BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap semakin banyaknya sekolah yang memawarkan layanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. A. Unit Usaha Sekolah. 1. Pengertian Unit Usaha Sekolah. Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, da ya upaya) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan salah satu bagian dari bauran promosi yang berdampak vital

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Warren, et al. (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemerintah menurut Siregar dalam buku yang berjudul Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan. pemerintahan dan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. hidup suatu organisasi. Menurut Stoner dalam bukunya T. Hani

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan pelanggan, menyampaikan produk ke konsumen atau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMK NEGERI 1 Surabaya yang bertempat di Jl.Smea No. 4

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dilaksanakan melalui berbagai arah kebijakan, utamanya adalah: berbagai lembaga ekonomi dan masyarkat di daerah;

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi perusahaan, pegawai, dan masyarakat konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. 1 oleh karena itu, kepala sekolah

PENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem

SKRIPSI PERAN PEMERINTAH. Disusun Oleh : ANDRIYAN SOSIAL DAN SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Staf Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Sarana

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik dan transparan, walaupun perencanaan yang baik dapat dibuat

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang. daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Mardiasmo, 2009). untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. siswa-siswi yang berprestasi tinggi dan dapat memanfaatkan guru-guru yang

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dengan perubahan zaman, mengalami perubahan sesuai dgn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 18 /PBI/2003 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chynthia Paramitha, 2015

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan

ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Indenosia tersebar di desa-desa seluruh Indonesia. diundangkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dimaksud dengan istilah organisaasi. Organisasi adalah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah diberikan wewenang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

FARIDA NUR HIDAYATI B

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I INTRODUKSI. Bab I berisi mengenai introduksi riset tentang evaluasi sistem perencanaan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang berkaitan dengan

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pemerintahan Daerah memiliki tujuan untuk membangun daerahnya dan

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dewasa ini kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan semakin meningkat, orang-orang yang dulunya kurang memperhatikan pendidikan kini telah berubah dan menjadikan pendidikan sebagai hal terpenting. Hal ini berdampak terhadap semakin banyaknya sekolah yang memawarkan layanan pendidikan yang diinginkan oleh para konsumen. Namun banyaknya sekolah ini juga berdampak terhadap semakin besarnya anggaran pemerintah yang harus dikeluarkan pada bidang pendidikan demi memberikan hak belajar terhadap masyarakatnya. Namun pihak sekolah seharusnya tidak serta merta menjadikan dana bantuan pemerintah ini sebagai dana pemasukan utama, dimana harus ada pemasukan-pemasukan dari pihak lain, misalnya dari para donatur atau bahkan dengan mendirikan usaha sendiri. Berdasarkan tuntutan kebutuhan sekolah tersebut, terutama kebutuhan pengembangan pembelajaran yang membutuhkan biaya yang relatif besar, sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Akan tetapi, sekolah harus melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud apabila manajemen sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan menjadikan kreativitas sekolah sebagai andalan utama. Garner mengungkapkan adanya pengaruh langsung ataupun tidak langsung dalam meningkatkan perolehan keuangan sekolah, yaitu praktek pembukuan yang 1

2 sesuai dengan akuntansi (accounting), sekolah yang memiliki piagam (charter schools), daya tarik sekolah (magnet school), privatisasi sekolah (the privatization of school), vouchers, sistem yang terbuka dalam mengelola sekolah (open systems), dan manajemen berdasarkan kondisi riil sekolah (sitebased management). 1 Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain, misalnya hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas. Sember keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat ataupun pemerintah kabupaten/kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten dan kota dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selanjutnya melalui kebijakan pemerintah yang ada, pada tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meliputi Administrasi Umum, yaitu alokasi dari pemerintah yang bersumber APBN penerimaan dari pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) yang bersumber dari dana masyarakat. 2 Sekolah sudah saatnya menggali kreatifitasnya dalam bidang usaha demi meningkatkan kualitas pendidikan pada lembaganya, karena usaha ini 1 Karna Husni, Manajemen Perubahan Sekolah, cet I (Bandung:Pustaka Setia,2015),285 2 Ibid,,286

