BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

III. METODOLOGI PENELITIAN

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

III. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK DENGAN ANALISIS RASIO DAN ANALISIS DU PONT

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT UNITED TRACTORS TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Shantylana Butar-butar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RASIO LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

Transkripsi:

63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan (Jilid 1), karya Arthur J Keown, John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott, JR. dengan penerbit PT Indeks pada tahun 2008.

64 4.1.1 Analisis Rasio Likuiditas Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisis yaitu Current Ratio dan Quick Ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. periode tahun 2006-2009. Tabel 4.1 Rasio Likuiditas PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009

65 PERIODE Des 2006 Des 2007 Des 2008 Des 2009 URAIAN Rupiah Rupiah Rupiah USD 1. Aktiva Lancar 1,972,476,624,389 3,624,616,828,481 3,541,168,000,000 337,510,000 2. Persediaan 58,880,452,921 118,864,827,250 139,627,000,000 15,604,000 3. Hutang Lancar 1,286,463,333,184 5,198,830,662,242 4,958,871,000,000 444,964,000 Current Ratio (kali) 1.53 0.70 0.71 0.76 Quick Ratio (kali) 1.49 0.67 0.69 0.72 Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah Adapun rumus dan perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Current Ratio Current Ratio = Current Asset Current Liabilities Rasio lancar PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada periode tahun 2006 sebesar 1,53 kali artinya setiap hutang lancar Rp. 1,- akan dijamin oleh Rp 1,53,- aktiva lancar. Rasio lancar pada tahun 2007 adalah 0,70 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- akan dijamin oleh

66 Rp 0,70,- aktiva lancar. Penurunan ini terjadi karena meskipun aktiva lancar mengalami peningkatan, dari sisi hutang lancar yaitu seperti hutang bank dan hutang jangka panjang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun mengalami peningkatan yang cukup drastis dari tahun 2006. Pada tahun 2008, rasio lancar adalah 0,71 kali artinya setiap hutang lancar Rp. 1,- akan dijamin oleh Rp 0,71,- aktiva lancar. Peningkatan ini terjadi karena dari sisi hutang lancar yaitu hutang bank dan hutang usaha mengalami penurunan. Pada tahun 2009, rasio lancar adalah 0,76 kali artinya setiap hutang lancar Rp. 1,- akan dijamin oleh Rp 0,76,- aktiva lancar. Peningkatan ini terjadi karena dari sisi hutang lancar juga mengalami penurunan yaitu instrument keuangan derivatif dan hutang bank dan dari sisi aktiva lancar juga mengalami peningkatan yaitu kas dan piutang usaha dengan pihak hubungan istimewa. b. Quick Ratio Quick Ratio = Current Asset Inventories Current Liabilities Quick Ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada tahun 2006 sebesar 1,49 kali artinya setiap hutang lancar Rp. 1,- dijamin oleh Rp. 1,49,- aktiva lancar berupa kas, bank dan piutang. Pada tahun

67 2007 menurun menjadi 0,67 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Rp. 0,67,- aktiva lancar. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan piutang dagang, aktiva lancar dan hutang lancar. Tetapi pada tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 0,69 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Rp 0,69 aktiva lancar. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan piutang dagang dan penurunan di aktiva lancar dan hutang lancar. Dan pada tahun 2009 kembali mengalami peningkatan menjadi 0,72 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Rp 0,72 aktiva lancar. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan piutang dagang dan penurunan di aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio lancar PT Berlian Laju Tanker Tbk. (BLT) bila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk sektor industri pelayaran multinasional selama periode tahun 2006-2009 terlihat pada table 4-.2 berikut ini: (Perhitungan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis (Lampiran 4.1) diambil dari perhitungan rasio rata-rata atas dasar laporan keuangan 4 perusahaan dari sektor industri sejenis yaitu sektor pelayaran yang terdiri dari PT Samudera Indonesia Tbk., PT Pelayaran Tempura Emas Tbk., PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. dan PT Rig Tenders Tbk.)

