PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS III SDN 18 BALAESANG TANJUNG MEMBACA NYARING MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS II SDN 7 BALAESANG

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SDN NO.3 TAMBU

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Membaca Teks Percakapan Siswa Kelas V SDN Gindopo

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 018

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

III. METODE PENELITIAN

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

PELAKSANAAN TINDAKAN

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyimak Cerita Rakyat Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas V SDN Watutinonggo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD INPRES 2 MENSUNG

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. membaca pemahaman (variabel Y) sebagai variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Tempat Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran Bahasa Indoensia untuk kelas V semester 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Telepon Dengan Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SDN Tontouan Luwuk Banggai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 21 orang perempuan dan 13 orang

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

Meningkatkan Hasil Belajar Energi Dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN Mansahang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III Mi Al-Hikmah Batu Bota

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 26

Rita Pauziah Guru SD di Kepahiang, Bengkulu. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sangat diperlukan guru yang profesional.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN NASKAH BERITA MENGGUNAKAN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS III SDN 18 BALAESANG TANJUNG MEMBACA NYARING MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING ¹ Abdul Rauf ² Ali Karim ³ Pratama Bayu Santosa Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan utama dalam penelitian ini bagaimana meningkatkan kemampuan siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung membaca nyaring melalui metode latihan terbimbing?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung membaca nyaring melalui metode latihan terbimbing. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung yang berjumlah 25 orang siswa, 14 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan materi pelajaran yang diajarkan adalah membaca nyaring. Hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I memperoleh nilai persentase keberhasilan cukup, pada siklus II sudah memperoleh nilai persentase keberhasilan baik. Persentase ketuntasan belajar klasikal siklus I memperoleh nilai 32%. Persentase ketuntasan belajar klasikal siklus II memperoleh nilai 96%, terdapat peningkatan sebesar 64% dari Persentase ketuntasan belajar klasikal siklus I. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan persentase ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dan proses pembelajaran diperoleh dari hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran berdasarkan lembar observasi minimal rata-rata dalam kategori baik, sehingga penggunaan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa SDN 18 Balaesang Tanjung. Kata Kunci: Peningkatan; Kemampuan; Membaca Nyaring; Latihan Terbimbing

PENDAHULUAN Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang memegang peranan penting ialah membaca. Keterampilan membaca tidak langsung serta langsung dikuasai siswa melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Masalah utama dalam pembelajaran membaca dikelas rendah ialah masih banyak siswa yang belum memiliki kemampuan memahami dan membaca dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya minat membaca siswa. Upaya pemecahan masalah rendahnya minat membaca siswa melalui proses pembelajaran dikelas dengan menggunakan metode terbimbing sebagai alternatif. Dasar pertimbangan digunakan metode terbimbing sebagai alternatif dalam uapaya penigkatan kemampuan membaca siswa, karena banyak siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung yang kurang tertarik untuk belajar bahasa Indonesia sehingga masih banyak siswa yang belum memiliki kemampuan dan menyuarakan tulisan dan intonasi yang wajar. Membaca adalah suatu kegiatan komunikasi interaktif yang memberi kesempatan kepada penulis dan pembaca untuk membawa latar belakang dan hastrat dimana seorang harus menangkap isi bacaan yang di baca (Hanasuain 1987:36). Membaca nyaring adalah membaca dengan suara keras dan jelas (Erlangga 2007:1). Membaca nyaring adalah suatu kegiatan membaca yang merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap isi yang berupa informasi bagi pengarang (Kamidjan,1996:b). Sementara Tarigan, (1985:22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap atau memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan

pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap atau pengalaman penulis. Metode terbimbing yang digunakan dalam proses pembelajaran akan menciptakan kondisi siswa yang aktif. Guru harus berhati-hati karena hasil dari suatu metode terbimbing akan tertanam dan kemudian menjadi kebiasaan. Selain menanan kebiasaan metode latiahn terbimbimbing dapat menambah kecepatan, ketepatan dan kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula digunakan sebagai suatu cara untuk mengulangi bahan yang telah dikaji. Mukhtar, (2007:102) mengemukakan bahwa metode terbimbing membentuk pelaksana praktek oleh siswa dibawah bimbingan dari dekat oleh pengajar. Praktek tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang diterima atau diamati siswa. Sementara Djauzak Ahmad (1997:53) berpendapat bahwa metode terbimbing merupakan suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan sesuatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru. Di kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca nyaring, hal itu diketahui dengan ciri-ciri yang terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ciri-ciri siswa yang tidak membaca dengan benar, anak-anak belum bisa membaca dengan lancar, belum bisa berintonasi dengan tepat, dan belum menguasai tanda baca. Hal tersebut terjadi disebabkan karena kurangnya perhatian dan minat siswa untuk membaca. Dengan mengacu pada latar belakang rendahnya minat belajar siswa yang telah diuraikan diatas, maka fokus masalah penelitian ini adalah : apakah kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dapat ditingkatkan melalui metode terbimbing? Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung membaca nyaring melalui metode latihan terbimbing. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model Kemmis dan McTaggart, yang meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi (Depdiknas, 2005a:6). Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Balaesang Tanjung dengan mengambil sampel kelas III yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan Tahun Ajaran 2015/2016. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang menunjukkan kaitan dan kedudukan tiap variabel. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional untuk melihat hubungan antara variabel terikat yakni penggunaan alat peraga koran dan teks bacaan. Secara sederhana rancangan penelitian ini melalui empat tahap yaitu; (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif seperti hasil tes awal dan tes akhir serta hasil tugas (membaca) yang diperoleh siswa, sedangkan data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara, dan catatan lapangan terhadap siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Teknik Pengumpulan Data evaluasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas observasi dan

1) Observasi, teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas. Yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat yang mengajar di SDN 18 Balaesang Tanjung. Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru mengajar dan kondisi belajar siswa. 2) Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung melalui metode latihan terbimbing. Untuk mengukur dan mengevaluasi keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Teknik Pengelolaan Data Data kemampuan siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dalam membaca nyaring diolah dengan statistik deskriptif. Data ini diperoleh melalui evaluasi yang berupa tes kemampuan siswa dalam membaca nyaring melalui latihan terbimbing. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: a. Menghitung jumlah nilai secara individual yang didapatkan dari hasi tes membaca nyaring siswa dengan menggunakan rumus : Skor Perolehan Skor maksimal X 100 b. Menghitung nilai hasil observasi pada saat melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan rumus sebagai berikut. Jumlah item perolehan Jumlah item keseluruhan X 100 c. Menghitung skor rata-rata siswa dalam bentuk tabel data yang diperoleh dan dikumpulkan serta diolah secara statistik untuk menentukan nilai ratarata (Mean). Mean (M) = F.N N Keterangan : = Jumlah perkalian FX

F X N = Frekwensi = Nilai yang diperoleh siswa = Jumlah Siswa Indikator Kinerja Indikator penelitian tindakan kelas yang dijadikan dasar untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa membaca nyaring dapat dirumuskan sesuai dengan hasil KKG gugus III Kecamatan Balaesang Tanjung sebagai berikut; apabila siswa secara individu telah mendapat nilai 70, maka siswa tersebut tuntas secara individu, sedangkan ketuntasan secara klasikal apabila memperoleh persentase 80% rata-rata, maka dapat dinyatakan telah tuntas secara klasikal. Prosedur Penelitian Pada bagian ini akan dilaksanakan hal-hal sebagai berikut; (1) Pratindakan, dan (2) Pelaksanaan tindakan. Pada pratindakan dikemukakan halhal yang dilakukan sebelum tindakan dilaksanakan, seperti tes awal, hasil pelaksanaan tes awal pertemuan dengan sejawat yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian dan pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan prosedur dan langkah-langkah penelitian tindakan yang merupakan proses daur ulang dalam suatu siklus yang berkelanjutan mulai dari tahap; (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan langsung atau onservasi, dan (4) Refleksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian pada Siklus I Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung bertujuan meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring melalui metode latihan terbimbing. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus yang didahului dengan pengambilan data awal melalui observasi. Pelaksanaan tindakan untuk setiap siklusnya meliputi perencanaan tindakan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan pembelajaran siklus I

