KINETIKA TRANSPOR FENOL DENGAN ADITIF SURFAKTAN DALAM TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS SURFAKTAN DAN RECOVERY MEMBRAN DALAM DIFUSI FENOL ANTAR FASA TANPA ZAT PEMBAWA. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh KHAIRUNNISSA NO.

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Penentuan Kondisi Optimasi Transpor Ion Cu (Ii) Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah Secara Simultan Dengan Oksin Sebagai Pembawa

Uji Selektifitas Transpor Fenol Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah

TRANSPOR IODIN MELALUI MEMBRAN KLOROFORM DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI FASA PENERIMA DALAM TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

TRANSPOR IODIN MELALUI MEMBRAN KLOROFORM DENGAN TENIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

ZAT PEMBAWA OKSIN DAN SDS SEBAGAI ADITIF MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Olly Norita Tetra *, Zaharasmi, dan Gionanda Laboratorium Elektro/Fotokimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Andalas, Padang

TRANSPOR ION TEMBAGA (II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

OPTIMALISASI TRANSPOR Zn(II) DENGAN ZAT PEMBAWA DITIZON MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

KINETIKA TRANSPOR Co(II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH SECARA KONSEKUTIF. Pascasarjana Universitas Andalas, Padang 2

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Program Studi

OPTIMALISASI TRANSPOR Zn(II) DENGAN ZAT PEMBAWA DITIZON MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH ABSTRACT

PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN SEBAGAI ION CARRIER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan

Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Variasi Konsentrasi Larutan Dan ph Larutan Sodium Dodesil Sulfat Terhadap Proses Pemisahan Pada Membran Selulosa Asetat

EKSTRAKSI ION LOGAM Zn(II) MENGGUNAKAN SENYAWA PEMBAWA TANIN TERMODIFIKASI DENGAN METODE MEMBRAN CAIR RUAH

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

Uji Kinerja Ekstraktan Cyanex 272 dalam Me-recovery Logam Nikel dari Limbah Ni-Cd dengan Metode Ekstraksi Cair-Cair

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

MEKANISME TRANSPOR LANTANUM MELALUI MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG (SLM) DENGAN PENGEMBAN CAMPURAN D2EHPA (ASAM DI-(2- ETILHEKSIL) FOSFAT) DAN TBP

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laboratorium Analitik, Universitas Hasanuddin Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, *

EKSTRAKSI EMAS DARI LIMBAH PAPAN SIRKUIT TELEPON GENGGAM MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

Konsentrasi (μg/m 3 )*** Perubahan konsentrasi (μg/m 3 )****

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

Variations of Span-80 Concentration and ph of The External Phase On Lead(II) Extraction Ion by Liquid Membrane Emulsion Method

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI MAHKOTA BUAH NANAS (Ananas Comocus) SEBAGAI FILTER DALAM TAHAPAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SARUNG TENUN SAMARINDA

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

PEMULIHAN (RECOVERY) DAN PEMISAHAN SELEKTIF LOGAM BERAT (Zn, Cu dan Ni) DENGAN PENGEMBAN SINERGI MENGGUNAKAN TEKNIK SLM

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Pusat Pengujian c.q Bagian Pengolahan Hasil Ujian Universitas Terbuka Jalan Cabe Raya Ciputat Tangerang Po Box 6666 Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

3 Metodologi Percobaan

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PEMISAHAN DAN PEROLEHAN KEMBALI Cr(VI) DARI ALIRAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI TESIS MAGIS'1'ER. .

ANALISIS KINERJA ELEKTRODA KAWAT TERLAPIS POLIPIROL-ASPARTAT SEBAGAI SENSOR ASPARTAT SECARA POTENSIOMETRI ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

PEMUNGUTAN LANTANUM DARI MINERAL MONASIT BANGKA DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG BERTINGKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

Jason Mandela's Lab Report

3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci: Flotasi; Ozon; Polyaluminum chloride, Sodium Lauril Sulfat.

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL.