68 Tabel 4.2 Perbandingan Rasio Likuiditas PT Berlian Laju Tanker Tbk. dengan Rata-rata Industri Tahun 2006-2009 Ratio Likuiditas PERIODE Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali) BLT Rata-Rata Industri BLT Rata-Rata Industri 2006 1.53 1.37 1.49 1.33 2007 0.70 1.43 0.67 1.38 2008 0.71 0.98 0.69 0.95 2009 0.76 0.65 0.72 0.62 Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah Untuk Current Ratio, PT Berlian Laju Tanker Tbk. secara berurutan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 adalah 1,53; 0,70; 0,71; 0,76. Sedangkan rata-rata industri dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 adalah 1,37; 1,43; 0,98; 0,65. Dari

69 perbandingan ini, maka dapat dilihat bahwa kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada tahun 2006 dan tahun 2009 berada pada posisi yang baik karena berada diatas rata-rata industri. Tetapi pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan sehingga posisinya berada dibawah rata-rata industri dan itu berarti kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. masih masuk dalam kategori tidak likuid atau tidak baik. Untuk Quick Ratio, PT Berlian Laju Tanker Tbk. secara berurutan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 adalah 1,49; 0,67; 0,69; 0,72. Sedangkan rata-rata industri dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 adalah 1,33; 1,38; 0,95; 0,62. Dari perbandingan ini, maka dapat dilihat bahwa kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada tahun 2006 dan 2009 berada pada posisi yang baik karena berada diatas rata-rata industri. Tetapi pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan sehingga posisinya berada dibawah rata-rata industri dan itu berarti kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. kurang baik. 4.1.2 Analisis Ratio Solvabilitas Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisis yaitu Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. periode tahun 2006-2009.

70 Tabel 4.3 Rasio Solvabilitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009 PERIODE Des 2006 Des 2007 Des 2008 Des 2009 URAIAN Rupiah Rupiah Rupiah USD 1. Jumlah Hutang 5,074,796,405,072 17,353,042,851,531 19,078,836,000,000 1,879,630,000 2. Jumlah Aktiva 8,205,955,951,572 20,668,624,548,040 24,976,324,000,000 2,497,922,000 3. Modal 3,131,159,546,500 3,315,581,696,509 5,897,488,000,000 618,292,000 Debt Ratio (%) 61.84% 83.96% 76.39% 75.25%

71 Total Debt to Equity Ratio 162.07% 523.38% 323.51% 304.00% (%) Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah a. Rasio Hutang (Debt Ratio) Debt Ratio = Total Debt x 100% Total Assets Total Debt to Total Assets Ratio berdasarkan perhitungan pada tahun 2006 kemampuan PT Berlian Laju Tanker Tbk. untuk melunasi seluruh kewajibannya dengan seluruh aktiva yang dimiliki adalah sebesar 61,84%. Pada tahun 2007 Total Debt to Total Assets Ratio mengalami peningkatan menjadi 83,96%. Tetapi pada tahun 2008, Total Debt to Total Assets Ratio mengalami penurunan menjadi 76,39%. Dan pada tahun 2009, kembali Total Debt to Total Assets Ratio mengalami penurunan menjadi 75,25%. b. Rasio Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER) Total DER = Total Debt x 100% Equity

72 Kemampuan PT Berlian Laju Tanker Tbk. tahun 2006 untuk melunasi seluruh kewajibannya dengan modal sendiri yang dimiliki adalah sebesar 162.07%. Sedangkan pada tahun 2007, Total Debt to Equity Ratio mengalami peningkatan menjadi 523.38%. Pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 323.51%. Dan pada tahun 2009 juga mengalami penurunan menjadi 304.00%. Rasio hutang terhadap asset dan terhadap modal PT Berlian Laju Tanker Tbk. dibandingkan dengan rasio rata-rata industri sejenis untuk sektor pelayaran selama periode tahun 2006-2009 terlihat pada table 4.4 berikut ini Tabel 4.4 Perbandingan Rasio Solvabilitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. dengan Rata-rata Industri Tahun 2006-2009

