Uji daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii terhadap pertumbuhan Candida albicans

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN

ABSTRAK. AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

ABSTRAK. PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTICANDIDA INFUSA DAUN SIRIH (Piper betle Lynn) SEGAR DENGAN SABUN CAIR PEMBERSIH VAGINA KEMASAN SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

ABSTRAK. PENENTUAN KONSENTRASI MINIMAL INFUSA DAUN SIRIH ( Piper betle Linn.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

Atiek Soemiati dan Berna Elya. Departemen Farmasi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa minyak atsiri dari daun cengkeh yang diperoleh dengan destilasi alat Stahl mempunyai aktivitas terhadap

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang banyak ditumbuhi. berbagai jenis tanaman herbal. Potensi obat herbal atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) BUAH BELIMBING. WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. cara menimbang bahan yang akan diekstraksi lalu mencampur bahan dengan air

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA BERBAGAI SEDIAAN BUAH MENGKUDU DI PASARAN TERHADAP Salmonella typhi dan Candida albicans SECARA IN VITRO

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN DURIAN (Durio zybethinus) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN LOBAK (Raphanus sativus L.) TERHADAP Candida albicans SECARA In Vitro

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanni). Kandungan kimia kayu. Minyak atsiri banyak terdapat di bagian kulit kayu manis.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI. DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) DARI DAERAH DENGAN VARIASI KETINGGIAN TEMPAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAN REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle) SEGAR TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

ABSTRAK. EFEK INHIBISI EKSTRAK ETANOL BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi SECARA In Vitro

ABSTRAK. EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

Lampiran 1: Skema Alur Pengujian Efek Antifungal

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kandidiasis adalah istilah yang dipakai untuk infeksi kulit dan selaput lendir

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum SECARA in vitro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling banyak

atsiri yang dihasilkan adalah minyak daun cengkeh. Tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata) dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove

BAB I PENDAHULUAN. Minyak atsiri adalah minyak eteris (essential oils) atau minyak terbang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB III METODE PENELITIAN

pertumbuhan dengan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang tampak pada Rf = 0, 67 dengan konsentrasi mulai 3% untuk Escherichia coli dan 2%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

ABSTRAK. UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK AIR TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) SECARA IN VITRO TERHADAP Candida albicans

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

AKTIVITAS ANTIFUNGI SARI DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Candida albicans. Siska Nuryanti

NUR SIDIK CAHYONO AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BIJI JARAK, DAUN URANG-ARING DAN KOMBINASINYA TERHADAP MALASSEZIA SP. SERTA EFEK IRITASINYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB I PENDAHULUAN. yang ditemukan pada plak gigi dan sekitar 10 spesies telah

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

II. METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB I PENDAHULUAN. Candida yang dapat menyebabkan infeksi kulit dan selaput lendir. C. albicans

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

Transkripsi:

