O4-97 '()*+,-. :(,-6+3+) Z(4+H:+,L4()9+=+0 '(=+,-4 <6(4L) 9+)?(4+)L=6(,4+ _+);+ '(=+,-49+=+0 Y9+,+ _(,1-3+

dokumen-dokumen yang mirip
O4-97 '()*+,-. :(,-6+3+) Z(4+H:+,L4()9+=+0 '(=+,-4 <6(4L) 9+)?(4+)L=6(,4+ _+);+ '(=+,-49+=+0 Y9+,+ _(,1-3+

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

O4-97 '()*+,-. :(,-6+3+) Z(4+H:+,L4()9+=+0 '(=+,-4 <6(4L) 9+)?(4+)L=6(,4+ _+);+ '(=+,-49+=+0 Y9+,+ _(,1-3+

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

STUDI POTENSI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR INDIGENOUS DARI LOKASI PENANAMAN JARAK PAGAR DI LEMBAH PALU

III. METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT

III. METODE PENELITIAN

JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

I. PENDAHULUAN. Berbagai upaya perbaikan tanah ultisol yang mendominasi tanah di Indonesia

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura

Ni Kadek Marina Dwi Cahyani

ISOLASI, KARAKTERISASI, PEMURNIAN DAN PERBANYAKAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DARI LOKASI PENANAMAN CABAI PADA TANAH ULTISOL

ISSN JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI SERI SAINS

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi inokulan cendawan ektomikoriza untuk bibit tanaman kehutanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. hanya sekitar 7,8% dari 15 TW (terawatt) konsumsi energi dunia yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

III. BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TANGGAP TANAMAN TERHADAP INOKULASI INOKULUM FMA INDIGENOUS CAMPURAN DAN INOKULUM FMA MYCOFER

Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap trapping mikoriza. jagung pada tiga media tanam yaitu indigenous tanah Mediteran

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA. 2. Pemilihan mikroba pelarut fosfat CONTOH ISOLAT DARI TANAH VERTISOL GADING GUNUNG KIDUL

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

KEBERADAAN DAN STATUS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA LAHAN KAKAO DI DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI

MIKORIZA DAN PERANANNYA MIKORIZA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT BANYUMAS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

O4-97 '()*+,-. :(,-6+3+) Z(4+H:+,L4()9+=+0 '(=+,-4 <6(4L) 9+)?(4+)L=6(,4+ _+);+ '(=+,-49+=+0 Y9+,+ _(,1-3+

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TINJAUAN PUSTAKA. ini kemudian disepakati oleh para pakar sebagai titik awal sejarah mikoriza.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza merupakan asosiasi mutualistik antara jamur dengan akar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI PERAKARAN TEMBAKAU DI AREA PERSAWAHAN KABUPATEN PAMEKASAN MADURA

MIKORIZA & POHON JATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum. L) dimanfaatkan sebagai bahan baku

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

O4-97 '()*+,-. :(,-6+3+) Z(4+H:+,L4()9+=+0 '(=+,-4 <6(4L) 9+)?(4+)L=6(,4+ _+);+ '(=+,-49+=+0 Y9+,+ _(,1-3+

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

KEANEKARAGAMAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA HUTAN TRI DHARMA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Inokulasi cendawan ektomikoriza pada bibit tanaman kehutanan

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

EFEKTIFITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

ASOSIASI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA KETAPANG

BAHAN DAN METODE. Bahan

Gambar 2. Centrosema pubescens

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

METODE PERBANYAKAN DAN EFEKTIVITAS INOKULUM MIKORIZA INDIGENOUS RHIZOSFER PANDAN DARI PANTAI BUGEL KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

Status dan Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Lahan Produktif dan Lahan Non Produktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

Faktor kedua adalah dosis Dregs (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: DO = Tanpa pemberian dregs DI = 10 g dregs /kg gambut D2 = 20 g dregs /kg gambut

TINJAUAN PUSTAKA. dapat bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Namun pada

