PENERAPAN MODEL PBL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK

dokumen-dokumen yang mirip
Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Yussi Anggraini, Suwasono

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Oleh: Ari Herliyanto, Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Implementasi Model Pembelajaran (Imam Supardi)1

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO

Joyful Learning Journal

Mebtan Dwi Permana, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriah 1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

Joyful Learning Journal

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR CNC DASAR KELAS XI TEKNIK MESIN SMK NEGERI 2 WONOSARI

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Joyful Learning Journal

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS V SDN 17 SAPAN KECAMATAN BATANG KAPAS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

Joyful Learning Journal

Dewi Mas ula* Sumarmi** Budijanto**

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

OLEH: JULWITA ANDANI PUTRI NPM.

Oleh : A A Gde Wahyu Wicaksana, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

Transkripsi:

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 13-20 PENERAPAN MODEL PBL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK K Agus Suyetno Ewit Irniyah Hakkun Elmunsyah Puger Hoggowiyono Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menerapkan model PBL untuk meningkatkan motivasi, aktifitas dan hasil belajar siswa di SMK. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK. Siklus penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) pengamatan/observasi; dan (4) refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa Mekatronika kelas X SMKN 2 Singosari yang berjumlah 36 orang. Hasil penelitian adalah: (1) motivasi siswa ada peningkatan dari siklus ke 1 ke siklus ke 2 yaitu sebesar 3% dan siklus ke3 peningkatannya sebesar 11,00%; (2) hasil aktivitas siswa ada peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 82,00% dan terjadi peningkatan siklus 3 sebesar 88,00%; (3) sedangkan hasil belajar siswa ranah sikap juga mengalami peningkatan untuk kategori sangat baik sebesar 25,00%; (4) untuk ranah pengetahuan rerata dari siklus 1 sampai siklus ke3 mengalami peningkatan, dengan ketuntasan sebesar 100,00%; dan (5) ranah keterampilan sampai siklus 3 meningkat sebesar 3,75%. Kata-kata Kunci: PBL, motivasi belajar, aktivitas belajar dan hasil belajar Abstract: Implementation of PBL on the Subject of Workshop Engineering to Improve Student Motivation, Activities and Learning Outcomes in SMK. The purpose of this study was to apply the model of problem-based learning (PBL) engineering to improve student motivation, activity and achievement in SMK. The method used was classroom action research (PTK)with 3 cycles. Each cycle consisted of four phases: (1) the action planning; (2) implementation of the action; (3) observation; and (4) reflection. The subjects of this research was 36 tenth grade mechatronics students at SMK 2 Singosari. The research results showed that: (1) the student motivation increased by 3% in cycle 2 and 11.00% in cycle 3 compared to cycle 1; (2) student activity increased by 82.00% in cycle 2 and 88.00% in cycle 3 compared to cycle 1; (3) the student attitude increased by 25.00% and in very good category; (4) student knowledge increased from cycle to cycle has and 100% of students passedthe requirement, and (5) student skills up to cycle 3 improved as much as 3.75%. Keywords: PBL, motivation, learning activities and learning outcomes urikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tapi Agus Suyetno dan Ewit Irniyah adalah Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Email: ewit_irniyah@ymail.com. Hakkun Elmunsyah dan Puger Hoggowiyono adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang No. 5 Malang 65145. 13 justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada.

