PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki

PENGARUH LATIHAN PERNAPASAN DIAFRAGMA TERHADAP ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA ANAK YANG MEMPUNYAI HOBI RENANG USIA 9-15 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pernafasan Manusia

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. Semua mahluk hidup pasti bernapas dan butuh bernapas. Bernapas. sederhana, mulai menghirup udara sampai menghembuskannya lagi hanya

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyokong hidupnya. Sistem pernapasan terutama paru merupakan

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P

BAB III PEMERIKSAAN RESPIRASI

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

PENGARUH SENAM ASMA TERHADAP FUNGSI PARU (KVP & FEV1) PADA WANITA ASMA DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH BERMAIN BANANA BOAT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA REMAJA DI AREA WISATA PANTAI BANDENGAN JEPARA

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru Anatomi Paru. Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak langsung, memiliki andil besar dalam mempengaruhi berbagai aspek dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, memiliki UHH penduduk yang semakin meningkat sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam

Kurnia Eka Wijayanti

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB V HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI BERENANG TERHADAP KAPASITAS PARU-PARU PERENANG DI KOLAM RENANG MANAHAN SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernapasan merupakan sistem yang sangat penting dalam tubuh manusia. 17 Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsionalnya. Olahraga yang benar akan memberikan efek yang positif berupa

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPAT GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI. Disusun Oleh :

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak

Cara Mengukur Kapasitas dan Volume Paru-Paru

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGARUH SENAM AYUNAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA KADU JAYA CURUG TANGERANG

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

Sistem Pernapasan - 2

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA MAHASISWA KELAS D ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PERBANDINGAN TINGKAT KAPASITAS VITAL PARU SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMA NEGERI 1 SEDAYU

Journal of Health Education

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

1 Universitas Kristen Maranatha

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan lama sebesar 37%, perdarahan berlebihan sebesar

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan

Transkripsi:

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG Departemen Keperawatan Medikal Bedah STIKES Karya Husada Semarang Yunani.sururi@yahoo.com ABSTRAK Latar Belakang : Berenang merupakan salah satu olahraga air yang dapat melatih pernapasan dan membantu menguatkan organ-organ pernapasan. Macam-macam gaya dalam berenang dapat dilakukan dengan beberapa gaya seperti gaya bebas, gaya punggung, dan gaya dada. Berenang bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas vital paru. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang pada wisatawan. Metode : Penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy experiment dengan pre test dan post test one group design. Penelitian ini menggunakan 45 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi berisi hasil pemeriksaan kapasitas vital paru dan alat spirometry. Data penelitian dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji T-test dependen. Hasil penelitian : Menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang (p=0,00). Kesimpulan : Ada perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang pada wisatawan di Taman Rekreasi Kartini Rembang. Saran : Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para wisatawan sebagai upaya untuk meningkatkan status kesehatan wisatawan khususnya dengan berenang. Kata kunci : berenang, kapasitas vital paru, wisatawan. 127

PENDAHULUAN Kesibukan dalam kehidupan seharihari kadang-kadang sulit dikendalikan dan dihindari. Hal tersebut sering membuat kita terjebak dalam irama kehidupan yang sama dan berlangsung secara terus-menerus. Keadaan ini cenderung akan menimbulkan rasa bosan, jenuh, dan lelah baik jasmani maupun rohani. Dilihat dari keseimbangan jasmani dan rohani dalam kehidupan seharihari tentu keadaan demikian tidak menguntungkan dari segi kesehatan dan kesegaran jasmani. Keadaan demikian memerlukan adanya suatu pengalihan kegiatan yang dapat membawa suasana baru, sehingga dapat merangsang gairah baru dan melupakan sejenak beban kehidupan serta bebas dari segala ketegangan dan tekanan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan rekreasi atau wisata (Purnomo, 2000). Wisata olahraga adalah perjalanan wisata dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat. Jenis wisata olahraga antara lain berenang, diving, snorkeling (menyelam bawah laut), jet ski, dan lain-lain (Pendit, 2002). Berenang adalah salah satu jenis olahraga air yang mampu meningkatkan kesehatan seseorang yang juga merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight barring). Pemanasan dan pendinginan dapat dilakukan sebelum berenang untuk mencegah kram otot. Ada beberapa gaya dalam berenang antara lain gaya bebas, gaya dada, dan gaya punggung. Gaya menitikberatkan pada sikap tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, serta memadukan pernapasan dan gerak (Dewayani, 2007). Gaya bebas (front crawl/freestyle) merupakan gaya yang paling cepat dari semua gaya dalam berenang. Gaya bebas menjadi gaya yang paling populer saat melakukan wisata atau rekreasi. Salah satu gerakan dalam gaya bebas adalah memutar kepala ke samping kiri dan kanan. Gerakan memutar kepala dilakukan untuk membebaskan mulut di atas permukaan air sehingga dapat melatih pernapasan. Berenang juga bermanfaat bagi penderita asma karena membantu menguatkan otototot organ pernapasan (Dewayani, 2007). Otot-otot pernapasan merupakan sumber kekuatan untuk menghembuskan udara. Otot abdominal mempunyai peran penting sebagai otot bantu pernapasan. Diafragma dibantu oleh otot-otot yang dapat mengangkat tulang rusuk dan tulang dada merupakan otot utama yang ikut berperan meningkatkan volume paru. Pada saat inspirasi, otot-otot sebelah luar mengalami kontraksi sehingga menekan diafragma ke bawah dan mengangkat rongga dada untuk membantu udara masuk ke dalam paru. Pada fase ekspirasi, otototot mengangkat diafragma dan menarik rongga dada untuk mengeluarkan udara dari paru. Melalui proses ventilasi tersebut dapat diketahui bagaimana volume dan kapasitas vital paru dalam menerima maupun mengeluarkan udara pernapasan (Muttaqin, 2008). Kapasitas vital paru merupakan jumlah oksigen yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh atau paru seseorang secara maksimal. Jumlah oksigen yang dapat dimasukkan ke dalam paru ditentukan oleh kemampuan kembang kempisnya sistem pernapasan. Semakin baik kerja sistem pernapasan berarti volume oksigen yang diperoleh semakin banyak. Dada mengembang selama inspirasi, saat dinding dada bergerak ke atas dan ke luar dari pleura parietalis yang melekat dengan baik pada dinding dada, pleura tersebut juga ikut terangkat. Pleura viselaris mengikuti pleura parietalis dan volume interior torak terangkat. Paruparu mengembang untuk mengisi ruang tersebut dan udara dihisap ke dalam bronkhiolus. Organ yang berhubungan dengan pernapasan akan ikut bekerja saat bernapas di dalam air atau berenang (Soeparmo, 1985). Tujuan Penelitian ini untuk Mengetahui perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah melakukan berenang di kolam renang. METODE PENELITIAN Penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy experiment (eksperimen semu) tanpa kelompok pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 128 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1, No. 2, November 2013; 127-131

berenang dengan membandingkan perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah melakukan berenang pada wisatawan di Taman Rekreasi Rembang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre test and post test one group design. Observasi vital paru dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah berenang. Sampel Penelitian ini adalah wisatawan yang berenang di kolam renang Taman Rekreasi Kartini Rembang sebanyak 45 orang dengan kriteria sebagai berikut : bersedia menjadi responden, usia 18-21 tahun, tidak mempunyai penyakit asma, berenang menggunakan gaya bebas, Jenis kelamin laki-laki. Pengukuran kapasitas paru dilakukan dengan spirometry dimana dilakukan pengukuran kapasitas paru sebelum dan sesudah berenang. Analisa Univariat dilakukan untuk mendiskipsikan kapasitas paru sebelum dan sesudah berenang. Analisa Bivariat menggunakan uji T-test Dependen untuk mengetahui perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat a. Kapasitas Vital Paru Sebelum Berenang Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sebelum Berenang Variabel N Mean Median Modus Std. Min Max Deviasi Kapasitas vital paru sebelum berenang 45 1366,7 1400 1400 97,7 1200 1600 Tabel 1 menunjukkan rata-rata kapasitas vital paru wisatawan sebelum berenang di kolam renang Taman Rekreasi Kartini Rembang adalah 1366,7 ml. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka akan semakin besar kapasitas vital paru. Posisi tubuh juga mempengaruhi volume dan kapasitas paru, biasanya menurun bila berbaring dan meningkat bila berdiri. Perubahan pada posisi ini disebabkan oleh dua faktor yaitu kecenderungan isi abdomen menekan ke atas melawan diafragma pada posisi berbaring dan peningkatan volume darah paru pada posisi berbaring, yang berhubungan dengan pengecilan ruang yang tersedia untuk udara dalam paru (Guyton dan Hall, 2007). b. Kapasitas Vital Paru Sesudah Berenang Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sesudah Berenang Variabel N Mean Median Modus Std. Min Max Deviasi Kapasitas vital paru sesudah berenang 45 1460 1500 1400 121,4 1200 1700 Tabel 2 menunjukkan rata-rata kapasitas vital paru wisatawan sesudah berenang di kolam renang Taman Rekreasi Kartini Rembang adalah 1460 ml. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang. Berenang melibatkan banyak otot yang menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen dibanding sebelum berenang. Responden dalam penelitian ini hanya melakukan aktivitas yang statis sehingga hanya mengalami sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen. Faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital paru adalah bentuk anatomi tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas vital paru, kekuatan otot pernapasan, pengembangan paru, dan rangka dada. 129

2. Analisis Bivariat Tabel 3. Perbedaan Kapasitas Vital Paru Sebelum dan Sesudah Berenang Variabel Mean Std. deviasi N P value Kapasitas vital paru sebelum berenang 1366 97.70084 45 0,000 Kapasitas vital paru sesudah berenang 1460 121.35598 45 Tabel 3. menunjukkan rata-rata kapasitas vital paru sebelum berenang adalah 1366 ml. Rata-rata kapasitas vital paru sesudah berenang adalah 1460 ml. Hasil analisis lebih lanjut didapatkan ada perbedaan kapasitas vital paru sebelum berenang dan sesudah berenang (p value=0,00). Paru-paru merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia. Fungsinya sebagai bagian utama dari sistem respirasi tubuh memegang peranan yang cukup besar, terutama dalam proses homeostasis tubuh. Semua orang memilki kecepatan pernapasan dan kedalaman pernapasan berbeda-beda. Hal ini sangat erat kaitannya dengan penyeimbangan kondisi tubuh atau homeostasis. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa latihan dengan beban dalam waktu tertentu dapat meningkatkan vital capacity, FEV, FVC, dan MEFR. Peningkatan kebutuhan pernapasan saat latihan fisik tersebut menyebabkan paru mampu mengalirkan udara pernapasan dalam jumlah yang besar pula. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh berenang terhadap kapasitas vital paru wisatawan, karena renang merupakan olahraga aerobik yang memiliki nilai daya guna yang paling tinggi dibandingkan latihan aerobik lain dan merupakan olahraga yang cukup aman dan dapat diaplikasikan pada seluruh tingkatan usia, mulai dari anak-anak, dewasa, orang tua maupun lanjut usia. Gerakan dalam berenang ada beberapa macam yaitu gerakan dalam bernapas, gerakan dada, dan gerakan lengan. Gerakan yang dilakukan berbeda-beda. Sebelum berenang juga ada pemanasan supaya dalam berenang tidak mengalami ketegangan otot. Gerakan pernapasan juga akan melatih otototot pernapasan. Berenang melibatkan hampir seluruh otot utama tubuh terutama otot-otot pernafasan. Orang yang melakukan latihan renang dengan teratur secara tidak langsung telah berulang kali melatih otot-otot pernapasan, sehingga akan meningkatkan kemampuan dan daya tahan otot-otot pernapasan. Peningkatan kekuatan otot pernapasan akan menghasilkan tekanan inspirasi yang cukup untuk melakukan ventilasi yang maksimum sehingga fungsi pernapasan akan meningkat. KESIMPULAN Rata-rata kapasitas vital paru sebelum berenang adalah 1366 ml. Rata-rata kapasitas vital paru sesudah berenang adalah 1460 ml. Ada perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang. Berenang dapat dilakukan secara teratur sehingga dapat meningkatkan kapasitas vital paru. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Asmadi. (2009). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Pasien. Jakarta : Salemba Medika Dadeng, Kurnia. (2000). Cara Praktis Belajar Renang Modern. Jakarta : Prakarsa Belia Dewayani C.T. (2007). Belajar Renang. Bandung : Aneka Ilmu Free, vlsm. Org. (2008). Alat Pernapasan. http://ilmupedia.com, diakses pada tanggal 29 November 2008 Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi: 11. EGC: Jakarta Hannula, Dick. (2003). Sukses Berlatih Renang. Jakarta : Human Kinetics Marpaung, Happy. (2002). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Muttaqin, Arif. (2008). Askep Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika National Lung Health Education Program. Spirometry. 2002. Available at: 130 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1, No. 2, November 2013; 127-131

http://www. lhep.org/spirom1.html. Accessed January 18, 2003 Purnomo, Ananto. (2000). Latihan Fisik dan Rekreasi yang benar untuk Meningkatkan Kesehatan. Jakarta: Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan Saputra, Adrian. (2008). Alat Pernapasan. http://andriansaputra.multiply.com/ journal/ item/20. Diakses tanggal 10 Mei 2009) Soeparmo. (1985). Paru-paru dan Pernapasan. Jakarta: Rosda Jayapura Somantri, Irman. (2008). Askep pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika Sopiyudin, Dahlan. (2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta : Salemba Medika Sudigdo. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi: 3. Sagung Seto: Jakarta Wahyu, Eko. (2009). Volume dan Kapasitas Respirasi. (http://farmasi07itb. Wordpress. Com/2009/04/24/ Sistem Respirasi/. Diakses tanggal10 mei 2009 Sopiyudin, Dahlan. (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika 131