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PERTUMBUHAN Pueraria javanica YANG DIINOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN APLIKASI VERMIKOMPOS

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

KEBERADAAN DAN STATUS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA LAHAN KOPI BERDASARKAN PERBEDAAN EKOLOGI DAN TEMPAT TUMBUH DI DAIRI

Transkripsi:

01778981878908 788 8 0!"#!$%&$ 8" '()*+,-. '()+01+.+) +- (,0()+7 8(9+ '+97 9()*+) :+;+)* <;(,*7=- >7*(, (,.+9+; :+)9-)*+)?7)(,+= :+=7-0@ (,-0 9+)?+*)(7-0 A$BCD 9 1E& D$E B$D $"&E FGHFI '()*+,-. ;J 9+) K+0+ (,0()+7 L=(. M)N70 O(=-=L( 9+=+0 ',L( J79,L=77 -)-?()7)*++) >7=+7 P7N7 MQ()* PL)9L B$E FRHGS '()*+,-. '(0++7+)?7)T+ U+*-)*(,.+9+; 'L=+ K(0+ 8+,+. :(=7)Q7 VE GWHGX '()*+,-. '(01(,7+) Y,7) O+;7;+9+ Z(,1+*+7 :L)(),+79+) K+0+ '(,()9+0+) Z()7. O(),L [\(),L(0+ '-1(Q()](,.+9+; 8+T+ :(Q+01+.@ ^7*L,7+9+) Z(,+ :(,7)* _+)+0+) `$a$d GbHSI O-97 '()*+,-. :(,-++) Z(+H:+,L()9+=+0 '(=+,- J(+)+@ <(L) 9+)?(+)L=(,+ _+);+ '(=+,-9+=+0 Y9+,+ _(,1-+!$B "c d"& SRHSX e9()7f7+7 -)*7?7L,7N+ <,1--=+, [?<]97 J-+) K7)9-)*?+)*,Lg( '+)*+= Z+1- :+1-;+() _+)h-)* U+1-)* Z+,+ U+017 "$E& c "i&$"$ 9$E D$E V$a$B SbHWI ^L=-0( <017)* 9+) ZL1L Z+9+) <)+ :+017)* '(,+)++) M+j+. (1+*+7 k(;l) '(01(,7+) OJ 9+) '?OP D$E D$E i$l WRHIS e9()7f7+7 U()79+) '(,1+)T++) M)9L07L,7N+ KL+=97 J-+) :+0;- Y)7g(,7+ U+017 c "i&$"$ 9$E "$E& D$E #$CD IWHIm Mg+=-+7?-- P+1+. '+97 KL+= '++)* O-,- <+= :(Q+0++) _-)*+= e=7, :+1-;+() _+)h-)* U+1-)* Z+,+ CE" InHRF e9()7f7+7?-- Z(,+9+,7 '+97 KL+= '++)* O-,- <+= :(Q+0++) '()*+1-+) :+1-;+() _+)h-)* U+1-)* Z+,+ `&C 9$%a RGHRX <)+=77 8+) :+,+(,7+7 O()T+j+ <=+=L79 8+,7 _+)+0+) :7)+ [\.7)Q.L)+ =(9*(,7+)+] %a$ 0BE IbHmI D$E E"$E

