PERAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA DALAM MEMNINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI
|
|
- Fanny Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA DALAM MEMNINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI (Studi Di Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) OLEH JEIN ANJELA PATARA ABSTRAK Peran pemerintah di era reformasi sekarang ini mesti lebih diarahkan pada penciptaan aparatur yang efisien, efektif, bersih, berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas- tugas umum pemerintah dengan sebaik-baiknya, dengan dilandasi semangat dan disiplin kerja yang baik pula.tujuan lain dari peran kepala badan dalam meningkatkan disiplin kerja adalah untuk mencapai efisiensi dan produktifitas yang tinggi. peran adalah tindakan yang diharapkan seseorang didalam kegiatan yang berhubungan dengan orang lain. Hal ini timbul sebagai akibat- akibat kedudukan yang dimiliki dalam struktur sosial dalam interaksi dengan sesamanya. Penelitian ini disusun berdasarkan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran kepala badan sangat mempengaruhi disiplin kerja pegawai yang menjadi bawahan, kepala badan perlu meninjau kembali perilaku dan kepribadian yang terlanjur melekat dalam peran yang dibawakannya selaku pimpinan dengan memperhatikan aspirsi, perasaan dan penilaian para pegawai yang menjadi bawahan, dimana peran yang sudah sesuai dan berdampak positif terhadap simpati dan respek bawahan tetap dijaga dan ditingkatkan. Sedangkan peran yang masih belum sesuai harus diperbaiki, dirubah dan disesuaikan dengan tuntutan kondisi dan perkembangan psikologis para bawahan, sebagaimana para bawahan secara berjenjang dalam jabatan dan kepangkatan mereka masing-masing dan berusaha melakukan perannya agar dapat menjadi contoh dan motivasi diri sendiri maupun pegawai lain disekitar mereka, maka terlebih kepala badan selaku pimpinan instansi harus bersedia melepaskan diri dari ego selaku orang istimewa, tetapi perlu menerapkan peran yang sama dan sejalan dengan harapan dan aspirasi para pegawai yang menjadi bawahannya Kata Kunci : Peran Kepala Badan Dan Disiplin Kerja Pegawai PENDAHULUAN Pemimpin mempunyai peran menentukan kegagalan dan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah di tetapkan. Oleh karena itu demi masa depan organisasi seorang pemimpin dalam memerintah harus
2 mempunyai peran kepemimpinan sehingga dapat mempengaruhi para bawahan agar tetap bersemangat dalam bekerja. Peran pemerintah di era reformasi sekarang ini mesti lebih diarahkan pada penciptaan aparatur yang efisien, efektif, bersih, berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas- tugas umum pemerintah dengan sebaikbaiknya, dengan dilandasi semangat dan disiplin kerja yang baik pula. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan disiplin kerja antara lain yaitu komunikasi dan lingkungan fisik tempat bekerja. Komunikasi diperlukan untuk menjalin hubungan saling menhargai, hormat menghormati sesama, toleransi dari hati kehati dalam rangka satu tujuan untuk mengsuskseskan pekerjaan dengan baik.komunikasi juga diperlukan untuk menyatukan persepsi pegawai dalam mencapai tujuan yang hakiki pada organisasi untuk menerima dan mengolah ide-ide konstruktif dari pegawai. Berdasarkan pengamatan awal pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPM -PD), penulis melihat bahwa masih terdapat beberapa pegawai yang kurang disiplin dalam melaksanakan tanggung-jawab pekerjaannya, diantaranya datang kekantor tidak tepat waktu, sering tidak mengikuti apel pagi yang dilakukan setiap hari jam kerja, dalam melaksanakan tugasnya pada saat jam kerja sering menyalahgunakan fasilitas kantor misalnya, penyalahgunaan internet untuk facebook,game dan download (film, lagu, dan lain-lain), sering meninggalkan pekerjaan pada saat jam kerja hanya untuk sekedar makan dan ngobrol dikantin, seringnya tidak tepat waktu dalam kembali ke kantor pada saat jam kerja telah habis. Dilihat dari pengamatan awal pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPM -PD), bahwa beberapa pegawai yang masih kurang disiplin maka peneliti menduga adanya peran Kepala Badan yang belum terlaksana sebagaimana mestinya misalnya jarangnya komunikasi antara pemimpin dengan bawahan, kurangnya pengarahan dan pembinaan kepada bawahan, kurangnya dorongan motivasiserta keteladanan yang diberikan pemimpin kepada bawahannya, atau sebab-sebab lainnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka, yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan ini adalah : Bagaimana Peran Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai?. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : Untuk Mengetahui Peran Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata pada pengembangan ilmu pengetahuan terlebih pada ilmu pemerintahan, dalam menambah bahan kajian perbandingan dan referensi karya ilmiah bagi yang menggunakannya. 2. Maanfaat praktis Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro mengenai bagaimana meningkatkan disiplin kerja pegawai.