73 Ratio Solvabilitas PERIODE Debt Ratio (%) T. Debt to Equity Ratio (kali) BLT Rata-Rata Industri BLT Rata-Rata Industri 2006 61.84% 41.39% 162.07% 102.97% 2007 83.96% 43.73% 523.38% 113.22% 2008 76.39% 46.26% 323.51% 145.39% 2009 75.25% 54.69% 304.00% 290.42% Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah Secara berurut rasio hutang terhadap asset PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 61,84%; 83,96%; 76,39%; 75,25% dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk rasio hutang terhadap asset periode 2006-2009 yaitu maksimal 41,39%; 43,73%; 46,26%; 54,69% berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio hutang terhadap asset berada diatas dari maksimal rasio rata-rata industri sejenis. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio hutang terhadap asset dinilai kurang baik.

74 Secara berurut rasio hutang terhadap modal PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 162.07%; 523.38%; 323.51%; 304.00% dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk rasio hutang terhadap asset periode 2006-2009 yaitu maksimal 102.97%; 113.22%; 145.39%; 290.42% berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio hutang terhadap modal masih diatas dari maksimal rasio rata-rata industri sejenis. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio hutang terhadap asset dinilai baik. 4.1.3 Analisis Rasio Aktivitas Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisis yaitu Total Assets Turnover Ratio, Receivable Turnover Ratio dan Average Collection Turnover Ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. periode tahun 2006-2009.

75 Tabel 4.5 Rasio Aktivitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009 PERIODE Des 2006 Des 2007 Des 2008 Des 2009 URAIAN Rupiah Rupiah Rupiah USD 1. Penjualan 3,073,787,610,510 3,641,772,918,801 7,005,851,000,000 618,346,000 (Pendapatan Usaha) 2. Jumlah Aktiva 8,205,955,951,572 20,668,624,548,040 24,976,324,000,000 2,497,922,000 3. Piutang Usaha 537,507,798,105 739,674,116,101 1,109,634,000,000 137,326,000 Total Assets Turnover 0.37 0.18 0.28 0.25 Ratio (kali) Total Receivable Turnover 0.52 0.23 0.34 0.32 Ratio (kali) Average Collection Period 63 73 57 80 Ratio (hari) Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah a. Rasio Perputaran Jumlah Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Total Assets Turnover Ratio = Sales

76 Total Assets Total Assets Turnover Ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. tahun 2006 menunjukkan angka 0,37 kali, artinya PT Berlian Laju Tanker Tbk. menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,37,- setiap Rp 1,- total aktiva. Tahun 2007 menurun menjadi 0,18 kali, artinya PT Berlian Laju Tanker Tbk. menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,18,- setiap Rp 1,- total aktiva. Pada tahun 2008 meningkat menjadi 0,28 kali, artinya artinya PT Berlian Laju Tanker Tbk. menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,28,- setiap Rp 1,- total aktiva. Dan pada tahun 2009 Total Assets Turnover Ratio berada pada angka 0,25 kali, artinya artinya PT Berlian Laju Tanker Tbk. menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,25,- setiap Rp 1,- total aktiva. b. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio) Total Receivable Turnover Ratio = Sales Receivables Receivable Turnover Ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada tahun 2006 menunjukkan angka 0,52 kali, artinya setiap Rp 1,- piutang perusahaan akan menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,52,-. Pada tahun 2007 menurun menjadi 0,23 kali, artinya setiap Rp 1,- piutang perusahaan akan menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,23,-.

