I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. pemberian ASI eksklusif adalah suatu program yang diperuntukkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Ananda, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui secara alami

TUTORIAL DAN PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN IMUN DAN KECERDASAN ANAK SEJAK DINI BAGI IBU-IBU PKK KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan di Indonesia (Hidayat, 2008). Masalah kesehatan anak ditandai dengan tingginya angka kematian bayi (Depkes RI, 2010). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 terdapat rata -rata 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia per tahunnya sebelum bayi berusia 1 tahun. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi diantaranya adalah sepsis, kelainan bawaan, infeksi saluran pernapasan atas, lingkungan, dan faktor nutrisi. Faktor nutrisi ternyata memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya preventif untuk menyelamatkan bayi-bayi dari kematian (Nelson, 2000). Sumber nutrisi alamiah bagi bayi yang memiliki kandungan gizi cukup dan merupakan makanan yang paling sempurna adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI memiliki nilai gizi yang tinggi seperti protein, vitamin A, karbohidrat,

2 dan lemak rendah (Depkes RI, 2005). Kandungan gizi ini memiliki nilai yang paling tinggi pada kolostrum. Kolostrum merupakan ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir. Kolostrum diketahui memiliki manfaat untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi yang berkaitan dengan kecerdasan bayi dan meningkatkan kekebalan terhadap penyakit (Rosita, 2008). Berdasarkan SK Menkes No.450 /Men.Kes /SK/ IV /2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia tanggal 7 April 2004 telah ditetapkan rekomendasi pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan. Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI Eksklusif selama enam bulan pertama. Ternyata kondisi pemberian ASI eksklusif di Indonesia cukup memprihatinkan (UNICEF, 2012). Menurut Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan ada sepertiga (32 %) bayi berumur di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan mendapatkan ASI eksklusif. Data selanjutnya menyebutkan bahwa jumlah ini mengalami penurunan setiap tahunnya. Persentase bayi yang diberi ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan pada tahun 2010 sebesar 15,3% (Depkes RI, 2010). Nilai ini masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 85% (UNICEF, 2012).

3 Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung (2002) jumlah bayi 0-4 bulan yang diberi ASI eksklusif yaitu 68.527 orang atau 42,83% dari 159.987 orang. Sedang tahun 2003 jumlah bayi 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif sebesar 29,54%, pada tahun 2004 sebesar 34,53% dari 165.656 bayi. Berdasarkan hasil perhitungan data Susenas tahun 2006 persentase bayi usia 0-4 bulan yang menerima ASI eksklusif di Propinsi Lampung sebesar 55,48%. Pemberian ASI Eksklusif di provinsi Lampung menunjukan penurunan dan masih rendah dari target cakupan ASI Eksklusif nasional karena target ASI Eksklusif nasional sebesar 80 persen. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan karena berbagai kendala. Kurangnya pemahaman Ibu dan petugas kesehatan mengenai manfaat ASI eksklusif memegang peranan yang sangat kuat dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Prasetyono, 2009). Adanya promosi dan pemasaran susu formula yang begitu intensif dan sulit dikendalikan, serta masih ban`yaknya rumah sakit yang belum mendukung pemberian ASI eksklusif juga menjadi kendala. Hal ini ditandai dengan belum dilakukannya rawat gabung antara ibu dan bayi yang baru dilahirkan, sehingga Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sulit dilakukan (Depkes RI, 2010). Berkurangnya jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya umumnya terjadi di perkotaan. Sekitar 70% wanita Indonesia adalah pekerja, baik di sektor formal maupun informal (Khassawneh et al, 2008). Pada ibu yang bekerja, pemberian ASI eksklusif sering kali mendapatkan hambatan

4 karena singkatnya masa cuti hamil, jam kerja yang sangat terbatas, dan kesibukan dalam melaksakan pekerjaan. Selain itu faktor ini terkait pula dengan kurangnya pengetahuan ibu. Ibu yang bekerja beranggapan bahwa ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi saat ibu kekerja, dan dengan pemberian ASI eksklusif akan menghabiskan waktu di rumah. Sehingga ibu memilih untuk menggunakan susu formula karena dianggap lebih menguntungkan dan membantu saat ibu bekerja. Inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI eksklusif (Baskoro, 2010). Kendala dalam bidang kesehatan berupa tingginya angka kematian ibu dan bayi juga terjadi di Kabupaten Lampung Barat. Kurangnya tenaga kesehatan serta kondisi geologis menjadi kendala bagi para pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Diketahui luas wilayah Lampung Barat sebesar 4.950,4 km 2 atau 13,99% dari luas wilayah Provinsi Lampung, dan jumlah penduduk 420 ribu jiwa lebih yang tersebar di berbagai pelosok perbukitan dan pedalaman, serta kepadatan penduduk 77,52 jiwa/ km 2. Terdiri dari 14 kecamatan dan dengan 170 desa, dan 4 kelurahan, sebagian besar mata pencaharian pokok penduduk bertumpu pada sektor pertanian. Menurut Bupati Lampung Barat Drs. Hi. Mukhlis Basri, Kabupaten Lampung Barat masih termasuk kategori kabupaten tertinggal di Provinsi Lampung dan di Indonesia. Kecamatan Way Tenong merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Kecamatan Way Tenong memiliki luas wilayah sebesar 185,48 km 2 dengan jumlah penduduk 45.729

