2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

2015 TARI GAWIL GAYA SUMEDANG

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa terlepas dari hidup bermasyarakat karena, hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kusumah Dwi Prasetya, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat dalam buku

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Cirebon adalah salah satu daerah yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 ANALISIS SIMBOL DAN MAKNA PADA TARI GAPLEK KARYA MAS NANU MUDA DI PADEPOKAN KALANG KAMUNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG

IBING PENCAK PADA PERTUNJUKAN LAKON TOPENG PENDUL DI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki budaya yang sangat melimpah, keanekaragaman

Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan sosialnya, seni memiliki berbagai pengertian tergantung dengan konsep atau pandangan yang mendasari sebuah teori atau kajian mengenai seni itu sendiri. Menurut Sumanto (2006 hlm 5) seni dapat diartikan sebagai berikut : Seni adalah hasil atau proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan indra, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni, dan lainnya. Dalam penciptaan atau penataan suatu karya seni yang dilakukan oleh para seniman dibutuhkan kemampuan terampil kreatif secara khusus sesuai jenis karya seni yang dibuatnya. Bentuk karya seni yang ada sekarang ini cukup beragam dilihat dari bentuk kreasi seni, proses, dan teknik berkarya serta wujud media yang digunakannya. Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa dalam proses penciptaan suatu karya seni dibutuhkan keterampilan khusus sesuai dengan karya yang dibuatnya. Karya seni yang dihasilkan memiliki keragaman dilihat dari proses dan teknik serta media yang digunakannya. Berbicara tentang seni, terdapat beberapa fungsi yang berbeda, hal ini tergantung dari maksud dan tujuan diciptakannya kesenian tersebut. Berikut penuturan Soedarsono (1999 hlm 123) bahwa secara garis besar seni pertunjukan memiliki tiga fungsi yaitu sebagai berikut : a) Sebagai sarana upacara, apabila seni pertunjukan tersebut dilibatkan dalam suatu acara ritual yang sakral dan menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaannya. b) Sebagai hiburan pribadi, apabila seni pertunjukan tersebut lebih mementingkan kepuasan batin bagi pelaku seni itu sendiri, dan tidak begitu mementingkan kepuasan dari penonton, karena disini penonton dilibatkan dalam penampilannya. c) Sebagai penyajian estetis, apabila seni pertunjukan tersebut lebih mengarah kepada seni yang lebih estetis yang bisa menarik penonton untuk melihat pertunjukannya. 1

2 Dari ketiga fungsi di atas, salah satunya sebagai fungsi pertunjukan yang merupakan suatu karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Dalam hal ini seni pertunjukan menjadi bagian penting dari sebuah karya, karena seni pertunjukan merupakan wadah atau tempat orang berkarya, menuangkan semua hasil karya seni yang dimilikinya, sehingga tokoh seni tersebut mendapatkan sebuah apresiasi yang tinggi bagi penonton yang menikmatinya. Mengenai seni pertunjukan, kota Bandung merupakan salah satu bagian daerah di wilayah Jawa Barat yang memiliki banyak keragaman seni pertunjukannya, salah satunya yaitu rumpun tari kreasi baru yang berakar dari seni tradisi setempat. Berdasarkan jenisnya terdapat dua jenis tari, yaitu tari tradisi dan tari kreasi baru. Tari tradisi biasanya tari yang telah memiliki aturan-aturan yang dibakukan, memiliki patokan tertentu, dan biasanya tari jenis ini memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama, sedangkan tari kreasi baru biasanya tari yang disusun oleh seseorang dengan mengembangkan dari pola tradisi yang sudah ada, atau bahkan lepas dan tidak berpijak pada aturan yang sudah ada. Mengenai tari kreasi baru, Caturwati (2007 hlm 165) mengungkapkan bahwa Karya yang dihasilkan atas individual atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau citarasa baru, untuk kreasi baru biasanya memiliki sentuhan dan citarasa yang baru, baik dalam segi gerak ataupun unsur lainnya, hal tersebut biasanya menampilkan sesuatu yang beda dibanding karya-karya yang sudah ada, kreasi baru lebih mengungkapkan gaya pribadi dari seorang penciptanya. Rumpun tari kreasi yang cukup menarik salah satunya adalah tari Makalangan karya Jajat Sudrajat salah seorang seniman kota Bandung. Tarian ini menceritakan tentang perjuangan, ketangguhan, dan kekuatan seorang wanita dalam mempertahankan hak dan membela negara. Tarian ini juga selain untuk mempertahankan hak dan membela Negara, juga tercipta untuk mengisi khasanah kesenian di Jawa Barat dengan suasana baru dan untuk sebagian ajang kreatifitas dalam nuansa kekinian. Jajat Sudrajat adalah pimpinan sanggar Sakata yang didirikan pada tahun 2002.

3 Sanggar tari ini merupakan wadah bagi para seniman kota Bandung yang ingin mengekspresikan karya mereka baik tari maupun seni lainnya. Tari Makalangan merupakan tari kreasi yang sumber garapnya dari tari tradisi.tarian ini juga memiliki kekhasan tersendiri sehingga menarik untuk diteliti. Beberapa contoh tarian yang diajarkan di sanggar Sakata adalah tari Ronggeng Nyentrik, tari Sekar Panggung, tari Maung Lugay, tari Bandung Caang, dan tari Miara pakaya. Tari Makalangan merupakan karya ke delapan yang dimiliki oleh sanggar Sakata pada tahun 2006. Dalam proses penciptaan tari Makalangan Jajat dibantu beberapa tokoh seniman lain, yang ikut serta mewujudkan tarian tersebut. Sanggar Sakata diresmikan oleh Camat dan Lurah, Sebelum mempunyai gedung sendiri Sanggar Sakata bertempat di kantor kecamatan selama 2 tahun. Di Sanggar Sakata sistem pembelajarannya dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu tingkat pemula, tingkat terampil, dan tingkat mahir. Setiap siswa yang telah menyelesaikan tahapan tersebut akan memperoleh sertifikat yang diberikan setiap enam bulan sekali, siswa yang sudah naik tingkat mahir biasanya diperbantukan untuk membimbing adik tingkatnya pada tingkat pemula dan tingkat terampil. Tari Makalangan ini termasuk kedalam salah satu tarian yang memiliki tingkat kesulitan gerak cukup tinggi yang mana gerak-gerak yang dimaksud terdiri dari adeg-adeg, tumpang tali batarubuh, gedig, mincid, kuntul longok, jigrah, dan seser. Makalangan sama halnya seperti mau perang, mau tandang dan tegar. Proses penciptaan tari Makalangan ini tergolong singkat yakni hanya memakan waktu selama tiga bulan. Keunikan dari tari Makalangan ini ialah memiliki kesulitan gerak yang cukup tinggi dibanding tarian lain yang ada di sanggar tersebut, sehingga tarian ini tidak bisa ditarikan oleh anak kecil kecuali remaja dan dewasa. Selain itu juga penari dari tari makalangan harus berjumlah bilangan ganjil. Hal ini dipengaruhi oleh angka 3 itu diibaratkan dengan alam, kemudian 5 itu diibaratkan dengan rukun Islam, angka 7 diibaratkan dengan hari dan angka 9 itu diibaratkan dengan wali songo.

4 Koreografi yang terdapat dalam tari Makalangan ini, yaitu perpaduan antara tari klasik, pencak silat, dan tari rakyat yang didalamnya meliputi gerak halus dan gerak kasar. Gerak halus yang melambangkan kesabaran, sedangkan gerak kasar melambangkan kemarahan. Dalam tarian ini juga terdapat gerak.penghubung dan peralihan sebagimana lazimnya pada tradisi. Gerak pokok terdiri dari adeg-adeg tengah dan masekon, bukaan, sanduk-sanduk, capangan, tumpang tali batarubuh, gedig, nyawang, mincid, kuntul longok, sembahan, sedangkan gerak peralihan yaitu sirig, jigrah, dan gerakan halus yaitu seser. Meskipun tari Makalangan ini termasuk karya tari baru, namun sekarang tarian tersebut sudah banyak ditampilkan di berbagai pagelaran atau festival baik di dalam maupun luar kota sebagai sebuah hiburan, saehingga dengan demikian sanggar sakata tetap eksis turut serta melestarikan seni budaya khususnya dalam bidang tari. Berdasarkan pengamatan pada observasi awal bahwa tari Makalangan memiliki keunikan tersendiri, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh dan menkaji lebih dalam mengenai tari Makalangan, dengan mengangkatnya ke dalam judul Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan paparan pada latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi bahwa Tari Makalangan merupakan tarian yang memiliki kekhasan tersendiri dilihat dari gerak, struktur penyajian serta latar belakang penciptaannya. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti beriku: 1. Bagaimana latar belakang terciptanya Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung? 2. Bagaimana koreografi Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung?

5 C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, dalam sebuah penelitian tentu mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya : 1. Tujuan Umum Memberikan wawasan dan gambaran tentang keberadaan seni pertunjukan Tari Makalangan bagi masyarakat, kemudian memberikan pengetahuan dan pengalaman secara mendalam tentang Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini, diantaranya: a. Untuk mendeskripsikan latar belakang terciptanya Tari Makalangan di sanggar Sakata Antapani Bandung b. Untuk mendeskripsikan koreografi Tari Makalangan di sanggar Sakata Antapani Bandung D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada khalayak umum, bahwa di Indonesia tepatnya di daerah Kota Bandung mempunyai seni pertunjukan yaitu tari kreasi Makalangan 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Peneliti Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam mengkaji dan menggali potensi yang terdapat dalam sebuah karya tari. b. Jurusan Pendidikan Seni Tari Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menambah sumber pustaka, serta menyumbangkan salah satu deskripsi kesenian

6 khususnya Tari Kreasi Baru yaitu Tari Makalangan sebagai wawasan dan bahan apresiasi bagi mahasiswa. c. Pelaku Seni Menyumbangkan buah fikiran tentang latar belakang terciptanya tari makalangan, koreografi, serta rias dan busana dengan hal ini dapat memotivasi pelaku seni lainnya agar menciptakan karya tari baru, dan ikut serta dalam mewariskan sebagian hasil karya mereka menjadi suatu budaya yang akhirnya menjadi asset seni budaya dari Indonesia. E. Struktur Organisasi Penelitian BAB I Pada bab ini menguraikan tentang permasalahan yang terdapat dalam tari makalangan dan proses terciptanya tarian tersebut. Didalamnya mengungkapkan tentang koreografi dan berbagai permasalahan lainnya, kemudian peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak, dan struktur organisasi skiripsi. BAB II menjelaskan tentang peneliti terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur subjek, dan temuannya, posisi teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, konsep-konsep, teoriteori, yang dapat menguatkan dalam bidang penelitian yang dikaji. Selanjutnya menggunakan teori-teori yang menguatkan skripsi peneliti, yang terdiri dari teori seni pertunjukan, koreografi, struktur gerak, teori tata rias, teori tata busana, fungsi tari. BAB III memaparkan tentang Desain Penelitian (Memuat metode dan pendekatan penelitian secara jelas), Partisipan dan Tempat Penelitian/lokasi dan subjek penelitian, Pengumpulan Data dan instrumen Penelitian (observasi, wawancara, dokumentasi, dan study pustaka), Prosedur Penelitian (memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian, desain penelitian dioperasionalkan secara nyata, skema atau alur penelitian dan unsur-unsurnya disampaikan secara rinci), selanjutnya pengolahan dan analisis data, penarikan kesimpulan, penyusunan laporan mengenai tari makalangan.

7 BAB IV penjabaran dari semua temuan penelitian yaitu latar belakang terciptanya tari makalangan, serta koreografi tari makalangan di sanggar Sakata. Bagian selanjutnya pada bab ini peneliti menganalisis seluruh temuan penelitian, pembahasan temuan penelitian. BAB V berisi tentang kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan temuan penelitian, serta berisi implikasi dan rekomendasi, baik bagi para pembuat kebijakan, bagi para pengguna hasil penelitian, maupun bagi peneliti berikutnya. Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar pustaka, yang berisi tentang berbagai pustaka baik berupa buku-buku, jurnal maupun sumber lain seperti internet yang dipergunakan peneliti dan relevan dengan fokus/kajian penelitian. Kelengkapan skripsi ini disertai juga dengan berbagai lampiran yang berkaitan dengan penelitian, seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, study dokumentasi, SK penelitian, serta Riwayat Hidup Peneliti.