77 Pada tahun 2008 meningkat menjadi 0,34 kali, artinya setiap Rp 1,- piutang perusahaan akan menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,34,-. Pada tahun 2009 menurun menjadi 0,32 kali, artinya setiap Rp 1,- piutang perusahaan akan menghasilkan penjualan sekitar Rp 0,32,- c. Rasio Penagihan Rata-rata (Average Collection Turnover Ratio) Total Average Collection Turnover = Receivables x 360 hr Sales Average Collection Turnover Ratio pada tahun 2006 sebesar 63 hari, artinya bahwa penagihan berputar rata-rata 63 hari dalam satu tahun. Tahun 2007 rasio ini meningkat menjadi 73 hari, artinya penagihan berputar rata-rata 73 hari dalam satu tahun. Tahun 2008 rasio ini menurun menjadi 57 hari, artinya bahwa penagihan berputar rata-rata 57 hari dalam satu tahun. Tahun 2009 rasio ini meningkat menjadi 80 hari, artinya bahwa penagihan berputar ratarata 80 hari dalam satu tahun. Rasio Aktivitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. dibandingkan dengan rasio rata-rata industri sejenis untuk sektor pelayaran selama periode tahun 2006-2009 terlihat pada table 4.6 berikut ini:

78 Tabel 4.6 Perbandingan Rasio Aktivitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. dengan Rata-rata Industri Tahun 2006-2009 Ratio Aktivitas T. Assets Turnover Ratio T. Receivable Turnover Average Collection PERIODE (kali) Ratio (kali) Period Ratio (Hari) BLT Rata-Rata Industri BLT Rata-Rata Industri BLT Rata-Rata Industri 2006 0,37 0,57 0,52 1,02 63 87

79 2007 0,18 0,54 0,23 0,99 73 81 2008 0,28 0,52 0,34 0,89 57 86 2009 0.25 0.42 0.32 0.76 80 95 Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah Secara berurut rasio perputaran jumlah aktiva PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 0,37; 0,18; 0,28; 0,25 dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk rasio perputaran jumlah aktiva periode 2006-2009 yaitu maksimal 0,57; 0,54; 0,52; 0,42 berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio perputaran jumlah aktiva berada dibawah nilai maksimal rasio rata-rata industri sejenis. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio perputaran jumlah aktiva dinilai buruk. Secara berurut rasio perputaran piutang PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 0,52; 0,23; 0,34; 0,32 dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk rasio perputaran piutang periode 2006-2009 yaitu maksimal 1,02; 0,99; 0,89; 0,76 berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio

80 perputaran piutang berada dibawah nilai maksimal rasio rata-rata industri sejenis. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio perputaran piutang dinilai buruk. Secara berurut rasio penagihan rata-rata PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 63 hari; 73 hari; 57 hari; 80 hari dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk rasio penagihan rata-rata periode 2006-2009 yaitu maksimal 87 hari; 81 hari; 86 hari; 95 hari berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio penagihan rata-rata berada dibawah nilai maksimal rasio rata-rata industri sejenis. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan rasio penagihan rata-rata dinilai baik. 4.1.4 Analisis Ratio Profitabilitas Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisis yaitu Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. periode tahun 2006-2009. Tabel 4.7 Rasio Profitabilitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009

81 PERIODE Des 2006 Des 2007 Des 2008 Des 2009 URAIAN Rupiah Rupiah Rupiah USD 1. Laba Bersih 1,205,279,899,017 758,981,783,247 1,557,962,000,000 (285,876,000) 2. Jumlah Aktiva 8,205,955,951,572 20,668,624,548,040 24,976,324,000,000 2,497,922,000 3. Modal 3,131,159,546,500 3,315,581,696,509 5,897,488,000,000 618,292,000 4. Penjualan 3,073,787,610,510 3,641,772,918,801 7,005,851,000,000 618,346,000 (Pendapatan Usaha) Return on Assets Ratio 14.69% 3.67% 6.24% (11.44%) Return On Equity Ratio 38.49% 22.89% 26.42% (46.24%) Net Profit Margin Ratio 39.21% 20.84% 22.24% (46.23%) Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah a. Rasio Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Assets Ratio/ROA) Return on Assets Ratio = Net Income x 100% Total Assets

