PENGARUH MEDIA VISUAL DI RUANG KELAS TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS QUESTION STUDENT HAVE DENGAN BANTUAN CHEMO-EDUTAINMENT MEDIA KEY RELATION CHART TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENGARUH PENGGUNAAN ULAR TANGGA REDOKS SEBAGAI MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT BERVISI SETS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

EFEKTIVITAS METODE STUDENT CENTERED LEARNING YANG BERBASIS FUN CHEMISTRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

PENGARUH PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF PROGRAM MACROMEDIA FLASH MX 2004 SEBAGAI MEDIA CHEMO- EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DENGAN METODE PEMBELAJARAN MY REKAN EMPAT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENGARUH PENGGUNAAN ARTIKEL KIMIA DARI INTERNET PADA MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang

PEMBELAJARAN SOMATIK AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN MEDIA COMPACT DISC INTERAKTIF

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

KOMPARASI HASIL BELAJAR DENGAN METODE TUTOR SEBAYA DAN TEAM WORK LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

KAJIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS MELALUI PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PENGARUH MEDIA PERMAINAN TRUTH AND DARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DENGAN VISI SETS

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING. BERORIENTASI HOTS (Higher Order Thinking Skills) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru Jl. HR.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN

Unnes Science Education Journal PENERAPAN MINDSCAPING BERVISI SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN MEDIA SMART AND INTERESTING CARD (SIC) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR DENGAN KURING SOJA

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

III. METODE PENELITIAN. Banyak jenis penelitian yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah

KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Pengaruh Penerapan Metode Predict-Observe-Explain dengan Pendekatan Creative Problem Solving

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

KEBERKESANAN PEMBELAJARAN KIMIA MATERI IKATAN KIMIA BERVISI SETS PADA HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

400 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 400-405 PENGARUH MEDIA VISUAL DI RUANG KELAS TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA Tjahyo Soebroto, Sigit Priatmoko, Nurma Siyamita Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 ABSTRAK Dalam belajar, seseorang harus dapat berinteraksi dengan lingkungan Untuk itu ruang kelas harus dirancang sedemikian rupa agar tercipta suatu situasi interaktif yang kondusif sebagai tempat belajar. Salah satu cara agar ruang kelas menjadi interaktif adalah dengan cara memasang media visual di dinding ruang kelas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media visual di ruang kelas dan seberapa besar pengaruhnya terhadap minat dan hasil belajar kimia siswa materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks kelas X di SMA Negeri 1 Boja. dimana kedua kelompok sampel tersebut diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-4 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X-7 sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi pembelajaran menggunakan media visual di ruang kelas, sedangkan kelompok kontrol diberi pembelajaran tanpa menggunakan media visual Hasil penelitian diperoleh bahwa ada pengaruh media visual di ruang kelas yaitu sebesar 57,2964%. Media visual di ruang kelas dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelompok eksperimen rata-rata sebesar 3,20 dengan kisaran nilai 0-10. Penggunaan media visual di ruang kelas berpengaruh terhadap minat belajar kimia siswa. Hal ini ditunjukkan dari presentase minat belajar kimia siswa kelompok eksperimen (70,67%) yang lebih tinggi dari pada minat belajar kimia siswa kelompok kontrol (48,54% ). Kata Kunci: media visual, minat, hasil belajar kimia PENDAHULUAN Pada umumnya, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam kelas menggunakan komponen-komponen fisik yang umum, yaitu antara lain terdiri atas meja, kursi, papan tulis atau white board, dan media gambar seperti gambar-gambar pahlawan, gambar presiden dan wakil presiden. Lingkungan fi sik terutama ruang kelas termasuk faktor eksternal yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Untuk itu ruang kelas seharusnya dirancang sedemikian rupa agar menjadi kondusif untuk tempat belajar mengajar. Media visual sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman belajar bahwa materi pelajaran yang diingat siswa adalah 10% dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang dikatakan, dan 90% dari yang dilakukan dan dikatakan. Hal ini menunjukkan bahwa jika mengajar dengan banyak ceramah, maka materi pelajaran yang diingat oleh siswa hanya sebesar 20% saja. Tetapi sebaliknya apabila siswa diminta untuk mengamati dan memperhatikan suatu media visual, maka materi pelajaran yang diingat oleh siswa dapat sebesar 30%. Salah satu cara agar ruang kelas menjadi interaktif dalam proses pembelajaran adalah dengan cara memasang media visual di dinding ruang kelas. Yang dimaksud dengan media visual di sini adalah media visual diam seperti gambargambar, sketsa, poster, chart, atau apapun yang dapat dipasang di dalam ruang kelas. Selain agar terjadi situasi interaktif antara siswa dengan

