FORMULASI ETANOL SKRIPSI K SURAKARTA. Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSTRAK TANAMAN CEPLUKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

EKSTRAK TANAMAN CEPLUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besi atau anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi ini jauh lebih lazim terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kolang-kaling merupakan olahan buah pohon aren atau enau (Arenga

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai penurun kadar gula darah. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn DAN VITAMIN C SKRIPSI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP SIFAT FISIK DAN RESPON RASA TABLET EFFERVESCENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN RESPON RASA TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karena temulawak hanya bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik di daratan

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia) DENGAN PULVIS GUMMI ARABICUM (PGA) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia) DENGAN POLIVINILPIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dulu. Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya, kandungan daun sirih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KADAR POLIVINILPIROLIDON SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA FORMULASI TABLET EFFERVESCENT KOMBINASI EKSTRAK HERBA SAMBILOTO

FORMULASI TABLET EKSTRAK HERBA TAPAK DARA (Catharantus roseus (L) G. Don) DENGAN BAHAN PENGIKAT GELATIN DAN GOM ARAB PADA BERBAGAI KONSENTRASI SKRIPSI

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

EKA IRMA PRATIWI K

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlahan agar mendapatkan efek lokal (Mohr, 2009), parameter yang perlu

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

I PENDAHULUAN. Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

a. Pemeriksaan Organoleptis b. Uji Susut Pengeringan... 25

PENGARUH VARIASI KADAR GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.

AAN TRI ERVINA K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada jaman dahulu maupun sekarang. Penggunaan obat tradisional oleh

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR AMPROTAB TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) SECARA GRANULASI BASAH SKRIPSI

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

obat-obat tradisional yang telah menggunakan cara-cara modern. Umumnya masyarakat jaman dahulu menggunakan daun sirih merah masih dalam cara yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR...vi. DAFTAR TABEL...viii. INTISARI...x BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini, banyak orang telah kembali pada pengobatan tradisional

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH SIRSAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanaman Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan salah satu

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BENALU TEH (Scurulla atropurpurea [BL] Dans.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGISI SORBITOL-LAKTOSA SKRIPSI

MARATUSH SHOLIHAH K

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada mulanya jeruk nipis mempunyai nama Latin Citrus aurantium

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

BAB IV PROSEDUR KERJA

Metoda-Metoda Ekstraksi

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L. ) PER ORAL PADA TIKUS GALUR SPRAGUE DAWLEY SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

PENGARUH KADAR BAHAN PENGIKAT POLIVINIL PIROLIDON TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK BENALU TEH (Scurulla atropurpurea [BL] Dans.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGGUNAAN BUAH DEWANDARU (EUGENIA UNIFLORA) PADA PRODUK MIMUNAM SERBUK EFFERVESCENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik pada zaman dahulu maupun masa sekarang. Penggunaan obat-obat

OPTIMASI PEMBUATAN EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) MENGGUNAKAN METODE MASERASI DENGAN PARAMETER KADAR TOTAL SENYAWA FENOLIK DAN FLAVONOID

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa.l) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI XILITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

PENGARUH KADAR AMPROTAB SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) SKRIPSI

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh orang dewasa maupun anak-anak. Loratadin merupakan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

METODE EKSTRAKSI Ekstrak Ekstraksi 1. Maserasi Keunggulan

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

Transkripsi:

FORMULASI TABLETT EFFERVESCENT EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN MENGGUNAKANN POLIVINIL PIROLIDON SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI Oleh : MUHAMMAD YUSUF ANSHORI K 100050067 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2009 i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman dewandaru banyak digunakan sebagai antioksidan. Daun dewandaru mempunyai aktivitas penangkal radikal bebas yang tinggi. IC 50 ekstrak etanol daun dewandaru 8.866 µg/ml yang hampir mendekati nilai dari vitamin E yaitu 3.11µg/ml. Senyawa aktif yang memiliki aktifitas antiradikal dari ekstrak etanol daun dewandaru diduga merupakan senyawa flavonoid dan polifenol (Utami, dkk, 2005). Kandungan lain yang terdapat dalam tanaman dewandaru adalah saponin, tanin, terpentin, antosianin dan lain-lain (Hutapea, 1994). Daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) biasanya digunakan dengan cara ditumbuk halus kemudian diseduh dengan air matang lalu disaring dan hasilnya diminum dua kali sehari (Hutapea, 1994). Penggunaanya seperti itu ternyata kurang praktis digunakan sehingga perlu dibuat sediaan ekstrak dewandaru (Eugenia uniflora L.) yang lebih praktis yaitu dibuat dalam bentuk sediaan tablet effervescent. Sediaan tablet effervescent lebih disukai masyarakat, karena di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet effervescent juga menghasilkan rasa yang enak dan menyegarkan karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada larutan (Banker dan Anderson, 1994). Tablet effervescent yang berkualitas ii

baik, harus memenuhi syarat uji antara lain keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu larut. Pada pembuatan tablet effervescent diperlukan bahan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin, bahan penambah rasa dan bahan penambah aroma (Fudholi, 1983). Untuk meningkatkan kualitas sifat fisik tablet effervescent maka perlu ditambahkan bahan pengikat dengan konsentrasi tertentu. Bahan pengikat yang baik digunakan untuk pembuatan tablet effervescent adalah bahan pengikat yang dapat mudah larut dalam alkohol. Polivinil pirolidon adalah salah satu bahan pengikat yang mudah larut dalam alkohol dan merupakan bahan pengikat yang saat ini telah banyak digunakan oleh industri farmasi untuk pembuatan tablet. Polivinil pirolidon tidak memberikan rasa pada sediaan akhir, memiliki sifat alir yang baik,sudut diam minimum, dan mudah larut dalam air ( Mohrle, 1989). Penelitian yang dilakukan oleh Febriliani (2005), menunjukkan bahwa pembuatan tablet dengan konsentrasi polivinil pirolidon 0,5 2% dapat menghasilkan tablet yang mempunyai sifat fisik memenuhi persyaratan yang ada. Kelebihan lain yang dimiliki polivinil pirolidon adalah dapat digunakan sebagai bahan pengikat baik sebagai larutan alkohol, sehingga dalam pembuatan granul effervescent bisa digunakan alkohol sebagai bahan pelarutnya untuk menghindari reaksi dini asam basa yang tidak dikehendaki (Banker dan Anderson, 1994). Oleh sebab itulah perlu dibuat sediaan tablet effervescent ekstrak etanol daun dewandaru dengan menggunakan bahan pengikat polivinil pirolidon, sehingga diharapkan dapat mempunyai sifat fisik yang baik dan meningkatkan iii

acceptability dan nilai ekonomi dewandaru itu sendiri oleh masyarakat sebagai antioksidan. B. Perumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh variasi kadar polivinil pirolidon terhadap sifat fisik tablet effervescent ekstrak dewandaru (Eugenia uniflora L.). C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kadar polivinil pirolidon sebagai bahan pengikat dalam tablet effervescent ekstrak dewandaru (Eugenia uniflora L.) terhadap sifat fisik yang dihasilkan. D. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman dewandaru (Eugenia uniflora L.) a. Morfologi Tanaman Tanaman Eugenia uniflora L. merupakan tanaman perdu yang tumbuh tahunan. Tingginya ± 5 meter. Batangnya tegak, berkayu, berbentuk bulat dan berwarna coklat. Daunnya tunggal, tersebar, berbentuk lonjong, dengan ujung yang runcing dan bagian pangkalnya meruncing dengan tepi yang rata, pertulangannya menyirip, yang panjangnya ± 5 centimeter dengan lebar ± 4 centimeter dan berwarna hijau. Bunga berkeping tunggal, berkelamin dua, daun pelindung kecil, banyak, berwarna putih, putik berbentuk silindris, mahkota berbentuk kuku, berwarna kuning. Buah berbentuk bulat, dengan diameter ± 1,5 iv