Volume 1, Nomor, Hal. - ISSN 08-89 Juli Desember 01 IDENTIFIKASI JENIS DAN PERBANYAKAN ENDOMIKORIZA LOKAL DI HUTAN KAMPUS UNIVERSITAS JAMBI Rike Puspitasari Tamin, Nursanti, dan Albayudi Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dalam kultur spora tunggal dan untuk mendapatkan perbanyakan spora endomikoriza endogenus hutan kampus Universitas Jambi serta mendapatkan bank inokulum dari jenis endomikoriza endogenus yang telah teridentifikasi di hutan kampus Universitas Jambi Mendalo. Percobaan dilaksanakan pada bulan Juni November 01 di Laboratorium Produksi Tanaman dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Prosedur kerja dalam produksi inokulum endomikoriza terdiri atas tahapan antara lain : isolasi strain, inokulasi propagul, pemilihan tanaman inang, dan optimasi kondisi pembentukan simbiosis endpmikoriza. Hasil penelitian menunjukkan Hasil kultur spora tunggal dan sub kultur spora yang diperoleh dari hasil ekplorasi dan identifikasi yang dilakukan di hutan kampus Universitas Jambi Mendalo telah menghasilkan inokulum endomikoriza untuk tiga jenis genus FMA yaitu dan dimana inokulum tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pupuk hayati dalam pembibitan tanaman kehutanan. Kata Kunci : endomikoriza, endogenus, inokulum PENDAHULUAN Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang lembab dan curah hujan yang tinggi. Produktivitas yang sangat tinggi pada kawasan ini terjadi karena ekosistem hutan hujan tropis memiliki sistem daur hara yang sangat ketat, tahan kebocoran, dan berlangsung cepat. Di hutan hujan tropika terdapat banyak mikroorganisme tanah yang sangat membantu didalam siklus unsur hara di hutan alam. Salah satu mikroorganisme tanah tersebut yang mempunyai manfaat luar biasa adalah cendawan mikoriza baik cendawan ektomikoriza maupun cendawan endomikoriza. Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan akar tanaman. Salah satu kemampuan mikoriza yaitu dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur hara terutama unsur hara Phosfor (Brundrett 00). Hampir pada semua jenis tanaman terdapat bentuk simbiosis ini. Endomikoriza dapat ditemukan hampir pada sebagian besar tanah dan pada umumnya tidak mempunyai inang yang spesifik. Walaupun demikian, tingkat populasi dan komposisi jenis sangat beragam dan dipengaruhi oleh karakteristik tanaman dan faktor lingkungan seperti suhu, ph tanah, kelembaban tanah, kandungan posfor dan nitrogen. Dengan demikian, setiap ekosistem mempunyai kemungkinan dapat mengandung endomikoriza dengan jenis yang sama atau bisa juga berbeda, karena keanekaragaman dan penyebaran endomikoriza sangat bervariasi yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang bervariasi juga. Begitu juga dengan ekosistem hutan kampus Universitas Jambi Mendalo. Hutan kampus Universitas Jambi Mendalo telah diadakan penelitian identifikasi spora endomikoriza dimana dan telah ditemukan berberapa genus spora endomikoriza dibawah tegakan antara lain gigaspora sp., glomus sp.,