104 Uji daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii terhadap pertumbuhan Candida albicans Ali Yusran Bagian Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia ABSTRACT Many kinds of spicy plants grow in Indonesia. One of them is kayu manis (Cinnamomun burmanii) which is used not only for cooking, but also as traditional medicine. One of the components contained in the bark and leaves of kayu manis is volatile oil. Generally, volatile oil has an antifungal effect, therefore it s inhibitory effect was tested against fungi. The study was conducted to evaluate the anti fungal effect of kayu manis to Candida albicans. The method used in this study was determination of minimum inhibitory concentration (MIC) followed by determination of zone inhibition around the disc. The result showed that kayu manis has the highest antifungal activity against Candida albicans with 1% of MIC. Key word: Kayu manis, Cinnamomun burmanii, volatile oil, antifungal activity ABSTRAK Banyak tumbuhan rempah-rempah yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah tumbuhan kayu manis ( Cinnamomun burmanii) yang tidak hanya digunakan sebagai bumbu masak, tetapi juga menjadi obat tradisional. Salah satu kandungannya adalah minyak atsiri yang terdapat baik dalam kayu maupun daunnya. Pada umumnya minyak atsiri berkhasiat antijamur, oleh karena itu dilakukan pengujian daya hambatnya terhadap jamur. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui daya hambat anti jamur dari Cinnamomun burmanii terhadap Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penentuan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan dilanjutkan dengan mengukur zona hambatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu manis memiliki aktivitas antifungal terhadap Candida albicans dengan konsentrasi hambat minimal 1%. Kata kunci: Kayu manis, Cinnamomun burmanii, minyak atsiri, aktivitas antijamur Koresponden: Ali Yusran, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Jl. Kandea No. 5 Makassar, Indonesia PENDAHULUAN Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ternyata tidak mampu begitu saja meniadakan makna pengobatan tradisional, terlebih keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang sedang terpuruk, yang mengakibatkan harga obat-obatan modern menjadi mahal. Oleh karena itu salah satu kiat pengobatan alternatif yang dilakukan adalah meningkatkan penggunaan tumbuhan berkhasiat obat di kalangan masyarakat. Agar peranan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan, perlu dilakukan pengenalan, penelitian, pengujian, dan pengembangan khasiat dan keamanan tumbuhan obat. 1

Ali Yusran & Kevin: Uji daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri 105 Salah satu tumbuhan yang telah lama dipergunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan obat-obatan adalah kayu manis (Cinnamomun burmanii). Kayu manis sering dipergunakan sebagai obat asam urat, tekanan darah tinggi, radang lambung (maag), sakit kepala, masuk angin, diare, hernia, sariawan, asma, dan sakit kuning. Kayu manis juga dipergunakan sebagai bumbu masak untuk menambah aroma dan citarasa pada makanan. 1 Secara tradisional tanaman Cinnamomun burmanii sering digunakan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia. Kandungan kimia kayu manis terdiri dari minyak atsiri, safrole, sinamadehide, eugenol, tanin, damar, kalsium oksanat, dan zat penyamak. Minyak atsiri akhirakhir ini menarik perhatian dunia, karena minyak atsiri dari beberapa tumbuhan adalah zat biologis aktif sebagai antibakteri dan antijamur sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pengawet pada makanan dan sebagai antibiotik alami. 2 Candida albicans adalah jamur yang dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis. Candida albicans merupakan flora normal dalam rongga mulut, saluran pencernaan dan vagina. Akan tetapi infeksi pada mukosa yang disebabkan oleh Candida albicans lebih sering terjadi baik pada rongga mulut maupun vagina. Candida albicans selain bersifat sebagai flora normal, juga bersifat patogen. Candida bersifat oportunistik karena dapat berkembang menjadi patogen dan menyebabkan infeksi bila terjadi perubahan pada individu ( host) yang memungkinkan untuk pertumbuhannya. Berdasarkan data yang ada, prevalensi Candida pada orang dewasa adalah 3-48%, sedangkan pada anak-anak 45-65%. Dengan prevalensi spesies tersebut yang cukup tinggi pada populasi maka para ahli mencoba menemukan suatu alternatif pencegahan dari kandungan kimia tumbuhan, yang dapat digunakan secara efektif. 3 Untuk mencegah dan mengatasi berbagai macam penyakit gigi dan mulut khususnya kandidiasis, maka saat ini banyak dilakukan penelitian dengan memanfaatkan bahan-bahan alami, yang bertujuan untuk menghasilkan obatobatan alami dalam upaya mendukung program pelayanan kesehatan. Makalah ini melaporkan suatu hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui daya hambat minyak atsiri terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. BAHAN DAN METODE Penelitian yang bersifat eksprimental laboratoris ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Tahap-tahap penelitian dimulai dari persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian dan disterilkan. Alat seperti cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur disterilkan dalam oven bersuhu 180ºC selama 2 jam. Untuk alat plasti dan cair seperti spoit, akuades, dan medium disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121ºC selama 15 menit. Pembuatan medium: sabaroad dextrose agar (SDA) sebanyak 6,5 gram dalam 1000 ml akuades. Bahan-bahan tersebut ditimbang dengan timbangan analitik, kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan dengan kloramfenikol 500 mg untuk mencegah medium berkontaminasi dengan bakteri. Medium ditutup dengan aluminium foil lalu disterilkan dalam otoklaf. Medium SDA steril sebanyak 15 ml sebagai base liner dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan memadat. Setelah itu masukkan 3 cakram setiap cawan petri, 2 cakram untuk tiap konsentrasi dan satu untuk akuades steril sebagai kontrol negatif dengan ph 7, kemudian medium SDA steril dituangkan lagi ke dalam cawan petri sebagai lapisan kedua.