centimeter, berwarna merah. Bijinya kecil, keras dan berwarna coklat. Akar tanaman merupakan akar tunggang dan berwarna coklat (Hutapea, 1994). b. Klasifikasi dan Sitematika Tanaman (Hutapea, 1994) Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Mrytales Suku : Mrytaceae Marga : Eugenia Jenis : Eugenia uniflora L. Nama daerah : Cereme asam (Melayu, Sumatera), asem selong, belimbing londo, dewandaru (Jawa). c. Kandungan kimia dan khasiat Tanaman Eugenia uniflora tersebar luas di Indonesia hingga di daerah Sumatera dan Jawa. Daun tanaman Eugenia uniflora mengandung senyawa senyawa antara lain flavonoid, saponin, dan tanin (Hutapea, 1994). Tanaman dewandaru digunakan sebagai antioksidan, selain itu daun Eugenia uniflora juga sebagai obat tradisional berkhasiat untuk obat mencret (Hutapea, 1994). Tanaman dewandaru mempunyai aktivitas penangkal radikal bebas yang tinggi karena ekstrak etanol daun dewandaru mempunyai IC 50 sebesar 8,866 µg/ml. Senyawa aktif yang diduga memiliki aktifitas antiradikal dari ekstrak etanol daun dewandaru adalah senyawa flavonoid dan polifenol (Utami dkk, 2005). v

2. Ekstrak Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Anonim, 1979). Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan adalah maserasi, perkolasi dan soxhletasi. 1) Maserasi Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari, cairan penyari akan menembus dinding sel atau masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif tersebut akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan aktif di dalam sel dengan yang diluar sel. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan (Anonim, 1986). 2) Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat, sedangkan sisa setelah dilakukannya penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim, 1986). 3) Soxhletasi Soxhletasi dilakukan dengan meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah kantung ekstraksi di bagian dalam alat ekstraksi dan gelas yang vi

bekerja kontinyu. Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan di antara labu melalui pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui pipa berkondensasi (Voigt, 1995). Kriteria cairan penyari yang baik harus memenuhi syarat antara lain murah dan mudah didapat, stabil secara kimia fisika, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar dan selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat (Anonim, 1986). Etanol tidak menyebabkan pembengkakan membran sel, memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Umumnya berlaku sebagai cairan pengekstraksi adalah campuran bahan pelarut yang berlainan, terutama campuran etanol-air. Dengan etanol 70% sering dihasilkan bahan aktif yang optimal, dimana bahan pengotor hanya dalam skala kecil turun dalam cairan pengekstraksi (Voigt, 1995). Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit (Anonim, 1986). 3. Tablet Effervescent Tablet effervescent adalah tablet berbuih dibuat dengan cara kompressi granul yang mengandung garam effervescent yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 2005). Jadi tablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara cepat dengan menghasilkan CO 2 secara serentak. Bila tablet seperti ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia vii

antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan CO 2 serta air. Sumber asam yang umum digunakan dalam tablet effervescent meliputi asam sitrat, asam malat, asam suksinat, asam tartrat, dan asam fumarat. Asam - asam ini sangat penting dalam pembuatan tablet effervescent, jika direaksikan dengan air maka bahan tersebut akan terhidrolisa kemudian akan melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan bahan - bahan karbonat (Ansel, 1989). Menurut Banker dan Anderson (1994), reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat (1) serta asam tartrat dan natrium bikarbonat (2) dapat dilihat sebagai berikut: H 3 C 6 H 5 O 7.H 2 O + 3NaHCO 3 Na 3 C 6 H 5 O 7 + 4H 2 O + 3CO 2 ( 1 ) H 2 C 4 H 4 O 6 + 2NaHCO 3 Na 2 C 4 H 4 O 6 + 2H 2 O + 2CO 2 ( 2 ) Berdasarkan reaksi di atas, dibutuhkan 3 molekul natrium bikarbonat untuk menetralisasi 1 molekul asam sitrat dan 2 molekul natrium bikarbonat untuk menetralisasi 1 molekul asam tartrat. Jumlah bahan obat pada pembuatan sediaan effervescent ditetapkan dari dosis obat yang direncanakan. Umumnya dosis obat didapat dalam satu atau dua sendok teh penuh garam effervescent kering. Setelah formula ditetapkan, serbuk-serbuk dicampur merata setelah yakin serbuk-serbuk ini kering untuk mencegah reaksi kimia terjadi lebih dini setelah itu dibuat granul (Banker dan Anderson, 1994). Keuntungan tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat, viii

menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa (Banker dan Anderson, 1994). Sedangkan kerugian tablet effervescent adalah kesukaran menghasilkan produk yang stabil secara kimia. Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk memulai reaktivitas effervescent. Selama reaksi berlangsung, air yang dibebaskan dari bikarbonat menyebabkan autokatalisis dari reaksi. Kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya dibuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas yang cepat dari produk setelah sampai di tangan konsumen. Tablet effervescent dikemas secara khusus dalam kantong lembaran aluminium kedap udara atau kemasan padat di dalam tabung silindris dengan ruang udara yang minimum (Allen, 2002) 4. Bahan Tambahan Pada Tablet Effervescent a. Bahan Pengisi (diluent) Bahan pengisi ditambahkan dalam formula tablet untuk memperbesar volume tablet sehingga memungkinkan pencetakan dan peracikan dalam jumlah obat yang sangat sedikit dan dengan bahan pengisi ini akan menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (Voigt, 1995). Bahan pengisi yang sering dipakai antara lain laktosa, pati, selulosa mikrokristal (Anonim, 1995). b. Bahan pelicin (lubricant) Bahan pelicin yang digunakan dalam tablet effervescent antara lain: magnesium, calcium, garam zinc, dan asam stearat. Zat tersebut merupakan bahan pelicin yang efektif untuk tablet effervescent dalam konsentrasi kurang dari 1%, karena bahan-bahan tersebut tidak larut dalam air maka jika pemakaian bahanbahan tersebut lebih dari 1% maka dikhawatirkan akan dapat mengganggu ix

disintegrasi tablet effervescent di dalam larutan air. Bahan pelicin yang lain adalah talk dan polytetrafluoroethylene, walaupun bahan tersebut tidak dapat larut dalam air tapi dapat membantu disintegrasi tablet effervescent lebih cepat dalam air. Bahan pelicin yang dapat larut dalam air banyak digunakan, tetapi kurang efisien dibandingkan dengan golongan stearat dan dibutuhkan dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah natrium benzoat dalam bentuk serbuk dan polietilenglikol 8000 (Mohrle, 1989). c. Bahan pengikat Bahan pengikat ditambahkan dalam suatu formula digunakan untuk meningkatkan kohesifitas serbuk. Dalam pemilihan bahan pengikat harus disesuaikan dengan sifat kompatibilitas komponen lain dari tablet. Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat serbuk-serbuk bahan tablet dalam proses granulasi sehingga serbuk berubah menjadi granul dan untuk mengikat granul-granul menjadi tablet dalam proses pengempaan. Bahan pengikat sangat mempengaruhi waktu hancur tablet dan kekerasan tablet yang akan diproduksi. Kadar bahan pengikat yang tinggi akan menghasilkan tablet yang kekerasannya tinggi sehingga waktu hancurnya lebih lama dan efek yang akan ditimbulkan akan lebih lama. Bahan pengikat yang sering digunakan adalah akasia, derifat dari selulosa, gelatin, glukosa, amilum, polivinilpirolidon, sukrosa, sorbitol, dan sodium aglinat (Banker dan Anderson, 1994). 5. Pemerian Zat Tambahan Yang Digunakan a. Asam Sitrat Bentuk hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam, agak higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas. Larut dalam x

kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%)P, sukar larut dalam eter P. Larutan dalam air bereaksi asam, jika dinetralkan menunjukkan reaksi sitrat yang tertera pada reaksi identifikasi. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Digunakan sebagai zat tambahan (Anonim, 1979). Apabila asam sitrat saja yang digunakan maka akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul, tetapi apabila asam tatrat digunakan sebagai asam tunggal, maka granul yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (Banker dan Anderson, 1994). b. Asam Tartrat Asam tartrat merupakan hablur tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam, dan stabil di udara. Kelarutan sangat mudah larut dalam air dan mudah larut dalam etanol (Anonim, 1995). Asam tartrat akan memberikan keuntungan apabila dalam pembuatan tablet effervescent dikombinasi dengan asam sitrat (Banker dan Anderson 1994). c. Natrium Bikarbonat Natrium bikarbonat merupakan serbuk hablur putih, stabil di udara kering, tetapi di dalam udara lembab secara perlahan akan terurai. Kebasaan akan bertambah bila larutan dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan. Larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (Anonim, 1995). Natrium bikarbonat dalam tablet effervescent juga dapat membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Ansel, 2005). xi

d. Polivinil Pirolidon Polivinil pirolidon diperoleh dari hasil polimerisasi 1-vinilpirolid-2-on. Dalam bentuk polimer dengan rumus molekul (C 6 H 9 NO)n, bobot molekul berkisar antara 10.000 hingga 700.000. Pemerian: serbuk putih atau putih kekuningan; berbau lemah atau tidak berbau, higroskopis. Kelarutan: mudah larut dalam air, etanol (95%) P, kloroform P; praktis tidak larut dalam eter P (Anonim, 1979). Polivinil pirolidon cocok untuk meningkatkan kelarutan obat dalam air, dalam konsentrasi 0,5 3% secara bersamaan meningkatkan kekompakan tablet (Voigt, 1995). Povidone-25 adalah jenis polivinil pirolidon yang mempunyai tingkat BM 28.000 34.000 dan sebagai bahan pengikat untuk pembuatan granul dengan keuntungan sebagai perekat, baik sebagai larutan air atau alkohol, mempunyai kemampuan sebagai pengikat kering, bagus untuk proses penggranulan, hasil granul cepat kering, menghasilkan tablet yang bagus (Lachman dkk, 1989). Pada pemakainannya sebagai bahan pengikat tablet, povidone dapat dipakai baik sebagai bahan pengikat basah (ditambahkan sebagai larutan) maupun sebagai bahan pengikat kering (ditambahkan sebagai bahan kering terhadap massa tablet) (Sumirtapura dkk, 1996). Kelebihan lain yang dimiliki Polivinil Pirolidon adalah dapat digunakan sebagai bahan pengikat baik sebagai larutan air maupun alkohol, sehingga dalam pembuatan granul effervescent bisa digunakan alkohol sebagai bahan pelarutnya untuk menghindari reaksi dini asam basa yang tidak dikehendaki (Banker dan Anderson, 1994). xii

e. Magnesium stearat Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri atas magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan, mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO. Magnesium stearat merupakan serbuk halus, putih, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran, tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter (Anonim, 1995) f. Aspartam Aspartam adalah pemanis rendah kalori yang mempunyai rumus kimia C H N O atau 3-amino-N (α-carbomethoxy-phenethyl) succinamic acid, N-L-αaspartyl-L-phenilalanine-1-methyl ester. Aspartam merupakan serbuk berbentuk 14 18 2 5 tepung kristal berwarna putih, tidak berbau, dan rasanya manis. JECFA (The Joint Expert Committee of Food Additives) mengijinkan aspartam sebagai pemanis buatan dengan ADI (Acceptable Daily Intake) sebanyak 50 mg/kgbb. Kelarutan aspartam sedikit larut dalam air (Anonim, 2004). g. Manitol Manitol adalah serbuk hablur atau granul, putih, tidak berbau, rasa manis dan mudah larut dalam air (Anonim, 1995). Manitol mempunyai sifat alir yang baik, membutuhkan lubrikan yang besar pada proses pengempaan, bersifat larut dalam air, memberi rasa manis dan dingin bila dihisap. Biasa digunakan untuk formulasi tablet multivitamin, tidak higroskopis, rendah kalori (Rowe dkk, 2006). xiii