Tjahyo Soebroto, dkk., Pengaruh Media Visual di Ruang... 401 ruang kelasnya, media visual juga berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sudah dibuktikan melalui penelitian Asriyanti yang berupa penelitian korelasi dengan judul Pengaruh Penggunaan Media visual dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media visual memiliki nilai biologi dengan rata-rata 76,95 dan berada pada kategori baik. Sedangkan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media visual memiliki nilai biologi dengan rata-rata 57,75 dan berada pada kategori cukup. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif penggunaan media visual terhadap hasil belajar siswa (Asriyanti, 2008). Dimana daya pikir dan daya serap anak SMP sama dengan daya pikir dan daya serap anak SMA yaitu sudah masuk pada masa abstrak (Ole, 2005). Sebuah media visual, bila tepat dan sesuai memilihnya, maka akan memiliki nilai setara dengan ribuan kata, juga secara emosional mampu lebih memikat perhatian, dan kemungkinan lain, dapat membuat pesan yang dimaksud menjadi tidak membosankan/menjenuhkan. Sehingga dapat membuat proses belajar menjadi lebih mudah, menarik dan menyenangkan. Dengan demikian diharapkan dapat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran kimia. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media visual di ruang kelas dan seberapa besar pengaruhnya terhadap minat hasil belajar siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks kelas X di SMA Negeri Boja METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Boja Tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 7 kelas. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X- 7 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu metode dokumentasi untuk mendapatkan data awal berupa namanama siswa anggota populasi, metode tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa, dan metode angket untuk mengetahui minat belajar kimia siswa. Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan instrumen minat belajar kimia siswa. Soal-soal instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pilihan ganda dengan lima buah kemungkinan jawaban dan satu jawaban yang tepat. Instrumen tes diujicobakan pada kelas XI-IPA kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pre test-post test design. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan hasil uji normalitas terangkum pada tabel 2. Homogenitas diuji dengan uji Bartlett. Perhitungan mendapatkan hasil χ 2 hitung = 6,968 dan χ 2 tabel = 9,49. Karena χ2 hitung < χ 2 l maka dapat disimpulkan bahwa populasi tabe tersebut homogen. Untuk menguji kesamaan rata-rata populasi digunakan uji F. Berdasarkan perhitungan uji kesamaan rata-rata populasi pada ketujuh kelas diperoleh F hitung (0,713) < F tabel (1,974), maka dapat disimpulkan bahwa dalam ketujuh kelas tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga berdasarkan hasil analisis tahap awal tersebut, maka pengambilan