106 Diamkan selama 30 menit agar memadat. Setelah medium agar memadat, goreskan jamur Candida albicans yang telah dioptimalisasikan di laboratorium, ke seluruh permukaan medium agar. Pembuatan konsentrasi ekstrak minyak atsiri: Ekstrak minyak atsiri yang dipakai sebagai sampel adalah konsentrasi 100% dan berat bersih 30 gram (gambar 1). Minyak atsiri memiliki sifat mudah menguap, berbau khas sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Oleh karena sifatnya itu ekstrak minyak atsiri harus dimasukkan dalam botol dan ditutup dengan rapat. tabung konsentrasi dan disentrifus selama 15 menit. Penentuan konsentrasi hambat minimal ekstrak minyak atsiri: Konsentrasi ekstrak tersebut diteteskan pada medium agar yang telah digoreskan Candida albicans yang telah terpasang cakram, 2 cakram untuk tiap pengenceran dan 1 cakram diberikan akuades sebagai kontrol negatif. Selanjutnya medium dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37 0 C selama 24 jam. Selanjutnya medium diamati kekeruhannya dibandingkan dengan kontrolnya untuk menentukan konsentrasi hambat minimalnya. Mengukur zona inhibisi: Pengukuran zona inhibisi dilakukan dengan menggunakan penggaris. Pengukuran ini dilakukan pada area yang jernih. Luasnya wilayah jernih merupakan petunjuk kepekaan jamur terhadap ekstrak minyak atsiri. Gambar 1. Ekstrak minyak atsiri Dari konsentrasi 100% ini dilakukan pengenceran dalam ml aquades untuk memperoleh konsentrasi dari 0,1%, 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 30% untuk uji daya hambat ekstrak minyak atsiri. Sebagai contoh pada konsentrasi 5% untuk menentukan volume ekstrak minyak atsiri yang dibutuhkan caranya yaitu 50 ml dikali 5% dibagi 100% berarti volume ekstrak minyak atsiri yang dibutuhkan yaitu 2,5 ml lalu dicukupkan volumenya dengan akuades steril hingga 50 ml. Begitu pula dengan konsentrasikonsentrasi lainnya, lalu masukkan ke dalam HASIL PENELITIAN Pengukuran konsentrasi hambat minimal Dari penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unhas tentang konsentrasi hambat minimal ekstrak kayu manis terhadap pertumbuhan Candida albicans, diperoleh hasil bahwa konsentrasi hambat minimal ekstrak kayu manis yang dapat menghambat pertumbuhan jamur adalah 1%. Pengukuran daya hambat Konsentrasi hambat minimal (KHM) yang telah diperoleh kemudian diteruskan dengan pengujian daya hambat untuk melihat besarnya daya hambat konsentrasi hambat minimal dengan mengambil konsentrasi di bawah hasil uji KHM, yaitu konsentrasi 0,1%, dan di atas hasil uji KHM, yaitu konsentrasi 5%, 10%, dan akuades steril sebagai pembanding dan diperoleh hasil seperti tampak pada tabel 1.

