kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

dokumen-dokumen yang mirip
Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

obat-obat tradisional yang telah menggunakan cara-cara modern. Umumnya masyarakat jaman dahulu menggunakan daun sirih merah masih dalam cara yang

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

(apigenin, apiin, isoquercitrin), furanocoumarins (apigravin, apiumetin, apiumoside, bergapten, selerin, selereosid, isoimperatorin, isopimpinellin,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

OPTIMASI KONSENTRASI MAGNESIUM STEARAT, AEROSIL, DAN AMILUM MANIHOT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB 1 PENDAHULUAN. cara menimbang bahan yang akan diekstraksi lalu mencampur bahan dengan air

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia, penggunaan rosella di bidang kesehatan memang belum begitu popular. Namun akhir-akhir ini, minuman berbahan rosella mulai banyak

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena dengan seseorang merasa sehat maka

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana obat menembus ke dalam kulit menghasilkan efek lokal dan efek sistemik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan cairan lain seperti pepsin di dalam lambung. Kondisi hiperasiditas lambung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

Tradisional Bagian Daun dan Buah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR...vi. DAFTAR TABEL...viii. INTISARI...x BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman modern, terapi herbal kembali

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Dalam dua dasawarsa terakhir penggunaan obat bahan alam mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik di negara berkembang maupun di negara-negara maju. Hal ini dapat dilihat dari semakin bervariasinya produk obat bahan alam yang beredar di pasar dan banyaknya produsen obat bahan alam. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya umur harapan hidup penduduk di seluruh dunia, terutama dirasakan pada negara-negara maju. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan pola penyakit yang lebih didominasi oleh penyakit degeneratif dan penyakit kronis seperti kolesterol, hipertensi, kanker, termasuk diabetes, di samping timbulnya penyakit-penyakit infeksi baru yang lebih resisten terhadap kuman penyakit yang ada. Keadaan ini menyebabkan masyarakat cenderung lebih memilih obat bahan alam untuk pengobatan penyakit dari pada obat kimia/sintetik. Berbagai alasan yang mendukung penggunaan obat bahan alam diantaranya karena pengobatan penyakit degeneratif dan penyakit kronis memerlukan waktu yang relatif lebih lama sehingga tentu memerlukan biaya pengobatan yang lebih besar karena mahalnya obat-obat kimia/sintetik dan juga dikuatirkan adanya efek samping yang ditimbulkan terhadap tubuh manusia akibat penggunaan obat kimia/sintetik dalam jangka waktu lama. Di samping itu pengalaman membuktikan bahwa tidak semua obat kimia/sintetik yang ada mampu mengatasi berbagai permasalahan kesehatan secara optimal (Anonim, 2008). Banyak tanaman yang tumbuh di Indonesia yang berfungsi sebagai tanaman obat, salah satunya yang cukup terkenal adalah tanaman pare (Momordica charantia L.). Tanaman ini memiliki rasa pahit sehingga 1

2 kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini sering dibuat sayur. Secara tradisional, tanaman ini sering digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit yaitu: demam, sariawan, cacing kremi, perut kembung, mual, malaria, kurang nafsu makan, darah kotor, nyeri waktu haid, namun secara luas penggunaan tanaman ini sering dimanfaatkan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan, tanaman pare mempunyai kandungan kimia pada buah, yaitu alkaloid momordisin, karoten, glikosida, saponin, sterol/terpen, karantin, hidroksitriptamin, vitamin A, vitamin B, dan polipeptida. Pada daun, yaitu momordisin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A, vitamin C serta minyak lemak yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam oleostearat. Pada biji, yaitu momordisin, polipeptida (UPT Materia Medika, 2011; Anonim 1995; Kumar dkk., 2010) dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kumar dkk., 2010 menunjukkan bahwa senyawa aktif yang digunakan untuk pengobatan diabetes adalah karantin, momordisin, polipeptida, visin, dan glikosida. Senyawa aktif tersebut mampu meningkatkan pelepasan insulin dari sel beta pankreas dan memperbaiki atau meningkatkan pertumbuhan dari sekresi insulin sel beta. Pengujian efek farmakologi pada hewan coba tikus dengan pemberian dosis ekstrak metanol daun pare 250 mg/kgbb menunjukkan penurunan kadar glukosa darah dari 97 mg/dl menjadi 82 mg/dl dalam waktu 6 jam (Ataman, 2006). Penelitian lainnya pada hewan coba mencit dengan pemberian dosis ekstrak etanol pare 0,5 g/kgbb dan ekstrak air pare 1 g/kgbb menunjukkan penurunan kadar glukosa darah hingga 65,98% untuk dosis 0,5 g/kgbb dan 65,44% untuk dosis 1 g/kgbb (Evacuasiany dkk., 2005).