402 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 400-405 sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Hasil uji normalitas nilai pretest dan posttest terangkum dalam tabel 3. Karena χ 2 < hitung χ2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Uji kesamaan 2 varians untuk nilai pre test diperoleh F hitung (1,0166) < F tabel (1,924), sedangkan untuk nilai post test diperoleh F hitung (1,0875) < F tabel (1,924) yang berarti bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Uji perbedaan dua rata-rata untuk nilai post test diperoleh t hitung (6,52) > t tabel (1,99) yang berarti bahwa kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. rata-rata peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari ratarata peningkatan belajar kelompok kontrol. Berdasarkan data pada analisis pengaruh media visual terhadap minat belajar kimia siswa diperoleh Y 1 = 70,54, Y 2 = 59,70, S y = 7,8499, p = 0,50, q = 0,50, dan z = 0,40 (diperoleh dari tabel daftar F). Sehingga dari perhitungan diperoleh besarnya koefi sien korelasi biserial (r b ) sebesar 0,8632 dan besarnya koefi sien determinasi (KD) adalah 74,5184%. Berdasarkan data pada analisis pengaruh media visual terhadap hasil belajar kimia siswa diperoleh Y 1 = 7,20,Y 2 = 6,11, S y = 0,9, p = 0,50, q = 0,50, dan z = 0,40 (diperoleh dari tabel daftar F). Sehingga dari perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial (r b ) sebesar 0,7569 dan besarnya koefi sien determinasi (KD) adalah 57,2964%. Uji ketuntasan hasil belajar, pada kelompok eksperimen diperoleh ketuntasan sebesar 89,47% dan kelompok kontrol sebesar 26,32%. Jadi dapat disimpulkan bahwa H a diterima yang berarti ketuntasan belajar klasikal kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Dari hasil analisis deskriptif terhadap minat belajar kimia siswa, didapatkan presentase minat belajar kimia siswa kelompok eksperimen (70,54%) lebih baik dari pada minat belajar kimia siswa kelompok kontrol (59,70%). Sebelum pembelajaran berlangsung kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi pretest. Berdasarkan hasil analisis data pretest diperoleh rata-rata kelas eksperimen 3,20 dan kelas kontrol 2,82. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa kedua kelas berdistribusi normal karena kedua kelas tersebut memiliki X 2 yaitu hitung 6,2054 untuk kelas eksperimen dan 4,2673 untuk kelas kontrol, harga ini lebih kecil dari X 2. Kedua tabel kelas juga memiliki varian yang sama karena memiliki F hitung = 1,0166 lebih kecil dari F tabel = 1,924 serta rata-rata kedua kelompok tidak memiliki perbedaan signifi kan karena memiliki t hitung = 1,68 lebih kecil dari t tabel = 1,99. Berdasarkan hasil uji data pre test peneliti beranggapan kedua kelas yang digunakan sebagai sampel mempunyai kondisi yang sama karena berdistribusi normal, memiliki varian yang sama dan rata-rata hasil

Tjahyo Soebroto, dkk., Pengaruh Media Visual di Ruang... 403 pretest tidak memiliki perbedaan yang signifi kan. Setelah itu kedua kelas sampel diberi perlakuan yang berbeda, X-4 sebagai kelas eksperimen diberi pembelajaran media visual di ruang kelas, dan kelas X-7 sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran tanpa media visual di ruang kelas. Berdasarkan hasil analisis post test diperoleh rata-rata kelas kontrol 6,11 dan kelas eksperimen 7,20. dari hasil pengujian diperoleh bahwa kedua kelas berdistribusi normal karena memiliki X 2 hitung yaitu 5,9243 untuk kelas eksperimen dan 7,3850 untuk kelas kontrol, harga ini lebih kecil daripada X 2 tabel = 7,8147. Kedua kelas ini juga memiliki varian yang sama karena memiliki F hitung = 1,0875 yang lebih kecil dari F tabel = 1,924. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata dua pihak dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena thitung = 6,52 berada pada daerah penolakan H 0, serta rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol karena memiliki t hitung = 6,52 lebih besar dari t tabel = 1,99. Dari uraian hasil uji data post test tersebut, peneliti beranggapan kedua kelas mempunyai kondisi yang berbeda karena meskipun berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama namun, rata-rata hasil post test memiliki perbedaan yang signifi kan. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah pembelajaran selesai diperoleh kondisi yang berbeda, dengan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Untuk mengetahui besarnya kontribusi media visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks harus ditentukan dahulu besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar. Berdasarkan hasil perhitungan pada harga koefisien korelasi (r b = 0,7569), jika disesuaikan dengan pedoman pemberian interprestasi terhadap koefi sien korelasi (Sugiyono, 2005:21), maka dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan antara media visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia siswa adalah kuat. Kemudian dari harga koefisien korelasi biserial (r b ) ini dihitung harga koefi sien determinasinya (KD). Harga koefi sien determinasi (KD) hasil belajar adalah sebesar 57,2964%. Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh media visual di ruang kelas terhadap hasil belajar adalah kuat. Menurut Mulyasa (2002:99) standar minimal estimasi proporsi siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 85%. Pembelajaran yang belum mencapai ketuntasan klasikal sebesar 85% berarti dapat dikatakan belum efektif. Hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen pada analisis data terlihat bahwa 34 siswa sudah mendapatkan nilai 65 atau lebih, ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau belum mendapatkan nilai 65 atau lebih, tetapi karena presentase siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar lebih dari 85% atau paling tidak 32 dari 38 siswa yang tuntas maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen sudah mencapai ketuntasan menurut presentase ketuntasan belajar klasikal sedangkan hasil belajar kelompok kontrol pada analisis data terlihat 10 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dan ada 28 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau belum mendapatkan nilai 65 atau lebih, karena presentase siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar kurang dari 85% atau paling tidak 34 dari 40 siswa yang tuntas maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar kelompok kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar kelompok eksperimen telah tercapai sedangkan ketuntasan belajar kelompok kontrol belum tercapai. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

