Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi

dokumen-dokumen yang mirip
Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi. Characterization of Germplasm Collection in Local and Introduction of Tomato

Karakterisasi dan Deskripsi Plasma Nutfah Tomat

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Kultivar Intan dan Mutiara pada Berbagai Jenis Tanah

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

Karakterisasi dan Deskripsi Plasma Nutfah Kacang Panjang

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Keragaan Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Galur Tomat (Lycopersicon esculentum L.) Introduksi Di Dataran Rendah Di Musim Kemarau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Keragaan Beberapa Genotipe Caisim Pada Musim Kemarau Di Dataran Tinggi Berastagi, Sumatera Utara

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

ALAT POLINASI DAN AKTIVITAS TERHADAP PRODUKSI BENIH BAWANG DAUN (Alium fistolosum) U. SUMPENA

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

POTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

Daya Hasil dan Kualitas Benih Enam Kultivar Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

ADAPTASI KLON-KLON BAWANG MERAH (Allium ascollonicum L.) DI PABEDILAN LOSARI CIREBON ABSTRACT

KERAGAAN 8 GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DATARAN RENDAH

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

Uji Adaptasi beberapa Galur Cabai Merah di Dataran Medium Garut dan Dataran Tinggi Lembang

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

Karakterisasi dan Pemilihan Kriteria Seleksi Tanaman Tomat untuk Daya Hasil Tinggi di Dataran Rendah

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

PENGUJIAN BEBERAPA KLON BAWANG MERAH DATARAN TINGGI (CLONES TESTING OF SOME HIGHLANDS SHALLOTS)

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Pengaruh Interval Waktu Pemberian Air terhadap Produktivitas Tanaman Tomat Di Lahan kering Dataran Rendah pada Musim Kemarau

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PELAKSANAAN PENELITIAN

Lampiran 4.Deskripsi Varietas Tanaman Tomat

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) DI DATARAN RENDAH Debby Ester

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Peningkatan Efisiensi Pemupukan NPK dengan Memanfaatkan Bahan Organik terhadap Hasil Tomat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENINGKATAN PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuum) MELALUI PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL DI KECAMATAN SUKAMANTRI, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL LIMA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA TIGA KETINGGIAN TEMPAT

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Oleh: Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 25 Agustus 2004, disetujui: 27 September 2004)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

UJI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI DATARAN RENDAH. Rini Silvia

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI GENOTIPE TANAMAN TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL.) DI DATARAN MEDIUM TANJUNGSARI, KABUPATEN SUMEDANG

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

SELEKSI POPULASI F3 PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) SELECTION OF TOMATO F3 POPULATION (Lycopersicon esculentum Mill.

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN PUPUK UREA DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L,) Alumni Fakultas Pertanian 2)

Perbandingan Hasil Produksi Beberapa Galur Tanaman Mentimun Hibrida (Cucumis sativus L.) Dengan Varietas Hercules & Wulan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Transkripsi:

Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi Suryadi, Luthfy, K. Yenni, dan Gunawan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang 72 ABSTRACT An experiment on eighteen genotypes of tomato was conducted at Lembang station (RIV) (1250 m asl) in 1999/2000 planting season to characterize their phenotypic performance, growth type and yield. The experiment was arranged in a Randomized Block Design with 18 two replications. Genotypes tested were introduction and landraces. Phenotypic performance growth type fruit color and productive branch number were realtively uniparm while head of plant, fruit diameter, fruit thick and plant age had were different. Tomato lines FMTT 270, FMTT 22 and FMTT 95 had healthy fruit weight per plant, fruit diameter and good thickness at Lembang highland. Lokereal tomato lines PT 4289, PT 4226, PT 4165, and PT 4121 had earlier harvested, to be further use as breeding material. Key words: Lycopersicon esculentum, Characterization, Phenotypic performance, Germplasm. ABSTRAK Delapan belas galur koleksi plasma nutfah tomat lokal dan introduksi telah dikarakterisasi di KP Balitsa (1250 m dpl) pada MT 1999/2000 untuk melihat karakter pertumbuhan, hasil, dan komponen hasil. Percobaan ditata dalam rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Berdasarkan gugus rata-rata Scott-Knott diketahui bahwa tipe tumbuh, warna buah, dan jumlah cabang produktif genotipe relatif seragam, sedangkan tinggi tanaman, jumlah dan bobot buah per tanaman, diameter buah, ketebalan daging, dan umur tanaman relatif berbeda. Galur FMTT 270, FMTT 22, dan FMTT 95 mempunyai bobot buah sehat dan ketebalan daging buah yang baik di dataran tinggi Lembang, dan galur PT 4289, PT 4226, PT 4165, dan PT 4121 berumur genjah sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pemuliaan lebih lanjut. Kata kunci: Tomat, karakterisasi, penampilan fenotipik, plasma nutfah. PENDAHULUAN Tomat merupakan tanaman sayuran penting dan telah banyak diusahakan sebagai tanaman pekarangan maupun secara komersial. Menurut Buurma (1992) luas areal pertanaman tomat di Indonesia 30.000 ha dan 15.000 ha di antaranya terdapat di pulau Jawa dengan hasil rata-rata 2,65 t/ha di dataran rendah dan 10,40 t/ha didataran tinggi. Luas areal pertanaman tomat di dataran rendah pulau Jawa 34% sedangkan di dataran tinggi 66%. Plasma nutfah tomat yang dimiliki Balitsa pada tahun 1995/96 bertambah dengan adanya 16 galur introduksi dari AVRDC Taiwan dan dua galur dari daerah Rembang. Taiwan merupakan sentra produksi sayuran dunia dan di negara ini terdapat pusat penelitian sayuran yang berada di Tainan (Asian Vegetable Research and Development, AVRDC). Fungsi introduksi tanaman antara lain adalah untuk memperoleh kultivar baru. Tanaman introduksi setelah melalui proses adaptasi dan seleksi dapat dijadikan sebagai bahan persilangan dengan kultivar yang sudah beradaptasi dengan baik. Suatu kultivar dikatakan unggul bila telah memiliki daya hasil tinggi, kualitas buah baik, tahan terhadap serangan OPT, dan mampu beradaptasi pada berbagai lingkungan tumbuh (Yusdar et al. 1992; Nurtika dan Suwandi 1992). Varietas tomat yang ada sampai saat ini pengembangannya masih bersifat nasional dan belum ada yang spesifik agroklimat. Hal ini mengakibatkan produktivitas tomat belum optimal. Komoditas tomat yang beradaptasi luas akan lebih mudah pengembangannya dibandingkan komoditas yang menghendaki lingkungan spesifik. Prospek pengembangan tomat cukup menggembirakan hingga saat ini (Duriat 1997). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi beberapa genotipe tomat introduksi dan lokal yang diharapkan dapat dijadikan sebagai tetua bahan persilangan dalam program pemuliaan.

BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan November 1999-Maret 2000 di Kebun Percobaan Balitsa Lembang (1250 m dpl). Bahan yang digunakan adalah 18 galur/nomor tomat lokal dan introduksi koleksi plasma nutfah Balitsa (Tabel 1). Dua hari sebelum tanam, petak percobaan diberi pupuk kandang 30 t/ha. Pupuk NPK 15 : 15 : 15 dengan takaran 1 t/ha diberikan setengah takaran sebelum tanam dan sisanya pada saat tanaman berumur 2 minggu. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Sebagai perlakuan adalah 18 nomor/galur tomat. Tiap petak percobaan terdiri atas 20 tanaman dengan jarak tanam 70 x 50 cm. Perbedaan antarnomor diuji dengan sidik ragam dan bila terdapat perbedaan antarnomor maka dilanjutkan dengan uji beda terkecil (BNT). Pada fase pertumbuhan dilakukan pemangkasan batang tanaman untuk satu pohon dibiarkan tumbuh dua cabang, dalam satu cabang dipelihara tiga tandan dan satu cabang lainnya dipelihara dua tandan. Pemangkasan/pembatasan jumlah tandan ini bertujuan agar ukuran buah besar dan seragam. Pemangkasan dilakukan hanya pada tanaman yang mempunyai sifat indeterminate. Pemangkasan tanaman tomat dengan meninggalkan dua cabang utama dan lima tandan bunga dapat memberikan bobot buah tertinggi (Nurtika dan Zainal 1997). Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah buah sehat, bobot buah segar per tanaman, diameter buah, ketebalan daging buah, dan umur panen tanaman. Pengamatan secara visual dilakukan terhadap karakter pertumbuhan, bentuk buah, dan warna buah masak berdasarkan descriptor list AVRDC- GDRSU (2002). Pada Tabel 1 terlihat bahwa galur/nomor tomat introduksi dan lokal yang dikarakterisasi mempunyai tipe tumbuh indeterminate dan determinate, umur berbunga berkisar antara 21-30 hari setelah tanam (HST), umur panen rata-rata 56 HST, dan umur tanaman sampai panen berkisar 132-143 HST. Bentuk buah bervariasi, yaitu lonjong (oblate), persegi (square), bulat (round), bulat persegi (elongate square), bulat memanjang (deep globe), dan agak bulat (globe). Buah yang sudah masak semua nomor berwarna merah, sedangkan buah muda bervariasi dari putih merata, hijau muda, dan hijau tua. Tabel 1. Deskripsi 18 galur/nomor tomat lokal dan introduksi. KP Balitsa, Lembang, 1999/2000. No. Galur Asal Tipe tumbuh Umur berbunga (HST) Umur tanaman (HST) Warna buah masak Bentuk buah Tipe tanaman 1. R-1644 Rembang Determinate 28 143 Merah Lonjong Tegak 2. R-1646 Rembang Determinate 25 143 Merah Lonjong Tegak 3. UN 13020 AVRDC Determinate 25 130 Merah Persegi Tegak 4. PT 4289 AVRDC Indeterminate 28 130 Merah Bulat Menyebar 5. PT 4226 AVRDC Indeterminate 28 142 Merah Bulat persegi Menyebar 6. PT 4165 AVRDC Indeterminate 28 143 Merah Bulat persegi Menyebar 7. PT 3172 AVRDC Indeterminate 31 143 Merah Bulat memanjang Menyebar 8. PT 4121 F AVRDC Indeterminate 30 143 Merah Bulat memanjang Menyebar 9. FMTT-301 AVRDC Determinate 21 133 Merah Bulat memanjang Tegak 10. FMTT-277 AVRDC Determinate 21 132 Merah Agak bulat Tegak 11. FMTT-276 AVRDC Determinate 21 132 Merah Bulat Tegak 12. FMTT-270 AVRDC Determinate 21 132 Merah Bulat memanjang Tegak 13. FMTT-267 AVRDC Determinate 21 130 Merah Bulat memanjang Tegak 14. FMTT-138 AVRDC Determinate 21 130 Merah Bulat memanjang Tegak 15. FMTT-22 AVRDC Determinate 21 132 Merah Bulat memanjang Tegak 16. FMTT-105 AVRDC Determinate 21 132 Merah Bulat memanjang Tegak 17. FMTT-103 AVRDC Determinate 21 132 Merah Bulat Tegak 18. FMTT-95 AVRDC Determinate 21 132 Merah Bulat Tegak Pengamatan dilakukan secara visual. 73

HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Tinggi tanaman tomat yang diuji dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, kelompok pertama tinggi tanaman 46,0-48,2 cm, kelompok kedua dengan tinggi tanaman 59,7-80,0 cm (Tabel 2). Tanaman pada kelompok pertama termasuk ke dalam tipe indeterminate dan kelompok kedua tergolong determinate. Perbedaan tinggi tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik dari masing-masing galur/nomor dan lingkungan antara lain intensitas cahaya, temperatur, dan ketersediaan unsur hara (Subhan 1989). Tanaman pada kelompok pertama tumbuh menyebar dan lebih cepat berbunga, sedangkan pada kelompok kedua tanaman tumbuh tegak. Hal ini sesuai dengan percobaan terdahulu bahwa pada umumnya jenis tomat yang berasal dari AVRDC Taiwan mempunyai tipe tumbuh bervariasi mulai dari determinate, semi determinate, hingga indeterminate (Purwati 1996). Jumlah dan Bobot Buah per Tanaman Pada Tabel 2 terlihat bahwa jumlah dan bobot buah tomat per tanaman berdasarkan analisis statistik menunjukkan perbedaan nyata antara beberapa galur tomat introduksi dan lokal. Pada galur lokal jumlah buah per tanaman cenderung lebih banyak dibandingkan dengan galur introduksi, namun jumlah buah busuk lebih banyak pada galur lokal sehingga kualitas buah kurang baik. Berdasarkan jumlah buah, galur lokal mempunyai harapan untuk dikembangkan sebagai bahan pemuliaan tanaman. Perbedaan jumlah buah antargalur cenderung disebabkan oleh interaksi antara genotipe dan lingkungan. Variasi lingkungan terbagi dalam dua kelompok. Pertama adalah variasi lingkungan yang dapat dikendalikan, meliputi sifat-sifat umum seperti iklim dan tipe tanah. Golongan kedua, yaitu variasi lingkungan yang sukar dikendalikan, seperti fluktuasi cuaca yang meliputi jumlah curah hujan dan temperatur. Jadi karakter-karakter yang terdapat pada tanaman secara terus menerus akan memberikan tanggapan dan penyesuaian terhadap lingkungannya, sehingga terjadi perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya (Suryadi dan Permadi 1998). Diameter Buah Diameter buah menunjukkan perbedaan yang nyata antargalur/nomor (Tabel 3). Dalam pengujian ini, diameter buah dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu yang mempunyai diamater 4,7-5,3 cm dan yang berdiameter lebih dari 5,4 cm. Tabel 2. Tinggi tanaman, jumlah buah, dan bobot buah tomat. KP Balitsa, Lembang, 1999/2000. No. Galur Asal Tinggi tanaman (cm) Bobot buah/tanaman (g) Jumlah buah/tanaman Jumlah cabang produktif 1. R-1644 Rembang 59,70 a 4,20 a 15,05 a 2,1 a 2. R-1646 Rembang 76,40 a 4,10 a 10,00 a 1,9 a 3. UN 13020 AVRDC 66,50 a 1,60 b 4,50 b 2,2 a 4. PT 4289 AVRDC 48,20 b 3,30 b 5,30 b 2,0 a 5. PT 4226 AVRDC 47,00 b 4,10 a 8,90 b 2,0 a 6. PT 4165 AVRDC 46,80 b 5,00 a 4,60 b 2,0 a 7. PT 3172 AVRDC 48,90 b 5,60 a 6,20 b 2,3 a 8. PT 4121 F AVRDC 46,00 b 5,70 a 3,40 b 2,0 a 9. FMTT-301 AVRDC 73,20 a 2,60 b 4,60 b 2,0 a 10. FMTT-277 AVRDC 68,50 a 2,80 b 2,90 b 2,5 a 11. FMTT-276 AVRDC 73,10 a 2,90 b 2,00 b 2,2 a 12. FMTT-270 AVRDC 76,50 a 3,20 b 3,30 b 2,4 a 13. FMTT-267 AVRDC 67,10 a 3,70 b 3,20 b 2,3 a 14. FMTT-138 AVRDC 80,70 a 3,80 b 6,20 b 2,2 a 15. FMTT-22 AVRDC 75,10 a 2,20 b 4,40 b 1,9 a 16. FMTT-105 AVRDC 68,00 a 2,90 b 3,90 b 2,1 a 17. FMTT-103 AVRDC 72,30 a 6,50 a 5,50 b 2,2 a 18. FMTT-95 AVRDC 69,20 a 5,30 a 8,10 b 2,4 a Angka sejalur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 uji gugus rata-rata Scott-Knott. 74