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS IOD-AMILUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR PERSULFAT ABSTRAK ABSTRACT

Transkripsi:

Vol. 5, No. 2, Maret 2012 J. Ris. Kim. KINETIKA TRANSPOR FENOL DENGAN ADITIF SURFAKTAN DALAM TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH Refinel, Emdenis, Djufri Mustafa, Welly Safitri, Yulia Yesti, dan Rudhy Anggi Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Kimia FMIPA-Unand Email: nafirefinel21@yahoo.com ABSTRACT Study of transport of phenol using the surfactant SDS (Sod ium Dodecyl Sulfate), Tween-80 as additive in the source phase and oleic acid, Span-60 additive in the membrane phase with bulk liquid membrane techniques has been performed. Transportation system was in one way using solution of phenol 2.13 x 10-4 M as the source phase, 30 ml of chloroform as membrane phase, a solution of 12 ml of 0.1 M NaOH as the receiving phase and stirring speed of 340 rpm. The concentration of phenol that transported into receiving phase and remaining in the source is determined by measuring phenol method using 4-aminoantipirin and monitored with a spectrophotometer. The result showed the percentage of transport of phenol into the receiving phase is 93.07% within 120 minutes without any additive surfactant, while for additive oleic acid and Span-60 the percentage of transport phenol is 97.28% and 88.84% within 90 minutes. Phenol transport system analyzed by means of a kinetic model involving consecutive irreversible firstorder reaction with the constants exraction of phenol from the source to the membrane (k1) of 0.0346 minute -1, 0.0304 min -1, and from the membrane phase into the receiving phase (k2) of 0.0264 min -1, 0.0309 min -1 each for additive oleic acid and Span-60 in the membrane phase. Surfactant SDS and Tween-80 additive in the source phase is not effective to decreased the transport time of the phenol in the phase bulk liquid membrane technique. Keysword : Phenol, surfactant, additive, bulk liquid membrane PENDAHULUAN Polutan senyawa organik dan ion logam di lingkungan adalah masalah serius yang banyak dihadapi banyak industri. Ion logam berat tidak biodegradable pada kondisi alami, cenderung terakumulasi dalam organisme hidup yang menyebabkan gangguan dan penyakit. Selain itu, keberadaan ion logam dalam air limbah menghambat biodegradasi polutan organik, yang terdapat dalam limbah cair. Fenol dan turunannya merupakan senyawa kimia bahan baku industri obat yang termasuk golongan beracun dan berbahaya. Paraaminofenol adalah salah satu senyawa turunan fenol yang merupakan bahan baku obat paracetamol dan obat lainnya. Toksisitas fenol, aniline dan turunan fenol limit batasnya 50 ppb dalam air minim dan air laut [1]. Oleh karena itu, kadar fenol dan senyawa turunannya di perairan dan dalam air limbah industri obat yang akan di buang ke perairan harus dikontrol. Studi untuk menghilangkan dan mengotrol kadar fenol dan turunannya dari air limbah telah banyak dirancang. Penelitian yang telah dilakukan untuk pengolahan air limbah senyawa para-aminofenol adalah dengan lumpur granular pada suhu 30 o C, pengadukan selama 150 hari. Uji biodegradabilitas dilakukan dengan mengukur komposisi hasil gas metananya. Ditemukan bahwa bakteri metanogen dapat menyelesaikan mineralisasi senyawa para-aminofenol [1,2]. Metode klisik untuk pemisahan selektif senyawa organik seperti destilasi, fraksionasi, ekstraksi pelarut, dan lain-lain, membutuhkan biaya yang cukup besar. Membran cair dapat digunakan sebagai alternatif untuk metode pemisahan karena cukup ekonomis, sensitifitas tinggi, dan 150 ISSN : 1978-628X