5 jiwa, terdiri dari 14 desa, 1 kecamatan, dan memiliki 1 Puskesmas Induk dengan 2 Puskesmas pembantu. Puskesmas induk di Kecamata Way Tenong adalah Puskesmas Fajar Bulan. Puskesmas Fajar Bulan merupakan puskesmas terbesar di Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat dibandingkan dengan 14 puskesmas lainnya di kecamatan ini. Menurut data Puskesmas Fajar Bulan 2012, jumlah bayi yang dilahirkan per tahun 2012 sebesar 905 bayi. Menurut data sasaran program KIA Puskesmas Fajar Bulan pada tahun 2011, jumlah bayi 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif 61,25% dengan target 80%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 55,87% dari 905 bayi dengan target 85%. Hal ini menunjukan terjadi penurunan jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif dan belum tercapainya cakupan target pemerintah sebesar 85%. Sebagian besar profesi ibu-ibu di kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai petani dan buruh. Sebagian lainnya berprofesi sebagai PNS, wiraswasta (Pekon Fajar Bulan, 2012). Berdasarkan survei awal, pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi mengenai ASI eksklusif masih cukup rendah. Mereka menganggap bahwa pemberian ASI eksklusif bukanlah pemberian ASI secara berturut-turut selama 6 bulan, melainkan dapat ditambahkan dengan pemberian cairan dan makanan padat tambahan seperti jeruk, madu, air teh, susu formula, pisang, biskuit. Dikelurahan Fajar Bulan, Kabupaten Lampung Barat belum pernah dilakukan penelitian mengenai

6 hubungan tingkat pengetahuan dan pekerjaan Ibu serta hubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat tahun 2012. B. Rumusan Masalah Pemberian ASI eksklusif dan optimal akan membuat bayi tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Tingkat pengetahuan dan pekerjaan menjadi faktor yang juga mempengaruhi terbentuknya sikap ibu. Melihat masih rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan, Kabupaten Lampung Barat maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan tinggkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat?

7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. b. Mengetahui gambaran status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. c. Mengetahui persentase ibu menyusui eksklusif dan tidak eksklusif pada bayi 0-12 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. d. Mengetahui dan menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. e. Mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis Memperoleh pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis khususnya dalam bidang penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitiann ini diharapkan dapat memberi gambaran dan informasi khususnya ibu tentang pemberian ASI Eksklusif, sehingga mencegah angka kesakitan dan kematian. 3. Bagi peneliti selanjutnya Dengan adanya gambaran mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif menjadi dasar untuk melakukan pennelitian selanjutnya. 4. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi institusi pendidikan terutama di dalam ilmu kedokteran.

9 E. Kerangka Penelitian Menurut Lawrence Green, mengemukakan bahwa perilaku manusia dari tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non - behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan dari 3 faktor. Faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Pada faktor predisposisi terdapat beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi dan pekerjaan. Sedangkan faktor pendukung terdiri dari faktor pelayanan kesehatan, media massa, penyuluhan sosial budya dan faktor pendorong terdiri dari dukungan keluarga (suami dan atau orang tua). Banyaknya persepsi tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. Diantara persepsi-persepsi itu adalah menyusui merubah bentuk payudara, menyusui menyebabkan kesukaran menurunkan berat badan, ibu bekerja tidak dapat memberikan ASI Eksklusif, payudara kecil tidak dapat menghasilkan ASI yang cukup, ASI yang pertama kali keluar harus dibuang karena kotor (Evariny, 2008).

10 1. Kerangka Teori Faktor Predisposisi: Usia Pendidikan Pengetahuan Sikap Persepsi Pekerjaan Faktor Pendukung: Pelayanan kesehatan Media massa Penyuluhan Lingkungan Pemberian ASI Eksklusif Faktor Pendorong: Dukungan keluarga : suami, orangtua,dll. Gambar 1. Teori Lawrence Green-Faktor yang membentuk perilaku (Notoatmodjo, 2003) Keterangan: Variabel Bebas: Variabel Terikat:

11 2. Kerangka konsep Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Pekerjaan ibu Pemberian ASI eksklusif Variabel Bebas Variabel Terikat Gambar 2. Kerangka konsep F. Hipotesis Hipotesis penelitian ini : 1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. 2. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.