Tabel 3. Diameter buah dan ketebalan daging buah tomat lokal dan introduksi. KP Balitsa, Lembang. 1999/2000. No. Galur Asal Diameter buah (cm) Ketebalan daging buah (mm) 1. R-1644 Rembang 4,515 a 2,64 a 2. R-1646 Rembang 5,414 b 2,96 a 3. UN 13020 AVRDC 5,177 a 4,29 c 4. PT 4289 AVRDC 5,119 a 3,95 c 5. PT 4226 AVRDC 4,710 a 4,42 c 6. PT 4165 AVRDC 5,057 a 4,29 c 7. PT 3172 AVRDC 5,262 a 4,60 c 8. PT 4121 F AVRDC 4,712 a 4,68 c 9. FMTT-301 AVRDC 5,568 b 3,64 c 10. FMTT-277 AVRDC 5,697 b 4,54 c 11. FMTT-276 AVRDC 6,118 b 4,18 c 12. FMTT-270 AVRDC 5,746 b 4,13 c 13. FMTT-267 AVRDC 5,842 b 4,18 c 14. FMTT-138 AVRDC 5,300 a 4,66 c 15. FMTT-22 AVRDC 5,692 b 4,56 c 16. FMTT-105 AVRDC 5,485 b 4,30 c 17. FMTT-103 AVRDC 5,553 b 4,26 c 18. FMTT-95 AVRDC 5,398 b 3,94 c Angka sejalur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 uji gugus rata-rata Scott-Knott. Diameter buah lebih banyak dipengaruhi oleh sifat genetik tanaman walaupun pertumbuhan dan perkembangan daun dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain intensitas cahaya, temperatur, dan ketersediaan unsur hara, terutama unsur N dan P (Subhan 1989; Sutapradja dan Sumarni 1996). Ketebalan Daging Buah Ketebalan daging buah berbeda nyata antara galur/nomor yang diuji. Galur R-1644 dan R-1646 mempunyai ketebalan daging buah 2,64 mm dan 2,96 mm sedangkan galur FMTT-301 mempunyai buah dengan ketebalan daging 3,64 mm. Galur lainnya mempunyai ketebalan daging buah berkisar antara 3,94-4,68 mm. Galur Terpilih Berdasarkan hasil seleksi terhadap karakter tinggi tanaman, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, dan cabang produktif maka terpilih empat galur tomat, yaitu PT 3172, PT 4121 F, FMTT-103, dan FMTT-95 dengan kriteria sebagai berikut: 1. Tipe tumbuh tegak atau menyebar. 2. Ukuran buah besar. 3. Penampilan buah menarik. 4. Tahan simpan. 5. Toleran terhadap organisme pengganggu tanaman. 6. Daging buah tebal (±4 mm). 7. Hasil tinggi. KESIMPULAN Terdapat 18 galur/nomor plasma nutfah tomat yang telah terdeskripsi, empat di antaranya dapat digunakan sebagai bahan pemuliaan. DAFTAR PUSTAKA AVRDC-GDRSU. 2002. Descriptor list of characterization record sheet. AVRDC, Tainan, Taiwan, ROC. Buurma, J.S. 1992. Exploration survey on lowland tomatoes in Pandeglang Internal Communication. LEHRI/ATA-395 Lembang. Duriat, A.S. 1997. Tomat andalan yang prospektif. Teknologi Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hlm. 1-8. Nurtika, N. dan Z. Abidin. 1997. Budidaya tanaman tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hlm. 62-80. 75

Nurtika, N. dan H. Suwandi. 1992. Pengaruh pemberian kapur dan sumber pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tomat. Bul. Pen. Hort. XXII(4):16-21. Purwati, E. 1996. Penampilan karakteristik tomat introduksi di dataran rendah. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komoditas Sayuran Kerjasama Balitsa- Perhimpunan Fitopatologi Indonesia dan Ciba Plant Protection. hlm. 277-287. Subhan, 1989. Pengaruh dosis dan waktu pemberian pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil bayam cabut. Bul. Pen. Hort. XXII(3):31-40. Suryadi dan Permadi. 1998. Evaluasi pertumbuhan dan daya hasil delapan kultivar kubis bunga di dataran medium. J. Hort. 8(2):1068-1071. Sutapradja, H. dan N. Sumarni. 1996. Pengaruh dosis pengapuran dan kombinasi pupuk N dan P terhadap pertumbuhan dan hasil tomat. J. Hort. (3):263-268. Yusdar, H., Suwandi, dan N. Nurtika. 1992. Pengaruh kombinasi bahan organik dan fosfat terhadap pertumbuhan dan hasil buah tomat pada tanah latosol di dataran rendah. Bul. Pen. Hort. XXII(4):5-15. 76