82 Rasio hasil pengembalian atas aktiva (ROA) dikenal juga dengan istilah rasio hasil pengembalian atas investasi (ROI). Rasio hasil pengembalian atas aktiva maupun investasi PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada tahun 2006 adalah sebesar 14.69% artinya setiap Rp. 100,- aktiva yang miliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 15,-. Rasio hasil pengembalian atas investasi pada tahun 2007 adalah sebesar 3,67% artinya setiap Rp. 100,- aktiva yang miliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 4,-, terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini terindikasi dengan adanya penurunan pada laba bersih dari Rp 1.205.279.899.017,- menjadi Rp 758.981.783.247,-. Kemudian pada tahun 2008, rasio hasil pengembalian atas investasi adalah sebesar 6,24% artinya setiap Rp. 100,- aktiva yang miliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 6,-, terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini terindikasi dengan adanya peningkatan pada laba bersih dari Rp 758.981.783.247,- menjadi Rp 1,557,962,000,000,-. Dan pada tahun 2009, rasio hasil pengembalian atas investasi adalah sebesar (11,44%) artinya setiap Rp. 100,- aktiva yang miliki perusahaan, perusahaan mendapatkan kerugian sebesar (Rp. 11,-), terjadi penurunan yang drastis dibandingkan dengan tahun 2008. Hal ini terindikasi dengan

83 adanya penurunan pada laba bersih dari Rp 1,557,962,000,000,- menjadi ( USD 285,876,000). Dari perbandingan empat periode di atas adanya peningkatan ROA disebabkan seluruh laba yang diperoleh digunakan untuk kembali sehingga aktiva terus bertambah dan membayar hutang. b. Rasio Hasil Pengembalian atas Modal (Return on Equity Ratio/ROE) Return on Equity Ratio = Net Income x 100% Equity Rasio hasil pengembalian atas modal PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada tahun 2006 adalah 38,49% artinya setiap Rp. 100,- modal yang miliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 38,-. Rasio hasil pengembalian atas modal pada tahun 2007 adalah 22,89% artinya setiap Rp. 100,- modal yang miliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 23,-. Rasio hasil pengembalian atas modal pada tahun 2008 adalah 26,42% artinya setiap Rp. 100,- modal yang miliki perusahaan, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 26,-. Rasio hasil pengembalian atas modal pada tahun 2009 adalah (46,24%) artinya setiap Rp. 100,- modal yang miliki perusahaan, perusahaan

84 mendapatkan kerugian sebesar (Rp. 46,-) dengan kata lain, perseroan mengalami kerugian. c. Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Net Profit Margin Ratio = Net Income x 100% Sales Rasio marjin laba bersih pada PT Berlian Laju Tanker Tbk. pada tahun 2006 adalah 39.21% artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan 39,21% laba dari jumlah pendapatan perusahaan. Pada tahun 2007 menurun menjadi 20,84% artinya pada tahun 2007, perusahaan hanya mampu menghasilkan 20,84% laba dari jumlah pendapatan. Pada tahun 2008 meningkat menjadi 22,24% artinya pada tahun 2008, perusahaan hanya mampu menghasilkan 22,24% laba dari jumlah pendapatan perusahaan. Pada tahun 2009 menurun menjadi (46,23%) artinya pada tahun 2009, perusahaan hanya mampu menghasilkan (46,23%) laba dari pendapatan jumlah perusahaan atau dengan kata lain perseroan mengalami kerugian. Rasio Profitabilitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. dibandingkan dengan rasio rata-rata industri sejenis untuk sektor pelayaran selama periode tahun 2006-2009 terlihat pada table 4.8 berikut ini

85 Tabel 4.8 Perbandingan Rasio Profitabilitas PT Berlian Laju Tanker Tbk. dengan Rata-rata Industri Tahun 2006-2009 Ratio Profitabilitas PERIODE Return on Assets Ratio (%) Return on Equity Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%) BLT Rata-Rata Industri BLT Rata-Rata Industri BLT Rata-Rata Industri 2006 14.69% 2.33% 38.49% 6.04% 39.21% 4.83% 2007 3.67% 2.75% 22.89% 7.14% 20.84% 5.34% 2008 6.24% 3.40% 26.42% 8.68% 22.24% 4.23% 2009 (11,44%) (3.53%) (46,24%) (27.28%) (46,23%) (9.99%) Sumber : Laporan Keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tahun 2006-2009, diolah Secara berurut return on assets ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 14,69%; 3,67%; 6,24%;

86 (11,44%) dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk return on assets ratio periode 2006-2009 yaitu maksimal 2,33%; 2,75%; 3,40%; (3,53%) berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan return on assets ratio berada diatas nilai maksimal rasio rata-rata industri sejenis. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan return on assets ratio dinilai baik. Secara berurut return on equity ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 38,49%; 22,89%; 26,42%; (46,24%) dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk return on equity ratio periode 2006-2009 yaitu maksimal 6,04%; 7,14%; 8,68%; (27,28%) berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan return on equity ratio berada diatas nilai maksimal rasio rata-rata industri sejenis kecuali pada tahun 2009. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan return on equity ratio dinilai baik kecuali pada tahun 2009, kinerja return on equity ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. dinilai buruk. Secara berurut net profit margin ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. selama periode 2006-2009 adalah 39,21%; 20,84%; 22,24%; (46,23%) dibandingkan dengan rasio rata-rata industri untuk net profit margin ratio periode 2006-2009 yaitu maksimal 4,83%; 5,34%; 4,23%; (9,99%) berarti kinerja PT Berlian Laju Tanker

87 Tbk. berdasarkan net profit margin ratio berada diatas nilai maksimal rasio rata-rata industri sejenis. Dengan demikian kinerja keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdasarkan net profit margin ratio dinilai baik kecuali pada tahun 2009, kinerja net profit margin ratio PT Berlian Laju Tanker Tbk. dinilai buruk.

88

89 4.2 Analisis Du Pont Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisis yaitu laporan keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk. periode 2008-2009 menggunakan Analisis Du Pont.

90

91

92 Dari tahun 2008 ke tahun 2009, ROE mengalami penurunan sebesar 72.66% dari 26.42% menjadi (46.24%). Penurunan ROE disebabkan oleh penurunan ROI sebesar 17.68% dari 6.24% menjadi (11.44%) dan penurunan Equity Multiplier sebesar 19.20% dari 423.40% menjadi 404.20%. Penurunan ROI disebabkan karena penurunan Total Asset Turn Over sebesar 3.70% dari 28.45% menjadi 24.75% dan laba bersih pun mengalami penurunan sebesar 68.47% dari 22.24% menjadi (46.23%). Penurunan laba bersih disebabkan karena pada tahun 2009 penjualan mengalami penurunan sebesar 14.56% dari USD 723.682.000 menjadi USD 618.346.000 dan laba setelah pajak juga mengalami penurunan sebesar 229.87% dari USD 219.380.000

93 menjadi (USD 284.915.000). Penurunan laba setelah pajak terjadi karena adanya penurunan penjualan 14.56% tetapi total biaya mengalami peningkatan sebesar 78.94% dari USD 505.318.000 menjadi USD 904.222.000. Sedangkan untuk penurunan Total Asset Turn Over disebabkan karena penurunan penjualan sebesar 14.56% tetapi total asset mengalami peningkatan sebesar 8.80% dari USD 2.295.926.000 menjadi USD 2.497.922.000. untuk total aktiva tetap mengalami peningkatan sebesar 4.14% dan aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar 9.56%. Peningkatan Equity Multiplier disebabkan oleh penurunan total asset sebesar 8.80% dan peningkatan equity sebesar 11.64% dari USD 553.827.000 menjadi USD 618.292.000. Total hutang juga mengalami peningkatan sebesar 7.89% dari USD 1.742.099.000 menjadi USD 1.879.630.000. Peningkatan total hutang ini terjadi karena peningkatan hutang tetap sebesar 11.27% dan penurunan hutang lancar sebesar 1.72%.