J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 2012 efisien, karena permukaan kontak yang besar untuk transfer masa serta proses ekstraksi dan stripping dalam satu satuan operasi. Kapasitas membran cair dalam mentranspor suatu analit ditentukan oleh luas permukaan kontak dan tegangan antar fasa (fasa sumber - fasa membran) dan ( fasa membrane - fasa stripping). Oleh karena itu senyawa surfaktan sangat berperan untuk menurunkan tegangan antar fasa. Dari beberapa jurnal menyatakan bahwa surfaktan memberikan efek terhadap proses pemisahan atau transpor kation dan anion [3,4]. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh surfaktan Span 60, asam oleat dan SDS terhadap transpor fenol melalui membran kloroform. Uji yang dilakukan untuk menentukan efektifitas surfaktan terhadap transport fenol adalah dengan menentukan konstanta laju transpor antar fasanya. Penentuan konstanta transpor antar fasa melalui membran cair fasa ruah terjadi berurutan menurut hukum kinetik reaksi konsekutif irreversibel orde satu [5]. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain: fenol, kloroform, natrium hidroksida, sodium dodesyl sulfat (SDS), asam oleat, Tween-80 dan Span-60, asam klorida, buffer sitrat ph 2, amonium hidroksida pekat, buffer ph 6,8 (K 2 HPO4 dan KH 2 PO4), 4- aminoantipirin, kalium ferisianida, dan akuades. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Spektrofotometer UV/VIS spektronik 20 D, sel membran cair fasa ruah, neraca analitik Ainsworth, ph meter 420A, stopwatch, magnetik stirrer dan alat-alat gelas kimia lainnya. Prosedur Kerja Penentuan transpor fenol dengan teknik membran cair fasa ruah. Proses transpor dilakukan sel membran cair fasa ruah [1]. Disiapkan beker gelas 50 ml (diameter dalam 3,66 cm) dan dimasukkan fasa membran yaitu 30 ml kloroform. Dalam larutan fasa membran ini dicelupkan sebuah tabung kaca silindris (diameter dalam 2,17 cm) dan dipipetkan ke dalamnya 6 ml larutan fasa sumber berupa fenol 2,13 x 10-4 M dengan ph 2 dimana fenol ini mengandung Tween-80 sebagai surfaktan. Di luar tabung gelas dipipetkan 12 ml fasa penerima NaOH 0,2 M. Teknis operasi dilakukan melalui pengadukan dengan memakai magnetik stirer pada kecepatan 340 selama 1 jam. Setelah pendiaman 15 menit, fasa penerima dan fasa sumber diambil untuk diukur jumlah konsentrasi fenol yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan reagen pewarna 4-amino antipirin dan diukur dengan alat Spektrofotometer UV/Vis. Penentuan pengaruh surfaktan terhadap transpor fenol Pada penentuan pengaruh surfaktan terhadap transpor fenol, dilakukan proses transpor fenol dengan aditif surfaktan ke dalam fasa sumber atau ke fasa membran sesuai dengan sifat kelarutan surfaktannya, dengan urutan parameter sebagai berikut : Penentuan pengaruh konsentrasi surfaktan Tween-80 dan SDS dalam fasa sumber terhadap transfor fenol Penentuan transpor fenol diuji terhadap variasi konsentrasi (0 s/d 6,93) x 10-4 M untuk aditif Tween-80 dan (0, s/d 0,584) x 10-4 M untuk aditif SDS dalam larutan fenol fasa sumber. Kemudian dilakukan transpor laruran fenol fasa sumber ke fasa penerima dalam sel membran cair. Tween-80 dan SDS dengan konsentrasinya tertentu yang dapat mentranspor fenol optimal digunakan untuk uji laju dan tetapan transpor fenol. ISSN : 1978-628X 151 10

Vol. 5, No. 2, Maret 2012 J. Ris. Kim. Penentuan Pengaruh konsentrasi surfaktan asam oleat dan Span-60 dalam fasa membran terhadap transpor fenol Pentuan transpor fenol diuji terhadap variasi konsentrasi (0 s/d 6,3) x 10-4 M untuk aditif surfaktan asam oleat dan (0 s/d 3,0) x 10-4 M untuk aditif Span-60 di dalam fasa membran. Kemudian dilakukan transpor laruran fenol fasa sumber ke fasa penerima dalam sel membran cair. Asam oleat dan Span-60 dengan konsentrasi tertentu yang dapat mentranspor fenol optimal digunakan untuk uji laju dan tetapan transpor fenol. Pengaruh lama pengadukan terhadap transpor fenol dari fasa sumber ke fasa penerima Uji kinetika transpor dilakukan terhadap pengaruh aditif surfaktan di fasa sumber dan di fasa membran pada kondisi konsentrasi optimum transpor fenolnya. Variasi lama pengadukan dari 15 s/d 180 menit. Kemudian dilakukan transpor laruran fenol dari fasa sumber ke fasa penerima dalam sel membran cair. Transpor dilakukan terhadap larutan fenol fasa sumber ph 2 ke fasa penerima NaOH 0,2 M. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi optimal untuk transpor fenol diperoleh, fasa sumber larutan fenol ph 2 di transpor melalui fasa membran kloroform ke fasa penerima larutan NaOH 0,2 M dan waktu lama pengadukan dalam proses transport 2 jam. Fenol berhasil ditranspor sampai ke fasa penerima 94,079 % tanpa aditif surfaktan [1]. Penentuan pengaruh surfaktan terhadap transpor fenol Surfaktan adalah zat aditif yang dapat menurunkan tegangan antar fasa yang dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk transpor fenol dari fasa sumber ke fasa penerima [3,4]. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh aditif surfakatan antara lain, Tween- 80, SDS yang berada dalam fasa sumber dan Span-60, asam oleat yang berada dalam fasa membran. Hasil penelitiannya dapat dilihat dalam Gambar 1. Uji pengaruh surfaktan Tween-80 dan SDS yang ditambahkan ke fasa sumber terhadap transport fenol. Dari gambar terlihat bahwa dengan meningkatnya konsentrasi Tween-80 jumlah fenol yang tersisa di fasa sumber meningkat dan tertranspor ke fasa penerima semakin berkurang. Hal yang sama juga terjadi pada surfaktan SDS, yang mana ke dua surfaktan ini tidak efektif dalam mempercepat proses transport fenol. Oleh sebab itu, untuk surfaktan SDS dan Tween-80 tidak dilanjutkan uji laju atau kinetika transpor fenolnya. Uji pengaruh surfaktan Span-60 dan asam oleat yang ditambahkan ke dalam fasa membran untuk proses transpor fenol. Pada kurva terlihat dengan meningkatnya konsentrasi Span-60 dan asam oleat, jumlah fenol yang tertranspor ke fasa penerima semangkin meningkat dan yang tersisa di fasa sumber semakin berkurang. Kondisi optimum transpor terjadi pada konsentrasi 3,15 x 10-4 M untuk asam oleat dan 4,50 x 10-4 M untuk Span-60. Ini menunjukkan bahwa kedua surfaktan efektif dalam proses transpor fenol maka untuk kedua surfaktan dilakukan penelitian lanjutan yaitu uji laju atau kinetika transpor fenol. Penentuan pengaruh lama pengadukan terhadap transpor fenol untuk aditif asam oleat dan Span-60 di dalam fasa membran Pengadukan membantu mempercepat proses difusi maka pada penelitian ini dilakukan uji lama pengadukan untuk proses transpor fenol dari fasa sumber ke fasa penerima. Disamping itu, proses transpor juga dipengaruhi oleh tegangan antarfasa, maka dengan adanya aditif surfaktan tegangan antarfasa akan turun, dan transpor fenol dapat terjadi dengan mudah. Pengaruh surfaktan asam oleat dan Span-60 terhadap lama waktu transpor fenol, diteliti pada kondisi optimum asam oleat dan Span-60 di dalam fasa membran dengan variasi lama pengadukan (10 menit 150 menit), hasilnya dapat dilihat dalam Gambar 2 dan 3. 152 ISSN : 1978-628X

J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 2012 Gambar 1. Penentuan kondisi optimum konsentrasi aditif surfaktan SDS dan Tween-80 di dalam fasa sumber, asam oleat dan Span-60 di dalam fasa membran pada transpor fenol melalui membran kloroform dalam teknik membran cair fasa ruah. Kondisi Percobaan: Fasa sumber 6 ml 2,128 x 10-4 M pada ph 2, fasa membran 30 ml kloroform dan fasa penerima 12 ml NaOH 0,1 M, waktu transport 60 menit, kecepatan pengadukan 340 rpm, dan waktu kesetimbangan 15 menit. Gambar 2. Pengaruh lama pengadukan terhadap jumlah transpor fenol ke fasa penerima dan fenol sisa dalam fasa sumber menggunakan aditif asam oleat dengan konsentrasi optimum 0,315 x 10-3 M di fasa membran ISSN : 1978-628X 153 10

