BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik analisa regresi ganda ( multiple regresion) yang digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Ivonesti, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Motif Berfiliasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai variabel penelitian, definisi

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. apakah perbedaannya signifikan atau tidak signifikan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif korelasi dengan menggunakan teknik analisa regresi ganda ( multiple regresion) yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dependent dengan beberapa variabel independent (Agung, 2013) seperti terlihat pada bagan dibawah ini: Gambar 3.1 Gambar Hubungan Korelasi Antar Variabel Kepercayaan Diri (X1) Kecemasan Sosial (Y) Dukungan Sosial (X2) B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek,atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X) : a. Kepercayaan Diri (X1) b. Dukungan Sosial (X2) 2. Variabel Terikat (Y) : Kecemasan Sosial 31

C. Definisi Opersional Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai suatu variabel yang dirumuskan berdasarkan karateristik-karateristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2013). Adapun definisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan terhadap diri sendiri bahwa ia mampu mengembangkan kemampuannya, dapat memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri sehingga ia mampu mengatasi setiap masalah yang dihadapi dengan baik. Lautser (dalam Sri wahyuni, 2014 ) mengemukakan ciri-ciri orang yang percaya diri, yaitu: 1) Percaya pada kemapuan sendiri. Yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut. 2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil. 3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang 32

dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya. 4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut. 2. Dukungan Sosial Dukungan sosial merupakan dukungan atau bantuan yang diperoleh individu dari orang-orang sekitar individu tersebut. Bentuk dukungan ini dapat berupa informasi dan tingkahlaku tertentu yang dapat membuat individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihormati, dihargai dan bernilai. Dukungan sosial dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala dukungungan sosial yang yang dibuat oleh Cutrona and Russell, Social Previsions Scale namun diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti.skala ini berdasarkan dengan komponen-komponen dukungan sosial yaitu attachment,social integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance, dan opportunity to provide nurturance. 3. Kecemasan Sosial kecemasan sosial merupakan suatu keadaan dimana adanya ketakutan ataupun kekhawatiran yang berlebihan terhadap situasi sosial sehingga membuat individu tersebut merasa cemas pada situasi sosial karena khawatir akan mendapat 33

penilaian negatif dari orang lain yang membuat individu tersebut cenderung menghindari kegiatan sosial. Kecemasan sosial dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala kecemasan sosial SAS-A (Social Anxiety Scale foradolescents) milik La Greca dan Lopez, namun diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti. SAS-Amencakup tiga aspek yaitu; (1) ketakutan akan evaluasi negatif (FNE), (2)Penghindaran sosial dan rasa tertekan dalam situasi yang baru/ berhubungandengan orang asing/baru(sad-n), (3) Penghindaran sosial dan rasa tertekan yangdialami secara umum/dengan orang yang dikenal (SAD-G). D. Subjek Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh narapidana anak yang berada dilembaga permasyarakatan anak klas II B kota Pekanbaru yang berjumlah 43 orang, dengan karakteristik rentang usia antara 8-18 tahun sesuai dengan Undang- Undang No.3 Tahun 1997 yang menyebutkan bahwa kejahatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh anak dapat dilakukan penyidikan jika mereka sudah berusia 8 tahun. Hal ini sesuai dengan aturan undang-undang yang disebutkan dalam Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi, Batas umur Anak Nakal yang dapat diajukan ke Sidang Anak adalah sekurang-kurang 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti (Arikunto, 2002). Menentukan besarnya sampel penelitian menurut Arikunto (2002) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah 34

penelitian populasi. Penelitian ini menggunakan sampel dari semua populasi karena jumlah keseluruhan narapidana anak di lapas Klas IIB Pekanbaru adalah 43 orang (pertanggal 13 April 2015), sehingga populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang. E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2013). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala psikologi, yaitu menggunakan skala kepercayaan diri, skala dukungan sosial dan skala kecemasan sosial. Penggunaan skala pada pengumpulan data didasarkan bahwa untuk mengungkap data seperti sikap terhadap sesuatu. 1. Alat Ukur Adapun alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah skala psikologi. Skala adalah suatu metode penyelidikan yang bersifat konstruk yang menggambarkan aspek kepribadian individu dengan menggunakan daftar pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh individu yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga skala yang dimodifikasi dari skala yang pernah digunakan sebelumnya dalam penelitian lain. Pertama, skala yang dimaksud adalah mengungkap tentang kepercayaan diri. Kedua, skala yang dimaksud mengungkap tentang dukungan sosialdan yang ketiga adalah skala yang dimaksud mengungkap tentang kecemasan sosial. 2. Instrumen Penelitian 35

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) skala, yaitu: 1. Skala kepercayaan Diri Skala kepercayaan diri dalam penelitian ini menggunakan skala kepercayaan diri model likert yang disusun oleh Jihan Sastra. Item skala asli terdiri dari 33 item dengan nilai reliabilitas sebesar 0,880 namun dimodifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Skala ini disusun berdasarkan ciri-ciri kepercayaan diri dari Lauster. Adapun item-item dalam skala kepercayaan diri berdasarkan ciri-ciri dari Lauster, yaitu: percaya pada kemampuan diri sendiri, mandiri, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, dan berani mengungkapkan pendapat. Semakin tinggi skor kepercayaan diri, berarti semakin tinggi tingkat kepercayaan diri yang dimiliki narapidana anak. Semakin rendah skor kepercayaan diri, maka semakin rendah kepercayaan diri yang dimiliki narapidana anak. Model skala yang digunakan adalah model skala likert yang sudah dimodifikasi dengan menyajikan empat alternatif jawaban. Dimana skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (sugiono, 2011). Pernyataan dalam skala yang mengandung favorable dan unfavorable, diberi nilai sebagai berikut: favorable : Sangat Setuju (SS): 4; Setuju (S): 3; Tidak Setuju (TS): 2; SangatTidak Setuju (STS): 1. Unfavorable: Sangat Setuju (SS): 1; Setuju (S): 2; Tidak Setuju (TS): 3 ; SangatTidak Setuju (STS): 4. Pernyataan dalam skala dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 36

Tabel 3.1 Pernyataan pilihan favorable dan unfavorable dalam skala NO Respon Skor Favorable Unfavorable 1. Sangat Tidak Setuju 1 4 2. Tidak Setuju 2 3 3. Setuju 3 2 4. Sangat Setuju 4 1 Adapun rincian blueprint skala variabel kepercayaan diridijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Tabel Blue Print Skala Kepercayaan Diri No Indikator Fav Unfav Total 1 Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri 1,3, 5, 7, 9 32, 8, 12, 19 9 2 Mandiri 13, 15, 17, 35 22, 24, 26,28, 30 9 3 Memiliki Rasa Positif Terhadap diri 20,21, 23, 27,29 14, 16, 18, 36 9 4 Berani Mengungkapkan 33, 11, 2, 4, 9 Pendapat 10, 25, 34 6, 31 Total 19 17 36 2. Skala Dukungan Sosial Alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan dukungan sosial dengan menggunakan skala dukungan sosial yang diadaptasi dari Social Provisions Scale dari Cutrona dan Russell. Skala asli terdiri dari 24 item dengan nilai reliabilitas sebesar 0,93. Namun diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi menjadi 36 item disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.adapun item-item dalam skala disusun oleh Cutrona dan Russel berdasarkan komponen dukungan sosial menurut Weiss, yaitu: Kasih 37

sayang ( Attachment), Iintergrasi sosial ( Social integration), Penghargaan/pengakuan ( Reassurance of worth), Ikatan/hubungan yang dapat diandalkan ( Reliable aliance), bimbingan(guidance), dan kemungkinan dibantu (Opportunity for nurturance). Semakin tinggi skor dukungan sosial, berarti semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang diterima pada narapidana anak. Semakin rendah dukungan sosial, maka semakin rendah dukungan sosial yang diterima pada narapidana anak. Model skala yang digunakan adalah model skala likert yang sudah dimodifikasi dengan menyajikan empat alternatif jawaban. Dimana skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (sugiono, 2011). Pernyataan dalam skala yang mengandung favorable dan unfavorable, diberi nilai sebagai berikut: favorable : Sangat Setuju (SS): 4; Setuju (S): 3; Tidak Setuju (TS): 2; SangatTidak Setuju (STS): 1. Unfavorable: Sangat Setuju (SS): 1; Setuju (S): 2; Tidak Setuju (TS): 3 ; SangatTidak Setuju (STS): 4. Pernyataan dalam skala dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.3 Pernyataan pilihan favorable dan unfavorable dalam skala NO Respon Skor Favorable Unfavorable 1. Sangat Tidak Setuju 1 4 2. Tidak Setuju 2 3 3. Setuju 3 2 4. Sangat Setuju 4 1 Adapun rincian blueprint skala variabel dukungan sosialdijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 3.4 Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial 38

No Aspek Fav Unfav Total 1 Attachment (kasih 11,17, 2, 21, 7 sayang/kelekatan) 25, 30 33 2 Social Integration (integrasi sosial) 5, 8, 31 14, 22, 28 6 3 Reassurance of worth 13, 20, 6, 9, 27 6 (penghargaan/pengakuan) 35 4 Realible Aliance 1, 23, 10, 18, 6 (ikatan/hubungan yang 26 32 dapat diandalkan) 5 Guidance (bimbingan) 12, 16, 36 3, 19, 29 6 6 Opportunity for nurturance 4, 7, 15, 24 5 (kemungkinan dibantu) 34 Total 19 17 36 3. Skala Kecemasan Sosial Alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan kecemasan sosial dengan menggunakan skala kecemasan sosial yang diadaptasi dari SAS-A (Social Anxiety Scale for Adolescents) dari La Greca dan Lopez. Skala asli terdiri dari 18 itemdengan relevansi aspek FNE sebesar 0,91, SAD-N sebesar 0,83, dan SAD-G sebesar 0,76. Namun diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi menjadi 36 item disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.adapun aitem-aitem dalam skala disusun berdasarkan aspekaspek kecemasan sosial yang disusun oleh La Greca dan Lopez, yaitu; (1) ketakutan akan evaluasi negatif (FNE); (2)Penghindaran sosial dan rasa tertekan dalam situasi yang baru/ berhubungandengan orang asing/baru (SAD-N); (3) Penghindaran sosial dan rasa tertekan yangdialami secara umum/dengan orang yang dikenal (SAD-D). Semakin tinggi skor kecemasan sosial, berarti semakin tinggi tingkat kecemasan sosial yang 39

dialami narapidana anak. Semakin rendah skor kecemasan sosial, maka semakin rendah kecemasan sosial yang dialami narapidana anak. Model skala yang digunakan adalah model skala likert yang sudah dimodifikasi dengan menyajikan empat alternatif jawaban. Dimana skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (sugiono, 2011). Pernyataan dalam skala yang mengandung favorable dan unfavorable, diberi nilai sebagai berikut: favorable : Sangat Setuju (SS): 4; Setuju (S): 3; Tidak Setuju (TS): 2; SangatTidak Setuju (STS): 1. Unfavorable: Sangat Setuju (SS): 1; Setuju (S): 2; Tidak Setuju (TS): 3 ; SangatTidak Setuju (STS): 4. Pernyataan dalam skala dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.5 Pernyataan pilihan favorable dan unfavorable dalam skala NO Respon Skor Favorable Unfavorable 1. Sangat Tidak Setuju 1 4 2. Tidak Setuju 2 3 3. Setuju 3 2 4. Sangat Setuju 4 1 Adapun rincian blueprint skala variabel kecemasan sosialdijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 3.6 Tabel Blue Print Skala Kecemasan Sosial 40

No Aspek Fav Unfav Total 1 Fear of Negative Evalution (FNE) / Takut Evaluasi Negatif 6, 8, 9, 12, 14, 17, 25 3, 18, 19, 31, 34 12 2 Social Avoidance and Distress in New Situations (SAD-N) / Penghindaran Sosial dalam Situasi Baru/orang asing 1, 2, 4, 5, 10, 13, 36 21, 23, 26, 30, 33 12 3 Social Avoidance and Distress Experienced General (SAD-G) / penghindaran sosial secara umum /dengan kenalan 7, 11, 24, 27, 28, 29 15, 16, 20, 22, 32, 35 Total 21 15 36 12 F. Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur yang dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas guna mendapatkan aitem-aitem yang layak digunakan sebagai alat ukur.try outdalam penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 43 orang narapidana anak lapas Klas IIB Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan Try out terpakai. Hadi (dalam Estiana, dkk 2012) menyebutkan bahwa dalam try out atau uji-coba terpakai hasil uji-cobanya langsung digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan tentu saja hanya data dari butir-butir yang sahih saja yang dianalisis. Jadi, try out terpakai merupakan suatu teknik untuk menguji validitas dan reliabilitas dengan cara pengambilan datanya hanya sekali dan hasil ujicobanya langsung digunakan untuk menguji hipotesis. G. Reliabilitas dan Validitas 41

1. Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata reability, pengukuran yang mempunyai reabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliable. Walaupun reabilitas mempunyai berbagai macam nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, kestabilan, keajegan, konsisten dan sebagainya, namun dalam konsep reabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2013). Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2013). Dari perhitungan yang dilakukan menggunakan bantuan SPSS diketahui koefisien reliabilitas untuk variabel kepercayaan diri (X1) sebesar 0,835, variabel dukungan sosial (X2) sebesar 0,841, dan variabel kecemasan sosial (Y) sebesar 0,901. 2. Validitas Validitas atau valid berati instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Sedangkan menurut Azwar (2001) validitas dalam pengertiannya yang paling umum adalah ketetapan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Artinya, sejauh mana skala itu mampu mengukur atribut yang dirancang untuk mengukurnya. Setiap aitem pada skala dalam penelitian ini diberi skor pada level interval, semakin tinggi konsistensi antar aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan berarti semakin tinggi daya bedanya. Sebagai kriteria pemilihan aitem total biasanya digunakan r 0,30. namun apabila jumlah aitem yang lolos masih belum 42

mencukupi jumlah yang diinginkan peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan besar kriteria menjadi 0,25 (Azwar, 2010). Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan (r 0,25) agar aitem yang diinginkan mencukupi sesuai yang diinginkan. Untuk mengetahui validitas alat ukur, peneliti menggunakan uji daya beda atau daya diskriminasi aitem setelah pengambilan data dengan jumlah subjek 43 orang narapidana anak yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Pekanbaru. Hasil dari try out tersebut dianalisis dengan bantuan program SPSS 17 yang kemudian akan dilihat indeks daya diskriminasi aitemnya. Adapun jumlah aitem skala kepercayaan diriyang sahih dari 36 aitem adalah 21 aitem dengan koefisien totalnya 0,256 sampai 0,613 dan aitem yang gugur berjumlah 15 aitem. Berikut ini disajikan gambar aitem yang valid dan yang gugur untuk skala kepercayaan diri. Tabel 3.7 Tabel Blue Print Skala Kepercayaan Diri No Indikator Fav Unfav Total 1 Percaya Pada 1,3, 32, 8*, 9 Kemampuan Diri Sendiri 5, 7, 9* 12*, 19 2 Mandiri 13*, 15, 22*, 24, 9 17, 35* 26*,28*, 30 3 Memiliki Rasa Positif 20,21*, 14*, 16*, 9 Terhadap diri 23, 27,29 18*, 36 4 Berani Mengungkapkan 33*, 11*, 2, 4, 9 Pendapat 10, 25, 34 6*, 31 Total 19 17 36 Ket: * Aitem gugur Setelah diperoleh aitem-aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan kembali nomor aitem sebelumnya, oleh karena itu dibuat 43

blue print berdasarkan aitem-aitem yang valid, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.8 Tabel Blue Print Skala Kepercayaan Diri Valid (Untuk Penelitian) No Indikator Favorable Unfavorable Total 1 Percaya Pada Kemampuan 1, 3, 5, 19, 10 4 Diri Sendiri 6 2 Mandiri 8, 9 13, 17 4 3 Memiliki Rasa Positif 11, 12, 21 5 Terhadap diri 15, 16 4 Berani Mengungkapkan 7, 14, 2, 4, 6 Pendapat 20 18 Total 13 8 21 Adapun jumlah aitem skala dukungan sosial yang sahih dari 36 aitem adalah 18 aitem dengan koefisien totalnya 0,262 sampai 0,602 dan aitem yang gugur berjumlah 18 aitem. Berikut ini disajikan gambar aitem yang valid dan yang gugur untuk skala dukungan sosial. Tabel 3.9 Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial No Aspek Favorable Unfavorable Total 1 Attachment (kasih 11,17*, 2*, 21, 7 sayang/kelekatan) 25*, 30* 33 2 Social Integration (integrasi 5*, 8, 31 14*, 22, 28 6 sosial) 3 Reassurance of worth 13*, 20*, 6, 9, 27* 6 (penghargaan/pengakuan) 35* 4 Realible Aliance 1, 23*, 10*, 18,32 6 (ikatan/hubungan yang dapat diandalkan) 26* 5 Guidance (bimbingan) 12*, 16*, 36* 3, 19, 29 6 6 Opportunity for nurturance 4, 7, 34* 15*, 24 5 (kemungkinan dibantu) Total 19 17 36 Ket: * Aitem gugur Setelah diperoleh aitem-aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan kembali nomor aitem sebelumnya, oleh karena itu dibuat 44

blue print berdasarkan aitem-aitem yang valid, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.10 Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial Valid (Untuk Penelitian) No Aspek Fav Unfav Total 1 Attachment (kasih 8 11, 18 3 sayang/kelekatan) 2 Social Integration (integrasi sosial) 6, 16 12, 14 4 3 Reassurance of worth - 4, 7 2 (penghargaan/pengakuan) 4 Realible Aliance (ikatan/hubungan 1 9, 17 3 yang dapat diandalkan) 5 Guidance (bimbingan) - 2, 10, 15 3 6 Opportunity for nurturance 3, 5 13 3 (kemungkinan dibantu) Total 6 12 18 Adapun jumlah aitem skala kecemasan sosial yang sahih dari 36 aitem adalah 23 aitem dengan koefisien totalnya 0,328 sampai 0,734 dan aitem yang gugur berjumlah 13 aitem. Berikut ini disajikan gambar aitem yang valid dan yang gugur untuk skala dukungan sosial. Tabel 3.11 Tabel Blue Print Skala Kecemasan Sosial No Aspek Fav Unfav Total 1 Fear of Negative Evalution (FNE) / Takut Evaluasi Negatif 2 Social Avoidance and Distress in New Situations (SAD-N) / Penghindaran Sosial dalam Situasi Baru/orang asing 3 Social Avoidance and Distress Experienced General (SAD- G) / penghindaran sosial secara umum /dengan kenalan 45 6, 8, 9, 12, 14, 17, 25 1, 2, 4, 5, 10, 13, 36 7, 11, 24, 27, 28, 29 3, 18*, 19*, 31*, 34 21*, 23*, 26*, 30*, 33* 15*, 16*, 20*, 22, 32*, 35* Total 21 15 36 Ket: * Aitem gugur 12 12 12

Setelah diperoleh aitem-aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan kembali nomor aitem sebelumnya, oleh karena itu dibuat blue print berdasarkan aitem-aitem yang valid, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.12 Tabel Blue Print Skala Kecemasan Sosial Valid (Untuk Penelitian) No Aspek Fav Unfav Total 1 Fear of Negative Evalution (FNE) / Takut Evaluasi Negatif 2 Social Avoidance and Distress in New Situations (SAD-N) / Penghindaran Sosial dalam Situasi Baru/orang asing 3 Social Avoidance and Distress Experienced General (SAD-G) / penghindaran sosial secara umum /dengan kenalan 6, 8, 9, 12, 14, 15, 18 1, 2, 4, 5, 10, 13, 23 7, 11, 17, 19, 20, 21 3, 22 9-7 16 7 Total 20 3 23 H. Metode Analisis Data Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan metode statistika untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan dukungan sosial dengan kecemasan sosial pada narapidana anak di lapas klas Iib Pekanbaru. Untuk analisis data pada penelitian ini digunakan teknik multiple regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dependent dengan beberapa variabel independent. Pada penelitian ini variabel dependent yaitu kecemasan sosial (Y), dan variabel independent yaitu 46

kepercayaan diri (X1) dan dukungan sosial (X2). dengan bantuan SPSS17.0 for windows. I. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Anak Pekanbaru yang dilaksanakan pada tanggal 15 April s/d 22 April 2015. Adapun rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.10 Jadwal Penelitian No. Kegiatan Masa Pelaksanaan 1. Persiapan 1) Pengajuan Sinopsis 2) Penentuan Dosen Pembimbing 3) Penyusunan Proposal Penelitian 4) ACC Proposal Penelitian 5) Seminar Proposal 6) Perbaikan Proposal 2. 1) Pengajuan Izin Penelitian Dari Fakultas 2) Pengajuan Izin Penelitian Dari Kemenkum 3) Pelaksanaan Penelitian Februari 2014 19 Maret 2014 04 April 2014 21 Januari 2015 02 Februari 2015 16 Februari 2015 20 Februari 2015 18 s/d 31 Maret 2015 15 s/d 22 April 2015 3. Pengolahan Data Penelitian 27 April s/d 19 Mei 2015 4. 5. 6. ACC Hasil Seminar Hasil Munaqasah 19 Juni 2015 05 Agustus 2015 28 Oktober 2015 47