Ali Yusran & Kevin: Uji daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri 107 Dari tabel tersebut terlihat bahwa ekstrak minyak atsiri memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Besarnya rerata daerah hambat ekstrak minyak atsiri dalam konsentrasi 0,1% adalah 3,916 mm, konsentrasi 1% adalah 13,46 mm, konsentrasi 5% adalah 19,98 mm, dan terakhir konsentrasi 10% memiliki daya hambat paling besar dengan zona inhibisi sebesar 26,47 mm. Sedangkan akuades steril sebagai kontrol negatif sama sekali tidak memiliki daya hambat terhadap jamur Candida albicans karena zona inhibisinya 0 mm. Untuk membedakan apakah perbedaan daya hambat antara berbagai konsentrasi ekstrak minyak atsiri tersebut bermakna atau tidak, maka dilakukan uji statistik Anova satu arah (tabel 2). Dari uji statistik tersebut, hasil yang diperoleh adalah signifikan, yang berarti hipotesis diterima. Hal ini berarti ada perbedaan yang bermakna antara berbagai konsentrasi ekstrak minyak atsiri dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Karena hasilnya bermakna, maka uji dilanjutkan dengan uji least significant difference (LSD) untuk melihat besarnya perbedaan dari berbagai konsentrasi tersebut. Dari hasil uji LSD pada tabel 3, terlihat bahwa antara berbagai konsentrasi ekstrak, minyak atsiri memiliki perbedaan yang bermakna dalam menghambat pertumbuhan C. albicans. Tabel 1. Hasil pengukuran zona inhibisi ekstrak minyak atsiri terhadap Candida albicans dalam berbagai konsentrasi setelah inkubasi selama 24 jam dalam suhu 37 0 C. Replikasi Ekstrak minyak atsiri Perlakuan Kontrol 0,1% 1% 5% 10% Akuades steril I 2,38 12,8 20,13 25,08 0,00 II 2,83 11,05 19,05 26,52 0,00 III 4,43 14,42 20,10 25,40 0,00 IV 4,73 14,38 20,42 28,05 0,00 V 5,05 13,73 19,42 27,05 0,00 VI 4,08 14,38 20,77 26,40 0,00 Total 23,50 80,76 119,89 158,50 0,00 Rerata 3,916 13,46 19,98 26,47 0,00 Keterangan: Zona inhibisi diukur dalam mm (millimeter). Replikasi dilakukan sebanyak enam kali; dalam sekali replikasi terdapat 5 cakram, masing-masing ekstrak minyak atsiri konsentrasi 0,1%, 1%, 5%, 10%, dan akuades steril. Tabel 2. Hasil uji statistik Anova satu arah Di antara kelompok Di dalam kelompok Jumlah kuadrat df Rerata kuadrat F kemaknaan 2881,014 4 720,254 795,243 0,000 22,643 25 0,906 Total 2903,657 29

