BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tentu saja Indonesia harus memiliki elemen-elemen yang bangsa agar lebih

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan, sehingga dengan cepat tersebar, didengar, dibaca ataupun

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia atau Nusantara adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan keberagaman suku bangsa terbanyak di dunia. berbagai macam perbedaan suku, ras, agama, serta budaya tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Perbedaan yang sangat beragam membuat Indonesia menjadi kaya akan budaya dan adat istiadat, salah satunya terletak pada pakaian adat dan kain khas setiap daerah di Indonesia. Pada era globalisasi ini, budaya tradisional semakin terkikis oleh budaya modern dari barat, seperti yang kita ketahui bahwa budaya barat sangat mudah dan cepat masuk ke Indonesia terutama di Ibukota Jakarta. kota metropolitan yang di dalamnya terdapat berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan budaya yang berbeda, sehingga pergeseran budaya tradisional kian mudah dan cepat menyebar ke kota-kota besar lainnya. Selain itu arus modernitas dan gaya hidup yang serba instan membuat masyarakat lebih memilih produk yang bersifat praktis, sementara pembuat kain tradisional belum dapat memenuhi kriteria tersebut. Kain tradisional biasanya melewati proses yang panjang dan butuh ketelitian serta ketekunan (Wicak, 2014). Budaya barat yang masuk ke Indonesia mempengaruhi tata busana tradisional menjadi modern, seperti penggunaan celana jeans yang saat ini semakin banyak digunakan, sudah sebagai keseharian bagi para masyarakat di Indonesia khususnya remaja untuk menggunakan celana jeans. Selain itu masih banyak berbagai jenis pakaian yang diadaptasi dari budaya barat seperti contohnya, gaun, rok, jas, jaket, serta jenis pakaian lainnya. Hal ini juga diikuti oleh banyaknya perusahaan asing yang masuk ke pasar Indonesia dan membuat persaingan antara pengrajin tradisional yang termasuk sebagai usaha menengah melalui proses kerja yang sangat lama hingga tahunan dengan perusahaan besar yang memproduksi pakaian secara massal. 1

2 Pakaian modern yang murah dan menyebar secara cepat membuat masyarakat semakin tidak perduli dengan pakaian tradisional Indonesia yang sudah lama diwariskan turun temurun. Pakaian tradisional Indonesia sebagian besar merupakan hasil kerajinan tangan berupa kain yang akhirnya dipakai menjadi bahan untuk membuat pakaian sehari-hari atau untuk acara adat istiadat, kain tradisional Indonesia memiliki cerita di balik keberadaannya serta di balik proses pembuatannya dan inilah yang menjadikan kain salah satu karya seni serta memiliki nilai yang tinggi, sayangnya kekayaan dan keragaman busana daerah Indonesia yang luar biasa itu sebagai bagian penting khasanah kekayaan bangsa, kebanyakan hanya dipakai dalam acara khusus (Antikasari, 2014). Hal ini juga berkaitan dengan adanya banyak pakaian modern yang lebih banyak diminati oleh banyak orang saat ini membuat menurunnya permintaan akan kain tradisional Indonesia sehingga banyak pengrajin kain di Indonesia juga berahli bekerja pada perusahaan pembuat pakaian modern dan akhirnya semakin sedikitnya penerus pengrajin kain tradisional Indonesia, hal ini dialami oleh Ibu Tarwiah salah satu pembatik di daerah pulau Jawa yang mengatakan Anak saya tidak mau membatik, lebih senang kerja dikonveksi nyabutin benang celana jin. Alasan tidak ingin membatik anaknya karena jumlah upah membatik yang diberikan sangatlah sedikit oleh rumah batik tersebut, hanya dua puluh lima ribu rupiah per hari (Ramadhan, 2013). Ketidaksejahteraan para pengrajin adalah salah satu alasan yang membuat kain di Indonesia semakin terancam, bahkan untuk beberapa jenis kain di daerah tertentu sudah tidak ada lagi penerusnya sehingga terjadi kepunahan kain tradisional. Banyak masyarakat di Indonesia bahkan tidak mengetahui ada berbagai jenisjenis kain tradisional di Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mengetahui kain seperti kain batik, kain tenun, dan kain ulos. Sedangkan masih banyak jenis kain di Indonesia seperti kain songket, kain gringsing, kain sasirangan, dan masih banyak jenis kain lainnya yang mungkin sudah terancam punah karena tidak ada penerus dari pengrajin kain-kain tersebut. Informasi inilah yang harusnya diketahui oleh masyarakat Indonesia terutama melalui media massa Masyarakat Indonesia pada umumnya sangat mencintai Indonesia, dapat dilihat dari banyak pihak yang memperjuangkan batik agar diakuin oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada saat

