HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KALSIUM DAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KALSIUM DAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMINORHEA PRIMER PADA SISWI SMA PGRI 2 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Hubungan Stress Pada Remaja Usia Tahun dengan Gangguan Menstruasi (Dismenore) di SMK Negeri Tambakboyo Tuban

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh: HAMELLA CLARASARIE PUTRIE J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMINORE DI SMAN 5 PEKANBARU

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014

[Type the document title]

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

Aktivitas Olahraga dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Anggota Perempuan UKM INKAI UNS

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Mayarakat Disusun oleh : TINA GUSTINA J410110107 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRACT Dysmenorrhea is a menstrual pain in the lower abdomen radiating to the waist and thighs, sometimes accompanied by nausea and vomiting, diarrhea, headache and emotional instability. This is because the substance prostaglandin. Prostaglandin is made by the inner lining of the uterus. Menstruation occurs before these substances increases and so menstruation occurs, decreases prostaglandin levels. The purpose of this study was to determine the relationship between age of menarche and old of menstrual with the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls at SMK State. This study is observational analytic cross sectional. The population in this study was student of class X and XI as many as 714 students. Selection of the sample with proportional random sampling 148 students. Statistical test using Fisher s Exact test. The results showed that there was no relationship between the age of menarche with the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls at SMK Negeri 4 Surakarta (p=0,049), there was no relationship between the old of menstrual with the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls at SMK Negeri 4 Surakarta (p = 0.783). Keywords: Age of Menarche, Old of Menstrual, Genesis Primary Dysmenorrhea Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 2

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA Oleh Tina Gustina*Anisa Catur Wijayanti**Bejo Raharjo*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. FIK UMS,**Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,***Dinas Kesehatan Kota Sukoharjo *Email: gusthynathyna@yahoo.co.id ABSTRAK Dismenore merupakan nyeri haid pada bagian bawah perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Hal ini disebabkan karena adanya zat prostaglandin. Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam dari rahim. Sebelum menstruasi terjadi zat ini meningkat dan begitu menstruasi terjadi, kadar prostaglandin menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dan lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI sebanyak 714 siswi. Pemilihan sampel dengan proporsional random sampling sebanyak 148 siswi. Uji statistik menggunakan uji Fisher s Exact Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta (p sebesar 0,049=0,05), tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri (p= 0,783>0,05). Kata Kunci : Usia Menarche, Lama Menstruasi, Kejadian Dismenore Primer Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 1

PENDAHULUAN Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut: pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH (Saryono dan Sejati, 2009). Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan ginekologis akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang paling sering terjadi pada wanita (Prayitno, 2014). Remaja putri yang mengalami gangguan nyeri menstruasi sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan remaja putri sulit berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri haid. Oleh karena itu pada usia remaja dismenore harus ditangani agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk (Nirwana, 2011). Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka persentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi (Proverawati dan Misaroh, 2009). Hasil penelitian Badawi (2005), di Mesir menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore (p=0,033). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada lama menstruasi 7 hari sebanyak 79,9%, dengan derajat kesakitan 55,3% dismenore ringan, 30% dismenore sedang dan 14,8% dismenore berat. Hasil penelitian Sophia, et al. (2013), yang dilakukan di SMK Negeri 10 Medan, menunjukkan bahwa hubungan antara usia menarche dan lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer (p=0,03/0,046). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada usia menarche 12 tahun sebanyak 83,7% dan lama menstruasi paling banyak yaitu 7 hari sebanyak 87,2%. Berbeda dengan hasil penelitian Shinta, et al. (2014), yang dilakukan di SMA Negeri 2 Medan, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer (p=0,116). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada usia menarche 12 tahun sebanyak 86,4%. Selain itu juga berbeda dengan penelitian Utami, et al. (2012) pada Siswi SMA Negeri 1 Kahu di Kabupaten Bone yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore (p=0,324). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada lama menstruasi 7 hari (86,5%). Masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan lama menstruasi dengan kejadian Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 3