108 Tabel 3. Tabel hasil uji LSD menunjukkan perbedaan rerata ekstrak minyak atsiri dalam berbagai konsentrasi dan akuades steril. Perlakuan Rerata 0,1% 1% 5% 10% Akuades steril 3,9166 13,4600 19,9816 26,4166 0,00000 0,1% 3,91667 0 9,54333 16,0650 22,5000 3,91667 1% 13,46000 0 6,52167 12,9566 13,46000 5% 19,98167 0 6,43500 19,98167 10% 26,41667 26,41667 Akuades steril 0,00000 0 PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan dan hasil penelitian membuktikan bahwa konsentrasi terendah dari ekstrak minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans atau dikenal dengan konsentrasi hambat minimal (KHM) yang bertujuan mengetahui pada konsentrasi minimal berapa masih bisa menghambat jamur. Konsentrasi hambat minimal ekstrak minyak atsiri yang diperoleh yaitu 1% berarti konsentrasi inilah yang memiliki kemampuan paling minimal dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Kemudian dari konsentrasi hambat minimal ini dilanjutkan dengan uji daya hambat untuk melihat kemampuan ekstrak minyak atsiri dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, dan untuk melihat perbedaan kemampuan daya hambat antara KHM yaitu 1% dan konsentrasi di atasnya yaitu 5%, 10% serta konsentrasi di bawahnya yaitu 0,1%. Uji ini bertujuan untuk membandingkan bahwa apakah hasil KHM betul-betul akurat untuk melihat daya hambat terkecil atau terendah bisa menghambat jamur. Rata-rata zona inhibisi yang diperoleh meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi. Hal ini terlihat konsentrasi 0,1% zona inhibisinya sebesar 3,916 mm, konsentrasi 1% zona inhibisinya 13,46 mm, konsentrasi 5% zona inhibisinya 19,98 mm, dan konsentrasi 10% zona inhibisinya yaitu 26,47 mm. Sedangkan akuades steril tidak memiliki daya hambat terhadap jamur Candida albicans. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan selain ekstrak minyak atsiri juga dilakukan uji coba dengan menggunakan akuades steril sebagai kontrol negatifnya untuk membuktikan bahwa akuades steril yang digunakan sebagai pelarut tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan jamur. Bahkan setelah inkubasi selama 24 jam, akuades steril ini zona inhibisinya 0 mm yang berarti tidak memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan jamur. Hal ini disebabkan akuades yang dipakai adalah akuades steril, ph 7, dan telah melalui proses penyulingan sehingga bebas dari unsur-unsur yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur. Pada teori kimia dasar dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi larutan, yaitu semakin besar konsentrasinya maka laju reaksi akan semakin besar. Hal tersebut berarti bahwa makin tinggi konsentrasi minyak atsiri di dalamnya maka akan semakin banyak pula mediator jamur yang dihidrolisis. 4 Teori ini terbukti pada penentuan daya hambat ekstrak minyak atsiri terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans terlihat bahwa konsentrasi mempengaruhi penghambatan,

Ali Yusran & Kevin: Uji daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri 109 sebagaimana hasil penelitian yang diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi, daya hambatnya semakin besar. Sebagai contoh, konsentrasi 10% lebih besar dari 5% dan 5% lebih besar 1%. 5 Untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna antara berbagai konsentrasi ekstrak minyak atsiri dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans termasuk akuades steril dilakukan uji statistik Anova satu arah yang hasilnya signifikan. Hal ini berarti ada perbedaan yang bermakna antara konsentrasi 0,1%, 1%, 5%, 10% dan akuades steril dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Uji ini dilanjutkan dengan uji LSD untuk melihat besarnya perbedaan dan menentukan konsentrasi yang memiliki perbedaan yang bermakna. Dari penelitian ini didapatkan bahwa KHM minyak atsiri Cinnamomun burmanii sebesar 1%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sukandar yang menyimpulkan bahwa aktivitas antifungi minyak atsiri terhadap Candida albicans terkuat dengan KHM 1%. 6 Penelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian pada ekstrak minyak atsiri cengkeh dan bunga kenanga yang mendapatkan hasil KHM pada minyak atsiri cengkeh terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 1,25%. Sedangkan pada minyak atsiri bunga kenanga tidak mempunyai KHM. Hasil penelitian ini menunjukkan KHM ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii memiliki daya hambat yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak minyak atsiri lainnya. 7 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak minyak atsiri dapat digunakan sebagai anti jamur. Hasil ini tentunya bisa dijadikan sebagai obat alternatif bagi dunia kesehatan khususnya untuk bidang kedokteran gigi karena ternyata ekstrak minyak atsiri dapat menyembuhkan penyakit kandidiasis. Suatu jenis minyak atsiri umumnya memiliki beberapa khasiat berbeda, misalnya sebagai antiseptik dan antibakteri. 8 Minyak atsiri murni adalah substansi yang amat kuat, 75-100 kali lebih potensial dibandingkan bahan asalnya. Oleh karena itu dalam penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati, misalnya dengan selalu melarutkannya dengan cairan pembawa. (5) Kandungan minyak atsiri yang dapat dipakai dan aman untuk dipergunakan sebagai salah satu bahan campuran obat untuk mengobati kandidiasis adalah 0,1%. 9 Kandungan minyak atsiri Cinnamomun burmanii telah banyak diproduksi dan dijadikan salah satu kandungan dari produk-produk larutan penyegar tenggorokan yang beredar di Indonesia. Namun dalam penggunaannya minyak atsiri itu sendiri diperbolehkan untuk langsung dioleskan pada bagian yang terkena kandidiasis, hanya saja dalam batas konsentrasi antara 0,1%-1%. 10 SIMPULAN Dari penelitian mengenai daya hambat anti jamur ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii terhadap pertumbuhan Candida albicans dapat disimpulkan bahwa ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Konsentrasi hambat minimal ekstrak minyak atsiri Cinnamomun burmanii untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 1%. Makin tinggi konsentrasi ekstrak minyak atsiri makin besar daya hambatnya. SARAN Memperhatikan hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat

110 dosis maksimal minyak atsiri yang dapat dipakai untuk mengobati kandidiasis. Ucapan terima kasih Peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan saudara Kevin Fadhurozi selama mempersiapkan penelitian dan pengumpulan data penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Yuharmen. Uji efektifitas antimikroba minyak atsiri dan ekstrak metanol lengkuas ( Alpinia galanga). Available from: http://journaldentalfree.com/ina/atsiri. Accessed at Juni 15 th, 2008. 2. Aureli P, Constantini A, Zolea S. Antimicrobial activity of some plant essential oils against Listeria monocytogenes. J Food Protect 1992; 55: 344-84. 3. Candida albicans. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/candida_ albicans. Accessed at Juni 19 th, 2008. 4. Konsentrasi laju reaksi. Available from http://www.chem-is-try.org. Accessed at December 2 nd, 2007. 5. Widagdo A. Uji daya antifungi ekstrak daun sirih pada Candida albicans invitro. Available from http://digilib.uns.ac.id/abstrak_1268_ perbandingan-daya-antifungi-ekstrak-daunsirih-(piper-betle-linn.)--dengan-flukonazol- pada-candida-albicans-invitro.html. Accessed at 10 th, 2008. 6. Sukandar E, Suganda A, Muslikhati. Efek minyak atsiri kulit kayu dan daun Cinnamomum burmanni terhadap bakteri dan fungi. Majalah Farmasi Indonesia 1999; 10: 9. 7. Emiyati. Kemampuan Antifungi Minyak Atsiri Cengkeh dan Bunga Kenanga Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Available from http://docs.google.com/gview?a=v&q= cache:rxeprg_ouruj:medicine.uii.ac.id/inde x2.php%3foption%3dcom_content%26do_p df%3d1%26id%3d76+penelitian+minyak+at siri+terhadap+candida+albicans&hl=id&gl= id. Accessed at December 2 nd, 2008. 8. Hertiani T, Purwantin I. Minyak atsiri hasil destilasi ekstrak etanol daun sirih (Piper belle L.) dari beberapa daerah di Yogyakarta dan aktivitas antijamur terhadap Candida albicans Anti-fungal activity of essential oil distilled from ethanol. Majalah Farmasi Indonesia 2002; 13: 2. 9. Minyak atsiri. Available from http://www.atsiri-indonesia.com/tanaman.php. Accessed at Agustus 20 th, 2008. 10. Sundari D, Winarno W. Informasi tumbuhan obat antifungi. Available from http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11infor masitumbuhanobatsebagaiantijamur130.pdf /11InformasiTumbuhanObatsebagaiAntiJamu r130.html. Accessed at December 4 th, 2008.