BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

HUBUNGAN PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pelaksanaan pengkodean

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

Fungsi dan Tata Kelola RM dalam Pelayanan Kesehatan. Radita Ikapratiwi Fetty Siti N Tiara Melodi M

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Permenkes RI 269/MENKES/PER/III/2008 sarana pelayanan kesehatan adalah tempat menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang sangat berperan dalam menyediakan atau memberikan perawatan dan pengobatan kepada masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, maka fasilitas pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit harus meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik. Karena masyarakat mengharapkan suatu pelayanan yang ramah, cepat, efektif dan efisien. Salah satu upaya rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan adalah dengan menyelenggarakan pelayanan yang sebaik-baiknya. Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan meningkatkan mutu rekam medis, karena rekam medis mencerminkan baik atau tidaknya mutu pelayanan di suatu rumah sakit. Berdasarkan Permenkes RI 749a/MENKES/PER/XII/1989, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pembuatan rekam medis di rumah

2 sakit bertujuan untuk mendapat catatan atau dokumentasi yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat masalalu dan sekarang, juga pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan (Rustiyanto, 2009). Berkas rekam medis ini menyimpan riwayat asuhan keperawatan dan pengobatan pasien mulai dari awal pasien berobat sampai pasien sembuh ataupun meninggal yang sifatnya berkesinambungan. Selain itu berkas rekam medis memiliki nilai hukum diperadilan. Rekam medis juga mempunyai berbagai macam kegunaan, salah satunya adalah dalam aspek medis maksudnya adalah suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien (Depkes RI, 1997). Rekam medis harus berisi informasi yang lengkap perihal proses pelayanan medis di rumah sakit yang terjadi dimasa lalu, masa kini, dan perkiraan dimasa yang akan datang. Isi rekam medis rawat inap sekurang-kurangnya memuat : identitas pasien, anamneses, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan laboratorium, diagnosis, persetujuan tindakan medik, tindakan pengobatan, usaha perawatan, catatan observasi dan hasil pengobatan, dan resume akhir (Depkes RI, 1997). Resume atau ringkasan riwayat pulang merupakan ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Lembar ini harus ditanda tangani oleh dokter yang merawat pasien (Hatta, 2008). Resume medis harus ditulis pada saat pasien pulang. Resume medis

3 harus berisi ringkasan tentang penemuan dan kejadian penting selama pasien dirawat, keadaan waktu pulang, dan rencana pengobatan selanjutnya. Resume medis merupakan lembar yang digunakan sebagai pembuatan surat keterangan medis untuk keperluan pihak ketiga misalnya klaim asuransi, apabila berkas rekam medis sudah waktunya untuk dimusnahkan maka lembar resume medis masih disimpan dan dipertahakan. Lembar resume medis ini merupakan lembar yang dapat dicopy oleh pasien, menurut permenkes no. 269 tahun 2008 bab IV pasal 12 ayat 4 dijelaskan ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksudkan pada ayat 3 dapat diberikan, dicatat oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu. Dilihat dari pentingnya lembar resume medis tersebut, maka lembar resume medis harus diisi setelah pasien keluar, termasuk pengisian diagnosis pada lembar resume medis. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 7 maret 2013 dengan kepala unit kerja rekam medis Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten. Diketahui bahwa masih ada masalah terkait dengan pelaksanaan pendokumentasian berkas rekam medis. Hal ini terkait dengan pengisian diagnosis pada lembar resume medis yang masih banyak tidak terisi. Hal ini didukung saat pengambilan data awal pada tanggal 14 maret 2013 Peneliti mengambil secara acak resume medis sebanyak 30 lembar dari pasien rawat inap bulan Februari 2013,

4 Dan ditemukan sebanyak (80%) Lembar resume yang tidak terisi diagnosis dokter. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang penyebab ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana pengisian diagnosis pada lembar resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui penyebab ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten. b. Dampak ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis rawat inap di Rumah Sakit KhususBedah Islam Cawas Klaten.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi rumah sakit untuk peningkatan mutu pelayanan dalam pendokumentasian rekam medis. b. Bagi peneliti Bermanfaat untuk menambah dan meningkatkan kemampuan peneliti, dibidang rekam medis khususnya yang berkaitan dengan judul atau materi yang diteliti. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menambah sumber pembelajaran tentang bagaimana mengetahui proses pengelolaan rekam medis yang baik untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik. b. Manfaat bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dasar untuk pengembangan penelitian yang relevan. E. Keaslian Penelitian 1. Al-Ghifari (2007) tentang Keterisian Resume Medis untuk Kelancaran Pengajuan Klaim Asuransi di PKU Muhammadiyah Bantul. Hasilnya adalah rekam medis dalam hubungannya dengan aspek keuangan secara tidak langsung juga dapat difungsikan untuk mengganti biaya, yaitu data-data yang didalamnya dapat digunakan sebagai bahan

