BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. responden yang dilakukan pada bulan 18 Juni Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak di dunia. kedua pada anak dibawah 5 tahun. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEPATUHAN IMUNISASI DASAR DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG DAN KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Imunisasi sebagai salah satu pencegahan upaya preventif yang

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dimana keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Balita (AKABA) dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

PENGARUH HARGA TERHADAP KELENGKAPAN PENGGUNAAN PELAYANAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN IBU TENTANG KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi masih menjadi masalah dan dapat menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan komplikasi persalinan prematur. 1 Penyakit infeksi seperti diare, pneumonia, dan malaria menyebabkan 6.000 kematian anak setiap hari secara global. 2 Campak merupakan salah satu penyebab kematian karena infeksi terbanyak yaitu sekitar 50%-60% dari 1,6 juta penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 3 Penyakit infeksi yang juga berbahaya antara lain adalah difteri, tuberkulosis, dan hepatitis B. Selain itu juga ada penyakit infeksi terutama pada anak yang menyebabkan kelumpuhan seumur hidup hingga dapat menimbulkan kematian yaitu polio. Namun sejak adanya imunisasi penyakit infeksi seperti difteri, polio, tetanus, campak, tuberkulosis, pertusis, dan meningitis karena Haemophilus influenza type B (Hib) tersebut berkurang baik angka kematian maupun kesakitannya. 1

Upaya yang sudah dilakukan sejak 3 abad yang lalu sudah membuahkan hasil yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia sebagai contohnya adalah insidens polio dan difteri. Sejak adanya vaksinasi polio di Indonesia pada tahun 1980, penyakit polio yang kasusnya 182 menjadi 0 pada tahun 2014. 3,4 Sedangkan insidens kasus difteri di Indonesia sejak tahun 1980 sudah mengalami banyak penurunan yaitu dari 3.674 kasus menjadi 775 kasus pada tahun 2014. Meskipun angkanya sudah turun, kematian difteri cukup tinggi pada anak yang tidak imunisasi yaitu 32,5%-37,14%. 3 Walaupun penyakit infeksi seperti polio sudah tidak ada pada tahun 2014, namun evaluasi dan monitoring harus tetap dilakukan untuk mencegah wabah yang mungkin terjadi. Contohnya seperti penyakit polio yang sudah dinyatakan bebas di Indonesia sejak tahun 1995 kembali muncul pada tahun 2005-2006 di Jawa Barat pada bayi berusia 20 bulan. 5,6 Virus yang diduga berasal dari sebelah utara Nigeria ini menyebar ke beberapa provinsi di Indonesia dan menyerang 385 anak yang belum diimunisasi polio dan menyebabkan kelumpuhan yang permanen. 6 Sehingga pada akhir Februari 2006 diadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dan pada 8 Maret 2016 juga diadakan kembali untuk mendukung program eradikasi polio di Indonesia. 5,6,7 2

Tidak hanya wabah polio namun juga terjadi wabah campak dan difteri. Wabah campak tahun 2009-2010 menyebabkan 5818 anak dirawat di rumah sakit dan 16 anak meninggal, sedangkan wabah difteri tahun 2010-2011 menyebabkan 816 anak di rawat di rumah sakit, dan 56 anak meninggal. 7 Maka imunisasi harus selalu dilakukan karena wabah bisa terjadi secara tiba-tiba. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (PUSDATIN) cakupan Universal Child Immunization (UCI) di Indonesia 83% pada tahun 2013. Data tersebut sudah melebihi target dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) yaitu UCI minimal 80%. Namun menurut Rencana Strategis (Renstra) 2013 target UCI yang ingin dicapai sebesar 95% dan dari seluruh Indonesia hanya ada 9 provinsi yang mencapai target. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang tidak tercapai target UCI 95% dan hanya mencapai sekitar 85%. 8 Untuk keberhasilan program imunisasi diperlukan kerja sama yang erat antara petugas kesehatan dan orang tua. Tidak hanya cakupan UCI yang tinggi tetapi kepatuhan imunisasi juga harus dilaksanakan agar hasilnya efektif dan efisien karena sudah 3

disesuaikan dengan kelompok umur yang paling banyak terjangkit penyakit tersebut. 3 Berdasarkan penelitian dari Ahmad Rizani,dkk. (2009), pengetahuan yang kurang mempunyai risiko 5,96 kali untuk berperilaku tidak baik dalam pemberian imunisasi hepatitis B dibanding pengetahuan yang baik. 9 Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Reni, dkk terhadap 75 responden yang imunisasi di Puskesmas Pagiyaten Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal tahun 2010 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan dasar dengan nilai p= 0,002 (p<0,005). 10 Menurut penelitian Omole dan Owodunni terhadap 140 responden yang berjudul Mother s Knowledge of Immunization Programme and Factors Influencing Their Compliance at a Children Hospital in South West Nigeria menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi. 11 Data imunisasi di Rumah Sakit Gotong Royong selama tahun 2015 terdapat 114 anak, sedangkan untuk di Klinik Pratama Gotong Royong terdapat 122 anak. Namun data cakupan imunisasi dan kepatuhan imunisasi dari Rumah Sakit Gotong Royong dan Klinik Pratama Gotong Royong belum ada. Sehingga peneliti ingin 4

mengetahui mengenai kepatuhan imunisasi kemudian lebih lanjut peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi dasar di Rumah Sakit Gotong Royong dan Klinik Pratama Gotong Royong. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi dasar? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi dasar dan identifikasi data demografi ibu, sikap ibu, dukungan keluarga, dan pelayanan petugas kesehatan dalam kegiatan pelaksanaan 1.3.2 Tujuan Khusus a) Mengidentifikasi kepatuhan imunisasi dasar di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya dan di Klinik Pratama Gotong Royong Surabaya. 5

b) Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar di Rumah Sakit Gotong Royong dan di Klinik Pratama Gotong Royong Surabaya. c) Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi dasar di Rumah Sakit Gotong Royong dan di Klinik Pratama Gotong Royong Surabaya. d) Mengidentifikasi sikap ibu, dukungan keluarga, dan petugas pelayanan kesehatan terhadap kepatuhan imunisasi dasar di Rumah Sakit Gotong Royong dan di Klinik Pratama Gotong Royong Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti a) Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti. b) Sebagai prasyarat kelulusan Program Pendidikan Dokter Strata-1 Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. c) Sebagai proses belajar dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 6

1.4.2 Bagi Masyarakat dan Dunia Kedokteran a) Membantu masyarakat untuk menyadari pentingnya kepatuhan imunisasi. b) Menambah pengetahuan dan wawasan ibu mengenai pentingnya imunisasi. c) Dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi untuk menjajaki penelitian dengan tingkatan yang lebih lanjut. 1.4.3 Bagi Rumah Sakit Gotong Royong dan Klinik Pratama Gotong Royong Surabaya a) Mengetahui profil tingkat pengetahuan ibu terhadap kepatuhan b) Mengetahui profil sikap ibu dengan terhadap c) Mengetahui profil dukungan keluarga terhadap kepatuhan d) Mengetahui profil pelayanan kesehatan terhadap kepatuhan e) Mengutamakan edukasi ibu mengenai pentingnya kelengkapan 7