MADE WIDHITAMA HARIANTO

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU 1 KOTA PALEMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. daerah memiliki perangkat masing-masing baik di tingkat provinsi maupu di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EFEKTIFITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN SARANA FISIK DI KECAMATAN AERTEMBAGA KOTA BITUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENERAPAN FUNGSI PEMBINAAN CAMAT TERHADAP APARATUR DESA DI KECAMATAN GALELA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 44 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 31 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 44 TAHUN 2000 T E N T A N G

APA ITU DAERAH OTONOM?

KOORDINASI CAMAT SECARA VERTIKAL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH KECAMATAN NANUSA KABUPATEN TALAUD. Oleh : Serly Rosali Tawatuan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang memiliki daerah yang giat dalam

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 92 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG

PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PEMBINAAN OLEH CAMAT TERHADAP PEMERINTAHAN DESA PUDAK KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN

BAB I P E N D A H U L U A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 11 TAHUN 2009 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN PELALAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Nomor : 03 Tahun : 2005 Seri : D Nomor : 06

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 19 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SOLOK

PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur)

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN KOTA KOTAMOBAGU

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D-05 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BERDASARKAN U.U. NO. 32 TAHUN SANTOSO BUDI N, SH.MH. Dosen Fakultas Hukum UNISRI

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 22 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia, kecamatan mempunyai kedudukan cukup strategis dan

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

PERATURAN BUPATI BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJAR

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun Dalam rangka penyelenggaraan

PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN KOTA SAMARINDA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INTISARI PP NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN OLEH : SADU WASISTIONO

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA DALAM MEMNINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2008 Nomor 1 Seri D.1

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 5 TAHUN 2009 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan

Transkripsi:

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Oleh : MADE WIDHITAMA HARIANTO Abstrak Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. ( Friedman, M, 1998 : 286 ). Secara Estimologis kata peran artinya: pemain sandiwara, tukang lawak. Kata Peran biasanya diberi akhiran an maka menjadi peranan yang artinya sesuatu yang memegang kepimpinan terutama atau karena hal atau peristiwa, Poerwadarminta W.J.S (1993 : 735). Dengan demikian kata peran berarti sesuatu berupa orang, benda atau barang yang memegang pimpinan atau karena sesuatu hal atau peristiwa. Kata Kunci : Peranan, Pelaksanaan dan Keputusan. A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan setiap negara berkembang mempunyai perbedaan prinsip yang dilandasi falsafah, hakikat, tujuan, strategi ataupun kebijaksanaan dan program pembangunannya. Namun demikian, pembangunan yang

dilakukan negara berkembang secara umum merupakan suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan perubahan kearah modernisasi guna meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. Pandangan baru tentang paradigma pembangunan tersebut menitik beratkan pada strategi pembangunan dari bawah ke atas dengan didasarkan pada mobilisasi sumber daya manusia, sumber daya alam dan kelembagaan, dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar penduduk wilayah itu. Strategi ini harus didukung oleh sumberdaya manusia yang memiliki prakarsa dan daya kreasi tinggi untuk itu perlu campur tangan pemerintah melalui berbagai macam usaha/kegiatan. Menurut Ndraha (2000 : 436) pengelolaan usaha-usaha yang demikian memerlukan tenaga-tenaga pemerintahan dan birokrasi berketerampilan tinggi dan siap untuk menggerakkan mesin pembangunan secara profesional. Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah di kelurahan, merupakan suatu upaya pemerintah dalam mengolah suatu pusat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat miskin atau kecil. Nah untuk mewujudkan suatu pusat pertumbuhan ekonomi harus di barengi dengan pembangunan infrastruktur yang menunjang pertumbuhan ekonomi tersebut seperti Jalur Transportasi yang memadai, dan pembangunan infrastruktur yang lain seperti merenovasi tempat tempat wisata yang ada di wilayah Kecamatan Malalayang, mengingat program dari Pemerintah Kota Manado yaitu, Membuat Kota Manado menjadi kota ekowisata, karena Kecamatan

Malalayang termasuk pusatnya Kota Manado maka pembangunan infrastruktur yang ada di wilayah Kecamatan Malalayang harus diperhatikan. Semenjak gerakan reformasi digulirkan dalam rangka merubah struktur kekuasaan menuju demokrasi dan desentralisasi, maka kebutuhan masyarakat terhadap suatu pelayanan prima dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah menjadi sangat penting. Pergeseran spirit tersebut di tandai dengan lahirnya peraturan perundang-undangan antara lain : Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan selanjutnya dilakukan revisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 menjadi Undang-Undang No 12 Tahun 2008, telah dijadikan landasan yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan, desentralisasi kekuasaan dari pemerintah pusat kepada daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2008 tentang pemerintahan kecamatan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 Tahun 2005 tentang pemerintahan kelurahan. Inti dari peraturan perundangundangngan tersebut adalah penyelenggaraan pemerintahan lokal yang menekankan pada prinsip demokrasi dan peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh daerah masing-masing. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2008 menyebutkan kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten/kota. Selanjutnya dinyatakan bahwa perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Kecamatan bukan lagi wilayah administrasi pemerintahan

melainkan wilayah kerja dari perangkat daerah. Camat tidak lagi berkedudukan sebagai kepala wilayah kecamatan dan sebagai alat pemerintah pusat dalam menjalankan tugas- tugas dekonsentrasi, namun telah beralih menjadi Perangkat Daerah yang hanya memiliki kuasa dalam lingkungan wilayah kecamatan. Camat adalah penyelenggara pemerintah di tingkat kecamatan yang menerima pelimpahan sebagian wewenang pemerintah dari bupati atau walikota yang bersangkutan. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi camat sebagai pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh seksi dan kelompok jabatan fungsional menurut bidang dan tugasnya masing-masing. Camat secara teknis operasional maupun teknis administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah, dan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi lain yang berkaitan dengan fungsinya. Perubahan posisi atau status camat dari kepala wilayah menjadi perangkat daerah dengan fungsi utama menangani sebagian urusan otonomi daerah yang dilimpahkan serta menyelenggarakan tugas umum pemerintah. Membuat hubungan antara camat dengan kepala desa maupun para aparatur dinas teknis bersifat koordinatif. Dari penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa camat merupakan administrator bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang menerima pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari bupati/walikota dan

camat pun harus bertanggung jawab kepada bupati/walikota sebagai pimpinan dari tim kerja perangkat wilayah kecamatan. Untuk mengakomodir aspirasi masyarakat yang terus berkembang serta dalam menghadapi perubahan yang terjadi baik dalam lingkungan nasional maupun lingkungan internasional yang secara langsung akan berpengaruh pada roda pemerintahan dan pelaksanaan program pembangunan di negara kita, maka diperlukan adanya suatu pemerintahan kecamatan yang tangguh dan didukung oleh sistem dan mekanisme kerja yang profesional dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Pemerintahan kecamatan harus benar benar siap dan mampu untuk mengelola setiap potensi yang ada dalam lingkungan masyarakat untuk dapat mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dengan penjelasan secara sigkat maka penulis mengangkat judul dalam penelitian ini dengan menitikberatkan pada Peran Camat dalam Pelaksanaan Pembangunan di Kecamatan Malalayang Kota Manado. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tentang perumusan masalah di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana Peran Camat dalam Pelaksanaan Pembangunan di Kecamatan Malalayang Kota Manado?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peran camat dalam pelaksanaan pembangunan di Kecamatan malalayang Kota Manado. D. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberi manfaat baik secara ilmiah maupun praktis : 1. Manfaat Ilmiah a) Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi pemikiran yang positif ke arah pengembangan ilmu pemerintahan. b) Untuk menambah pengetahuan tentang masalah peranan Camat dalam pelaksanaan pembangunan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik aparat pemerintah dalam hal ini Camat maupun masyarakat khususnya di Kecamatan Malalayang Kota Manado. F. Konsep Peran Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang

menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. ( Friedman, M, 1998 : 286 ). Menurut Bayu Surya ningrat (1981) Cam at adalah seseorang yang mengepalai dan membina suatu wilayah yang biasanya terdiri dari beberapa desa atau kelurahan. Camat juga seorang eksekutif yaitu pelaksana tugas pemerintahan, seperti salah satu tugas dan fungsinya sebagai kepala wilayah kecamatan yaitu pengendalian pembangunan. G. Konsep Pembangunan pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu paling tepat mengartikan pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik, pandangan marksis, modernisasi dan lain-lain. Pembangunan dapat di artikan sebagaqi suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga Negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi. H. Konsep Kecamatan Dalam ensiklopedia nasional Indonesia (1990 : 269), Kecamatan merupakan sebuah wilayah administratif kumpulan dari beberapa dari wilayah kecamatan akan membentuk sebuah Kabupaten/Kota, dan lebih tepat dikatakan bahwa kecamatan adalah organisasi pemerintah yang ditingkatnya lebih rendah dari Kabupaten/Kota.

Lebih lanjut dikemukakan kecamatan hanya merupakan sebuah wilayah administratif tanpa predikat sebagai daerah tingkat sekian seperti tercantum dalam UUD 1945 pasal 18 dan penjelasanya. I. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif. Penelitian deskriptif menurut Masri Singarimbun (1982), bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang fenomena sosisal tertentu. Dalam penelitian ini, menurut Sugiyono (2001 : 17) penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan pada objek yang diteliti. Fokus penelitan ini adalah peran camat di kecamatan Malalayang, dalam hal ini pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Malalayang Kota Manado. Untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, digunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu: 1. Data sekunder atau penelitian kepustakaan 2. Data primer judul penelitian lapangan Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Bikken dalam Meleong (2006:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. PEMBAHASAN A. Keadaan Geografis Kecamatan Malalayang adalah salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah Kota Manado. Kecamatan Malalayang mempunyai batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sario b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pineleng c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pineleng d. Sebelah barat berbatasan dengan Teluk Manado Luas wilayah kecamatan Malalayang secara keseluruhan berdasarkan data yang ada dikantor adalah kurang lebih 1654 Ha yang terdiri dari 9 Kelurahan yang ada di Kecamatan Malalayang.

B. Peran Camat Sebagai Pelaksanaan Pemerintah Kecamatan Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan bahwa yang menjadi tujuan dan cita-cita bdangsa Indonesia yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat yang aman, tertib, tentram dan damai. Dikemukakan juga bahwa hasil partisipasi masyarakat pada peranan pemerintah dalam pembangunan sangatlah menentukan sehingga bagipemerintah sangat dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi berhasilnya pelaksanaan pemerintah dalam pembangunan dan kemasyarakatan adalah ditentukan oleh aparat pemerintah yakni kemampuan camat. Sebab camat sebagai salah satu perangkat pemerintah di kecamatan memiliki posisi yang kuat guna menunjang keberhasilan tugas-tugas yang di embankan kepadanya. Sehingga dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah.

PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai akhir dari penulisan penelitian ini maka dapat diuraikan kesimpulannya sebagai berikut: 1. Camat adalah pelaksana tugas-tugas pembangunan sesuai hasil penelitian adalah cukup baik, dimana dengan munculnya jawaban responden yang menyatakan bahwa Camat di Kecamatan Malalayang mampu menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari. Kinerja aparatur kecamatan dinilai sudah memiliki kemampuan yang baik, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan bahwa aparatur pemerintah yang ada di kecamatan Malalayang sudah baik, dengan alas an dapat dilayaninya semua kepentingan masyarakat. 2. Untuk pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang ada pada aparat kecamatan Malalayang terkategori cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari penelitian bab sebelumnya, cukup banyak aparat pemerintah kecamatan Malalayang yang dapat menyelesaikan pendidikan sarjana pada jenjang perguruan tinggi. Aparatur pemerintah dalam menjalankan tugasnya perlu memiliki kemampuan yang tepat, cepat, dan praktis, dan rasional dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, aparatur pemerintah harus dapat bekerja sama dengan baik bersama-sama dengan aparatur pemerintah yang lainnya, agar