6 dasar atau bukti untuk kelengkapan persyaratan pengajuan klaim kepada pihak asuransi maupun pasien. Perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada tujuan. Pada penelitian Al-Ghifari tujuannya adalah mengetahui faktor faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengisian resume medis pengajuan klaim asuransi dan mengetahui akibat ketidakterisian atau kelengkapan pengisian resume medis pasien untuk proses pengajuan klaim asuransi. Sedangkan dalam penelitian ini lebih menekankan penyebab dan dampak ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Al-Ghifari adalah salah satu materi yang dibahas adalah mengenai lembar resume medis. Dengan jenis pnelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan penelitian cross sectional 2. Kurniastuti (2006) tentang Kebijakan Rumah Sakit Terhadap Pengisian diagnosis Utama Resume Medis Bedah Umum Pasien Rawat Inap di RSU PKU muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengamatan memperoleh hasil pengisian pada diagnosis utama pada lembar resume medis dari 72 berkas rekam medis terdapat 47 (65,27%) diagnosis utama yang tidak terisi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu yang dokter milik dalam pengisian diagnosis utama, kurangnya sosialisasi dari pihak medis, paramedis dan tenaga administrasi serta kurang responsifnya pihak top managemen dalam mengambil keputusan.

7 Perbedaan pada penelitan ini dengan penelitian Kurniastuti adalah terletak pada tujuan. Dipenelitian Kurniastuti tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengisian diagnosa utama pada lembar resume medis dan mengetahui kebijakan pengisian berkas rekam medis. Sedangkan dalam penelitian ini lebih menekankan pada penyebab dan dampak ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis. Persamaan : sama-sama meneliti diagnosis pada lembar resume medis. 3. Amalia (2006) tentang Kesesuaian Penulisan Diagnosa Utama Pada Lembar Resume Medis Dibandingkan dengan ICD-10 di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian penulisan diagnosis utam dibandingkan ICD-10, kurangyna sosialisasi bagi dokter yang disebabkan beban kerja yang tinggi. Perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada tujuan. Dalam penelitian Amalia tujuannya mengetahui prosentase kesesuaian penulisan diagnosis utama pada resume dibandingkan dengan ICD- 10 dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian penulisan diagnosis utama dibandingkan dengan ICD-10 atau perbedaan seperti tersebut diatas. Sedangkan dalam penelitian ini lebih menekankan pada penyebab dan dampak ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis.

8 Persamaan : sama-sama meneliti lembar resume medis, jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode pendekatan cross sectional. F. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten Berdasarkan buku profil Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten gambaran umum rumah sakit dibagi menjadi sebagai berikut: 1. Sejarah singkat RSKB Islam Cawas, Jalan tugu-cawas Rumah Sakit Islam Cawas milik Yayasan Jama ah Haji (YJH) yaitu lembaga sosial yang didirikan oleh para haji di Kab Klaten dalam upaya untuk melestarikan kemakmuran haji. Yayasan jama ah Haji pertama berdiri sebagai klinik medis ranap satelit dari Rumah Sakit Islam Cawas berdiri tanggal 15 Mei 2004. Pelayanan rawat jalan terdapat 8 poliklinik antara lain : a. Poliklinik kesehatan anak b. Poliklinik bedah umum c. Poliklinik penyakit dalam d. Poliklinik saraf e. Poliklinik THT f. Poliklinik fisioterapi g. Poliklinik gigi dan mulut. Sedangkan dalam pelayanan rawat inap terdapat 39 tempat tidur dengan pembagian kelas sebagai berikut : a. Kelas I Abu Bakar Asidiq b. Kelas II Siti Aisyah

9 c. Kelas III Umar Bin Kotob Fasilitas pemeriksaan penunjang antara lain : a. Laboratorium b. Farmasi/apotik c. Radiologi d. USG (Ultra Sono Graphy) e. EEG (Electro Encephalo Graphy) f. ECG (Electro Cardio Graphy) g. Infant Incubator h. Mobile X ray 2. Visi Menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah yang unggul, bermutu, islami dan terpercaya. 3. Misi Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional, islami, memberikan keputusan pelanggan, serta menunjung tinggi kode etik kedokteran.