BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk: Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka, mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaiman telah tercantum dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari peran guru, siswa, masyarakat maupun lembaga terkait lainnya. Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas menuju tercapainya tujuan tersebut perlu disampaikan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang merangsang siswa untuk mencintai yang akhirnya mau mempelajari seksama terhadap suatu mata pelajaran. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan manakala pendidik tersebut dapat mengubah diri siswa. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya. Di dalam proses pembelajaran aktivitas siswa lebih diutamakan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, aktivitas siswa 1

2 yang terjadi dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu kerjasama. Kerjasama merupakan suatu kegiatan sekelompok untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama (Roestiyah, 2008: 15), dalam kerjasama ini biasanya terjadi interaksi antara anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dapat dicapai bersama-sama. Menurut Clistrap dalam Roestiyah (2008: 15) menyatakan bahwa kerjasama adalah merupakan suatu kegiatan dalam berkelompok untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama, dalam kerjasama ini biasanya terjadi interaksi antar anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dapat dicapai bersama-sama. Sedangkan Nasution (2000: 146) kerjasama adalah salah satu dari asas pengajaran, lawan dari kerjasama adalah persaingan. Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan kedua proses tersebut hendaknya dikelola dan dilaksanakan dengan baik dan berarti. Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila terjadi strukturisasi situasi perubahan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran digunakan sebagai salah satu indikasi terselenggaranya proses pembelajaran dengan baik. Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional. Suatu tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil

3 yang diharapkan dari pembelajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pembelajaran itu sendiri. Tuntutan manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia pendidikan. Upaya pemenuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang yang dimulai sejak anak belajar di SD. Salah satu unsur yang turut menentukan kualitas pada saat proses permbelajaran IPS. Salah satu mata pelajaran yang ada di SD yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah IPS dan SD merupakan tempat pertama siswa mengenal konsep-konsep dasar IPS, karena itu pengetahuan yang diterima siswa hendaknya menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tinggi di samping mempunyai kegiatan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran IPS sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat membuka berbagai pikiran dari siswa yang bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPS untuk memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa membuat hubungan antara materi IPS dan penerapannya yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil

4 mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik. Pada proses pembelajaran seorang guru bertugas menyiapkan situasi yang kondusif bagi siswa untuk memahami apa yang sedang dipelajari dengan memberi fakta, data, serta konsep. Menurut Hermansyah dalam Sumarmo (2003: 4), menerapkan berbagai strategi, metode, dan pendekatan yang tepat dengan kondisi siswa dan materi itu sangat diperlukan karena jika pembelajaran digunakan membuat siswa tertarik, maka motivasi dan minat siswa akan meningkat, sehingga siswa menjadi senang untuk belajar lebih lanjut, dan pembelajaran pun lebih terarah. Selama ini proses pembelajaran belum memberikan pengalaman langsung pada siswa. Pembelajaran masih berpusat pada guru, ceramah menjadi pilihan utama dalam menyampaikan materi, sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa, guru terkadang dalam memilih model pembelajaran sering tidak sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Penggunaan media yang kurang optimal menjadikan siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Penggunaan buku teks sebagai sumber belajar pun kurang optimal karena minat baca siswa kurang, sehingga informasi yang diperoleh tidak diolah menjadi pengetahuan yang bermakna bagi mereka.

5 Pengamatan yang dilakukan pada kegiatan observasi yang SD Negeri Citepus Kecamatan Cicendo Kota Bandung pada pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V SDN Citepus ditemukan beberapa kekurangan diantaranya, pembelajaran berpusat pada guru (teaching oriented), model pembelajaran yang digunakan tidak relevan dengan materi ajar, pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif, dalam proses pembelajaran siswa masih bersifat individual yang mengakibatkan tidak adanya sikap kerjasama pada diri siswa dan pemanfaatan media dalam pembelajaran masih kurang. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Citepus ditemukan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS yaitu, siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep IPS yang cenderung abstrak sehingga mereka kurang termotivasi dalam belajar, peran aktif siswa dalam pembelajaran tidak dirasakan oleh siswa sehingga semangat belajar siswa menurun. Sehingga hal tersebut mempengaruhi kepada hasil belajar siswa SD Negeri Citepus dalam pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS pada materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia di kelas V SD Negeri Citeupus. Dari 30 siswa yang ada di kelas V ternyata hanya 10 siswa (33 %) yang mencapai KKM di atas 60 sedangkan 20 (67 %) siswa masih di bawah KKM yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada pembelajaran IPS materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri Citepus masih rendah.

6 Berdasarkan fenomena dan fakta di atas, faktor yang lebih dominan mempengaruhi siswa dalam kerjasama dan hasil belajar adalah kurang tepatnya pemilih model pembelajaran. Seharusnya model yang digunakan dapat meningkatkan kerjasama dalam berkelompok dan hasil belajar siswa. Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar adalah model Problem Based Learning (PBL). Model Problem Based Learning (PBL). Menurut Tan (2012:229) model Problem Based Learning (PBL) merupkan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinamungan. Sedangkan Moffit (2012:241) mengemukakan bahwa: model Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pembelajaran. Diharapkan dengan menggunakan model Problem Based Learning akan menciptakan situasi pembelajaran yang lebih bermakna serta relevan bagi siswa, memberi kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri, melatih siswa untuk berpikir kritis. Dengan penerapan model Problem Based Learning yang pada penerapannya menggunakan sistem pengelompokan diharapkan siswa dapat meningkatkan kerjasama antara

7 teman sebayanya, sehingga gurupun hanya bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan suatu konsep. Berdasarkan uraian di atas, penulis berupaya melakuakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dalam materi peristiea sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia di kelas V, dengan judul Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Peserta Didik Penelitian Tindakan Kelas Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dalam Pembelajaran IPS dikelas V Semester 2 SD Negeri Citepus B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, maka masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia antara lain: 1. Situasi belajar siswa tidak kondusif; 2. Kurangya kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas; 3. Siswa cenderung pasif hanya sekedar duduk, catat dan diam. 4. Pembelajaran yang disajikan kurang menarik dan kurang bermakna; 5. Siswa merasa jenuh dan pembelajaran kurang menyenangkan; 6. Pemanfaatan media dalam pembelajaran kurang optimal; 7. Rata-rata hasil belajar 26 siswa (59%) di bawah KKM (60) pada mata pelajaran IPS.

8 C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Secara Umum Berdasarkan identifikasi masalah, maka timbul pertanyaan yaitu apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa di kelas V SDN Citepus pada pembelajaran IPS pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia? 2. Secara Khusus a. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan menggunakan model problem based learning untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar pada diri siswa.? b. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning berlangsung dengan baik agar meningkatkan kerjasama dan hasil belajar pada diri siswa? c. Apakah melalui penggunaan model problem based learning pada pembelajaran dapat meningkatkan sikap kerjasama pada diri siswa? d. Apakah melalui penggunaan model problem based learning pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar pada diri siswa? D. Batasan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka masalah yang muncul perlu dibatasi supaya pembahasan tidak terlalu umum. Pembatasan masalah sebagai berikut:

9 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran Problem Based Learning. 2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kerjasama siswa kelas V SDN Citepus. 3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Citepus. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Dari permasalahan diatas, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Citepus pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model Pembelajaran PBL. 2. Tujuan Khusus a. Untuk memberikan gambaran tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun dengan menggunakan model problem based learning agar kerjasama dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia kelas V SDN Citepus meningkat. b. Untuk memberikan gambaran mengenai proses berlangsungnya belajar mengajar dengan menggunakan model problem based learning agar sikap kerjasama dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesiakelas V SDN Citepus meningkat.

10 c. Untuk mengetahui peningkatan kerjasama dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi Kemerdekaan Indonesiakelas V SDN Citepus menggunakan model problem based learning. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Berdasarkan perumusan masalah di atas, secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat meningkatkan mutu dalam pembelajaran IPS melalui penerapan model problem based learning untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia 2. Manfaat Praktis Adapun beberapa manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Guru 1) Mampu menyusun rencana pembelajaran model PBL pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Citepus. 2) Mampu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Citepus.

11 3) Meningkatkan profesionalisme guru sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih bermakna. b. Bagi Peserta Didik 1) Meningkatnya kerjasama dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Citepus pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 2) Memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna serta mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan. 3) Memberikan suasana belajar untuk lebih aktif dan kreatif c. Bagi Sekolah 1) Dapat menciptakan paduan model pembelajaran problem based learning sebagai bahan pertimbangan demi kemajuan proses pembelajaran dengan meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. 2) Memberikan sumbangan yang berati pada sekolah dalam rangka peningkatan keterampilan dan memberikan solusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. d. Bagi Peneliti 1) Menambah pengalaman dalam berproses, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. 2) Mendapatkan wawasan tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

12 3) Menambah wawasan dalam kenyataan dunia pendidikan di lapangan.