BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan dan fungsi yang mendasar. Dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Bahasa adalah

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan manusia selalu melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) menjelaskan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, realitas dan sebagainya. Bahasa juga memegang peranan penting dalam bidang komunikasi, terutama komunikasi antar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal inilah yang membuat bahasa sangat dibutuhkan manusia sebagai alat pencapaian maksud dan alat penyampaian informasi. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai alat komunikasi. Dalam kehidupan sehari-harinya manusia selalu menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan berkomunikasi manusia dapat memenuhi keinginanya sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya serta untuk bekerja sama. 1

2 Bahasa merupakan lambang-lambang bunyi yang mempunyai makna, serta bahasa sendiri tersusun dari fonem, kata, frase, dan kalimat. Urutan kalimat yang saling berhubungan satu sama lain membentuk suatu makna yang disebut wacana. Bahasa yang digunakan dalam wacana dapat dikaji dengan menggunakan ilmu-ilmu bahasa, misalnya: sintaksis, semantik, morfologi, analisis wacana, sosiolinguistik, atau pragmatik. Pemakaian bahasa di dalam komunikasi memberikan kemudahan bagi pemakainya. Kemudahan tersebut di antaranya adanya satu sistem pengacuan atau referensi. Menyatakan sesuatu baik secara lisan maupun secara tertulis akan menjadi sangat menjemukan apabila tidak ada referensi, sehingga untuk menyatakan orang, tempat, waktu akan terjadi pengulangan yang membosankan. Namun demikian masih terjadi kebingungan, ketidakjelasan, dan bahkan kesalahpahaman makna atau maksud di antara pengguna bahasa. Kebingungan tersebut berkaitan dengan pemahaman makna ujaran dengan acuan atau referen. Supaya mampu memahami sebuah referen dari suatu tuturan seseorang harus mampu mengidentifikasi konteks. Dalam hal ini termasuk juga pemahaman terhadap pembicara. Untuk memahami dan menentukan apakah sebuah ujaran bersifat deiksis atau tidak tentu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Salah satu aspek penting dalam menganalisis pemakaian bahasa adalah maksud pembicara. Maksud pembicara sangat ditentukan oleh konteks waktu, tempat, penutur, partisipan, dan situasi. Dengan demikian analisis makna tuturan

3 didasarkan pada penafsiran tuturan yang berdasarkan kehendak atau maksud orang pertama. Maka itulah yang menjadi inti dari analisis tuturan tersebut. Kajian deiksis menurut Cahyono (2002: 217) merupakan kajian tentang suatu cara untuk mengacu hakikat tertentu menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi oleh situasi pembicara. Deiksis berkaitan dengan ungkapan sesuatu yang menjadi acuan di dalam komunikasi dengan menggunakan bahasa. Deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu sendiri. Deiksis merupakan bagian dari ruang lingkup pragmatik. Wijana (2001:1) berpendapat bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal yakni bagaimana satuan bahasa itu digunakan di dalam komunikasi. Adapun Yule (2006: 3) menyatakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah studi yang mempelajari makna yang disampaikan oleh penutur yang terikat konteks. Konteks itu ialah lawan bicara, tujuan pembicara, masalah yang dibicarakan, dan situasi. Bidang kajian pragmatik meliputi deiksis (penunjukan), praanggapan, implikatur, tindak bahasa, dan analisis wacana. Meskipun banyak bidang kajian pragmatik, tetapi peneliti lebih tertarik untuk membahas tentang deiksis. Deiksis menurut Cahyono (1995: 217) ialah suatu cara untuk

4 mengacu hakekat tertentu menggunakan bahasa yang hanya ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi oleh situasi pembicaraan. Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik melibatkan konteks dan penafsirannya. Pemaknaan suatu bahasa (seperti karangan) harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak efektif akan menyebabkan kerancuan serta dapat menimbulkan persepsi yang berbeda pada penerima bahasa. Kalimat dalam suatu bahasa tidak dapat dimengerti apabila tidak diketahui siapa yang sedang mengatakan, tentang apa, di mana, dan kapan kalimat itu diucapkan. Karangan merupakan salah satu wacana yang dibuat berdasarkan imajinasi penulisnya yang dikemas dalam bentuk tulisan. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik yang mengena pada pembaca. Selain itu, mengarang juga bisa diartikan mengungkapkan sesuatu secara jujur, tanpa rasa emosionil yang berlebih-lebihan, realistis dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tak perlu (Hakim, 1976: 7-8). Dalam penulisan karangan, penggunaan bahasa Indonesia yang baku harus tetap dipertahankan agar pembaca dapat memahami makna yang terdapat dalam karangan tersebut. Pemakaian bahasa dalam karangan dapat dikaji dengan menggunakan ilmu-ilmu bahasa. Penelitian ini mengkaji pemakaian bahasa dalam karangan dari sudut pandang deiksis yang merupakan salah satu sub kajian dari ilmu pragmatik.

5 Memahami situasi penggunaan bahasa adalah sesuatu yang penting dalam berkomunikasi. Apabila seseorang tidak memahami situasi tersebut, nantinya pasti akan ada kesalahpahaman antara pembicara dan pendengar. Dalam pembicaraan langsung seperti bercakap-cakap, orang dapat bertanya secara langsung apabila orang tersebut tidak mengerti dengan topik yang sedang dibicarakan. Tetapi dalam bahasa tulis (karangan) orang harus memperhatikan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh teks tersebut. Kata ganti sering digunakan sebagai pengganti ungkapan nominal. Karena itu, sering muncul pertanyaan apa yang dimaksud dengan kata ganti itu atau mengapa kata ganti itu muncul. Pertanyaan-pertanyaan ini mengacu kepada deiksis. Misalnya: 1) Kemarin Adi mengikuti lomba olimpiade matematika tingkat provinsi. Dia menjadi juara umum. Pada contoh di atas kata dia mengacu kepada Adi dan kata kemarin mengacu pada waktu yang telah lalu atau yang sudah terjadi. Apabila tidak diketahui konteksnya, kalimat di atas sangat kabur maknanya. Kalimat tersebut banyak mengandung deiksis (dia dan kemarin) yang maknanya tergantung pada konteks saat pengucapan kalimat itu. Jadi bahasa hanya dapat dimengerti menurut makna yang dimaksud penutur. Persoalan lain yang juga menarik mengenai deiksis adalah kenyataan bahwa tidak semua kata-kata deiksis selalu berfungsi atau bermakna deiksis. Misalnya: 2) Bulan bersinar terang pada malam hari. 3) Malam nanti saya berangkat ke Jakarta

6 Kata malam pada kalimat (2) bukan ungkapan deiksis. Namun, dalam kalimat (3) kata malam bersifat deiksis meskipun kedua kalimat tersebut sama-sama menggunakan kata malam. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai pemakaian deiksis dalam karangan narasi. Fenomena deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu sendiri. Deiksis baru dapat diketahui maknanya jika diketahui pula siapa, di mana, dan kapan kata itu diucapkan. Jadi, pusat orientasi deiksis adalah penutur. Dengan demikian, deiksis merupakan identifikasi makna sebuah bahasa yang hanya dapat diketahui bila sudah berada dalam peristiwa bahasa karena dipengaruhi oleh konteks situasi pembicaraan yang diacu oleh penutur. Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik untuk meneliti deiksis pada karangan narasi. Searah dengan permasalahan ini peneliti mengambil judul Analisis Deiksis pada Karangan Narasi Siswa Kelas X Farmasi SMK N 1 Sawit Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik suatu perumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut. 1. Apa sajakah jenis dan wujud deiksis dalam karangan narasi siswa kelas X Farmasi SMK N 1 Sawit Kabupaten Boyolali?

7 2. Jenis dan wujud deiksis apa sajakah yang dominan muncul dalam karangan narasi siswa kelas X Farmasi SMK N 1 Sawit Kabupaten Boyolali? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian ilmiah harus mempunyai arah dan tujuan tertentu. Tujuan dalam penelitian ini berdasarkan perumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan jenis dan wujud deiksis dalam karangan narasi siswa kelas X Farmasi SMK N 1 Sawit Kabupaten Boyolali. 2. Mendeskripsikan jenis dan wujud deiksis yang dominan muncul dalam karangan narasi siswa kelas X Farmasi SMK N 1 Sawit Kabupaten Boyolali. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pengajaran baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis a) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pragmatik. b) Memperkaya kajian tentang deiksis dalam wacana tulis. c) Memperkenalkan bagaimana proses penggunaan bahasa yang dihubungkan dengan konteks dan situasi pemakaiannya.

8 2. Manfaat Praktis a) Dapat memberikan kemudahan untuk mendeskripsikan ungkapan deiksis dalam bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan bagi peneliti. b) Dapat memberikan kemudahan dalam memahami deiksis yang terdapat dalam karangan atau wacana lainnya bagi pembaca. c) Dapat dijadikan acuan sebagai perbaikan mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya yang berkaitan dengan deiksis bagi guru atau pengajar. E. Daftar Istilah 1. Deiksis adalah suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu dengan menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi oleh situasi pembicara (Cahyono, 1995: 217). 2. Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Makna bahasa tersebut dapat dimengerti bila diketahui konteksnya. Nababan (1987: 2) memberikan batasan pragmatik adalah aturan-aturan pemakaian bahasa mengenai bentuk dan makna yang dikaitkan dengan maksud pembicara, konteks, dan keadaan.

9 3. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindaktanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi peristiwa yang terjadi dalam kesatuan waktu.