14 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 13-20 Dengan perubahan ini, berbagai standart dalam komponen pendidikan akan mengalami perubahan, mulai dari standart: isi, proses, maupun kompetensi kelulusan, dan penilaian juga mengalami perubahan (Imas: 2014:47) Kurikulum 2013 mendorong siswa aktif dalam tiap materi pembelajaran, maka salah satu komponen nilai siswa aktif pada saat bertanya, komponen penilaian dalam kurikulum seperti proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diberikan guru, kemudian kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen penilaian sehingga anak terus diajak untu berpikir logis, dan yang terakhir adalah kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang akan dibahas di kelas (Imas: 2014:47) Proses belajar mengajar guru yang masih cenderung tidak bisa kompeten dengan prinsip metode pembelajaran yang digunakan yang artinya guru tidak melakukan pendekatan kepada siswa dengan memahami karakteristik dari siswa. Karena hal tersebut diperlukan sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran yang membuat siswa akan lebih aktif dan akan membantu teman yang lain yang tidak faham dengan materi yang disampaikan. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode masalah nyata sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Strategi ini memperkenankan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkostruksikan produk otentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Arends (2008: 41), PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Sedangkan Sanjaya (2009: 214) juga berpendapat bahwa PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Pendekatan PBL berkaitan dengan penggunaan intelegensi dari diri individu yang berada dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. (Rusman, 2012:230). Siswa diberikan permasalahan pada awal pelaksanaan pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama pelaksanaan pembelajaran siswa memecahkan dengan menemukan sendiri gagasan melalui idenya. Hasil wawancara sebagai studi awal dengan ketua jurusan mekatronika sekaligus guru mata pelajaran teknik kerja bengkel pada hari Selasa, 14 Oktober 2014 mendapatkan hasil bahwa pada proses pembelajaran terdapat 5 dari 36 siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran serta nilainya masih di bawah KKM (Kriteria Kelulusan Maksimal) sebelum dilakukan remedial rerata nilai tersebut adalah 71,83% dengan kriteria kurang. Permasalahan yang lain yaitu pada sekolah dalam hal kegiatan pembelajaran yaitu semangat dari setiap peserta didik kurang terutama untuk aktivitas yang dilakukan di dalam kelas kurang aktif dan mempengaruhi hasil belajar karena tidak ada kesadaran dalam diri untuk belajar, sedangkan permasalahan dari siswa ku-

Suyetno,dkk., Penerapan Model PBL 15 rangnya sikap yang kurang sopan karena pada saat guru menerangkan siswa yang membawa laptop tidak memperhatikan kebanyakan siswa berkosentrasi dengan laptopnya dan bermain handphone yang sering dilakukan sehingga mereka tidak memperhatikan materi yang diterangkan oleh guru untuk mengatasi hal tersebut sebelum guru menerangkan atau memulai pelajaran guru menyuruh siswanya untuk mematikan laptop atau handphone agar mereka berkonsentrasi pada saat pelajaran Pembelajaran yang dilakukan setiap harinya membuat para siswa tidak ada semangat untuk belajar karena cara penyampaian dari guru yang hanya fokus pada laptop, motivasi juga tidak disampaikan pada saat awal pembelajaran. Padahal motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2010). Dalam hal ini, salah satu aspek yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan guru dalam menyesuaikan model pembelajaran dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang beragam. Dalam memilih model pembelajaran yang tepat, guru harus memperhatikan karakteristik siswa, sifat materi pelajaran, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Masing-masing model pembelajaran memiliki karakteristik, keunggulan, dan kelemahan masing-masing, sehingga pada suatu mata pelajaran sangat mungkin digunakan beberapa model pembelajaran dengan fungsi yang saling melengkapi (Imas, 2014:39-42). Proses pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dapat menimbulkan masalah bagi siswa, salah satunya adalah cara menyampaikan materi dengan model pembelajaran yang kurang tepat. Kurang tepatnya model pembelajaran berakibat kurang aktifnya siswa dalam proses belajar dan membuat kesulitan bagi guru dalam mengidentifikasi hasil belajar dari setiap siswa. Pada dasarnya, dalam model ini guru memberikan kesempatan peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru dalam bentuk suatu permasalahan yang nyata. Peserta didik aktif mengelola pembelajarannya dengan bekerja secara nyata yang menghasilkan pengetahuan yang nyata. PBL dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan peserta didik lebih kolaboratif dari pada bekerja sendiri-sendiri. Di samping itu PBL dapat juga dilakukan secara mandiri melalui bekerja dalam pembelajarannya melalui pengetahuan serta keterampilan baru, dan mewujudkannya dalam dunia nyata. Perencanaan untuk proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang lain, bahkan membutuhkan upaya perencanaan yang lebih banyak. Perencanaan yang dibuat guru itulah yang memfasilitasi kelancarannya perpindahan disepanjang tahap-tahap pembelajaran dengan strategi pembelajaran PBL dan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. (Rusmono, 2014:78-79). Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel untuk Meningkatkan Motivasi, Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa di SMK. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan dari Kemis dan MC Taggart da-