3 Metode pengumpulan data Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan nanti adalah 1. Observasi Jenis observasi yang akan dilakukan peneliti adalah observasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 2. Wawancara Jenis wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas. Tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana yang diajak wawancara diminta pendapat, dan idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 3. Dokumen Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, disekolah, ditempat kerja dan dimasyarakat. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto atau karya tulis akademik yang ada. Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman (1984) dalam bukunya Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif (2014:207) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Kerangka Teori 1. Peran Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pemain sandiwara ( film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Adapun menurut A. Marwanto (dalam bukunya Taliziduhu Ndraha 2003:504) menyatakan bahwa peran adalah tindakan yang diharapkan seseorang didalam kegiatan yang berhubungan dengan orang lain. Hal ini timbul sebagai akibat- akibat kedudukan yang dimiliki dalam struktur sosial dalam interaksi dengan sesamanya. 2. Disiplin Kerja Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, pada pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan disiplin PNS adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/ atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
4 PEMBAHASAN 1. Indikator Masalah Disiplin Pegawai Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Berbagai upaya dan himbauan dari pihak-pihak terkait tidak serta-merta membuat penerapan disiplin pegawai menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fakta yang terjadi di lapangan, baik berdasarkan data tertulis maupun keterangan lisan dari para responden selaku informan penelitian. Melalui analisa terhadap data-data dimaksud, maka dapat dicermati adanya indikasi pelanggaran disiplin kerja oleh para pegawai yang pada gilirannya akan berpengaruh pada kemampuan dan keberhasilan mereka dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi yang diembannya. Berdasarkan wawancara Ibu S.R Patras,SE mengatakan Beberapa pegawai kurang mematuhi mekanisme, prosedur atau ketentuan yang diatur dalam organisasi kerja, seperti : 1. Beberapa PNS sering keluar kantor diam-diam di saat jam kerja tanpa pemberitahuan (meminta ijin resmi) kepada atasan langsung atau pihak terkait lainnya. 2. Sebagian PNS suka ngobrol, atau membaca Koran pada waktu jam kerja bahkan di saat jam sibuk. Berdasarkan pada informasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa terdapat masalah dalam penegakkan disiplin oleh para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan objek pene litian yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. 2. Penerapan Disiplin Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Secara Umum Peran seorang pimpinan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM -PD) merupakan motor penggerak di dalam usaha mendorong para staf pegawai menjalankan roda organisasi yang dipercayakan. Namun harus disadari bahwa kemampuan pegawai pada instansi dimaksud belum diberdayakan secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Berbagai upaya telah ditempuh oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam melakukan pembinaan disiplin kerja para pegawai termasuk yang ada pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD). Berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Badan Bapak M.P Wengen,S.Pd bawa telah ditempuh beberapa upaya penerapan disiplin kerja yang sifatnya terintegrasi oleh kebijakan Bupati dan Wakil Bupati selaku pimpinan daerah yang diteruskan secara berjenjang oleh Sekretaris Daerah, Asisten-Asisten Sekretaris Daerah, sampai ke Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Pegawai Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) 1) Faktor peran Kepala BPM-PD. 2) Faktor Perantauan 3) Faktor teknis lain karena jarak
5 4) Faktor Kesejahteraan Pegawai. 5) Faktor Motivasi Pegawai. 6) Faktor Semangat Kerja Pegawai. 7) Faktor Tingkat Pendidikan Pegawai. 8) Faktor Integritas Pegawai. 9) Faktor Kerohanian dan/atau Moralitas Pegawai. 10) Faktor Kebiasaan 4. Peran Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Terhadap Disiplin Pegawai 1. Peran Dalam Aspek Kepemimpinan 2. Peran Dalam Aspek Pembinaan 3. Peran Dalam Aspek Pemecahan Masalah 4. Peran Dalam Aspek Komunikasi (Membangun Hubungan Kerja) 5. Peran Dalam Aspek Koordinasi 6. Peran Dalam Aspek Keteladanan (Sikap dan Perilaku Terhadap Bawahan) 7. Peran Dalam Aspek Pengawasan. Dengan demikian sesuai dengan teori A. Marwanto bahwa peran adalah tindakan yang diharapkan seseorang dalam kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, hal ini timbul sebagai akibat-akibat kedudukan yang dimiliki dalam struktur sosial dalam interaksi dengan sesamanya. kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan dikaitkan dengan teori tersebut yaitu hasil penelitian memilki relevansi yang kuat dengan teori ini sehingga dapat disarankan sebagai solusi dan merespon permasalahan disiplin kerja yang terjadi pada BPM-PD Kab.Kepl SITARO. Dimana dalam hal ini kepala badan perlu melakukan intropeksi sehubungan dengan peran yang diterapkan selama ini sesuai dengan kedudukannya sebagai pimpinan dalam kantor baik itu peran meliputi aspek kepemimpinan, pembinaan, pemecahan masalah, komunikasi, koordinasi, keteladanan maupun pengawasan karena sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau, disengaja atau tidak disengaja seluruh aspek- aspek tersebut akan muncul dan mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas serta kewenangannya selaku pimpinan sehingga akan berdampak pada hubungan kerja, situasi yang tercipta, serta kondisi psikologis dan moralitas para bawahan yang pada situasinya akan mempengaruhi disiplin kerja mereka. Implikasi dari pemahaman diatas mengartikan bahwa kepala badan perlu meninjau kembali perilaku dan kepribadian yang terlanjur melekat dalam peran yang dibawakannya selaku pimpinan dengan memperhatikan aspirsi, perasaan dan penilaian para pegawai yang menjadi bawahan, dimana peran yang sudah sesuai dan berdampak positif terhadap simpati dan respek bawahan tetap dijaga dan ditingkatkan. Sedangkan peran yang masih belum sesuai harus diperbaiki, dirubah dan disesuaikan dengan tuntutan kondisi dan perkembangan psikologis para bawahan, sebagaimana paran bawahan secara berjenjang dalam jabatan dan kepangkatan mereka masing-masing dan berusaha melakukan perannya agar dapat menjadi contoh dan motivasi diri sendiri maupun pegawai lain disekitar
6 mereka, maka terlebih kepala badan selaku pimpinan instansi harus bersedia melepaskan diri dari ego selaku orang istimewa, tetapi perlu menerapkan peran yang sama dan sejalan dengan harapan dan aspirasi para pegawai yang menjadi bawahannya. PENUTUP Kesimpulan Dan Saran 1. Untuk membentuk pegawai yang memiliki tingkat disiplin yang tinggi, maka peran ( role) Kepala Badan selaku pimpinan organisasi sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan tujuan dimaksud. Peran Kepala Badan merupakan suatu konsep, perilaku, rangkaian tindakan, kompleks pengharapan manusia, atau aspek dinamis terhadap cara pribadinya harus bersikap dan berbuat pada situasi-situasi tertentu yang timbul dari kedudukan, jabatan, atau tanggung-jawab yang melekat pada statusnya berdasarkan hubungan interaksi dengan para pegawai selaku bawahan dalam sistem organisasi. 2. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM -PD) harus sebijaksana mungkin menerapkan peran ( role) dalam berbagai aspek hubungannya dengan para pegawai. Dalam rangka membangun peran ( role) yang baik selaku pemimpin sebagaimana aspirasi bawahan dan kebutuhan organisasi, maka Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan (BPM -PD) diharapkan mampu melakukan introspeksi, retrospeksi dan ekstropeksi dalam rangka mendapatkan gambaran tentang kekurangan dan kelemahan yang harus dibenahi. Sehingga dalam kapasitasnya selaku pimpinan sebuah organisasi pemerintah dalam menghadapi paradigma tantangan kerja yang semakin dinamis dan senantiasa mengalami perubahan, para pegawai selaku bawahan dapat memelihara serta meningkatkan disiplin mereka dalam upaya mendukung kepemimpinan secara sadar dan proaktif. DAFTAR PUSTAKA Ali Eko Maulana, 2012, Kepemimpinan Transfomasional dalam Birokrasi Pemerintahan, PT. Multicerdas Publising, Jakarta Ali Muhamad, 1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Angkasa, Bandung Fahmi Irham, 2013, Manajemen Kepemimpinan, CV.Alvabeta, Bandung Fahmi, Irham (2011). Manajemen; Teori, Kasus dan Solusi. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Jack C. Plano, 1994, Peran Pemerintah Daerah, PT.Bina Aksara, Jakarta Livine I.S, 1980, Teknik Memimpin Pegawai dan pekerja, Terjemahan Iral Soedjono, Cemerlang, Jakarta Moekijat, 1989, Manajemen Kepegawaian, Mandar Maju, Bandung Moekijat, 1986, Pengembangan Organisasi, CV. Remadja Karya, Bandung Moenir A.S, 1993, Pendekatan Manusia Dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegegawaian, Gunung Agung, Jakarta Ndraha Taliziduhu, 2003, Kybernologi ( Ilmu Pemerintahan Baru) jilid 1, PT.Rineke Press, Yogyakarta Nitisemito Alex, 1996, Manajemen Personalia, Ghalia, Jakarta Pasolong Harbani, 2013, Kepemimpinan Birokrasi, CV.Alvabeta, Bandung Pasolong Harbani, 2014, Teori Administrasi Publik, CV.Alvabeta, Bandung Poerwadarminta W.J.S, 1985, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Poerwadarminta W.J.S, 1993, Peran Masyarakat Desa, PT.Bina Aksara, Jakarta Siagian Sondang, 2003, Teori Praktek Kepemimpinan, PT.Rineke Cipta, Jakarta
7 Simanjuntak, Payaman (2011). Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Edisi Tiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Soejono Iman, 1986, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Jaya Sakti, Jakarta Subkhi Akmad dan Jauhar Muhamad, 2013, Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi, PT.Prestasi Pustakarya, Jakarta Sugiyono, 2014, Memahami Penelitian Kualitatif, CV.Alvabeta, Bandung Susanto, 1989, Manajemen Personalia, Gunung Agung, Bandung Susanto Astrid, 1974, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek, Bina Aksara, Jakarta Thoha Miftah, 1983, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku, Gunung Agung, Jakarta Thoha Miftah, 2000, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta Witarsa Nurlita, 1989, Dasar- Dasar Produksi, Karunika, Jakarta Wukir H, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusian dalam Organisasi Sekolah, Multi Presindo, Yogyakarta Wursanto, 1990, Manajemen Kepegawaian, Kanisius, Yogyakarta Sumber lainnya : Undang-Undang Republik Indonesia No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti
22 BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
Lebih terperinciPERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA
PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA (Studi di kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) 1 Oleh : Royke Alfidi Gensa 2 ABSTRAK Peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Disiplin Kerja Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin
Lebih terperinciMADE WIDHITAMA HARIANTO
PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Oleh : MADE WIDHITAMA HARIANTO Abstrak Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan
Lebih terperinciPERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN
PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Oleh RICHY SUAWAH Abstrak Pembangunan yang sudah di rencanakan di tingkat kecamatan oleh aparat Pemerintah kecamatan sering tidak
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1 Oleh: Okie Mariana Claudia Salindeho 2 ABSTRAK Pegawai ASN dapat dikatakan
Lebih terperinciPelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Di Kota Manado
Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Di Kota Manado Oliviani Y. Mokodaser 090813272 Abstrak Pengembangan Sumber Daya Manusia bagi Aparatur Pemerintah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai pemasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas pemerintah dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan suatu pemerintahan. PNS pada suatu
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur
Lebih terperinciOleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN)
PERANANAN KEPEMIMPINAN HUKUM TUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DESA DI DESA PAKUURE KINAMANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Seiring dengan reformasi yang berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998, berbagai tuntutan masyarakat selalu mengemuka agar kegiatan kenegaraan direformasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang direncanakan dan dilakukan dalam sebuah pemerintahan negara yang diatur dan dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi pemerintah didirikan dengan beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan lapangan kerja.
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 28 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN JAM KERJA DAN PENGISIAN DAFTAR HADIR PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciPERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN
PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh Oldi Arianto Pangemanan Abstrak Pemerintah desa
Lebih terperinci2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah panjang dalam sistem pemerintahannya. Sejarah tersebut telah mencatat berbagai permasalahan yang muncul terkait
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Penyelenggaraan pemerintahan lebih ditunjukkan dalam meningkatkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
20 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO
PERAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Oleh : Sri Timur Sari Ponto ABSTRAK Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja para anggotanya.