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains dan Acalauspora sp. Dari spora yang telah ditemukan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan perbanyakan dimana keberhasilan dari perbanyakan spora tersebut dapat dijadikan inokulum dimana dapat digunakan sebagai pupuk hayati lokal yang nantinya dapat dipergunakan pada perbanyakan jenisjenis lokal Provinsi Jambi khususnya jenisjenis yang terdapat di hutan kampus Universitas Jambi Mendalo. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan antara lain adalah spora endomikoriza endogenus hutan kampus Universitas Jambi, pueraria javanica, zeolit, Hyponex merah. Alat-alat yang digunakan adalah pinset spora, pipet spora, suntikan, cawan petri plastik, mikroskop binokuler, timbangan analitik, sprayer, alumunium foil, kertas label, bak kecambah, saringan spora, centrifuge, autoclap dan kamera digital. Kultur Spora Tunggal Pembuatan kultur spora tunggal bertujuan untuk mendapatkan spora yang berasal dari satu jenis yang sama. Pembuatan kultur spora tunggal dilakukan terhadap genus spora yang sebelumnya telah dilakukan identifikasi pada penelitian sebelumnya. Pembuatan kultur spora tunggal dilakukan dengan metode Petridish Observation Chamber dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1. Cawan petri plastik yang digunakan sebagai tempat penanaman kultur dilubangi dengan ukuran 0, cm x 0, cm pada bagian tepinya yang berfungsi sebagai tempat munculnya kecambah P. javanica.. Cawan petri lalu diisi dengan zeolit halus yang telah disterilkan sampai penuh dan cukup padat.. Lakukan inokulasi spora per genus yang telah didentifikasi pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan semai P. javanica yang telah memiliki - helai daun atau yang telah beumur ± 10 hari setelah disemai.. Spora endomikoriza diambil menggunakan pinset spora, kemudian spora diletakkan di akar P. javanica di bawah mikroskop. Setaip semai hanya ditanam satu spora.. Semai P. javanica yang telah dilakukan inokulasi dipindahkan pada media kultur dengan posisi bagian batang bibit diletakkan pada bagian tepi cawan petri plastik yang telah dilubangi.. Cawan petri selanjutnya ditutup dan diberi perekat supaya zeolit tidak tumpah. Setiap cawan petri diberi label agar tidak tertukar. 7. Cawan petri selanjutnya ditutup dengan alumunium foil untuk mengurangi pengaruh langsung cahaya terhadap media kultur. 8. Pemberian air dilakukan sesuai kebutuhan. 9. Pemupukkan dilakukan menggunakan hyponex merah 1 kali seminggu dengan konsentrasi 1 gr/ 1 liter air. 10. Kultur spora diperlihara selama bulan dimana tergantung sporulasi yang terjadi. Untuk mengetahui perkembangan proses sporulasi maka kultur akan diamati setiap minggu kedua setelah pembuatan kultur. Apabila spora yang terbentuk sudah cukup banyak maka akan dilakukan subkultur ke pot kultur yang lebih besar. Pengamatan Keberhasilan Kultur Spora Tunggal Pengamatan terhadap keberhasilan pembuatan kultus spora tunggal dilakukan setalah tanaman berumur ± bulan dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1. Ambil contoh masing-masing zeolit tiap cawan petri sebanyak ± gram. Lakukan teknik tuang saring dengan menggunakan saringan bertingkat. Hasil dari saringan kemudian dimasukkan ke cawan petri.. Kemudian dilakukan pengamatan di bawah miskroskop untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kultur spora tunggal yang telah dilakukan dan untuk mengetahui jumlah spora yang dihasilkan per 0 gram zeolit.

Rike Puspitasari, dkk. : Identifikasi Jenis dan Perbanyakan Endomikoriza Lokal di Hutan Kampus Universitas Jambi Pembuatan Sub Kultur Spora Hasil kultur spora tunggan yang dihasilkan diperbanyak dalam pot-pot kultur yang akhirnya akan didapatkan inokulum endomikoriza. HASIL DAN PEMBAHASAN Endomikoriza atau yang bisa disebut juga dengan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) mempunyai kemampuan berasosiasi luas dengan berbagai jenis tanaman sebagai pupuk hayati sehingga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah marjinal. Untuk itu diperlukan inokulum FMA dalam jumlah besar sehingga diperlukan cara yang cepat untuk menghasilkan ditengah belum adanya produsen inokulum FMA dalam skala dengan inokulum FMA yang mempunyai kandungan atau massa spora yang banyak. Beberapa langkah agar FMA dapat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman adalah mengisolasi keberadaan FMA, mengidentifikasi dan memperbanyak FMA serta menginokulasi FMA ke tanaman. Secara prosedur kerja produksi inokulum FMA terdiri atas tahapan antara lain : isolasi strain, inokulasi propagul, pemilihan tanaman inang, dan optimasi kondisi pembentukan simbiosis FMA. Produksi inokulan FMA merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memproduksi propagul atau inokulum FMA yang berupa akar dan media tumbuh yang terkolonisasi oleh arbusklular, hifa, vesikel, spora tunggal maupun campuran yang bercampur dengan bahan pembawa. FMA tersebut nantinya akan digunakan pada bibit-bibit tanaman kehutanan dimana inokulum tersebut akan berkolonisasi dengan akar tanaman sehingga dapat membentu pertumbuhan tanaman. Dari hasil perbanyakan FMA dengan kultur spora tunggal yang telah dilakukan didapatkan bahwa antara genus-genus spora yang diperbanyak memiliki kecepatan perkecambahan dan kolonisasi serta sporulasi yang berbeda. Jenis spora Glomus sp. menunjukkan kecepatan perkecambahan dan kolonisasi serta sporulasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis spora Gigaspora sp. dan Acauluspora sp. Hal ini sesuai dengan Tabel 1. Jumlah Spora yang Dihasilkan per 0 gram Kultur Spora Tunggal Jumla No. Posisi Spora Spora per koordinat Endomikoriza 0 gram Inokulum Hutan Depan Kampus 1. S : 01 0 1 7 Glomus sp. 1 E : 10 0 890. S : 01 0 1 7 E : 10 0 890 Gigaspora sp. 8. S : 01 0 9 11 E : 10 0 1 1 Gigasprora sp.. S : 01 0 1 E : 10 0 1 1. S : 01 0 1 E : 10 0 1 1. S : 01 0 E : 10 0 1 08 Hutan Belakang Kampus 1. S : 01 0 8 E : 10 0 0 90. S : 01 0 8 E : 10 0 0 90. S : 01 0 88 E : 10 0 0 9. S : 01 0 87 E : 10 0 0 97. S : 01 0 87 E : 10 0 0 90. S : 01 0 87 E : 10 0 0 9 10 7 11 1 1 1 11 1 1 7 1 hasil penelitian Delvian (00 ) bahwa jenis Glomus lebih cepat mengkolonisasi akar tanaman Pueraria javanica dan memproduksi spora dibandingkan dengan jenis Acaulospora. Berdasarkan hal tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa jenis Glomus lebih cocok digunakan untuk produksi inokulum spora dalam jangka pendek sedangkan Acaluspora lebih cocok digunakan untuk produksi inokulum FMA dalam jangka panjang dan digunakan pada tanaman yang lambat dalam pembentukan perakarannya.