3 batik diklaim oeh Malaysia tahun 2009 lalu, namun faktanya masih banyak masyarakat terutama anak muda tidak bisa membedakan batik asli dan batik printing. Anak muda sudah suka batik, sudah perhatian, tapi mereka tidak tahu esensi batik. Maka perlu dibangun loyalitas agar tahu apa itu batik asli dan motif printing batik. Itu yang dikatakan Romi Oktabirawan Presiden Komisaris Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) (Jingga, 2014). Masyarakat Indonesia kurang mendapatkan informasi yang benar dengan cara yang menghibur, maka akan sangat baik apabila ada tayangan yang memberikan informasi mengenai budaya khususnya kain tradisional berbagai daerah di seluruh Indonesia, karena selama ini belum ada program televisi yang khusus menayangkan tentang dokumenter budaya Indonesia khususnya kain. Melalui program tersebut diharapkan dapat semakin menarik minat para pencinta tata busana / fashion untuk melestarikan dan mengkombinasikannya menjadi fashion tradisonal-modern yang saling dipadukan, sehingga setiap motif kain tradisional Indonesia yang sudah ada dapat terus tetap ada dan terus berkembang. Jika kain tradisional dapat terus dipergunakan untuk keperluan seharihari dengan demikian dapat meningkatkan kesejahteraan para pangrajin kain serta masyarakat Indonesia, selain itu kain tradisional Indonesia juga dapat semakin dikenal mancanegara. Usaha untuk mengkombinasikan fashion tradisional dengan modern sudah dilakukan oleh beberapa designer ternama Indonesia and beberapa sampai mancanegara, seperti Tex Saverio, Nina Yusuf, Oscar Lawalata, Ian Adrian, Obin dan Didiet Maulana. Masyarakat secara luas menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka akan informasi dan hiburan. Media televisi merupakan media massa yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia dikarenakan kekuatannya baik secara audio maupun visual sehingga penyampaian pesan lebih menarik dan mudah diterima oleh audiensnya dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal ini didukung oleh penelitian Nielsen (Anonymous, 2014) bahwa secara keseluruhan konsumsi media di kota-kota di Jawa maupun Luar Jawa menunjukan bahwa Televisi menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh Internet, Radio, Surat Kabar, Tabloid dan Majalah. Artinya televisi masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi dan hiburan.

4 Tayangan televisi dibagi dua jenis, yaitu jurnalistik dan artistik. Dalam tugas akhir ini dibuat sebuah program dokumenter. Pengertian dokumenter sendiri selalu berkembang dari masa ke masa, sudah banyak para ahli yang mendefinisikan pengertian dokumenter dalam film dan program televisi. 1.2 Identifikasi Tugas Karya Akhir A. Nama Program Pembuat karya ingin membuat sebuah program dokumenter bernama Heritage of Indonesia. Heritage of Indonesia yang berarti dalam bahasa Indonesia adalah warisan Indonesia, membahas mengenai warisan budaya yang dititipkan kepada anak bangsa terutama warisan kain Indonesia, dimana nantinya akan membahas pembuatan, sejarah, kain-kain dari Indonesia hingga aplikasi terhadap busana modern dari berbagai daerah di Indonesia. B. Jenis Program Program Heritage of Indonesia merupakan jenis program dokumenter, dimana program dokumenter adalah program uang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan fakta objektif yang ada dan memiliki nilai kehidupan. Program ini diprediksi dapat bersain dengan jenis program televisi lainnya karena masih sedikit program dokumenter yang menayangkan tentang warisan kain di Indonesia.