Vol. 5, No. 2, Maret 2012 J. Ris. Kim. Gambar 3. Pengaruh lama pengadukan terhadap jumlah transpor fenol ke fasa penerima dan fenol sisa dalam fasa sumber menggunakan aditif Span-60 dengan konsentrasi optimum0,25 x 10-3 M Span-60 di fasa membran Kondisi Percobaan : Fasa sumber 6 ml 2,128 x 10-4 M pada ph 2, fasa membran 30 ml kloroform dan fasa penerima 12 ml NaOH 0,1 M, waktu transport 60 menit, kecepatan pengadukan 340 rpm, dan waktu kesetimbangan 15 menit. Dari kurva terlihat bahwa fenol dapat di transport sebanyak 97,28% dan 88,84% dalam waktu pengadukan 90 menit dengan adanya aditif asam oleat sebanyak 3,150 x10-4 M dan Span-60 2,500 x10-4 M di dalam fasa membran. Penentuan konstanta kecepatan transpor fenol dengan adanya aditif asam oleat dan span-60 di dalam fasa membran Pengaruh adanya surfaktan asam oleat dan Span-60 terhadap proses transpor fenol dalam teknik membran cair fasa ruah, gambaran mekanisme dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5. Kurva yang menunjukan perubahan perbandingan konsentrasi fenol di dalam fasa sumber ( Rs), fasa membran (Rm), dan fasa penerima (Rp). Da ri Gambar 4 terlihat bahwa (Rs) menurun secara mono eksponensial dari 1 sampai 0,099 terhadap waktu transpor 150 menit. Sebaliknya (RP) meningkat secara sigmoid dari 0 sampai 0,877 dalam waktu yang sama, sedangkan (Rm) mencapai mak simum 0,272 pada waktu transpor 20 menit untuk surfaktan Span-60. Hal yang sama juga terlihat pada pengaruh asam oleat terhadap transpor fenol yaitu dari kurva (Rs) menurun secara mono eksponensial dari 1 sampai 0,014 selama waktu transpor 150 menit, (RP) meningkat secara sigmoid dari 0 ke 0,981 dalam waktu yang sama dan (Rm) mencapai maksimum 0,163 dalam waktu 20 menit. Kurva dalam Gambar 4 dan 5 mencirikan bahwa proses transpor fenol memenuhi mekanisme reaksi konsekutif irreversible orde pertama. Oleh sebab itu, tetapan laju transpor dapat ditentukan melalui grafik dan perhitungan dari persamaan integral. 154 ISSN : 1978-628X

J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 2012 Gambar 4. Perubahan perbandingan konsentrasi fenol di fasa sumber (Rs), fasa membran (Rm) dan fasa penerima (Rp) terhadap waktu, untuk aditif Span-60 di fasa membran 1,2 0,9 R 0,6 0,3 Rs Rp Rm 0 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Waktu Gambar 5. Perubahan perbandingan konsentrasi fenol di fasa sumber (Rs), fasa membran (Rm) dan fasa penerima (Rp) terhadap waktu, untuk aditif asam oleat di fasa membran Secara teoritis perubahan perbandingan konsentrasi ion Cd(II) dalam fasa sumber (Rs), fasa membran (Rm), dan fasa penerima (Rp) memenuhi persamaan : Rs Rm Rp 1...(1) Cs Rs Cso Cm Rm Cso ISSN : 1978-628X 155 10

Vol. 5, No. 2, Maret 2012 J. Ris. Kim. Dimana: Cs Cs o Cm Cp Cp Rp...(2) Cso = konsentrasi ion Cd(II) sisa dalam fasa sumber, = konsentrasi ion Cd(II) awal dalam fasa sumber saat t = 0, = konsentrasi ion Cd(II) dalam fasa membran, = konsentrasi ion Cd(II) yang tertranspor ke dalam fasa penerima Pada dasarnya, perubahan konsentrasi ion Cd(II) dalam fasa sumber (Rs) menurun secara eksponensial terhadap waktu transpor. Selanjutnya untuk perubahan konsentrasi ion Cd(II) dalam fasa penerima (Rp) meningkat secara sigmoid, sedangkan Rm berada dalam suatu keadaan maksimum pada titik tertentu. Hasil ini cenderung menunjukkan bahwa transpor ion Cd(II) mengikuti hukum kinetik reaksi konsekutif irreversibel orde satu berdasarkan skema kinetik. k 1 k 2 fenol fenol Na-fenolat s m p (NaOH) Dimana s, m, dan p adalah fenol dalam fasa sumber, fasa membran, dan fasa penerima. Skema kinetik dapat dijelaskan dengan persamaan : drs k1 xrs Js dt ( 3) drp k 2 xrm Jp dt (4) drm k1xrs k 2xRs dt (5) Dimana Js, Jp adalah kecepatan pengaliran (fluks) masuk dan keluar dari membran, k 1 dan k 2 adalah konstanta kecepatan orde satu yang masuk ke dalam membran dan keluar dari membran. Bila k 1 k 2, hasil integrasi persamaan diatas adalah : Rs exp( k1xt) (6) 1 Rp 1 [ k 2.exp( k1xt) k1.exp( k 2xt)] k 2 k1... (7) k1 Rm [exp( k1xt) exp( k 2xt)]...(8) k 2 k1 Dapat dilihat bahwa Rs vs t menghasilkan kurva penurunan eksponensial dimana variasi waktu antara Rm dan Rp adalah bieksponensial dan bukan merupakan kurva linear [7]. Keadaan steady state dicapai pada saat t = t max, konsentrasi fenol maksimum dalam fasa membran, fluks (J s max ) dan (J p max ) adalah jumlah fenol masuk dan keluar dari membran, besarnya sama tetapi tandanya berlawanan. J s max = J p max (9) Dan dari konstanta laju masuk dan keluar dari membran dapat ditentukan koefisien transpor masa dengan menggunakan persamaan : As k1 ks (10) V Ap k 2 kp (11) V Dimana k s, k p adalah koefisien transfer masa (Cm/s ). A s, A p adalah daerah antar muka fasa sumber fasa membran dan fasa membran fasa penerima (Cm 2 ). V s dan V p adalah volume fasa sumber dan fasa penerima (Cm 3 ). Aliran fenol masuk dan keluar dari membran tergantung pada luas daerah antar muka dan volume dari fasa sumber dan fasa penerima [5,6,7]. Nilai tetapan laju berturut-turut adalah untuk (k 1 ) dan (k 2 ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 6, 7, dan 8, hasilnya ditunjukan pada tabel 1. s p 156 ISSN : 1978-628X