dismenore primer, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui lebih dalam mengenai ada tidaknya hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK negeri 4 Surakarta. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMK Negeri 4 Surakarta dengan menggunakan angket yang diberikan kepada 10 siswi dan semuanya mengaku selalu mengalami dismenore ketika menstruasi. Selain itu adanya keterangan dari dokter sekolah bahwa banyak siswi yang meminta obat anti nyeri ketika menstruasi Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ada tidaknya hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. Karena usia menarche atau lama menstruasi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya dismenore. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yag digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah siswi kelas X dan XI SMK Negeri yang berjumlah 148 siswi dengan metode pengambilan sampel menggunakan proposiaonal random sampling. Analaisis data bivariat menggunakan uji Chi-Squre. HASIL Karakteristik Responden 1. Umur TabelI.Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi % 14 8 5,4 15 16 17 71 57 12 48,0 38,5 8,1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden paling banyak berusia 15 tahun, yaitu sebanyak 71 siswi (48,0%). Usia rata-rata responden yaitu 16 tahun. Sedangkan usia minimum responden adalah 14 tahun dan usia maksimum repsonden adalah 17 tahun. 2. Kelas Responden Tabel2.GambaranKarakteristik Responden Berdasarkan Kelas Kelas Frekuensi % Responden X 76 51,4 XI 72 48,6 Jumlah responden kelas X berjumlah 76 siswi (51,4%), lebih banyak dibandingkan kelas XI sejumlah 72 siswi (48,6%). Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 4

3. Riwayat Keluarga Tabel3. Karakteristik Berdasarkan Keluarga Gambaran Responden Riwayat Riwayat Frekuensi % Keluarga Ya 73 49,3 Tidak 75 50,7 Responden yang tidak mempunyai riwayat keluarga ibu maupun saudara kandung yang mengalami dismenore sebanyak 75 siswi (50,7%) dan responden yang mempunyai riwayat keluarga ibu atau saudara kandung yang mengalami dismenore sebanyak 73 siswi (49,3%). Analisis Univariat 4. Usia Menarche Responden Tabel 3. Gambaran responden berdasarkan usia menarche Usia Frekuensi % Menarche 10 11 7,4 11 12 13 14 15 18 70 36 12 1 12,2 47,3 24,3 8,1 0,7 Hasil analisis usia menarche menujukkan bahwa responden yang mengalami usia menarche paling banyak yaitu pada usia 12 tahun sebanyak 70 siswi (47,3%). Rata -rata usia menarche responden yaitu pada usia 13 tahun. Sedangkan usia menarche minimum responden adalah 10 tahun dan usia menarche maksimum responden adalah 15 tahun. 5. Lama Menstruasi Tabel 4. Gambaran responden berdasarkan lama menstruasi Lama Frekuensi % Menstruasi 5 12 8,1 6 7 8 9 10 14 29 72 21 8 5 1 19,6 48,6 14,2 5,4 3,4 0,7 Hasil analisis lama menstruasi menunjukkan bahwa responden yang mengalami lama menstruasi paling banyak yaitu 7 hari sebanyak 72 siswi (48,6%). Rata-rata lama menstruasi responden yaitu 8 hari. Sedangkan lama menstruasi minimum responden adalah 5 hari dan lama menstruasi maksimum responden adalah 14 hari. 6. Siklus Menstruasi Tabel 5. Gambaran responden berdasarkan siklus menstruasi Siklus Frekuensi % Menstruasi Normal 136 91,9 Tidak Normal 12 78,1 Hasil analisis siklus menstruasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami siklus menstruasi normal (25-32 hari) yaitu sebanyak 136 siswi (91,9%) dan sebanyak 12 siswi (8,1%) yang Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 5