16 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 13-20 lam buku Wijaya dan Dedi (2012:20). Model PTK tersebut dipilih karena model yang dikembangkan oleh Kemmis Mc. Taggart sesuai dengan rancangan yang akan dibuat oleh peneliti dan rancangan model PTK ini sederhana serta mudah dipahami. Menurut Wijaya dan Dedi (2012: 20) dan Arikunto (2012: 12) penelitian model PTK ini sangat cocok untuk penelitian ini dengan mengkaitkan masalah yang ada dan diselesaikan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel di Kelas X SMKN 2 Singosari. Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai perencana tindakan, pelaksana tindakan, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil peneliti. Dalam pengamatan dan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh 3 orang teman sejawat mahasiswa Universitas Negeri Malang. Penggunaan teman sejawat dalam pengamatan dan pengumpulan data dimaksudkan untuk menghindari kelemahan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2 Singosari, Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan di semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X Mekatronika di SMKN 2 Singosari tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 siswa. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung pada tingkat keberhasilan dimana setiap siklus terdiri 2 pertemuan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan meng-gunakan observasi, tes, dokumentasi, wawancara, angket aktivitas, dan angket motivasi. Persentase keberhasilan aktivitas belajar siswa dapat diperoleh dengan menjumlahkan hasil perolehan tingkat aktivitas siswa dibandingkan dengan jumlah skor maksimal yang diperoleh dari jumlah indikator dikali 4 dan dikali jumlah seluruh siswa kemudian hasil pembagian dikali dengan skor ideal 100% seperti yang tertera dalam rumus sebagai berikut. (Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014) Ketuntasan individu seorang siswa dikatakan mencapai ketuntasan jika telah mencapai taraf penguasaan minimal 75 atau 2,67 dari Standar Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan SMKN 3 Boyolangu pada mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar. Presentase perolehan nilai dihitung menggunakan rumus. (Sumber: Sudjana, 2009:133) Ketuntasan klasikal minimal adalah 75,00% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Apabila dalam kelas tersebut, siswa yang mendapat skor 75 atau lebih sudah mencapai 75,00% (10 siswa) maka kelas tersebut dikatakan tuntas belajar dan dapat dilanjutkan ke materi selanjutnya. Untuk mencapai hasil penelitian pada proses belajar mengajar dengan menggunakan model PBL, peneliti menganalisis tiap-tiap tahapnya. Analisis ini dilakukan oleh peneliti dilihat dari aspek guru dan siswa yang kemudian dibandingkan dengan tingkat keberhasilan siklus I dan II. (Sumber: Sudjana, 2009)

Suyetno,dkk., Penerapan Model PBL 17 HASIL Hasil motivasi belajar siswa seperti pada Gambar 1 memperlihatkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus ke-2, Peningkatan sebesar 2,40% dan terjadi peningkatan lagi sampai siklus ke-3 sebesar 9,60%. setiap siklus pada ranah keterampilan mengalami peningkatan sedangkan pada ranah pengetahuan siklus 1 untuk hasil rerata sebesar 1,9, siklus 2 sebesar 2,1, dan diklus 3 sebesar 2,85. Hasil belajar pengetahuan pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa rerata dari Gambar 1. Grafik Hasil Motivasi Belajar Siswa Gambar 2. Grafik Hasil Aktivitas Belajar Siswa Hasil aktivitas belajar siswa seperti siklus 1 sampai siklus ke 3 mengalami pada Gambar 2 memperlihatkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus ke-2, Pening- mencapai 100,00% dari siklus 2 dan peningkatan dan siswa yang tuntas sudah katan sebesar 3,20% dan terjadi peningkatan lagi sampai siklus ke-3 sebesar Pada Gambar 5, hasil belajar (kete- siswa yang tidak tuntas sebanyak 0,00%. 5,20%. rampilan) dapat terlihat peningkatan rerata dari siklus 1 ke siklus ke-2, Pening- Hasil data sikap pada Gambar 3 dapat terlihat bahwa perbandingan pada katan sebanyak 0,72 dan terjadi peningkatan lagi sampai siklus ke-3 sebanyak siklus 1 sebesar 2,36%, siklus 2 sebesar 3,08% dan siklus 3 sebesar 3,75% dari 0,67.