3 Dalam penelitian ini digunakan daun dari tanaman pare sebagai antidiabet dan berdasarkan penelitian dari El-Said dan Al-Barak, 2011 membandingkan berbagai jenis senyawa yang ditemukan pada daun dan buah dengan pelarut etanol (50 % dan 70 %) dan komponen senyawa yang ditemukan pada penelitiannya adalah karantin, preotein, lemak, gula, serat, palmatin, kalsium, sulfur, selulosa, berberin, dan vitamin C. Berdasarkan data penelitian yang didapat, konsentrasi dari karantin (9,65% dan 3,21%) ditemukan pada daun dan buah. Kemajuan teknologi dan formulasi saat ini, berdampak pada bentuk sediaan obat bahan alam yang dahulunya kebanyakan berupa serbuk simplisia sekarang sudah dalam bentuk sediaan ekstrak yang dimasukkan ke dalam kapsul keras, kapsul lunak, sirup, dan tablet yang mudah dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern, orang ingin mendapatkan pengobatan yang cepat, aman, berkhasiat serta murah, oleh karena itu sediaan tablet farmasi lebih cocok dan sering digunakan. Kepopuleran sediaan ini karena mempunyai banyak keuntungan bila dibandingkan dengan sediaan farmasi lainnya, yaitu dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah, dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih, mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan, merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil dan memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis (Lachman, 1986). Pada umumnya, sediaan tablet tersusun dari bahan berkhasiat dan bahan tambahan. Bahan berkhasiat merupakan bahan yang menunjang dalam sediaan tablet dan mempunyai efek farmakologis, sedangkan bahan tambahan memegang peranan penting dalam pembuatan tablet agar

4 diperoleh konsistensi, bentuk, dan bobot yang dikehendaki (Siregar, 1992). Bahan tambahan harus dapat memperbaiki sifat-sifat suatu sediaan obat seperti kerja obat, organoleptis, dan daya tahan. Bahan tambahan dari suatu bentuk sediaan terdiri dari bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pengisi, dan bahan pelicin atau dapat juga ditambah dengan bahan pengharum dan pemanis (Banker & Anderson, 1986). Pemilihan bahan tambahan sangat menentukan keberhasilan dalam pembuatan tablet. Beberapa sifat khusus yang harus dimiliki bahan tambahan, antara lain inert, memiliki sifat alir, dan kompresibilitas yang baik, sedapat mungkin juga berfungsi lebih dari satu, misalnya aerosil dan amilum. Aerosil dapat berfungsi sebagai adsorben, glidan, dan disintegran, sedangkan amilum dapat berfungsi sebagai glidan, binder, dan disintegran. Pemilihan bahan tambahan yang tepat juga merupakan faktor penentu untuk menyusun formulasi tablet yang akan diproses secara kompresi langsung. Bahan pengisi dan pengikat untuk proses kompresi langsung harus menunjukkan dua sifat penting, yaitu mudah dikompresi dan memiliki sifat alir yang baik. Karena penelitian ini menggunakan metode kompresi langsung maka pengikat yang digunakan adalah pengikat kering dan bukan pengikat larutan. Optimasi adalah proses untuk mendapatkan hal yang optimum, optimum yang dimaksud adalah memenuhi nilai-nilai yang diinginkan dari segi faktor penyebab dan akibat. Untuk mendapatkan hal yang optimum tersebut maka peneliti perlu melakukan optimasi dengan metode simplex lattice design agar didapatkan komposisi formula yang optimum dan tepat sehingga dapat menghasilkan sediaan tablet ekstrak daun pare yang memenuhi persyaratan tablet. Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh konsentrasi magnesium stearat, aerosil, dan amilum manihot serta interaksinya terhadap