J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 2012 Tabel 1. Konstanta kecepantan transport Fenol dengan keberadaan surfaktan asam oleat dan Span-60 di dalam fasa membran. Surfaktan Grafik k 1 (menit -1 ) Integrasi k 2 (menit -1 ) Asam Oleat 0,0341 0,0346 0,0264 Span-60 0,0351 0,0325 0,0309 KESIMPULAN Dari hasil penelitian diperoleh fenol dapat ditranspor melalui membran cair fasa ruah kloroform adalah sebanyak 97,28% dan 88,84% dengan waktu transpor selama 90 menit dengan adanya aditif surfaktan asam oleat dan Span-60 di fasa membran. Sistem transpor fenol memenuhi hukum kinetika reaksi konsekutif irreversible orde pertama. Konstanta kecepatan transpor fenol dari fasa sumber ke membran (k 1 ) yang didapatkan sebesar 0,0346 menit -1, 0,0325 menit -1, dan dari fasa membran ke fasa penerima (k 2 ) sebesar 0,0264 menit -1, 0,0309 menit -1 masingmasing untuk aditif asam oleat dan Span-60. Surfaktan SDS dan Tween-80 aditif di dalam fasa sumber tidak efektif untuk mempersingkat waktu transpor fenol dari fasa sumber ke fasa penerima dalam teknik membran cair fasa ruah. DAFTAR PUSTAKA 1. Wan, Y. Hua, and X. D. Wang, Treatment of high concentration phenolic wastel water by liquid membrane with N 503 as mobile carrier, J. Membr. Scie., 135, 263-270, (1997). 2. Refinel, A. Alif, dan A. Setiawan, Optimasi transpor fenol melalui membran cair kloroform dalam teknik fasa ruah, Proseding Seminar HKI di Univ Riau Pekan baru, ISSN : 2086-4310, 393-399, 2011. 3. Valenzuela, et al., Influence of nonionic surfactans compound on coupled transport of copper (II) through a liquid membrane, J. CHil. Chem., 48, (2003). 4. F. Khalid, et al., Separation study of cadmium as cdi 4 trough a bulk liquid membrane containing ketooconazole and oleic acid, J. Anal. Sci., 21, 501-505, (2005). 5. Refinel, Z. Kahar, dan O. N.Tetra, Kinetika dan selektifitas transpor cu(ii) antara fasa melalui membran cair fasa ruah dengan oksin sebagai zat pembawa, Jurnal Riset Kimia., ISSN : 1978-628X, (4)1 63-72, (2010). 6. G. Leon and M. A. Guzman, Facilitated transport of copper (II) through bulk liquid membrane containing difrent carriers : compared kinetic study, Desalination., 223, 330-336, (2007). 7. I. M. Coelhoso, et al., Kinetic of Liquid membrane extraction in system with variable distribution coefficient, J. membrane, Sci., 127, 141-152, (2007). ISSN : 1978-628X 157 10