dapat dikoordinasikan tentang tugas yang akan dilaksanakannya, sehubungan dengan proses pelaksanaan pembangunan. Mantapnya mekanisme pemerintahan dan efektifitasnya mekanisme pembangunan ditentukan oleh pendayagunaan aparatur pemerintah dalam hai ini pendayagunaan seorang pemimpin dalam proses pengambilan keputusan seperti meningkatkan pendayagunaan para bawahan yang ada. Oleh karena itu dalam menciptakan aparatur pemerintah yang efisien, efektif bersih dan berwibawa serta mampu melaksanakan tugas sebaik mungkin maka semangat kerja sikap pengabdian yang tanpa pamrih bagi aparatur pemerintah sangat diharapkan. 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pemerintah sudah baik dan yang paling utama adalah untuk memelihara hasil-hasil pembangunan yang sudah selesai dilaksanakan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau baik. Dalam pelaksanaan tugas pemerintah sebagai administrator di bidang pembangunan dan kemasyarakatan sudah dapat dikategorikan berhasil, karena pemerintah sering terjun langsung ke lapangan untuk memantau ataupun untuk mengawasi langsung setiap kegiatan pembangunan yang sementara dilaksanakan. B. Saran 1. Dengan hasil penelitian ini, dimana camat mampu mengakomodir semua keperluan masyarakat, maupun aparat yang ada di kecamatan, diharapkan agar peran yang dimainkan pleh camat dapat lebih ditingkatkan, dalam artian mengingat masa jabatan camat yang tidak ditentukan, sekiranya apabila ada

pergantian camat, maka camat yang baru diharapkan dapat lebih meningkatkan profesionalisme serta mampu untuk mengemban tugas-tugas pemerintahan. 2. Mengingat tugas yang diemban oleh aparatur pemerintah dalam proses pelaksanaan pembangunan di kecamatan Malalayang cukup berat disamping memerlukan aparatur yang cakap dan berkualitas tentunya partisipasi masyarakat dalam menunjang kegiatan pemerintah sangat dibutuhkan. 3. Pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Malalayang tidaklah mudah karena itu diharapkan kiranya, segenap komponen masyarakat dapat bahu-membahu bekerjasama membantu pemerintah dalam proses penyelenggaraan pembangunan di Kecamatan Malalayang.

DAFTAR PUSTAKA Ali Muhamad, 1986, Kamus Bahasa Indonesia, Angkasa Bandung. Hadari Nawawi, 1995, Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintah, Erlangga, Jakarta. Miftah Thoha, 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku, Gunung Agung. Jakarta. Ndraha Taliziduhu, 2003, Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid I, PT. Rineke Press, Yogyakarta. Poerwadarminta, W.J.S., 1985, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Prasadja Budi, 1983, Pembangunan Pedesaan dan Masalah Kepemimpinan, Liberty, Yogyakarta. Siagian, S.P., 2003, Teori Praktek Kepemimpinan, PT. Rineke Cipta, Jakarta Sugiono, 2002, Statika Penelitian, Alfa Beta, Bandung. Siagian, Sondang, 1997, Administrasi Bandung Pembangunan, Jakarta, Gunung Agung. Taliziduhu Ndraha, 1986, Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan, Yayasan Karya Drama, Jakarta. Tarigan Robinson, Drs Prof. Perencanaan Pembangunan Wilayah Edisi Revisi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Sumber-Sumber lain : - UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah - PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa - PP No. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan