari lima tahun.berdasarkan data yang diperoleh dari www.bankmuamalat.co.id di jelaskan bahwa produk pembiayaan KPRS yang menggunakan akad murabahah bisa menggunakan uang muka 0%. Menurut Wiroso (2011) sistem pembiayaan murabahah dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan pesanan dan tanpa pesanan. Sehubungan dengan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka meneliti sistem pada PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Malang tentang pembiayaan KPRS (Kredit Pemilikan Rumah Syariah), oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul: Analisis Sistem Pembiayaan KPRS Berdasarkan Akad Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana implementasi sistem pembiayaan KPRS berdasarkan akad murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui implementasi sistem pembiayaan KPRS berdasarkan akad murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian yang sudah dilakukan, diharapkan dapat memberikan banyak manfaat kepada beberapa pihak. Dimana secara tekhnis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada : 1. Bagi Peneliti

7 Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai sistem pembiayaan KPRS berdasarkan akad murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang. 2. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang bagaimana teori keilmuan yang dipelajari selama duduk dibangku perkuliahan dengan implementasi proses sesungguhnya di lapangan. 3. Bagi Lembaga Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini serta bisa menjadi bahan masukan dalam mengatasi permasalahan yang sejenis. 4. Bagi Masyarakat Luas Hasil penelitian ini memberikan informasi yang memadai tentang sistem pembiayaan KPRS berdasarkan akad murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini mengamati tentang bagaimana implementasi sistem pembiayaan KPRS berdasarkan akad murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang yang meliputi prosedur pemberian pembiayaan, penerimaan angsuran, penyelesaian pembiayaan bermasalah.