mengalami siklus menstruasi tidak normal (<25 atau >32 hari). 7. Kejadian Dismenore Primer Tabel 6. Gambaran responden berdasarkan kejadian dismenore primer Dismenore Frekuensi % Primer Ya 127 85,8 Tidak 21 14,2 Hasil analisis kejadian dismenore primer menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami dismenore primer yaitu sebanyak 127 siswi (85,8%). Sedangkan responden yang tidak mengalami dismenore primer yaitu sebanyak 21 siswi (14,2%). 8. Derajat Kesakitan Dismenore Tabel 7. Gambaran Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan Dismenore Derajat Frekuensi % Kesakitan Ringan 51 40,2 Sedang Berat 52 24 40,9 18,9 Hasil analisis derajat kesakitan dismenore menunjukkan bahwa responden yang mengalami derajat kesakitan sedang hanya memiliki selisih satu angka lebih banyak dari responden yang mengalami derajat kesakitan ringan. Responden yang mengalami derajat kesakitan sedang yaitu sebanyak 52 siswi (40,9%) dan responden yang mengalami derajat kesakitan ringan sebanyak 51 siswi (40,2%). Sedangkan yang paling sedikit yaitu responden yang mengalami derajat kesakitan berat yaitu sebanyak 24 siswi (18,9%). Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri Tabel 8. Distribusi responden hubungan usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di smk negeri 4 surakarta Kejadian Dismenore Primer Usia Ya Tidak Total Menarche f % f % f % 12 tahun 89 89,9 10 10,1 99 100 > 12 tahun 38 77,6 11 22,4 49 100 p value 0,049 Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 6

Berdasarkan hasil penelitian diketahuai responden yang usia menarche 12 tahun (cepat) dan mengalami dismenore primer, yaitu sebanyak 89 siswi (89,9%), lebih banyak dibandingkan dengan usia menarche > 12 tahun (ideal) dan tidak mengalami dismenore primer, yaitu sebanyak 11 siswi (22,4%). Setelah dilakukan uji Fisher s Exact diperoleh nilai p sebesar 0,049=0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri. berat sebanyak 16 orang (57,2%). 2. Hubungan Antara Lama Menstruasi dengan Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri Tabel 9. Hubungan lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di smk negeri 4 surakarta Kejadian Dismenore Primer Lama Ya Tidak Total Menstruasi f % f % f % > 7 hari 31 88,6 4 11,4 35 100 7 hari 96 85,0 17 15,0 113 100 Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang mengalami lama menstruasi 7 hari dan mengalami dismenore primer, yaitu sebanyak 96 siswi (85,0%). Sedangkan yang mengalami lama menstruasi > 7 hari dan tidak mengalami dismenore primer sebanyak 4 siswi (11,4%). Setelah dilakukan uji Fisher s Exact diperoleh nilai p sebesar 0,783 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. PEMBAHASAN 1. Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana tersebut pada Tabel 11 diketahui bahwa ada hubungan antara usia p value 0,783 menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. Sebanyak 89 siswi (89,9%) masuk dalam kategori usia menarche cepat ( 12 tahun) dan mengalami dismenore primer. Tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore ditunjukkan dari hasil perhitungan uji Fisher s Exact dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p sebesar 0,049=0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri. Berbeda dengan hasil penelitian Hasrinta dan Pajeriaty (2014), yang dilakukan di SMA Negeri 21 Makasar, menunjukkan bahwa responden Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 10

yang mengalami usia menarche paling banyak yaitu yang usia menarche 12 tahun sebanyak 62,0%, dengan nilai p=0,029<0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer. Hal ini dikarenakan perbedaan asupan nutrisi pada remaja berbeda-beda. Jenis makanan yang tersedia di Kota Makasar dengan Kota Surakarta pasti juga memiliki perbedaan yang bisa mempengaruhi kesehatan remaja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Proverawati dan Misaroh (2009), bahwa semakin baik asupan nutrisi seorang anak maka usia menarche juga akan cepat dan makin lambat menopause timbul sampai batas tertentu sehingga akan mengakibatkan rasa nyeri ketika menstruasi. Seorang remaja yang memiliki pola hidup tidak sehat (sering makan junk food, merokok, tidak pernah berolah raga, dll) akan semakin memicu peningkatan rasa nyeri saat menstruasi. Usia menarche dini meningkatkan risiko terjadinya dismenore. Selain itu menarche dini dapat meningkatkan risiko kejadian mioma 1,24 kali. Hal ini juga dijelaskan oleh Sophia, et al., (2013) yang menyatakan bahwa usia ideal seorang wanita mengalami menarche yaitu pada usia antara 13-14 tahun. Seseorang yang mengalami menarche 12 tahun memiliki kemungkinan 1,6 kali lebih besar mengalami dismenore dibandingkan umur 13-14 tahun. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shinta, et al. (2014), yang dilakukan di SMA Negeri 2 Medan, menunjukkan bahwa responden yang mengalami usia menarche 12 tahun paling banyak yaitu sebanyak 86,4%, dengan nilai p=0,116 >0,05, maka tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer. Umur menarche yang terlalu dini ( 12 tahun) dimana organ-organ reproduksi belum berkembang secara maksimal dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit pada saat menstruasi. Hal ini dikarenakan organ reproduksi wanita masih belum berfungsi secara maksimal (Ehrenthal, 2006). Wanita yang memiliki usia menarche yang berisiko ( 12 tahun) perlu untuk lebih memperhatikan masalah kesehatannya khususnya kejadian dismenore. Usia menarche yang terlalu dini 12 tahun memiliki efek jangka pendek yaitu terjadinya dismenore, sedangkan untuk efek jangka panjang dapat memicu terjadinya kanker serviks, kanker payudara dan mioma (Proverawati dan Misaroh, 2009). Oleh karena itu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dismenore, antara lain; memiliki pola hidup sehat, Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 7

menjaga pola makan (4 sehat 5 sempurna), rutin berolah raga, tidak merokok, tidak minumminuman keras dan rutin memeriksakan kesehatan reproduksinya ke pusat layanan kesehatan (Anurogo dan Wulandari, 2011). Bagi tenaga kesehatan masyarakat hal ini perlu diketahui guna memberikan kesadaran kepada remaja berupa promosi dan preventif agar mereka menjadi tahu langkah apa yang akan mereka lakukan agar terhindar dari berbagai penyakit khususnya dismenore dan bisa menjalankan pola hidup sehat mulai dari dini. 2. Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian Dismenore Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana tersebut pada Tabel 12 diketahui bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. Sebanyak 96 siswi (85,0%) masuk dalam kategori lama menstruasi 7 hari dan mengalami dismenore. Tidak adanya hubungan antara kedua variabel ditunjukkan dari hasil perhitungan uji Fisher s Exact dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p=0,783 > 0,05, maka Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sophia, et al., (2013) pada Siswi SMK Negeri 10 di Medan yang menunjukkan bahwa responden yang mengalami dismenore terbanyak yaitu mereka yang mengalami lama menstruasi > 7 hari (87,2%) dengan nilai p value sebesar 0,046 sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore. Dalam penelitian ini juga menyebutkan bahwa lama menstruasi > 7 hari memiliki kemungkinan 1,2 kali lebih besar mengalami dismenore dibandingkan siswi yang lama menstruasinya 7 hari. Hal ini dikarenakan perbedaan lokasi penelitian. Lokasi penelitian Sophia adalah di Medan sedangkan lokasi penelitian sekarang adalah di Surakarta. Sebagaimana yang diketahui bahwa perbedaan lokasi penelitian juga akan mempengaruhi hasil penelitian. Medan merupakan kota metropolitan dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Sehingga pergaulan remaja dan pola hidup remajapun juga akan berbeda dengan daerah yang sedang berkembang. Kota Surakarta merupakan kota tradisional dengan berbagai ragam budaya dan tingkat sosial ekonomi yang berbeda-beda. Permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat. Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 8

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Saryono dan Sejati (2009), bahwa perubahan gaya hidup remaja kota, seperti kurang olahraga, makan makanan tidak bergizi, merokok dan penggunaan obatobatan akan menjadikan berbagai masalah kesehatan khususnya ketidakteraturan lama menstruasi yang akan semakin memperparah kejadian dismenore dan pencetus penyakit lainnya, dibandingkan dengan remaja yang tinggal di pedesaan maupun daerah yang sedang berkembang. Selain itu dalam penelitian ini terlihat bahwa usia responden banyak yang bersuia 16 tahun. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Proverawati dan Misaroh (2009), bahwa dalam satu sampai tiga tahun setelah terjadinya menarche, ketidakteraturan menstruasi masih sering dijumpai. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utami, et al., (2012) pada Siswi SMA Negeri 1 Kahu di Kabupaten Bone yang menunjukkan bahwa responden yang mengalami dismenore terbanyak yaitu mereka yang mengalami lama menstruasi 7 hari (86,5%) dengan nilai p sebesar 0,324 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore. Lama menstruasi dapat disebabkan oleh faktor psikologis maupun fisiologis. Secara psikologis biasanya berkaitan dengan tingkat emosional remaja putri yang labil ketika baru menstruasi. Sementara secara fisiologis lebih kepada kontraksi otot uterus yang berlebihan atau dapat dikatakan mereka sangat sensitif terhadap hormon ini akibat endometrium dalam fase sekresi memproduksi hormon prostaglandin. Prostaglandin terbentuk dari asam lemak tidak jenuh yang disintesis oleh seluruh sel yang ada di dalam tubuh (Anurogo, 2011). Semakin lama menstruasi terjadi, maka semakin sering uterus berkontraksi, akibatnya semakin banyak pula prostaglandin yang dikeluarkan. Akibat prostaglandin yang berlebihan maka timbul rasa nyeri saat menstruasi (Pilliteri, 2003). Stres yang dialami oleh remaja akan mempengaruhi ketidakteraturan lama menstruasi. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Muntari (2009), yang menyatakan bahwa stres yang dialami oleh remaja putri bisa mengakibatkan gangguan menstruasi, salah satunya gangguan lama menstruasi yang tidak teratur. Stres yang dialami seorang remaja beraneka ragam, antara lain konflik Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 9

dalam keluarga, teman maupun masalah prestasi di sekolah. Selain itu remaja harus aktif mencari tahu mengenai informasi kesehatan terutama kesehatan reproduksinya. Peran keluarga, guru dan masyarakat akan sangat membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan remaja agar mereka bisa tumbuh dengan sehat dan paham akan pentingnya kesehatan. Lama menstruasi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya dismenore. Teratur atau tidaknya lama menstruasi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor stres atau aktifitas remaja yang berlebih sehingga mengakibatkan stres yang bisa menjadikan lama menstruasi tidak menentu. Lama menstruasi yang terlalu panjang bisa menandakan adanya suatu penyakit pada diri remaja tersebut. Oleh karena itu perlu adanya deteksi lebih dini untuk mengetahui penyakit yang terjadi pada remaja guna pencegahan agar tidak semakin berkembang. Dismenore memiliki efek negatif baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek dismenore dapat mempengaruhi aktifitas seharihari khususnya bagi remaja akan sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar, sulit berkonsentrasi, memiliki lebih banyak hari libur (tidak masuk sekolah), konflik emosional, ketegangan dan kecemasan. Sedangkan untuk efek jangka panjang dismenore yang hebat dapat memicu terjadinya kemandulan bahkan kematian (Proverawati dan Misaroh, 2009). Oleh karena itu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, antara lain; dengan melakukan relaksasi (yoga), akupuntur (melakukan pijatan dengan aroma terapi), mendengarkan musik, hipnoterapi (mengubah pola pikir dari negatif ke positif), penggunaan suplemen (minyak ikan, vitamin E, herbal cina), banyak mengkonsumsi sayur dan buah, pengobatan herbal (kayu manis, cengkeh, kunyit, kedelai dan jahe dll) (Anurogo dan Wulandari, 2011). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Usia menarche responden paling banyak pada usia 12 tahun yaitu sebanyak 70 siswi (47,3%), sebagian besar responden mengalami lama menstruasi 7 hari sebanyak 72 siswi (48,6%) dan sebagian besar mengalami dismenore primer yaitu sebanyak 127 siswi (85,8%) dengan derajat kesakitan paling banyak yaitu nyeri sedang sebanyak 52 siswi (40,9%). 2. Tidak ada hubungan antara usia menarche dengan Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 10

kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri ( p sebesar 0,049=0,05 maka Ha ditolak). 3. Tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri ( p value= 0,783 > 0,05, Ha ditolak). Saran 1. Remaja Putri SMK Negeri 4 Surakarta a. Agar dapat melakukan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya dismenore antara lain; memiliki pola hidup sehat, menjaga pola makan (4 sehat 5 sempurna), rutin berolah raga, tidak merokok, tidak minum-minuman keras dan rutin memeriksakan kesehatan reproduksinya ke pusat layanan kesehatan. b. Apabila terjadi dismenore, cara yang dapat dilakukan agar dapat mengurangi rasa nyeri, antara lain; dengan melakukan relaksasi (yoga), akupuntur (melakukan pijatan dengan aroma terapi), mendengarkan musik, hipnoterapi (mengubah pola pikir dari negatif ke positif), penggunaan suplemen (minyak ikan, vitamin E, herbal cina), banyak mengkonsumsi sayur dan buah, pengobatan herbal (kayu manis, cengkeh, kunyit, kedelai dan jahe dll). 2. SMK Negeri Diharapkan bagi pihak sekolah agar dapat memaksimalkan lagi program pendidikan kesehatan khususnya kepada para siswi, dengan cara memberikan jadwal rutin untuk pendidikan kesehatan reproduksi remaja, memperbarui metode yang ada agar lebih menarik dan tepat guna, serta bekerja sama dengan puskesmas manahan atau instansi kesehatan lainnya untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi khususnya kepada para siswi terkait masalah kesehatan reproduksi remaja. 3. Puskesmas Manahan Diharapkan bagi Puskesmas Manahan khususnya bagian KRR (Kesehatan Reproduksi remaja), agar ikut serta memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang dismenore kepada siswi mengenai pengetahuan tentang faktor risiko, penyebab, gejala dan cara mencegah atau mengurangi masalah kesehatan remaja khususnya masalah dismenore agar siswi menjadi tahu faktor risiko apa saja yang dapat mempengaruhi dismenore, sehingga mereka dapat memperhatikan kesehatannya mulai dari sekarang. Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 11

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya agar mengembangkan faktorfaktor lain (status gizi, olah raga, merokok, riwayat keluarga dll) yang berhubungan dengan kejadian dismenore dan menerapkan metode lain agar bisa lebih mengetahui masalah kesehatan apa saja yang terjadi pada remaja khususnya masalah dismenore. DAFTAR PUSTAKA Anurogo, D dan Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: C.V. Andi Offset. Badawi, K. 2005. Epidemiology Of Dysmenorrhea Among Adolescent Students In Mansoura, Egypt. Eastern Meditteranean Health Jornal. Vol.11. Nirwana, A. B. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita (Remaja, Menstruasi, Menikah, Hamil, Nifas, Menyusui). Yogyakarta: Nuha Medika. Saryono dan Sejati, W. 2009. Sindrom Premenstruasi Mengungkap Tabir Sensitifitas Perasaan Menjelang Menstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika. Shinta, O.D., Sirait., Hiswani., Jemadi. 2014. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014. [Karya Tulis Ilmiah]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Sophia, F., Muda, S., Jemadi. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dismenore Pada Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013. [Karya Tulis Ilmiah]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Utami, A. N. R., Ansar. J., Sidik. D. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore pada Remaja Putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone. [Karya Tulis Ilmiah]. Makasar: Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS. Prayitno, S. 2014. Buku Lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Saufa. Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 12