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains memiliki masa dormansi yang berbeda-beda. Menurut Tawaraya et al. (199) dalam Delvian (00) bahwa Gigaspora dapat berkecambah dan mengkolonisasi akar dalam waktu kurang dari 1 (satu) minggu, untuk Glomus dapat mengkolonisasi akar sampai 9 % dalam waktu (enam) minggu, dan Acaulospora memiliki masa dormansi yang lebih lama lagi. Gambar 1. Pembuatan Kultur Spora Tungal KESIMPULAN Hasil kultur spora tunggal dan sub kultur spora untuk FMA yang diperoleh dari hasil ekplorasi dan identifikasi yang dilakukan di hutan kampus Universitas Jambi Mendalo telah menghasilkan inokulum FMA untuk tiga jenis genus FMA yaitu dan DAFTAR PUSTAKA Gambar. Perbanyakan Inokulum Dari hasil penelitian kultur spora tunggal ini juga yang dilakukan dalam jangka waktu (enam) bulan bahwa setiap genus spora mengasilkan jumlah spora yang berbeda-beda dari 0 gram berat sampel inokulum yang diamati. Menurut Abbot and Gajey (199) dalam Delvian (00) bahwa laju kolonisasi akar, selain ditentukan oleh respon tanaman inang dengan lingkungan tumbuh, juga ditentukan oleh dormansi, tingkat kematangan atau umur spora dan kerapatan inokulum. Dormansi tersebut merupakan waktu yang diperlukan untuk spora berkecambah dan mengkolonisasi akar. Setiap jenis FMA Brundrett M. 00. Diversity and Clasification of Mycorrhizal Association. Jurnal of Biology. Rev. 79 : 7-9. Widiastuti, H., Karmadibrata, K. 199. Identifikasi jumlah Mikoriza Vesikular Arbuskular di Arboretum. Menara jurnal 1 (1): 1-19. Delvian 00. Respon Pertumbuhan dan Perkembangan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Tanaman Terhadap Salinitas Tanah. http://library. usu.ac.id/download/fp/hutan-delvian. pdf [17 Juni 009]. Delvian. 00. Koleksi Isolat Cendawan Mikoriza Arbuskular Asal Hutan Pantai. Universitas Sumatera Utara. Medan.