5 C. Durasi Program Durasi selama tiga puluh menit dirasa cukup untuk menyampaikan segala informasi dalam satu topik yang diangkat dan dibahas secara mendalam. Dalam waktu dua puluh menit progam meliputi wawancara, gambar, dan cerita dibalik setiap topik. D. Waktu Penayangan Program Pembuat karya memilih waktu penayangan pada hari Kamis pukul 21.00 21.20. Alasan memilih hari Kamis karena merupakan hari tengah dalam seminggu dimana hari Kamis menjadi hari peralihan bagi sebagian besar orang untuk bersantai sebelum akhirnya masuk ke hari libur kerja di Jumat malam, Sabtu dan Minggu, sehingga audiens santai tetapi dalam pikiran yang produktif karena masih dalam hari kerja. Selain itu pemilihan jam siaran pukul 21.00 21.20 karena pada jam siaran tersebut sebagian pekerja kantor sudah pulang sampai rumah dan para anak muda juga belum tidur. E. Stasiun Televisi Karena adanya kesesuaian target audiens dan tipe program yang memiliki unsur pengtahuan dan informasi serta membidik anak muda, maka pembuat karya memilih stasiun televisi Kompas TV. F. Targeting 1. Social Economy Status (SES) Target audies dari program dokumenter Heritage of Indonesia adalah masyarakat golongan ekonomi kelas A-B. Alasan pembuat karya memilih masyarakat golongan ekonomi kelas A-B karena program ini memberikan informasi yang dapat diterima oleh segala jenis kalangan, khususnya bagi masyarakat menengah dan atas yang dapat membantu membuat inovasi bisnis busana tradisional-modern 2. Geografi Program ini akan disiarkan keseluruh Indonesia, karena acara ini dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat di Indonesia tanpa terbatas daerah. Tidak ada alasan untuk tidak mempublikasikan kekayaan, keanekaragaman, dan

6 keindahan yang dimiliki Indonesia khususnya dalam hal kain tradisional yang sudah ada sejak dulu, karena dengan mempublikasikannya keseluruh Indonesia dapat menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan bagi para masyarakat Indonesia, khususnya para pengrajin. 3. Demografi Siapapun dapat menonton program dokumenter Heritage of Indonesia. Tidak ada pembedaan anatara pria dan wanita untuk menonton acara ini. Pembuat karya memilih penonton dengan umur 20 30 tahun, karena pada usia tersebut para anak muda sudah berfikir lebih terbuka dan memiliki banyak ide untuk perkembangan pelestarian kain tradisional dan juga bisnis dalam bidah tata busana, selain itu lebih mudah menyerap informasi dan suatu saat dapat dikembangkan menjadi ide sehingga dapat tetap dilestarikan budaya Indonesia. 4. Psikografi Setiap masyarakat yang memiliki kecintaan terhadap Indonesia, serta memiliki keinginan untuk melestarikan budaya melalui berbagai cara. Masyarakat yang memiliki pikiran yang luas untuk menerima kebudayaan tradisional dan berminat mengkombinasikan dengan kebudayaan modern khususnya kain. G. Tipe Program Dalam memproduksi program jenis dokumenter, tim produksi membutuhkan waktu yang sangat lama agar data yang diumpulkan dalam riset dapat menyeluruh, selain itu pengambilan gambar dan moment saat shooting juga memakan waktu yang lama bahkan bisa menunggu terjadinya suatu peristiwa atau upacara adat, sehingga informasi yang didapatkan dan mau disampaikan kepada audiens dapat tersampaikan semua, oleh karena itu tipe program Heritage of Indonesia adalah tapping,

7 1.3 Teknik Pengumpulan Data Sebelum membuat program Heritage of Indonesia, pembuat karya membuat servei yang berguna untuk mengetahui keinginan masyarakat terhadap program televisi yang digemari, khususnya program dokumenter. Berikut hasil dari 50 responden yang ditanyakan secara acak oleh pembuat karya. 1. Riset Khalayak Riset khalayak yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui minat penonton televisi terhadap program dokumenter, khususnya yang berkaitan dengan budaya Indonesia, kain tradisional Indonesia. Riset ini lakukan kepada 50 responden dengan berbagai macam profesi dan umur secara acak di Jakarta. Kuisioner ini dibuat menggunakan kuisioner fisik (kertas). 1. Apakah anda suka dengan program dokumenter televisi? Gambar 1.1 Diagram Pengumpulan Data Program Televisi Yang Digemari

8 2. Jenis dokumenter apa yang anda sukai? Gambar 1.2 Diagram Pengumpulan Data Program Televisi Yang Digemari 3. Informasi apa yang ingin anda ketahui dari program dokumenter? Gambar 1.3 Diagram Pengumpulan Data Program Televisi Yang Digemari

9 4. Jenis kebudayaan/kesenian apa yang ingin anda ketahui? Gambar 1.4 Diagram Pengumpulan Data Program Televisi Yang Digemari 5. Apabila ada sebuah program dokumenter televisi yang mengupas tentang warisan Indonesia, apakah anda setuju? Gambar 1.5 Diagram Pengumpulan Data Program Televisi Yang Digemari

10 6. Apabila anda ingin mengetahui tentang kain asli seluruh Indonesia? Gambar 1.6 Diagram Pengumpulan Data Program Televisi Yang Digemari 7. Informasi apa yang ingin anda dapatkan tentang kain asli seluruh Indonesia? Gambar 1.7 Diagram Pengumpulan Data Program Televisi Yang Digemari Dari hasil riset yang dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian masyarakat menyukai program jenis dokumenter dan sangat ingin mengetahui tentang kebudayaan Indonesia lebih baik lagi terutama pada kain tradisional Indonesia, selain itu masyarakat juga menginginkan pengetahuan tentang keberadaan atau kepunahan budaya tersebut serta potensi untuk berkembang dalam era ini.

11 2. Riset Topik Pada tahap selanjutnya pembuat karya melakukan riset topik yang bertujuan untuk mencari informasi tentang topik yang akan diangkat menjadi sebuah episode dalam program Heritage of Indonesia, pada kesempatan kali ini pembuat karya ingin mengangkat tentang kain tenun Toraja, pembuat karya mencari informasi melalui beberapa media, antara lain media massa internet, dan media cetak seperti buku. Informasi tentang kain tenun Toraja cukup sulit ditemukan, sampai akhirnya pembuat karya menemukan perusahaan tata busana bernama Toraja Melo. 3. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pemilik Toraja Melo (Dinny Jusuf) untuk mengetahui lebih dalam tentang penduduk Toraja dan para penenun di Toraja itu sendiri. Wawancara dilakukan di kantor Toraja Melo, sekaligus melakukan syuting hari pertama. 4. Observasi Dalam tahap wawancara dan shooting pembuat karya juga melakukan tahap observasi dengan cara terjun langsung dalam masyarakat Toraja dan adat Toraja. Pembuat karya berlaku sebagai turis yang sedang berlibur serta melakukan kegiatan untuk liputan pribadi. Observasi ini dilakukan agar dapat berbaur dengan masyarakat dan mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Pembuatan Tugas Karya Akhir Tujuan Karya Akhir : 1. Memberikan informasi mengenai berbagai jenis kain tradisional Indonesia yang kurang diperhatikan. 2. Memberikan perhatian terhadap pengrajin kain tradisional Indonesia agar tetap dapat dipertahankan keberadaannya. 3. Memberikan perhatian terhadap tata busana di Indonesia agar dapat dikenal mancanegara. 4. Memberikan tayangan televise yang informatif dan menghibur.

12 Manfaat Akademis : Pembaca dapat mengerti mengenai proses pembuatan program dokumenter yang mengangkat tentang sejarah yang dipadukan secara modern, khususnya produser. Manfaat Praktis : Tugas karya akhir ini dibuat agar jenis program dokumenter yang informatif dikemas menarik dan menyajikan keindahan menjadi tren baru di industri pertelevisian Indonesia. Manfaat Soial : Tugas karya akhir ini bermanfaat sebagai program pilihan baru yang tidak hanya mengandung informasi tetapi juga mengandung keindahan, serta mengingatkan kepada masyarakat tentang kekayaan Indonesia khususnya kain tradisional yang harus dilestarikan dan dikembangkan agar dapat bersaing dengan dunia modern. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini pembuat karya menulis tentang latar belakang, identifikasi tugas karya akhir, teknik pengumpulan data, tujuan dan manfaat pembuatan tugas karya akhir, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini pembuat karya membandingkan tugas karya akhir atau program yang serupa dan sudah ada sebelumnya, selain itu juga menjelaskan tentang konsep atau teori yang berkaitan dengan proses pembuatan karya akhir sebagai produser. BAB III PRA PRODUKSI Pada bab ini pembuat karya menuliskan ide dan pengembangan konsep, serta mengurus segala data persiapan administrasi, persiapan teknis, jadwal pembuatan tugas karya akhir, dan rundown atau segmentasi tugas karya akhir.

13 BAB IV HASIL KARYA Pada bab ini pembuat karya menjelaskan tentang install peralatan, melakukan shooting dan evaluasi shooting, dan dismantle BAB V EVALUASI Pada bab ini penulis menjelaskan tentang editing dan mixing yang dilakukan, mengambil kesimpulan serta membuat saran, daftar pustaka, dan lampiran.