404 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 400-405 bahwa pembelajaran dengan media visual di ruang kelas adalah efektif. Tabel 4 merupakan gambaran hasil pembelajaran yang diperoleh dari nilai pre test dan post test kedua kelas. Agar lebih jelasnya dapat dilihat grafi k hasil belajar pada gambar 1. Berdasarkan data pada gambar 1, dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media visual di ruang kelas mempunyai hasil belajar lebih baik. Hal ini disebabkan oleh adanya pembelajaran dengan media visual diruang kelas yang dapat membantu siswa dalam mencerna materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan juga membantu siswa dalam memahami dan menghafalkan materi pelajaran tersebut. Media visual di ruang kelas ini juga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu media visual di ruang kelas dapat meningkatkan daya kreatifi tas siswa. Penilaian minat siswa dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria penilaian yang diubah menjadi daftar kuesioner atau angket skala minat, yang kemudian diisi oleh siswa sesuai dengan sikap atau tanggapannya terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Perhitungan minat siswa terhadap pembelajaran kimia dilakukan dengan analisis deskriptif. Dari hasil analisis deskriptif terhadap minat belajar kimia siswa, didapatkan presentase minat belajar kimia siswa kelompok eksperimen (70,54% ) lebih baik dari pada minat belajar kimia siswa kelompok kontrol (59,70% ). Untuk mengetahui besarnya kontribusi media visual di ruang kelas terhadap minat belajar kimia materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks harus ditentukan dahulu besarnya koefisien korelasi biserial minat belajar. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga koefi sien korelasi (r b = 0,8632), jika disesuaikan dengan pedoman pemberian interprestasi terhadap koefi sien korelasi (Sugiyono, 2005:21), maka dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan antara media visual di ruang kelas terhadap minat belajar kimia siswa adalah kuat. Kemudian dari harga koefisien korelasi biserial (r b ) ini dihitung harga koefi sien determinasinya (KD). Harga koefi sien determinasi (KD) minat belajar adalah sebesar 74,5184%. Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh media visual di ruang kelas terhadap minat belajar adalah kuat. Penilaian minat siswa terhadap pembelajaran kimia terdiri atas 6 aspek, yaitu perhatian, rasa senang, ketertarikan, kepuasan, percaya diri, dan relevansi dengan kehidupan sehari-hari. Dari analisis keenam aspek minat belajar kimia siswa di atas, dapat dikatakan minat belajar kimia siswa kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. SIMPULAN Pembelajaran dengan media visual di ruang kelas berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok larutan elektrolit

Tjahyo Soebroto, dkk., Pengaruh Media Visual di Ruang... 405 dan konsep redoks. Persentase minat belajar kimia kelompok eksperimen (70,54%) lebih tinggi dari kelompok kontrol (59,70%). Di mana besarnya pengaruh media visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks adalah 74,5184%. Media visual di ruang kelas dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar kimia siswa kelompok eksperimen sebesar 3,20 dengan kisaran nilai 0-10. Dimana besarnya pengaruh media visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks adalah 57,2964%. visual dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi iswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar. dalam http://one. indoskripsi.com/node/6452 [diunduh pada tanggal 05/05/2009]. Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ole. 2005. Mengajarkan Matematika dengan Akrab dan Menyenangkan. dalam http://www. balipost.co.id/balipostcetak/2005/4/1/pen1. htm [diunduh pada tanggal 05/05/2009. DAFTAR PUSTAKA Asriyanti. 2008, Pengaruh Penggunaan Media Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta