BAB I PENDAHULUAN. bullying selalu terjadi bahkan sudah menjadi sebuah tradisi. Bullying

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iceu Rochayatiningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara apabila dipengaruhi oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan

I. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah suatu lembaga tempat menuntut ilmu. Selain itu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain. Untuk mewujudkannya digunakanlah media

BULLYING. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. alami di bawah pengawasan guru. Siswa berproses dalam kegiatan. pembelajaran, pengembangan keterampilan, pengembangan sikap sosial,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian. pengertian yang baku hingga saat ini. Bullying berasal dari bahasa inggris,

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh antara pendidik dengan yang di didik (Sukmadinata, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. siswa sendiri. Bahkan kekerasan tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan dan cita-cita suatu negara (Mukhlis R, 2013). Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ringan seperti mencontek saat ujian, sampai pada perkelahian

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melanjutkan estafet pembangunan bangsa ini. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bullying. itu, menurut Olweus (Widayanti, 2009) bullying adalah perilaku tidak

BAB I PENDAHULUAN. Seorang remaja ditemukan gantung diri di kamar mandi akibat diejek temantemannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

STUDI KASUS DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA TUNARUNGU DI SMK NEGERI 30 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2010). Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang

PERILAKU BULLYING, HARGA DIRI DAN PEMAHAMAN MORAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang

Upaya Mengurangi Perundungan melalui Penguatan Bystanders di SMP B Yogyakarta

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan aksi bullying. Definisi kata kerja to bully dalam Oxford

STUDI TENTANG UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING MENGATASI BULLYING NON VERBAL DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII-5 MTsN NGRONGGOT TAHUN 2015/2016

Aku benci saat angin berhembus.. Karena saat itulah mereka akan sadar bahwa aku berbeda...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurlaela Damayanti, 2013

Pengertian tersebut didukung oleh Coloroso (2006: 44-45) yang mengemukakan bahwa bullying akan selalu melibatkan ketiga unsur berikut;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Delors, 1996: 22), bahwa terdapat empat pilar pendidikan yaitu learning to know,

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Bullying. Bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti

BULLYING DALAM PENDIDIKAN. Oleh Ehan Raehan Miskyah

BAB I. Pendahuluan. I.A Latar Belakang. Remaja seringkali diartikan sebagai masa perubahan. dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon

BAB II KAJIAN TEORITIS

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

PEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN

PERAN SEKOLAH SWASTA DALAM MELINDUNGI SISWA SEKOLAH SWASTA MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH GADING SERPONG TERHADAP TINDAKAN BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dimasa ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut (Sukardi. 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan)

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. remaja dihadapkan pada konflik dan tuntutan social yang baru, termasuk. dirinya sesuai dengan perkembangannya masing-masing.

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa tokoh. Olweus (2003) mendefinisikan bullying sebagai tindakan negatif dalam

I. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang

BAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, apabila rakyat cerdas maka majulah bangsa tersebut. Hal ini senada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK TOKEN EKONOMI DALAM MENGURANGI PERILAKU KEKERASAN PADA SISWA KELAS VI DI MADRASAH IBTIDAIYAH AISYAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibicarakan, karena akibat negatif yang sangat mengkhawatirkan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH MEREBAKNYA TAWURAN ANTAR PELAJAR DISEKOLAH KARENA KURANGNYA PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap Perilaku Bullying Siswa Di Sekolah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ideologi, dimana orangtua berperan banyak dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kekerasan, terutama pada remaja. Sekolah seharusnya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berupa ejekan atau cemoohan, persaingan tidak sehat, perebutan barang

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying sudah lama terjadi tetapi permasalahan ini tetap saja menjadi topik yang masih hangat diperbincangkan dan belum menemukan titik terang. Keberadaan bullying seakan-akan di pandang sebelah mata, sehingga baru sedikit yang menyadari bahaya dari keberadaan bullying tersebut. Padahal bahaya dari bullying dapat sampai mengakibatkan kehilangan nyawa. Kini saatnya di butuhkan penyadaran terhadap berbagai pihak untuk mengatasi masalah bullying. Bullying seakan-akan sudah menjadi tradisi yang rutin terjadi sehingga menimbulkan pola diantara orang-orang. Bullying dapat dikatakan sebagai hal yang sangat wajar. Setiap masalah pasti selalu ada penyebab yang melatarbelakangi, sehingga sebagai peneliti dapat mengetahui mengapa bullying selalu terjadi bahkan sudah menjadi sebuah tradisi. Bullying bukan saja bisa terjadi karena tradisi yang dilestarikan, tetapi juga bisa terjadi karena ketidaksadaran seorang pelaku, korban dan saksi yang berujung terhadap tindakan bullying. Perilaku school bullying tidak hanya dalam bentuk fisik yang bisa terlihat jelas, tetapi bentuk bullying yang tidak terlihat langsung dan 1