5 mutu fisik tablet, dengan respon yang akan diamati adalah keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Pemilihan bahan tambahan tersebut dengan pertimbangan bahwa magnesium stearat mempunyai sifat lubrikan yang efektif dan stabil secara fisika sehingga dapat mengurangi jumlah gesekan yang timbul antara permukaan tablet dengan dinding die dan mengurangi melekatnya tablet pada ruang cetak, konsentrasi lazim sebagai lubrikan 0,25%-5%. Amilum manihot mempunyai kemampuan disintegran sehingga dapat mempercepat waktu hancur tablet, konsentrasi lazim sebagai disintegran 3%-15%. Magnesium stearat bersifat hidrofobik sangat bertentangan dengan amilum manihot yang bersifat hidrofilik. Magnesium stearat yang melapisi bagian luar tablet, karena sifatnya yang hidrofobik dapat menghalangi jalan masuknya air pada proses penghancuran tablet sehingga dapat mempengaruhi waktu hancur tablet menjadi lebih lama. Aerosil yang digunakan dalam penelitian ini dapat berfungsi ganda yaitu sebagai glidan dan sebagai adsorben, glidan dengan konsentrasi lazim 0,1%-0,5% diharapkan mampu memperbaiki sifat alir granul, sedangkan adsorben dengan konsentrasi lazim 5% diharapkan mampu mengurangi jumlah kadar air dalam ekstrak daun pare sehingga nantinya tidak menyebabkan kerapuhan tablet. Karena perbedaan sifat yang dimiliki oleh masing-masing bahan tambahan dan pengaruhnya terhadap sifat fisik massa tablet maka peneliti perlu melakukan desain optimasi dengan tujuan mendapatkan komposisi formula yang optimum dan tepat agar dapat menghasilkan sediaan tablet yang baik dan memenuhi persyaratan. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan optimasi formula dalam penelitian ini adalah metode simplex lattice design, metode ini sangat cocok untuk prosedur optimasi formula dimana jumlah total dari bahan yang berbeda adalah konstan. Pelaksanaan metode simplex lattice design

6 yaitu dengan mempersiapkan formulasi yang bervariasi terdiri dari kombinasi bahan tambahan (Bolton, 1997). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana pengaruh konsentrasi magnesium stearat, aerosil, dan amilum manihot serta interaksinya terhadap sifat fisik tablet. Berapakah perbandingan konsentrasi magnesium stearat, aerosil, dan amilum manihot yang dapat membentuk formula tablet ekstrak daun pare yang optimum dengan metode simplex lattice design? Berdasarkan permasalahan diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi magnesium stearat, aerosil, amilum manihot serta interaksinya terhadap sifat fisik tablet ekstrak daun pare. Mendapatkan formula tablet ekstrak daun pare yang optimum dengan perbandingan konsentrasi magnesium stearat, aerosil, dan amilum manihot. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi serta interaksi magnesium stearat, aerosil, dan amilum manihot sebagai bahan tambahan berpengaruh pada sifat fisik tablet ekstrak daun pare. Manfaat dari penelitian ini diharapakan dapat menghasilkan formula tablet yang mengandung ekstrak daun pare.