3 akan sangat berguna jika benar-benar dikelola dengan baik. Dengan mendirikan usaha tentunya sekolah akan menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa harus selalu bergantung terhadap asupanasupan dana dari luar. Terlebih jika sekolah tersebut berorientasi pada kerja seperti sekolah menengah kejuruan, tentu usaha ini juga bisa dijadikan sebagai praktik langsung para siswanya dalam mengamalkan ilmunya. Contohnya SMK yang punya jurusan otomotif bisa langsung membuka usaha bengkel di dekat sekolahnya, ini akan sangat-sangat memberikan keuntungan yang sangat besar, baik bagi siswa maupun bagi sekolah. Tugas utama dari lembaga pendidikan memang mencetak para generasi bangsa yang mempunyai luas dalam bidang keilmuan, namun hal ini tentunya tidak bisa dijadikan alasan oleh pihak sekolah untuk tidak memperhatikan terhadap pengadaan usaha. Fakta yang ada memang sekolah masih kurang memperhatikan hal ini dimana masih sebagian kecil sekolah yang sudah mempunyai usaha sendiri, entah memang dikarenakan kurangnya pengetahuan pihak lembaga dalam mengelola suatu usaha atau mungkin memang belum adanya sebuah wacana untuk mendirikan usaha tersebut. Kebanyakan sekolah di Surabaya masih belum bisa berkembang dalam mendirikan sebuah usaha, keadaan sekolah masih tetap seperti dulu, sekolah hanya memikirkan pembelajaran yang digunakan. Untuk masalah dana, sekolah masih mengandalkan bantuan dari pemerintah dan donatur-donatur yang ada. Kreatifitas untuk menjadi lembaga yang mandiri belum terfikirkan oleh sekolah. Sangat disayangkan pada sekolah-sekolah yang berbasis

4 kejuruan,yang telah mempunyai banyak prestasi di berbagai jurusan tetapi untuk mendirikan sebuah usaha yang notabenenya untuk praktek sekaligus pemasukan dana masih belum ada. Mendirikan usaha memang tidak mudah karena usaha perlu perhatian khusus dari pihak sekolah. Sebuah usaha memerlukan suatu pengelolaan dari pihak-pihak tertentu yang akan ditunjuk sekolah. Usaha akan berjalan dengan baik apabila memiliki manajemen yang baik yaitu sebuah perencanaan, perlaksanaan, controling, dan evaluasi yang baik pula. Adanya usaha sebenarnya sangat menguntungkan bagi pihak sekolah, maupun peserta didiknya karena usaha tersebut bagi peserta didik mampu melatih percaya diri untuk langsung praktek pada dunia kerja. SMK Negeri 1 Surabaya merupakan salah satu sekolah yang telah memiliki unit usaha sendiri. Dengan adanya unit usaha ini membuat SMK Negeri 1 Surabaya menjadi lebih mandiri sehingga tidak bergantung pada bantuan operasional pemerintah dan juga sumbangan-sumbangan dari wali murid. Hal ini yang menjadi alasan bagi peneliti untuk lebih jauh menelitinya karena objek penelitian ini adalah unit usaha yang dimiliki. Dengan analisis di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut mengenai strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan penulis, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk-bentuk unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya? 2. Bagaimana pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya? 3. Bagaimana strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah,penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk unit usaha yang terdapat di SMK Negeri 1 Surabaya. 2. Untuk mendeskripsikan pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya. 3. Untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan teori, khususnya dalam bidang strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan dalam melaksanakan strategi pengelolaan unit usaha di sekolah.

6 E. Batasan Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup penelitian di SMK Negeri 1 Surabaya sangat diperlukan batasan penelitian dengan maksud agar variabel yang diteliti tidak meluas dan tetap fokus pada permasalahan. Dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada bagaimana strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya. F. Definisi Operasional 1. Unit Usaha Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. 3 Usaha kecil, menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta, dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta. 4 Sedangkan berdasarkan UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang 3 KBBI onlen diakses pada tanggal 17 november 2015 4 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 1997), 45

7 berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan yang diatur dalam Undang-undang ini. Usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut : 5 a. Sistem pembukaan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukaan standar. Kadangkala pembukaan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai usaha kerjanya. b. Modal terbatas. c. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih cenderung terbatas. Unit produksi atau unit usaha sekolah ialah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah secara berkesinambungan, bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi yang dikelola secara profesional. Karena unit produksi adalah wadah kewirausahaan di sekolah maka ia harus dikelola secara akademis/bisnis dan dilembagakan dalam suatu wadah usaha. 6 Tujuan dilaksanakannya kegiatan produksi disekolah yaitu : a. Sarana pelatihan berbasis produksi bagi siswa b. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa c. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional lainnya 5 Ibid,,46 6 Sri Lestari, Strata Skripsi: Model Pengelolaan Unit Produksi Sekolah. (Surakarta: Universitas Sebelas Maret,2010), 5

8 d. Menambah semangat kebersamaan untuk meningkatkan aktivitas produktif dan kesejahteraan bagi guru dan siswa e. Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktek siswa f. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dikalangan siswa, guru, dan manajemen sekolah, serta membangun kemampuan sekolah dalam menjalin kerjasama sinergis dengan pihak luar dan lingkungan serta masyarakat luas. 2. Pengelolaan Kata Pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. 7 3. Strategi Pengelolaan Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, dan sosial-budaya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun 7 Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia,), 30