dilakukan sesuai dengan tahap perencanaan. Pembelajaran dilakukan pada hari Sabtu, 24 Oktober 2015 yang berlangsung pukul 07:15 09:00 Wita. Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama yang dilaksanakan oleh pengamat diketahui bahwa kategori sangat baik memdapat 8 atau 50%, kategori baik mendapat 6 atau 37,5%, kategori kurang mendapat 2 atau 12,5%, sedangkan kategori sangat kurang tidak ada. Dengan demikian hasil perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa observasi persiapan guru tidak dilanjutkan karena sudah digolongkan berhasil (baik). Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelas pada Siklus I Berdasarkan hasil observasi yaitu Kemampuan siswa mengikuti kegiatan belajar membaca nyaring 70,4%, perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar 45,6%, mengembangkan pikiran dengan cara bertanya 44%, dan keaktifan merespon pertanyaan guru 63,2%. Dari hasil observasi siswa pada siklus I dapat kita lihat dari tiap-tiap item yang diamati, dengan persentase 57,2% dengan kategori Cukup, hasil tersebut belum maksimal atau belum mencapai 80%, namun hal tersebut dapat ditingkatkan lagi dengan melanjutkan kegiatan pada siklus II. Hasil Evaluasi Membaca Nyaring pada Siklus I Hasil evaluasi kemampuan membaca nyaring siswa Kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung melalui metode latihan terbimbing dalam pemberian skor melalui empat aspek yaitu: (1) lafal, (2) intonasi, (3) kelancaran, dan (4) pemahaman dengan total skor 16. Adapun kriteria penskoran setiap aspek dapat kita lihat sebagai berikut. 1) Lafal - Skor 4 apabila siswa dapat membaca kata dengan lafal yang tepat dan benar.

- Skor 3 apabila siswa dapat membaca kata dengan lafal yang hampir benar - Skor 2 apabila siswa membaca kata dengan lafal yang cukup benar - Skor 1 apabila siswa membaca kata dengan lafal yang salah. 2) Intonasi - Skor 4 apabila siswa dapat membaca kata dengan intonasi yang tepat dan benar. - Skor 3 apabila siswa dapat membaca kata dengan intonasi yang hampir tepat dan benar. - Skor 2 apabila siswa membaca kata dengan intonasi yang cukup tepat dan benar. - Skor 1 apabila siswa membaca kata dengan yang kurang tepat dan benar. 3) Kelancaran - Skor 4 apabila siswa dapat membaca kata dengan lancar dan benar. - Skor 3 apabila siswa dapat membaca kata dengan sedikit tersendat - Skor 2 apabila siswa membaca kata dengan cukup lancar - Skor 1 apabila siswa membaca kata dengan mengeja 4) Pemahaman - Skor 4 apabila siswa dapat memahami kata yang dibacanya dengan sangat baik - Skor 3 apabila siswa dapat memahami kata yang dibacanya dengan baik - Skor 2 apabila siswa memahami kata yang dibacanya dengan cukup baik - Skor 1 apabila siswa kurang memahami bacaan kata yang dibacanya. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa terdapat 8 orang siswa memperoleh nilai 70 dan dinyatakan berhasil, sedangkan 17 orang siswa lainnya memperoleh nilai <70 dan dinyatakan belum berhasil sesuai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan. Dari tingkat ketuntasan tersebut dapat dinyatakan bahwa ketuntasan siswa secara klasikal hanya 32% dan yang tidak tuntas yaitu 68%.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa siswa belum berhasil sehingga perlu secara keseluruhan perlu dilanjutkan pada siklus II Nilai Rata-rata Kemampuan Siswa Membaca Nyaring pada Siklus I Tabel. Nilai Rata-rata Kemampuan Siswa Membaca Nyaring pada Siklus I No Nilai (X) Frekuensi (F) FX 1 2 3 4 5 6 7 8 85 80 75 70 65 60 55 50 1 2 1 4 3 8 4 2 85 160 75 280 195 480 220 100 25 1595 yaitu : Berdasarkan perolehan nilai FX, maka dapat di ketahui nilai rata-ratanya Mean (M) = 1595 25 = 63,8 Refleksi pada Siklus I Perolehan nilai rata-rata 63,8 dengan tingkat ketuntasan 32% pada siklus pertama belum mencapai indikator kinerja atau persentase kinerja, sehingga perlu dilakukan refleksi. Setelah dilakukan refleksi diketahui bahwa ada beberapa komponen yang perlu ditingkatkan seperti penerapan metode latihan terbimbing belum dilaksanakan secara maksimal. Dalam proses pembelajaran di kelas, latihan bimbingan belum berkesinambungan dengan baik dalam arti masih kurang pengembangan metode latihan terbimbing. Dengan demikian berdampak pada peningkatan kemampuan siswa membaca nyaring. Dengan perolehan nilai rata-

rata tersebut belum mencapai indikator kinerja sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dilakukan sesuai dengan tahap perencanaan. Pembelajaran dilakukan pada hari Rabu, 25 November 2015 yang berlangsung pukul 07:15 09:25 Wita dengan memperbaiki hal-hal yang kurang pada siklus I. Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua yang dilaksanakan oleh pengamat (observer) diketahui bahwa kategori sangat baik mendapat 10 atau 62,5%, kategori baik mendapat 5 atau 31,5%, kategori kurang mendapat 1 atau 6,25%, sedangkan kategori sangat kurang tidak ada. Dengan demikian hasil perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil observasi persiapan guru pada siklus II telah memperoleh kategori sangat baik dengan persentase sebesar 62,5%. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelas pada Siklus II Berdasarkan hasil evaluasi kemampuan siswa membaca nyaring diketahui bahwa skor perolehan siswa sangat bervariasi mulai skor tertinggi sampai dengan skor terendah. Skor yang tertinggi adalah 95 sedangkan yang terendah adalah 70. Skor-skor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Siswa yang mendapat skor 95 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%, siswa yang mendapat skor 90 sebanyak 2 orang dengan persentase 8%, siswa yang mendapat skor 85 sebanyak 5 orang dengan persentase 20%, siswa yang mendapat skor 80 sebanyak 9 orang dengan persentase 36%, siswa yang mendapat skor 75 sebanyak 5 orang dengan persentase 20%, siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 3 orang dengan persentase 12% dan siswa yang mendapat skor 65 sebanyak l orang dengan persentase 4%. Hasil Evaluasi Membaca Nyaring pada Siklus II

Dengan melihat hasil perolehan tingkat ketuntasan diketahui bahwa siswa tuntas sebanyak 24 orang atau 96% dan siswa belum tuntas sebanyak 1 orang dengan persentase 4%. Berdasarkan perolehan ketuntasan telah mencapai indikator ketuntasan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, maka tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Nilai Rata-rata Kemampuan Siswa Membaca Nyaring pada Siklus II Tabel. Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Nyaring pada Siklus II No Nilai (X) Frekuensi (F) FX 1 2 3 4 5 6 7 95 90 85 80 75 70 65 1 2 5 9 4 3 1 95 180 425 720 300 210 65 25 1995 yaitu: Berdasarkan perolehan nilai FX, maka dapat diketahui nilai rata-ratanya Mean (M) = 1995 25 = 79,8 Refleksi pada Siklus II Dengan perolehan nilai rata-rata 79,8 dengan tingkat ketuntasan 96% pada siklus II, dapatlah dikatakan bahwa proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung telah berhasil. Hasil ini dicapai berkat hasil pengamatan pada refleksi siklus I telah dikembarigkan pada siklus II, sehingga hasil rata-rata dan tingkat