2 berdampak serius. Misalnya, ketika ada siswa yang dikucilkan, difitnah, dipalak, dan masih banyak lagi kekerasan lain yang termasuk dalam perilaku bullying ini (Djuwita, 2006:2). Permasalahan mengenai perilaku bullying merupakan masalah yang cukup berat dan melelahkan bagi guru maupun orang tua. Untuk mengatasi masalah perilaku bullying yang kurang baik, orang tua dan guru dapat menggunakan berbagai macam cara. Misalnya dengan pemberian hukuman fisik (punishment), pujian negatif untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan (reinforcement negative) nasehat, atau pengalihan perhatian. (Rigby, 1999 dalam Djuwita, 2006) Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, terungkap beberapa kasus yang terjadi pada siswa di sekolah SMA Sumatra 40 Bandung. Kasus yang sering terjadi adalah seorang siswa bertindak sebagai bos bagi temantemannya yang lebih lemah. Layaknya seorang bos, anak ini akan selalu memerintah seenaknya. Bentuk ancaman atau pemalakan lebih sering muncul dalam beberapa bentuk seperti minta makanan, minta dibuatkan tugas sampai disaat ujian minta untuk diberikan contekan. Kasus lain yaitu berupa ejekan kepada teman-temannya sampai teman yang diejek menangis. Selain itu juga terjadi kebiasaan untuk memanggil temannya dengan nama bapaknya atau bukan nama siswa yang sebenarnya dengan maksud melecehkan.. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perilaku Bullying Siswa Sekolah Menengah

3 Atas di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus Pada Siswa SMA Sumatra 40 Yang Melakukan Bullying). B. Identifikasi Masalah Bullying ini banyak terjadi di setiap sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah swasta, bahkan di pesantren sekalipun. Bullying merujuk pada perilaku yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa atau siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Munculnya perilaku bullying di lingkungan sekolah dapat menciptakan suasana lingkungan yang kurang mendukung terhadap perkembangan siswa, baik dalam bidang akademik maupun dalam kehidupan seharihari. Perilaku bullying terhadap siswa dapat berdampak buruk. Karena siswa tersebut merasa tidak diinginkan dan merasa ditolak oleh lingkungannya. Hal ini tentunya akan membawa efek kepada berbagai kegiatan siswa disekolah. Bagi pelaku bullying, jika dibiarkan tanpa ada intervensi maka mereka akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan di sekolah. Hal ini akan membuka kemungkinan munculnya perilaku kekerasan lainnya yang bersifat kriminal seperti memukul, mencuri, menganiaya bahkan pembunuhan. Siswa yang memutuskan untuk melakukan tindakan bullying semestinya mengetahui dan menyadari dampak yang dapat ditimbulkan dari tindakan bullying secara berlebihan.

4 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk perilaku bullying? 2. Apa yang menjadi penyebab perilaku bullying? 3. Apa akibat dari perilaku bullying? 4. Apa upaya untuk mengatasi perilaku bullying? D. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti membatasi masalah pada perilaku bullying siswa sekolah menengah atas di sekolah SMA Sumatra 40 Bandung yang melakukan bullying. E. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan ini untuk lebih meningkatkan kepedulian para guru agar lebih peka terhadap bullying di sekolah sehingga dapat mencegah dan memecahkan masalah terjadinya bullying di sekolahnya. Kepekaan tersebut diharapkan dapat membantu secara proaktif korban bullying, sehingga efek bullying tidak berkepanjangan. Sedangkan kepada orang tua, diharapkan peduli terhadap persoalan bullying. Agar kasus bullying ini tidak menjadi hal yang biasa dilingkungan sekolah.

5 F. Manfaat Penelitian Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menjawab masalah yang dihadapi di sekolah dengan manfaat: 1. Manfaat Teoritis a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang school bullying. b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Siswa Meningkatkan motivasi siswa agar tidak melakukan perilaku bullying. b. Manfaat bagi Guru Memberikan informasi kepada guru mengenai berbagai perilaku school bullying yang terjadi di kelas, agar guru menganalisis berbagai kemungkinan solusi untuk mengatasi terjadinya perilaku menyimpang siswa tersebut, serta mencegah terjadinya perilaku school bullying yang mungkin dapat terjadi. c. Manfaat bagi Mahasiswa Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang permasalahan yang ada disekolah menengah atas, terutama terkait dengan berbagai macam perilaku school bullying yang dapat terjadi.

6 d. Manfaat bagi Sekolah Memberikan pengetahuan umum tentang bullying di Sekolah Menengah Atas sehingga dapat dijadikan pedoman guru lain untuk dapat memberikan petunjuk cara pencegahan dan penanganan yang baik terhadap school bullying. e. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang school bullying. G. Kerangka Pemikiran Terungkap beberapa kasus yang terjadi pada siswa di sekolah SMA Sumatra 40 Bandung. Kasus yang sering terjadi adalah seorang siswa bertindak sebagai bos bagi teman-temannya yang lebih lemah. Layaknya seorang bos, anak ini akan selalu memerintah seenaknya. Bentuk ancaman atau pemalakan lebih sering muncul dalam beberapa bentuk seperti minta makanan, minta dibuatkan tugas sampai disaat ujian minta untuk diberikan contekan. Kasus lain yaitu berupa ejekan kepada teman-temannya sampai teman yang diejek menangis. Selain itu juga terjadi kebiasaan untuk memanggil temannya dengan nama bapaknya atau bukan nama siswa yang sebenarnya dengan maksud melecehkan. Perilaku bullying di sekolah tidak hanya dalam bentuk fisik yang bisa terlihat jelas, tetapi bentuk bullying yang tidak terlihat langsung dan berdampak serius. Misalnya, ketika ada siswa yang dikucilkan, difitnah, dipalak, dan masih banyak lagi kekerasan lain yang termasuk dalam perilaku bullying ini (Djuwita, 2006:2).

7 Permasalahan mengenai perilaku anak merupakan masalah yang cukup berat dan melelahkan bagi guru maupun orang tua. Untuk mengatasi masalah perilaku anak yang kurang baik, orang tua dan guru dapat menggunakan berbagai macam cara. Misalnya dengan pemberian hukuman fisik (punishment), pujian negatif untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan (reinforcement negative) nasehat, atau pengalihan perhatian. (Rigby, 1999 dalam Djuwita, 2006). Mulai merebaknya perilaku school bullying membutuhkan perhatian khusus seorang guru, dalam hal ini peran yang dimaksudkan adalah peran mereka sebagai guru bimbingan konseling. Namun pengetahuan guru yang masih minim menjadi kendala dalam penanganannya. Oleh karenanya seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan school bullying, bagaimana bentuk-bentuknya dan bagaimana cara mengatasinya. H. Asumsi dan Hipotesis Sesuai dengan permasalahan yang diteliti pada penelitian ini dikemukakan beberapa asumsi yang menjadi landasan dasar pengujian hipotesis, yakni : 1. Asumsi Penelitian ini dilandasi oleh beberapa anggapan sebagai berikut : a. Perilaku kekerasan disekolah dapat mempengaruhi pembelajaran dan mengancam keselamatan siswa baik secara psikis maupun fisik.

8 b. Bullying dapat menjadi sebuah siklus kekerasan yang akan berlangsung dan bahkan berisiko menimbulkan tindak kriminal lebih lanjut. c. Penanganan perilaku bullying merupakan tanggung jawab bersama seluruh partisipan pendidikan. d. Seluruh partisipan pendidikan terutama siswa, harus disadarkan bahwa bullying dalam bentuk apapun adalah sesuatu yang tidak dapat diterima secara moril. 2. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti didasarkan pada dugaan sementara pemikiran penelitian (Sugiyono 2008:96). Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut. Jika perilaku school bullying diatasi maka dapat meningkatkan motivasi siswa untuk tidak melakukan bullying. I. Definisi Operasional Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat penjelasan istilah yang dipakai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Woodworth dan Schlosberg (Bimo Walgito, 2010:11) berpendapat bahwa perilaku atau aktifitas seorang individu bermula dari sebuah stimulus atau rangsangan yang bersentuhan dengan diri individu tersebut dan bukannya timbul tanpa sebab. Sebuah perilaku adalah

9 sebuah respons dari rangsangan yang mengenai individu tersebut. 2. Bullying adalah bentuk tindakan atau perilaku, agresif seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan yang dilakukan secara sadar, sengaja dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang. Bullying dapat terjadi di mana saja, tidak memilih umur atau jenis kelamin korban. Korban bullying pada umumnya adalah anak yang lemah, pemalu, pendiam dan special (cacat, tertutup, cantik atau punya ciri-ciri tubuh yang tertentu) yang dapat menjadi bahan ejekan. 3. Kata bullying, dapat dipisahkan menjadi kata bully dan bull. Kata bully dalam bahasa Indonesia berarti penggertak atau orang yang suka mengganggu orang yang lebih lemah. Sedangkan kata bully, artinya adalah banteng. Bullying diartikan sebagai banteng yang menyeruduk kesana kemari. Kemudian, istilah ini diambil untuk menguraikan perilaku seseorang yang cenderung destruktif (Novan Ardy W, 2012:11). School Bulying didefinisikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok pelajar yang memiliki kekuasaan, terhadap pelajar/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. J. Struktur Organisasi Skripsi Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan penelitian disajikan dalam struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi penelitian ini disusun sebagai berikut:

10 a. Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II Kajian Teoritis Bab II ini berisi tentang kajian teori (mengenai variabel penelitian yang diteliti), Analisis dan pengembangan materi yang diteliti (mencakup keluasan dan kedalaman materi, karakteristik materi, bahan dan media, strategi pembelajaran dan system evaluasi. c. Bab III metode penelitian Bab III ini berisi tentang deskripsi mengenai metode penelitian, desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. d. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan Bab ini merupakan bab terakhir yang mengemukakan tentang hasil dan temuan penelitian ( mendeskripsikan hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan atau pertanyaan penelitian yang diterapkan), pembahasan penelitian ( membahas tentang hasil dari temuan penelitian).

11 e. Bab V simpulan dan saran Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan peneliti.

12