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,
Lebih terperinciPENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya
Lebih terperinciEKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi
PERAN CAMAT DALAM PEMBINAAN ADMINISTRASI DESA DI KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Tita Christabel Maramis 1 Johannis Kaawoan 2 Josef Kairupan 3 Abstrak Pemerintah kecamatan merupakan tingkat
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: PUTU EDY AGUS ARIAWAN NPM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANJI SAKTI SINGARAJA
SKRIPSI Oleh: PUTU EDY AGUS ARIAWAN NPM. 010.3.0024 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANJI SAKTI SINGARAJA 2014 1 / 14 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang sedang dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia pada saat ini merupakan usaha dinamis yang makin bertambah kompleks dari waktu ke waktu.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH (Suatu Studi di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Minahasa Selatan) Oleh : GERALDO TAKAPENTE ABSTRAK Upaya pemerintah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI OLEH :
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI OLEH : RENALTO TUMARAH Email : tumarahrenalto@yahoo.co.id ABSTRAK Peraturan
Lebih terperinciBUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik kedisiplinan pegawai
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR DALAM PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Satuan Polisi Pamong
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014
ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi
Lebih terperinciESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S
ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S oleh : RETNO PUSPITO RINI NIM : R. 100030055 Program Studi : Magister Ilmu Hukum Konsentrasi : Hukum
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 37/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh seseorang yang menempati posisi di dalam status sosial (Margono Slamet, 1995: 15).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Peran Pengertian peran menurut Margono Slamet merupakan tindakan atau prilaku yang dilakukan oleh seseorang yang menempati posisi di dalam status sosial (Margono
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu instansi pemerintahan. Arti penting dari sumber daya manusia terletak pada kemampuannya untuk bereaksi
Lebih terperinciPERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA.
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: La Ode Asfahyadin Aliddin (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.
Lebih terperinciBUPATI MALUKU TENGGARA
BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.b TAHUN 2012 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus melakukan upaya penyesuaian terhadap kemajuan dan perkembangan dunia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi pesatnya arus kemajuan di segala bidang kehidupan, Indonesia terus melakukan upaya penyesuaian terhadap kemajuan dan perkembangan dunia, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena disiplin harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orangorang yang berhasil
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan pemerintahannya menekankan asas desentralisasi yang secara utuh dilaksanakan di daerah kota/kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN
Lebih terperinciAKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG
AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG ABSTRAK Dengan adanya akuntabilitas diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat. Karena dalam akuntabilitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini diuraikan dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 5 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimna tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lapangan kerja. Tujuan instansi pemerintah dapat dicapai apabila manajemen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi pemerintah didirikan dengan beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah melancarkan kegiatan, pelayanan publik, dan memberikan lapangan kerja. Tujuan
Lebih terperinciBUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN JAM KERJA DAN PENGISIAN DAFTAR HADIR PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA DINAS PARIWISATA DI KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO. Oleh : Rolandou Kansil, ABSTRAK
PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA DINAS PARIWISATA DI KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Oleh : Rolandou Kansil, ABSTRAK Memberi pelayanan yang berkualitas dan mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan memiliki budaya kerja, yaitu suatu sistem nilai yang merupakan kesepakatan bersama dari semua yang terlibat dalam perusahaan
Lebih terperinciKata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol
SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat
Lebih terperinciBUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 2004 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinciTESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA
PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA Oleh: Vitha Prima Dewi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 2004 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciOleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK
1 PENGARUH KEDISIPLINAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI GORONTALO Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: 931 409 070
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai adalah sumber daya terpenting dalam manajemen organisasi, baik organisasi swasta atau organisasi publik. Pegawai atau sumber daya manusia (SDM) lah yang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008 TE NT AN G PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN BANGKA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2015 BKPM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN
Lebih terperinciASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh ABSTRAK. Kata Kunci : Pelaksanaan, Pemungutan Retribusi, Bahan Beton Jalan
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENGUJIAN BAHAN JALAN DAN BETON (Studi pada UPTD Laboratorium dan Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ciamis) ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Oleh sebab itu, organisasi yang baik tidak akan pernah
Lebih terperinciBAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG Pengenalan Lingkungan kerja Pada PT (Persero) Angkasa Pura II
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG 3.1. Pengenalan Lingkungan Kerja 3.1.1. Pengenalan Lingkungan kerja Pada PT (Persero) Angkasa Pura II Penulis selama magang di PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Utama
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Lebih terperinciCENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara
PELAKSANAAN MOTIVASI KEPALA DINAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : RATNA, S.IP., M.Si. ABSTRAK Belum optimalnya kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil adalah sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi pemerintah yang digunakan untuk menggerakkan atau mengelola sumber daya lainnya
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Lebih terperinci