ketuntasan pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui metode latihan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dalam membaca nyaring. Pembahasan Hasil Penelitian pada Sik.Ius I dan II Hasil Observasi pada Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama diketahui bahwa terdapat 8 komponen yang mendapat kategori sangat baik dengan presentase 50% yaitu; (1) menyiapkan silabus. Silabus yang dipersiapkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah, (2) menyiapkan RPP sesuai dengan ramburambu dalam silabus yang memuat pokok-pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa, (3) menyiapkan buku nilai yang mernuat nilai-nilai yang diperoleh siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran membaca nyaring, (4) pendahuluan dilaksanakan dengan sangat baik, (5) penguasaan materi. Materi yang sudah dipersiapkan sesuai RPP dan dilaksanakan atau di ajarkan sesuai dengan RPP dan tingkat kemampuan siswa, (6) pengelolaan kelas, (7) pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan, (8) menyimpulkan materi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan materi pembelajaran, kategori baik mendapat 6 atau 37,5%, kategori kurang mendapat 2 atau 12,5%, sedangkan kategori sangat kurang tidak ada. Dengan demikian hasil perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa observasi persiapan guru melaksanakan proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas memperoleh kategori sangat baik. Hasil Evaluasi Membaca Nyaring pada Siklus I Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I sangat bervariasi mulai dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah. Nilai tertinggi yaitu 85 dan nilai terendah yaitu 50. Perolehan nilai tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;

(1) siswa yang mendapat skor 85 sebanyak 1 orang atau 4%, (2) yang mendapat skor 80 sebanyak 1 orang atau 4%, (3) yang mendapat skor 70 sebanyak 4 orang atau 16%, (4) yang mendapat skor 65 sebanyak 3 orang atau 12%, (5) yang mendapat skor 60 sebanyak 8 orang atau 32%, dan (7) yang mendapat skor 55 sehanyak 4 orang atau 16%. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui tingkat ketuntasan pada siklus I baru mencapai 32% atau baru 8 orang tuntas dengan nilai rata-rata klasikal 64,2. Perolehan ketuntasan dan rata-rata klasikal tersebut belum mencapai indikator kinerja yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Setelah diadakan refleksi diketahui bahwa penyebab kegagalan siswa membaca nyaring pada siklus I karena metode latihan terbimbing pada pembelajaran membaca nyaring belum diterapkan secara maksimal. Oleh karena itu melalui penelitian ini kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki, sehingga pada pelaksanaan tindakan pada siklus II diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring. Hasil Observasi pada Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua yang dilaksanakan diketahui bahwa terdapat 10 komponen yang medapat kategori sangat baik, yaitu; (1) menyiapkan silabus. Silabus yang dipersiapkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah, (2) menyiapkan RPP sesuai dengan rambu-rambu dalam silabus yang rnemuat pokok-pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa, (3) menyiapkan buku nilai yang memuat nilai-nilai yang diperoleh siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran membaca nyaring, (4) pendahuluar., yaitu memberi salam pada siswa, (5) kesiapan alat bantu, yaitu alat bantu berupa teks wacana yang dapat dipahami siswa, (6) apersepsi, yaitu sebelum memberikan materi yang akan dipelajari atau dibahas terlebih dahulu menanyakan materi sebelumnya yang ada kaitannya dengan materi sekarang, (7) penguasaan materi Yang sudah dipersiapkan sesuai RPP dan dilaksanakan atau diajarkan sesuai dengan RPP dan tingkat kemampuan siswa, (8) pengelolaan kelas, yaitu sebelurn mengajar terlebih dahulu membersihkan kelas serta memperbaiki posisi tempat duduk, (9) pelaksanaan pembelajaran tepat waktu,

sehingga tidak mengganggu bidang studi berikutnya, dan (10) evaluasi yaitu memberikan evaluasi kepada siswa sesuai dengan materi yang telah diajarkan guna mengetahui tingkat kemampuan membaca nyaring. Perolehan kategori sangat baik sebesar 62,5%. Kemudian untuk kategori baik mendapat 5 komponen yang meliputi; (1) memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami masalah dalam proses pembelajaran membaca nyaring, (2) penggunaan alat bantu berupa teks wacana, yaitu dilaksanakan sesuai dengan RPP, (3) teknik bertanya, walaupun tidak semua siswa mendapat pertanyaan dari guru, namun pelaksanaannya sudah digolongkan kategori baik, (4) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai kaidah dan konteks bahasa, dan (5) menutup pelajaran, yaitu terlebih dahulu memberikan kesimpulan kemudian memberi Salam penutup, dengan perolehan persentase sebesar 31,5%. Hasil Evaluasi Membaca Nyaring pada Siklus II Berdasarkan hasil evaluasi kemampuan siswa membaca nyaring pada Siklus II diketahui bahwa skor perolehan siswa sangat bervariasi mulai skor tertinggi sampai dengan skor terendah. Skor yang tetinggi adalah 95 sedangkan yang terendah adalah 70. Skor-skor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Siswa yang mendapat skor 95 sebanyak I orang dengan persentase 4%, siswa yang mendapat skor 90 sebanyak 2 orang dengan presentase sebanyak 8%, siswa yang mendapat skor 85 sebanyak 5 orang dengan persentase 20%, siswa yang mendapat skor 80 sebanyak 9 orang dengan persentase 36%, siswa yang mendapat skor 75 sebanyak 5 dengan persentase 20%, siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 3 orang dengan persentase 12% dan siswa yang mendapat skor 65 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%. dari skor tersebut selanjutnya dihitung persentase ketuntasan dan nilai rata-rata secara klasikal berdasarkan rumus-rumus yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Setelah dihitung persentase ketuntasan dan nilai rata-rata secara klasikal diketahui bahwa persentase ketuntasan telah mencapai 96% dengan nilai rata-rata klasikal yaitu 79,8. Jadi dengan perolehan persentase ketuntasan dan nilai rata-rata

klasikal telah mencapai indikator kinerja maka tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa hal yang menjadi kesimpulan dari hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran membaca kelas III SDN 18 Balaesang Tanjung dalam membaca nyaring. Dari hasil pelakanaan tindakan dengan menerapkan metode latihan terbimbing yang dilakukan dalam dua siklus. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus pertama yaitu 64,2 dengan persentase ketuntasan 32% perolehan hasil tersebut belum memenuhi indikator yang dijadikan standar ketuntasan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus kedua. Adapun perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus kedua yaitu 79,9 dengan presentase ketuntasan 96%. Perolehan ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca nyaring dinyatakan telah tuntas atau telah marnpu memenuhi indikator yang dijadikan acuam dalam penelitian ini. Salah satu hal yang mempengaruhi pencapaian ketuntasan siswa dalam belajar adalah penerapan metode latihan terbimbing dalam pelaksanaan tindakan di kelas. Metode tersebut merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan siswa untuk menyimpulkan sendiri dan menemukan sendiri hal-hal yang dijadikan latihan dalam membaca nyaring. Saran Ada beberapa saran penulis guna meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran membaca nyaring, yaitu : 1. Untuk menjadikan suatu pembelajaran yang bermakna bagi siswa, guru hendaknya tidak terfokus pada ketuntasan materi, akan tetatapi lebih menekankan nada ketuntasan hasil belajar.

2. Upaya dalam mewujudkan pembelajaran bahasa Indonesia menjadi pola pembelajaran yang bermakna bagi siswa kiranya guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya melalui tindakan-tindakan. yang variatif sehingga mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari adalah salah satu alternative cara dalam belajar. 4. Mengikuti pelatihan-pelatihan tertentu agar meningkatkan profesionalitas guru, merupakan salah satu usaha agar guru dapat mengetahui perkembangan tingkat pembelajaran. 5. Pengadaan buku paket dan buku-buku bacaan yang terkait dengan materi pembelajaran perlu dilakukan sebagai bentuk upaya menambah kebutuhan belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Ahmad Djauzak. (1997). Pedoman Pelasanaan Proses Belajar Mengajar DiSekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud. Depdiknas, (2005a). Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Pendidikan Nasional. Erlangga. (2007). Saya Senang Berbahasa Indonesia Jilid 3 Untuk SD Kelas 3. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Hanasuain Ahmad, dkk. (1987). Materi Pokok Membaca. Universitas Terbuka Karunika Jakarta. Kamidjan. (1996). Teori Membaca Surabaya. : JPBSI FPBS IKIP Surabaya. Mukhtar. (2007). 10 Kiat Sukses Mengajar Di Kelas. Jakarta : Nimas Multima. Tarigan. (1985). Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa.