GAMBARAN POLA MAKAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO PADA REMAJA GEMUK DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN GIZI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI SISWA SMU PGRI KABUPATEN MAROS PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

GAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI IBU NIFAS DI WILAYAH SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yolanda Syahfitri Yanti Ernalia Tuti Restuastuti ABSTRACT

GAMBARAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA STATUS GIZI PADA SISWA SMPN 35 KELAS VII PRASEJAHTERA DI KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Abstract. : Time Provision of MP-ASI, energy intake, nutritional status.

PENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN UJUNG PANDANG BARU KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

PENGETAHUAN GIZI, POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 1 MATTIROBULU KECAMATAN MATTIROBULU KABUPATEN PINRANG

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PENGETAHUAN GIZI, POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA SMP NEGERI 4 TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SUSTAINABLE DIET FOR FUTURE

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

OBESITAS PADA ORANG DEWASA ANGGOTA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN PINRANG

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

BAB I PENDAHULUAN. dalam gizi makanan. Hal ini disebabkan karena serat pangan tidak

METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Antara Asupan Karbohidrat dan Lemak dengan Kejadian Overweight pada Remaja di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Kabupaten Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau adolescence adalah waktu terjadinya perubahanperubahan

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

ASUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK PADA DIABETESI TIPE II YANG RAWAT JALANDI PUSKESMAS TOMBATU

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

ASUPAN MAKRONUTRIEN DAN NATRIUM DARI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN SEBAGAI FAKTOR RESIKO KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK PAUD DI KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Faktor Faktor Penyebab Kegemukan Anak Tunagrahita SLB C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta (Imron Fatkhudin)

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI PEGAWAI DINAS KESEHATAN SULAWESI SELATAN

Pengaturan Menu Makanan dengan Meminimalkan Lemak Menggunakan Pemrograman Linear

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ABSTRAK

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB 5 HASIL. 29 Hubungan antara..., Wita Rizki Amelia, FKM UI, Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

Transkripsi:

GAMBARAN POLA MAKAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO PADA REMAJA GEMUK DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN GIZI Zakaria 1, Hj Hikmawati 1, Suriani Rauf 1, Mira Salama 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makasar Abstract Background: Fatis apathological statein which the accumulation of fat tissueunder the skin. Diet and intake can cause more fat foods such asexcessive energy sources, such as carbohydrates, fats and proteins. Objektive: This studyaims to determine Overview Diet and Nutrition Intake substances (proteins, fats, and carbohydrates) in Obese Adole scentsat the Polytechnic of Health Ministry of Health Nutrition Department Makassar. Mecthods: This study is a descriptive research. Dietary data were collected by interview using the Food Frekuency Qualiti to risk eating frequency, and then calculated the total score of each sample based on the FFQ operational definitions and objective criteria, and then processed using the computer program excel. And nutrient intake obtained using the 24-hour food recall was processed using the program and compared with the AKG nutrisurvey. Obesity is obtained by measuring weight and height. Results: The results showed that picture of food diet as much as 45.9% and the risk of diet foods are not at risk of 54.1%. more protein intake as much as 59.5% and as much as 18.9% less. fat intake as much as 43.3% and 43.2% less. carbohydrate intake as much as 40.6% less 37.8%. Suggestion: It is advis able for studentsto be able to eat good diet of meal frequency and type of food consumed so that the intake does not exceed the requirements Keywords: dietary and nutrient intake of macro PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan yang dapat memberikan konstribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal dalam pembangunan serta dapat mempengaruhi status gizi (Supariasa, 2012). Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan gambaran dari apa yang dimakan sehari-hari. Status gizi dikatakan baik, apabila pola makan seimbang, artinya berbagai jenis makanan yang dimakan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Apabila asupan makanan melebihi kebutuhan tubuh maka tubuh akan mengalami gizi lebih, sebaliknya apabila asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan tubuh, maka tubuh akan kurus dan sakitsakitan (Aritonang, 2010). Berat badan lebih merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik yang spesifik. Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit, secara fisiologis berat badan lebih didefenisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan dijaringan adipose 68

sehingga dapat mengganggu kesehatan (Yuniastuti, 2008). Berat badan lebih bisa terjadi pada siapa saja, anak-anak, remaja, dewasa maupun yang lanjut usia, ada banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya angka kejadian berat badan lebih, salah satunya adalah kebiasaan pola makan dan asupan. Apabila berat badan lebih semakin berlanjut dan tidak diatasi dengan cepat maka akan mengalami berbagai dampak bagi kesehatan tubuh. Adapun dampak atau faktor resiko bagi kesehatan tubuh yaitu terjadi penyakit degenerative diantaranya penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, dan dislipidemia pada remeja yang menikah dini (Fanny, 2009). Pola makan seimbang dikatakan baik apabila teratur serta mengonsumsi beranekaragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, sebaliknya apa bila pola makan salah maka akan terjadi masalah gizi. Pola makan salah yang terjadi pada remaja gemuk disebabkan karena seringnya mengonsumsi makanan berisiko seperti makanan dan minuman manis, makanan asin dan makanan berlemak (Hamam, 2005). Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan dapat diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Sulistyoningsih, 2011). Asupan zat gizi adalah kemampuan untuk mengonsumsi hidangan yang terbagibagi dalam komponen zat gizi. Tingkat konsumsi asupan zat gizi dipengaruhi oleh banyak hal seperti pendidikan, pengetahuan, daya beli, ketersediaan serta kesukaan dan selera keluarga. Zat-zat gizi yang utama dibutuhkan dalam makanan yang dikonsumsi yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat (Almatsier, 2005). Pola Makan METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengunakan metode survei, yaitu ingin memperoleh gambaran pola makan beresiko dan asupan zat gizi (karbihidrat, protein, lemak) pada remaja gemuk di Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Gizi. Sampel penelitian ini adalah semua Mahasiswa yang gemuk di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar sebanyak 37 orang. Pemilihan sampel yang dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yang memenuhi kriteria sebagai berikut : Mahasiswa jurusan gizi, Mempunyai IMT >23 kg/m², Bersedia jadi sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan lembar kuesioner dan alat ukur timbangan berat badan dan tinggi badan. Data pola makan dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap sampel. Data asupan zat gizi dikumpulkan dengan menggunakan metode food recall 2x24 jam. HASIL PENELITIAN Jenis Kelamin Tabel 02 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di Kampus Gizi Politeknik Kementerian kesehatan Makassar Jenis Kelamin n % Laki-laki 6 16.2 Perempuan 31 83.8 Total 37 100 Pada umumnya jenis kelamin yang mengalami gemuk lebih banyak terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 31 orang sedangkan untuk laki-laki yang gemuk hanya 6 orang. Pola Makan Berdasarkan tabel 03 menunjukkan perempuan dengan pola makan yang beresiko yaitu 15 orang (40.5%). Tabel 03 Distribusi Sampel Berdasarkan Pola Makan Laki-laki Perempuan n % n % n % Tidak beresiko 4 10.8 16 43.3 20 54.1 Beresiko 2 5.4 15 40.5 17 45.9 6 16.2 31 83.8 23 100 69

DISTRIBUSI ASUPAN ZAT GIZI Asupan Protein Tabel 04 Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Protein di Kampus Gizi Politeknik Kementerian kesehatan Makassar Asupan Protein Kurang 1 2.7 4 10.8 0 0 2 5.4 7 18.9 Cukup 2 5.4 6 16.2 0 0 0 0 8 21.6 Lebih 3 8.1 14 37.9 0 0 5 13.5 22 59.5 6 16.2 24 64.9 0 0 7 18.9 37 100 Berdasarkan tabel 04 menunjukkan bahwa asupan protein sampel perempuan dengan kategori gemuk tingkat ringan yaitu lebih ada 14 orang (37.9%). Asupan Lemak Tabel 05 Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Lemak Asupan Lemak Kurang 4 10.8 9 24.3 0 0 3 8.1 16 43.2 Cukup 1 2.7 3 8.1 0 0 1 2.7 5 13.5 Lebih 1 2.7 12 32.5 0 0 3 8.1` 16 43.3 6 16.2 24 64.9 0 0 7 18.9 37 100 Berdasarkan tabel 05 menunjukkan bahwa asupan lemak sampel perempuan dengan kategori gemuk tingkat ringan yaitu lebih ada 12 orang (32.5%). Asupan Karbohidrat Asupan KH Tabel 06 Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Karbohidrat Kurang 2 5.4 10 27 0 0 2 5.4 14 37.8 Cukup 2 5.4 5 13.5 0 0 1 2.7 8 21.6 Lebih 2 5.4 9 24.3 0 0 4 10.9 15 40.6 6 16.2 24 64.8 0 0 7 19 37 100 70

Berdasarkan tabel 06 menunjukkan bahwa sampel perempuan dengan kategori gemuk tingkat ringan memiliki asupan karbohidrat lebih ada 9 orang (24.3%). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan didapatkan sampel sebanyak 37 orang dengan distribusi mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar Jurusan Gizi yang dijadikan sampel, dalam penelitian terdapat sebanyak 15 orang (40.5%) dengan kategori makan makanan beresiko yang dialami oleh perempuan, sedangkan pada laki-laki yang mengalami pola makan makanan beresiko ada 2 orang (5.4%). Pola makan makanan beresiko yang terlalu sering dikonsumsi akan lebih cenderung menderita atau mengalami kegemukan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan metode recall 24 jam, asupan protein yang lebih yaitu 14 orang (37.8%) sampel perempuan dengan kategori gemuk tingkat ringan, untuk kategori perempuan berat tingkat berat yaitu 5 orang (13.5%) dan 3 orang (8.1%) laki-laki dengan asupan protein lebih. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Muryani 2011 terhadap siswa SMA Negeri 2 karema Sul Bar dimana asupan proteinnya tergolong cukup sebanyak (83.6%). Terjadinya kelebihan protein pada mahasiswa disebabkan karena sampel pada saat makan mengunakan sumber protein hewani telur sebanyak 6 orang (16.2%) 2-3 kali dalam sehari, sampel yang mengonsumsi ikan (1-2 potong sedang setiap makan) yaitu sebanyak 3 orang (8.1%) dan yang mengonsumsi ayam 1-2 kali dalam sehari sebanyak 4 orang (10.8%), bakso dikonsumsi sebanyak 9 orang (24.3%) 1-2 kali. Protein merupakan zat gizi yang sangat pening, karena paling erat hubungannya dengan proses kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, kareana untuk membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2005). Protein yang berlebih tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan kegemukan. Kelebihan protein memberatkan kerja ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen (Sediaoetama, 2000). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data mengenai asupan lemak, berdasarkan tingkat asupan zat gizi menunjukkan bahwa asupan lemak sampel ringan adalah lebih sebanyak 12 orang (32.4%), dan untuk kategori perempuan gemuk tingkat berat ada 3 orang ( 8.1%). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Mawaddah Pical 2005 dimana asupan lemaknya tergolong kurang sebanyak (79.58%). Frekuensi penggunaan bahan makanan sumber lemak yang tergolong lebih karena rata-rata sampel sering mengonsumsi makanan goreng-gorengan (2 kali dalam sehari) sebanyak 6 orang (16.2%) dan 2 orang (5.4%) sampel mengonsumsi coto dalam seminggu 3 4 kali, serta 4 orang (10.8%) yang mengonsumsi susu dalam kemasan 2 kali dalam sehari, kerupuk dikonsumsi 3 orang (13.1%) 1-2 kali dalam sehari. Lemak merupakan zat gizi kedua sebagai sumber energi setelah karbohidrat, oleh karena itu tidak mengherankan bahwa makanan dengan kandungan lemak yang tinggi sering dianggap sebagai pangkal terjadinya kegemukan (Moehji, 2002). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data mengenai asupan karbohidrat, asupan karbohidrat sampel ringan lebih sebanyak 9 orang (24.3%), umtuk berat yaitu 4 orang (10.8%), dan laki-laki sebanyak 2 orang (5.4%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Nur Alia H.Pattola 2007 dimana asupan karbohidratnya tergolong lebih sebanyak 13 orang (65%). Kelebihan karbohidrat disebabkan karena frekuensi penggunaan sumber karbohidrat tergolong tinggi yang berasal dari makanan pokok seperti beras (> 1 kali) sebanyak (100%) dan roti sebanyak (40%) ditambah dengan konsumsi mie instan ( 3 kali seminggu) sebanyak (65%). Menurut Moure 2002, karbohidrat didalam tubuh berperan untuk menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi energi, apabila di konsumsi berlebihan akan di simpan didalam hati dalam bentuk glikogen dalam jumlah terbatas yaitu untuk keperluan energi beberapa jam, tatapi jika terus berlebih karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak sehingga terjadi kegemukan. Kelamahan penelitian ini adalah saat melakukan recall makanan tidak menanyakan apakah sampel bangun pada tengah malam dan mengonsumsi lagi makanan/minuman, serta menganalisis zat gizi hanya berdasarakan estimasi ukuran rumah tangga 71

ke gram dan tidak melakukan penimbangan, sehimgga asupannya kurang namun dalam keadaan gemuk. KESIMPULAN 1. Pola makan makanan beresiko pada mahasiswa Poltekkes Makassar Jurusan Gizi yaitu lebih sebanyak 17 orang (45.9%). 2. Asupan protein mahasiswa Poltekkes sebanyak 22 orang (59.5%). 3. Asupan lemak mahasiswa Poltekkes sebanyak 16 orang (43.2%). 4. Asupan karbohidrat mahasiswa Poltekkes sebanyak 15 orang (40.5%). SARAN 1. Diharapkan bagi mahasiswa untuk selalu memperhatikan pola makan yang seimbang dan sehat. 2. Diharapkan bagi mahasiswa untuk selalu memperhatikan jumlah asupan zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari 3. Diharapkan bagi mahasiswa untuk selalu mengontrol berat badannya setiap bulan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama Fanny Lydia, dkk. (2009). Buku Ajar Gizi Dalam Daur Kehidupan. Makassar; Poltekkes Jurusan Gizi Makassar. Hamam Hadi. (2006). Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Resiko Obesitas pada Anak Remaja. Jakarta: Medika Irianto Aritonang. (2010). Menilai Status Gizi Untuk Mencapai Sehat Optimal. Jakarta; Grafina Media Cipta CV. Sediaoetomo A. (2011). Ilmu Gizi. Jilid 1. Jakarta; Dian Rakyat. Supariasa, IDM, Bakri B, Fajar l, dkk. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta; EGC Sulistyoningsih H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta; Graha Ilmu. Yuniastuti Ari. (2008). Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta; Graha Ilmu. 72