MULTI METODOLOGI Oleh Yulius Slamet, PhD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Kombinasi ( Mixed Methods Research

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

MEMAHAMI SOSIOLOGI. Drs. Yulius Slamet, MSc PhD. Universitas Sebelas Maret

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

Aplikasi Penelitian Mixed Method (Metode Campuran) dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

BAB III METODE PENELITIAN. peristiwa aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

Bentuk-bentuk Analisis Kebijakan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau sering disebut dengan mixed method. Penelitian metode campuran atau Mixed

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu

Mengenal Ragam Studi Teks: Dari Content Analysis hingga Pos-modernisme. (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut: 1. Triangulasi Data (Data Triangulation)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara


BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan naturalistik yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan menjelaskan tentang proses

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

Apa itu Penelitian Kualitatif???

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat, khususnya Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dan bidang. Obstetri Ginekologi, khususnya Obstetri Sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

$ [8] [176] Lusiana Darmawan Suryamita Harindrari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis. Post positivis 36 yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari kata Methodh, yang berarti ilmu yang menerangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan analisis data. Secara keseluruhan, keputusan ini melibatkan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

BAB III METODE PENELITIAN. research) peneliti menggunakan jenis penelitian campuran/kombinasi (mixed

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

Transkripsi:

MULTI METODOLOGI Oleh Yulius Slamet, PhD Diskusi Bulanan Jurusan 20/03/2012 SOSIOLOGI - FISIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET http://sosiologi.fisip.uns.ac.id

Pengantar Apakah penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif keduanya memiliki akar landasan filosofis, paradigma, landasan teori, logika, dan proses penelitian yang berbeda. Sejarah perkembangan metodologi penelitian telah menunjukkan bahwa kedua pendekatan penelitian itu mendudukkan posisinya masing-masing sebagai yang benar dan yang lain dalam posisi yang salah. Klaim atas kebenaran masing-masing ini mulai pudar setelah masing-masing menyadari atas kekuatan pendekatan penelitian yang lain dan mengakui kelemahan atas pendekatan penelitian yang dianut. Rujuk antara kedua pendekatan penelitian itu dimulai pada decade 1980-an. Sejak itu muncul nama baru seperti multimethodology, mixed methods research, combined methods, compatibility thesis atau pragmatist paradigmis sebagai sebuah pendekatan penelitian yang mengkombinasikan metode, teknik pengumpulan data, dan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Sudah barang tentu untuk melakukan penelitian campuran, peneliti harus memahami secara benar tentang penelitian kuantitatif dan juga tentang penelitian kualitatif. Peneliti yang hanya mengetahui sebagian saja lebih baik tidak menggunakan penelitian campuran. Dengan demikian syarat utama seorang mixed methodologist adalah menguasai kedua pendekatan penelitian, baru setelah itu menyusun rancangan penelitian campuran lepas dari apakah penelitian itu lebih didominasi oleh salah satu pendekatan. Peneliti yang menyatakan menggunakan penelitian campuran tetapi tidak paham sebenuhnya landasan filosofis, paradigma, landasan teori, logika dan proses penelitian dari masing-masing pendekatan ibaratnya seperti orang yang lumpuh sebelah tetapi memanjat pohon kelapa, mana mungkin dapat memetik buah. SADs dan MADs. Sebagaimana diketengahkan diatas bahwa pada awal mulanya hanya ada satu rancangan pendekatan penelitian dimana peneliti hanya menggunakan satu dari dua pilihan pendekatan (single approach designs (SADs)). Pada tahap berikutnya dimungkinkan peneliti menggunakan kombinasi dari kedua pendekatan penelitian itu dimana dia mengombinasikan keduanya sebagai sebuah pendekatan untuk memahami realita sosial. Yang kedua ini disebut sebagai mixed approach designs (MADs). MADs menggunakan strategi penelitian dan pendekatan penelitian secara berbeda dengan SADs. Strategi penelitian adalah prosedur perantara untuk mencapai tujuan penelitian seperti misalnya cara memilih sampel, cara

mengumpulkan data, dan cara menganalisis data. Penggunaan strategi penelitian ganda ini lajim disebut sebagai metode triangulasi dimaksudkan untuk meningkatkan validitas konstruk yang sekarang ini disarankan oleh para ahli metodologi penelitian. Sekarang ini penelitian yang dipandang baik adalah penelitian yang yang mencampurkan atau mengintegrasikan strategi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan penelitian menunjuk pada integrasi dasar-dasar penelitian dan petunjuk-petunjuk prosedur umum. Yang dimaksud dengan pendekatan itu bermakna luas, sifatnya merupakan petunjuk metodologis yang menyeluruh atau merupakan roadmap yang berkaitan dengan motif penelitian atau kepentingan analitik. Contoh kepentingan analitik adalah studi mengenai kependudukan yang bermaksud untuk menganalisis distribusi frekuensi penduduk dan melakukan prediksi kependudukan. Contoh dari pendekatan penelitian adalah pendekatan survei, eksperimen, penelitian etnografik, studi kasus. Berbeda halnya dengan SADs. Bagi SADs hanya memiliki keepentingan analitik tunggal. Tetapi bagi MADs memiliki dua kepentingan atau lebih. Namun demikian perlu dicatat disini, arti MADs itu berarti luas. Bisa jadi MADs termasuk hanya menggunakan satu pendekatan penelitian kuantitatif seluruhnya namun mengombinasikan survei dan eksperimen, atau seluruhnya kualitatif dengan cara mengombinasikan pendekatan etnografik dan studi kasus atau tipe-tipe data kualitatif yang lain. Apa Maunya Dan Layakkah Multi metodologi Itu? Multimetodologi sebagai sebuah strategi penelitian dipergunakan atas dasar adanya empat kehendak: 1. Pandangan yang sempit mengenai dunia sering salah arah, dengan demikian mendekati suatu subyek dari berbagai perspektif atau paradigma yang berbeda dapat membantu memperoleh perspektif yang menyeluruh. 2. Menggunakan lebih dari satu pendekatan dapat membantu memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai realitas sosial dan dapat menghasilkan penjelasan yang lebih lengkap. 3. Banyak praktek-praktek penelitian yang ada telah mengombinasikan berbagai metodologi untuk memecahkan persoalan-persoalan khusus,

walau metodologi yang dikombinasikan itu belum diteorikan secara cukup. 4. Multimetodologi dipandang cocok dengan postmodernism. Namun demikian ada beberapa risiko penggunaan pendekatan multimetodologi yang mempengaruhi layak tidaknya menggunakannya. Beberapa persoalan yang dihadapinya adalah sebagai berikut: 1. Banyak paradigma merupakan hal yang aneh satu sama lainnya. Namun demikian, sekali pemahaman atas perpedaan itu hadir, hal itu dapat menjadi sebuah keuntungan untuk melihat banyak segi, dan kemungkinan pemecahannya akan datang dengan sendirinya. 2. Persoalah-persoalan budaya mempengaruhi pandangan dan kemampuan analisis. Pengetahuan terhadap satu paradigm baru tidaklah cukup untuk mengatasi penyimpangan-penyimpangan yang potensial; hal yang demikian itu harus dipelajari melalui praktek dan pengalaman. 3. Orang memiliki kemampuan kognitif yang mempengaruhi kemampuan koginitif mereka untuk memilih paragigma tertentu. Pemikir yang logis akan lebih mudah memahami kegunaan metodologi kuantitatif. Adalah mudah untuk bergerak dari kuantitatif ke kualitatif, tetapi bukanlah demikian untuk hal yang sebaliknya. Multi metodologi diinginkan dan layak karena dia memberikan pandangan yang lebih lengkap, dan karena persyaratan selama fase-fase intervensi yang berbeda (sebagai contoh misalnya dalam kegiatan penelitian evaluasi proyek) menghendaki tuntutan-tuntutan khusus terhadap metodologi yang umum. Sementara pekerjaan penelitian evaluasi proyek yang demikian itu menuntut kepiawaian tertentu, adalah lebih efektif untuk memilih alat yang paling tepat yang ada ditangan si peneliti. Multi metodologi dapat dipergunakan bila kita bermaksud untuk bergerak dari penelitian pada fase awal ke fase lanjutan. Pertama kita berkeinginan mengeksplorasi data secara kualitatif untuk mengembangkan instrumen untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji hubungannya lebih lanjut pada fase penelitian kuantitatif. Kita masuk pada multimetodologi bila kita ingin menindaklanjuti penelitian kuantitatif dengan yang kualitatif untuk memperoleh informasi khusus yang lebih terinci. Namun demikian multimethodologi memperoleh kritik dari para penganut incompatibility thesis khususnya kaum post-structuralist dan post-modernists.

Mereka menyatakan bahwa multimetodologi secara melekat adalah salah. Paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif Itidak harus dicampur http://en.wikipedia.org/wiki/multimethodology Multi metodologi dapat diartikan sebagai metodologi yang menitik beratkan pada pertanyaan penelitian yang memerlukan pemahaman kontekstual mengenai kehidupan nyata, menggunakan multi perspektif, dan dipengaruhi oleh konteks budaya. Multi metodologi dapat juga diartikan sebagai penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif setepat-tepatnya untuk menilai ukuran dan frekuensi dari suatu konsep dan menggunakan secara bersama-sama penelitian kualitatif setepat-tepatnya dalam mengeksplorasi makna serta pemahaman dari suatu konsep. Dengan demikian melalui multi metodologi suatu konsep dinilai mengenai ukuran dan frekuensinya, serta dieksplorasi mengenai makna dan pemahamannya. Dalam uapaya untuk memenuhi dua tujuan itu multi metodologi menggunakan metode ganda. Dengan demikian multi metodologi adalah bermaksud untuk mengintegrasikan dan mengonbinasikan kedua pendekatan penelitian dengan maksud untuk mengisi keelemahan masiang-masing pendekatan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing. Dengan cara demikian multi metodologi dapat mengerangkakan penelitiannya dalam posisi filosofis dan teoretiknya. Secara filosofis (Green, 2007) penelitian multi metodologi menggunakan dan sering membuat perbedaan secara tegas kedudukan-kedudukan filosofisnya. Posisinya adalah menjembatani pandangan kaum positivis dan kaum konstruktivis, perspektif pragmatik, dan perspektif transformatif. These positions often are referred to as dialectal stances that bridge postpositivist and social constructivist worldviews, pragmatic perspectives, and transformative perspectives (Greene, 2007). Green member contoh, peneliti-peneliti yang berpegang teguh pada posisi filosofis yang berbeda menyatakan bahwa penelitian multi metodologi dapat bersifat menantang karena adanya ketegangan akibat dari pertentangan yang diciptakan oleh bedanya keyakinan. Namun demikian multi metodologi juga merepresentasikan suatu kesempatan untuk mentransformasikan ketegangan-ketegangan itu kedalam pengetahuan baru melalui suatu penemuan yang bersifat dialektis. Perspektif pragmatik menekankan pada penggunaan apa yang berjalan dengan menggunakan keragaman pendekatan, memberikan jawaban utama terhadap arti pentingnya pertanyaan penelitian dan jawabannya, dan menilai keduanya sebagai peengetahuan yang obyektif dan subyektif (Morgan, 2007). Perspektif transformative menyarankan suatu kerangka kerja yang memiliki orientasi bagi telaah multi metodologi didasarkan pada masyarakat yang lebih demokratis yang mengijinkan seluruh prosses penelitian mulai dari rumusan masalah sampai dengan kesimpulan dan penggunaan hasil-hasilnya (Mertens, 2009).

Multi metodologi mulai dengan anggapan bahwa peneliti dalam memahami dunia sosial mengumpulkan bukti berdasarkan atas sifat dari pertanyaan dan berdasarkan atas orientasi teoretik yang dianut. Penyelidikan sosial diarahkan pada berbagai sumber dan yang mempengaruhi perumusan masalah. Penelitian kuantitatif ditujukan untuk mengukur gejala sosial yang telah diketahui dan pola-pola hubungan antar gejala sosial, dan menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat. Penelitian kualitatif maksudnya adalah mengidentifikasi berbagai proses yang sebelumnya tidak diketahui, menjelaskan mengapa dan bagaimana gejala itu terjadi, dan menjelaskan akibatnya (Pasick et al., 2009). Sedangkan multi metodologi mengumpulkan data kuantitatif melalui sejumlah daftar pertanyaan seperti misalnya kuesioner atau pedoman wawancara terstruktur melalui survei dan mengumpulkan bukti-bukti kualitatif melalui berbagai teknik pengumpulan data seperti misalnya wawancara mendalam dan pengamatan. Multi metodologi bermaksud mengumpulkan data baik kuantitatif maupun kualitatif dan mengombinasikan kekuatan masing-masing metode untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diketengahkan oleh peneliti. Di dalam multi metodologi, peneliti secara sengaja mengintegrasikan atau mengombinasikan metode kuantitatif dan kualitatif, dan bukan memisahkannya. Gagasan dasarnya mengapa menggunakan keduanya adalah memanfaatkan keuatan masing-masing dan meminimalkan kelemahan masing-masing. Dalam hal demikian ini muncul tiga masalah yaitu bagaimana mengintegrasikan bentuk-bentuk data yang berbeda. Tiga cara diketengahkan oleh Creswell & Plano Clark, (2011): yaitu menggabungkan data, menghubungkan data, dan menempelkan data. 1. Menggabungkan data. Penyatuan data dilakukan dengan cara mengombinasikan data kualitatif dalam bentuk teks dengan data kuantitatif dalam ujud informasi angka. Penyatuan ini dicapai melalui melaporkan hasil secara bersama-sama di dalam hasil dan pembahasan hasil seperti misalnya pertama melaporkan hasil temuan kuantitatif yang berupa angka dan disusul oleh kutipan-kutipan kualitatif yang mendukung atau menentang hasil kuantitatif. Atau dapat juga diperoleh dengan cara mengubah bentuk satu perangkat data (misalnya menghitung kejadian dari suatu tema-tema seperangkat data kualitatif) agar supaya hasil kualitatif yang dirubah bentuk itu dapat dibandingkan dengan seperangkat data kuantitatif (Sandelowski, Voils, & Knafl, 2009). Penyatuan ini dapat juga dengan cara menggunakan tabel-tabel atau gambar-gambar yang menyajikan baik hasil penelitian kuantitatif maupun kualitatif. 2. Menghubungkan data. Penyatuan ini dengan cara menganalisis satu perangkat data (misalnya hasil penelitian survei) dan kemudian

menggunakan informasi dari data survei itu untuk menginformasikan bagi pengumpulan data berikutnya (misalnya menggunakan wawancara). Dengan cara ini penyatuan terjadi dengan cara menghubungkan analisis hasil penelitian tahap awal dengan hasil penelitian tahap berikutnya 3. Melekatkan atau Menempelkan data. Bentuk integrasi ini dengan cara seperangkat data yang menjadi prioritas sekunder dilekatkan/ditempelkan pada rancangan utama sebagai rancangan primer. Contohnya adalah peneliti menempelkan data tambahan data kualitatif mengenai bagaimana peserta program merasakan pengaruh dari suatu perlakuan selama penelitian eksperimental. Dalam hal ini priorotas utamanya adalah penelitian eksperimental, dan prioritas keduanya adalah penelitian kualitatif. Sebaliknya, penelitian kualitatif dapat dilakukan mendahului penelitian eksperimental untuk memberikan penjelasan perkembangan yang mengikuti hasil eksperimental yang dapat membantu menjelaskan hasil hasil percobaan. Apakah syarat menggunakan multi metodologi? Masaalah penelitian cocok menggunakan multi metodologi. Masalah penelitian yang paling cocok menggunakan multi metodologi adalah bila masalah itu tidak cukup dijawab dengan satu pendekatan penelitian melainkan memerlukan perspektif ganda dalam memahami dan menjawab masalah penelitian. Melalui perspektif ganda peneliti dapat memperluas dan memperkaya suatu makna daripada peneliti hanya menggunakan perspektif tunggal. Peneliti juga dapat mengaitkan temuan kedalam konteks yang lebih makro seperti misalnya mengaitkan perilaku individu yang dikaitkan dengan situasi makro seperti misalnya situasi global. Temuan-temuan kuantitatif tidak hanya cukup dijelaskan mengenai kuantitasnya saja tetapi perlu dipaahami melalui penafsiran kualitatif. Sebaliknya penjelajahan mengenai situasi kancah penelitian melalui eksplorasi kualitatif dapat membimbing kepenelitian lebih lanjut yang dapat memberikan deskripsi kuantitatif dan pengembangan instrument bagi pengukuran suatu gejala yang diteliti. Dengan cara memasukkan penelitian kualitattif peneliti dapat mempelajari masalah penelitian yang dia ketengahkan, memahami kompleksitas gejala, menyusun ukuran-ukuran konsep yang rumit, mengerti interaksi yang terjadi, peristiwa sehari-hari, dan dapat mengarah ke studi eksperimental. Alasan lain mengapa menggunakan multi metodologi adalah mengembangkan gambaran yang saling mengisi, membandingkan, memvalidasi, atau melakukan triangulasi hasil, memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang berkaaitan dengan konteks tertentu, atau mengkaji proses bersamaan dengan hasil (Plano Clark, 2010). Alasan lainnya adalah agar memiliki database yang dibangun oleh satu sama lainnya.

Bagaimana seharusnya merancang multi metodologi? Merancang multi metodologi perlu mempertimbangkan langkah-langkah umum, namun demikian perlu diingat bahwa tancangannya tidaklah kaku. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan khususnya bagi peneliti yang masih awal dalam menggunakan multi metodologi. Mempertimbangkan filosifi dan teori penelitian yang dipergunakan untuk mendekati realita social yang hendak dijelaskan. Peneliti perlu mempertimbangkan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dari pandangan si peneliti itu sendiri, apakah dia cocok dengan pandangan kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama. 1. Mempertibangkan sumber-sumber yang tersedia. Dilihat dari sisi waktu, multi metodologi lebih memerlukan waktu yang lebih panjang bila dibandingkan dengan single approach method. Dari sisi skill (ketrampilan) juga menuntut peneliti menguasai dua macam skill, skill menulis dan skill statistik. Dari sisi danapun diperlukan anggaaran biaya yang lebih besar. 2. Mempertimbangkan masalah penelitian yang hendak dijawab dan alsan mengapa memilih multi metodologi. 3. Menyatakan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dengan metode kuantitatif, metode kualitatif, dan metode campuran. Dan satukanlah alasan itu untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode campuran. 4. Menentukan teknik pengumpulan data dan analisis datanya baik yang kuantitatif maupun yang kualitatif. Menentukan data mana yang diberikan tekanan, dan bagaimana cara menyatukan data kuantitatif dan data kualitatif. 5. Memilih rancangan multi metodologi yang dapat membantu merumuskan pertanyaan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. 6. Mengumpulkan dan menganalisis data baik yang kuantitatif maupun yang kualitatif. 7. Menafsirkan temuan penelitian bagaimana multi metodologi memberikan sumbangan dalam menjawab pertanyaan penelitian. 8. Menulis laporan akhir yang menunjukkan secara jelas sumbangan multi metodologi.