6. Metode Pembuatan Tablet Effervescent Tablet effervescent dibuat memakai dua metode umum yaitu metode granulasi kering dan metode granulasi basah. a. Metode Granulasi Kering Dalam metode ini, satu molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk. Asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampurkan dengan serbuk lainnya (setelah disalurkan melalui ayakan no. 60 mesh) untuk meratanya pencampuran. Pengadukan dilakukan secara cepat dan lebih baik dalam lingkungan yang kelembabannya rendah untuk mencegah terhisapnya uap air dari udara oleh bahan kimia sehingga reaksi kimia terjadi lebih dini. Setelah pengadukan serbuk diletakkan diatas nampan dan dioven pada suhu 33-40 o C, dibolak-balik dengan memakai spatel tahan asam. Saat pemanasan berlangsung serbuk menjadi seperti spoon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat (seperti adonan roti), serbuk dikeluarkan dari oven dan diremas melalui suatu ayakan untuk membuat granul sesuai yang diinginkan. Metode peleburan ini hampir untuk mengolah semua serbuk effervescent yang diperdagangkan (Ansel, 2005). b. Metode Granulasi Basah Dalam metode ini granul dibuat dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan. Teknik ini membutuhkan larutan atau suspensi yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan pada campuran serbuk, namun bahan pengikat itu dapat dimasukkan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat ditambahkan tersendiri. Cara penambahan xiv

pengikat tergantung pada kelarutannya dan komponen campuran (Banker dan Anderson, 1994). Dalam pembuatan tablet effervescent hal yang harus diperhatikan yaitu bagaimana menentukan formula yang tepat sehingga sediaan yang dihasilkan dapat menghasilkan pembuih yang efektif, tablet yang stabil dan menghasilkan produk yang nyaman. Kesulitan dalam pembuatan tablet effervescent yaitu mengendalikan kelembaban ruangan yang digunakan untuk pembuatan tablet. Kelembaban berkaitan dengan stabilitas tablet effervescent yang dihasilkan. Semakin tinggi kelembaban maka semakin sulit dalam penabletan, karena dengan tingginya kelembaban maka asam basa yang ada dalam tablet akan lebih cepat bereaksi sehingga tablet yang dihasilkan akan lebih cepat lembek, untuk itu kelembaban relatif 40% harus tetap dijaga (Ansel, 2005) E. Landasan Teori Penelitian yang dilakukan oleh Utami dkk (2005), mengidentifikasikan bahwa ekstrak etanol dewandaru mempunyai potensi yang tinggi sebagai antioksidan dengan nilai IC 50 sebesar 8,865 µg/ml. Menurut penelitian yang dilakukan Sa ad (2009) juga mengidentifikasikan bahwa ekstrak etanol bebas klorofil daun dewandaru mempunyai nilai IC 50 sebesar 6,28 µg/ml. Menurut Banker dan Anderson (1994), dalam tablet effervescent bahan pengikat ditambahkan dalam suatu formula untuk meningkatkan kohesifitas serbuk. Pemilihan bahan pengikat harus disesuaikan dengan sifat kompatibilitas komponen lain dari tablet. xv

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Febriliani (2005), menunjukkan bahwa pembuatan tablet dengan konsentrasi polivinil pirolidin 0,5 2% dapat menghasilkan tablet dengan sifat fisik yang memenuhi persyaratan yang ada. Pada pemakainannya sebagai bahan pengikat tablet, povidone dapat dipakai baik sebagai bahan pengikat basah (ditambahkan sebagai larutan) maupun sebagai bahan pengikat kering (ditambahkan sebagai bahan kering terhadap massa tablet) (Sumirtapura dkk, 1996). Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2005), menunjukkan bahwa perbedaan pelarut air dan alkohol pada polivinil pirolidon tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sifat alir, keseragaman bobot, kekerasan dan kerapuhan tablet, sehingga pada pembuatan granul tablet effervescent ini bisa menggunakan alkohol sebagai pelarut untuk menghindari reaksi dini asam basa. F. Hipotesa Variasi konsentrasi PVP sebagai bahan pengikat diduga dapat mempengaruhi sifat fisik tablet effervescent ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L.), yaitu semakin besar kadar PVP yang ditambahkan ke dalam formula tablet effervescent ekstrak daun dewandaru diperkirakan waktu larutnya akan semakin lambat, dan kerapuhan juga semakin kecil. xvi