9 untuk mencapai sasaran dan tujuan. Berikut ini adalah definisi strategi menurut beberapa ahli : 8 a. Alfred Chandler, Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tidakan secara alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. b. Buzzel and Gale, Strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen, yang memiliki dampak besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah. c. Kenneth Andrew, Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan, serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini. Di dalam sebuah perusahaan, akan menetapkan strategi melalui penyelarasan kemampuan perusahaan dengan peluang yang ada dalam industri. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi pengelolaan ( Manajemen strategy) didefinisikan sebagai kumpulan keputusan dan tidakan yang menghasilkan perumusan 8 Pandji Anoraga, Op.Cit, 339

10 (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. 9 Strategi pengelolaan (Manajemen strategy) juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian organisasi tersebut. 10 Sebagai suatu proses, pelaksanaan manajemen strategi terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap perumusan strategi, tahap implementasi strategi, tahap evaluasi strategi. Untuk merumuskan strategi diperlukan aktivitas-aktivitas yang meliputi : a. Pengembangan misi perusahaan, b. Pengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, c. Menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, d. Menetapkan objektif jangka panjang, e. Menghasilkan strategi alternatif, dan menetapkan strategi pokok yang perlu diimplementasikan. 11 4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surabaya SMK Negeri 1 Surabaya merupakan lembaga pendidikan Negeri yang terletak di Jalan SMEA No.4 Wonokromo-Surabaya. SMK ini memiliki 9 kompetensi kejuruan,yaitu : a. Pemasaran b. Administrasi perkantoran 9 Napa J awat, Manajemen Strategi (suatu pendekatan sistem), (Yogyakarta: Liberty, 1989), 20 10 Sondang P Siagan, Manajemen Stratejik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), 15 11 Ibid,,19

11 c. Akuntasi d. Desain komunikasi visual e. Akomodasi perhotelan f. Teknik produksi dan penyiaran program pertelevisian g. Multimedia h. Rekayasa perangkat lunak i. Teknik komputer dan jaringan 12 SMK Negeri 1 Surabaya juga memiliki unit usaha yang mana merupakan tempat dimana penulis melakukan penelitian. Dengan demikian, dari definisi-definisi yang telah dipaparkan penulis bahwasanya judul ini akan membahas tentang bagaimana taktik atau rencana dari manajemen puncak dalam mengatur kegiatan usaha yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surabaya. G. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Strategi Pengelolaan Unit Usaha di SMK Negeri 1 Surabaya telah banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Eva Nur Fatimatuz Z yang berjudul STRATEGI PENGELOLAAN USAHA KOPERASI pada tahun 2006. Hasil penelitian yang ditulis oleh Eva Nur Fatima tuz Z membahas tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam mengelola koperasi. Selain itu ia juga menitik beratkan penelitiannya hanya pada usaha koperasi di sekolah tersebut bukan pada usaha-usaha yang lain. 12 Profil SMK Negeri 1 Surabaya diakses dari http://www.smkn1-sby.sch.id pada 17 november 2015

12 Begitu juga yang telah dilakukan oleh Sri Haryanti yang berjudul STRATEGI PENGELOLAAN PEMASARAN PRODUK MINIMARKET pada tahun 2006 membahas tentang bagaimana strategi pengelolaan dalam pemasaran produk minimarket tersebut. Hal ini peneliti lakukan guna menekankan bahwa penelitian yang peneliti lakukan tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Dengan kata lain hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu meskipun tidak menutup kemungkinan ada poin-poin yang mungkin sama. H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Agar penelitian ini mudah dipahami, maka penulis menyusun sistematika pembahasan yang terdiri dari : Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang beberapa sub bab tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,batasan masalah, definisi operasional, hasil penelitian terdahulu dan sistematika pembahasan. Bab kedua memuat kajian teori yang berisi kajian teori mengenai pengertian unit usaha, tujuan unit usaha, manfaat unit usaha, bentuk-bentuk unit usaha, pengertian pengelolaan, prinsip manajemen, fungsi manajemen, pengertian strategi, proses penyusunan pembuatan strategi, pengertian strategi pengelolaan, tujuan strategi pengelolaan, manfaat strategi pengelolaan.

13 Bab ketiga menjelaskan metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,teknik analisis data, dan teknik keabsahan data. Bab keempat adalah memaparkan tentang: profil SMK Negeri 1 Surabaya, letak geografis SMK Negeri 1 Surabaya, program keahlian, motto, visi dan misi SMK Negeri 1 Surabaya, kebijakan mutu, struktur organisasi SMK Negeri 1 Surabaya, struktur organisasi unit usaha, tujuan unit usaha, faktor pendukung dan penghambat unit usaha, serta gambaran umum tentang unit usaha, dan analisis data, serta pembahasan hasil penelitian. Bab kelima merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran, serta rekomendasi.