18 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 13-20 Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa Ranah Pengetahuan Gambar 5. Grafik Hasil belajar Siswa Ranah Keterampilan

Suyetno,dkk., Penerapan Model PBL 19 PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan PBL, motivasi belajar siswa dengan penerapan model PBL untuk mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel mengalami peningkatan dari tiap siklus sampai 9,60%. Aktivitas belajar siswa dengan penerapan model PBL untuk mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel mengalami peningkatan dari masing-masing siklus sampai 5,20%. Peningkatan tersebut karena siswa tertarik memecahkan masalah yang dihadapi sehingga muncul motivasi belajar. Ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus 1 sampai siklus 3 meningkat dan pada siklus 3 seluruh siswa tuntas untuk hasil belajar ranah pengetahuan. Hasil belajar afektif menggunakan penerapan PBL untuk mata pelajaran teknik kerja bengkel mengalami peningkatan dari masing-masing siklus dapat dilihat dari angka yang dicapai dalam grafik tersebut. Dengan menerapkan model pembelajaran PBL hasil belajar pengetahuan dan keterampilan siswa dapat mengalami peningkatan seperti pada Gambar 4 dan Gambar 5 peningkatan ranah pengetahuan dan keterampilan setelah menerapkan model PBL. Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Model PBL telah tepat dan dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa di SMK. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penemuan dari data penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang telah dilaksanakan terhadap proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Penerapan model PBL pada siswa kelas X Mekatronika di SMK N 2 Singosari dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam menguasai mata pelajaran teknik kerja bengkel. Siswa mempunyai semangat untuk belajar dan bisa berinteraksi atau berdiskusi dengan kelompok. (2) Penerapan model PBL pada siswa Kelas X Mekatronika di SMKN 2 Singosari dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa dalam menguasai mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel. Siswa aktif dalam pelajaran dan presentasi di depan kelas. (3) Terjadinya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel siswa Kelas X Mekatronika SMK N 2 Singosari setelah diterapkan model PBL sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat dilihat grafik peningkatan hasil belajar dari tiap siklus. Berdasarkan hasil simpulan maka ada beberapa saran yaitu. (1) Pelaksanaan dengan model pembelajaran PBL pada mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel diharapkan dapat diterapkan di dalam Kelas X Mekatronika, karena dapat memberikan respon yang positif sehingga pembelajaran dapat meningkat lebih baik lagi. (2) Hasil dari penerapan model pembelajaran PBL ini guru perlu melakukan pengaturan alokasi waktu yang sesuai dengan RPP, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan bermanfaat. (3) Untuk meningkatkan motivasi siswa, guru diharapkan dapat memberi semangat kepada siswa setiap awal pembelajaran agar siswa dapat termotivasi dan semangat untuk belajar. (4) Untuk meningkatkan aktivitas siswa, guru diharapkan menerapkan diskusi kelompok saat pembelajaran teori sehingga suasana kelas dapat lebih aktif dan tidak menjadikan siswa menjadi pasif. (5) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih luas lagi indikator-indikator yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran PBL untuk berbagai mata pelajaran

20 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 13-20 bagi siswa Kelas X Jurusan Teknik Elektronika Industri SMKN 2 Singosari. (6) Bagi guru dapat memberi motivasi kepada siswa dengan melibatkan orangtua tentang kerja keras yang dilakukan demi mencari nafkah untuk peserta didik yang sekolah sehingga peserta didik dapat termotivasi pada saat belajar di dalam kelas. DAFTAR RUJUKAN Arends, R.I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Brophy, J. 2010. Motivating Students to Learn (Third Edition). New York: Taylor Francis. Imas, K. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Mendikbud RI. 2014. Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Mendikbud. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudjana, N. 2009. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wijaya, K & Dedi, D. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.