SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2

dokumen-dokumen yang mirip
SILABUS. KRITERIA PENILAIAN Mampu menjelaskan pentingnya peran harga dalam pengambilan BAHAN KAJIAN (MATERI AJAR)

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

SILABUS. Kode Mata Kuliah/sks :ESL 211 / 3(3-0)2

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

SILABUS. : Analisis Biaya-Manfaat Proyek Kode Mata Kuliah/sks : ESL 315/3(2-2) Semester. Mata Kuliah. : 6 (enam) Prasyarat.

KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam EKONOMI PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

SILABUS. Judul Matakuliah. Ekonomi Produksi Nomor Kode/SKS ESL 312 / 3 (2-2) Semester 5

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif Rabu, 07 April 2010

Analisis Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-China dan Kerjasama AFTA serta Dampaknya Terhadap Perdagangan Komoditas Pertanian Indonesia

4. KEBIJAKAN KEDELAI NASIONAL

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

PENINGKATAN EKSPOR CPO DAN KAKAO DI BAWAH PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN (SUATU PENDEKATAN MODEL GRAVITASI) OLEH MARIA SITORUS H

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

BABI PENDAHULUAN mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A.

III KERANGKA PEMIKIRAN

KP 424 KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

KAJIAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN BEBAS REGIONAL DAN GLOBAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

LAPORAN AKHIR ANALISIS PERUBAHAN DAN DAMPAK KESEPAKATAN PERDAGANGAN BEBAS REGIONAL DAN PENETAPAN MODALITAS PERJANJIAN MULTILATERAL DI SEKTOR PERTANIAN

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

Perdagangan Indonesia

DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK SAWIT INTERNASIONAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (SUATU MODEL COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRIUM) Oleh :

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam periode September Oktober 2009 terbukti telah terjadi

RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

ANALISIS DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS PADI, JAGUNG, KEDELAI DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN ADALAH SUATU HAL YANG TIDAK BISA DI TAWAR-TAWAR LAGI, KARENA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA MENGKONSUMSI BERAS DAN

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

BAB V PENUTUP. pertanian selain dua kubu besar (Amerika Serikat dan Uni Eropa). Cairns Group

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

ANALISIS EKONOMI PERKEMBANGAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA. Iwan Hermawan

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

KONTRAK PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Kode Mata Kuliah : JIO MANFAAT MATA KULIAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

KUTUKAN FISKAL DARI NEGERI KANGGURU Oleh: Rendra Wasita, S.P. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Liberalisasi perdagangan mulai berkembang dari pemikiran Adam Smith

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dr Erwidodo Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian. Workshop Pra-Konferensi PERHEPI Bogor, 27 Agustus 2014

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

Poppy Ismalina, M.Ec.Dev., Ph.D., Konsultan ILO

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN

SILABUS KRITERIA PENILAIAN U KE- YANG DIHARAPKAN. NILAI (%) Mampu menjelaskan jenis dan karakteristik hutan

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009

perdagangan, industri, pertania

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

RESUME. Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan. biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari

8. KESlMPUlAN DAN SARAN

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA

TUJUAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

Oleh: Dabukke Muhammad. Frans Betsi M. Iqbal Eddy S. Yusuf

Transkripsi:

SILABUS Matakuliah : Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2 Semester : 6 (enam) Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas konsep, teori, kebijakan dan kajian empiris perdagangan pertanian dan kaitannya dengan perekonomian domestik dan internasional dari sisi mikro dan makroekonomi. Capaian Pembelajaran : 1. Mampu menjelaskan konsep perdagangan pertanian; /Learning Outcome 2. Mampu Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Potensi dan tantangan perdagangan produk-produk pertanian di Indonesia 3. Mampu menganalisis daya saing produk pertanian Indonesia dalam perdagangan internasional; 4. Mampu menganalisis berbagai intervensi kebijakan perdagangan di Indonesia. Bahan Kajian (Divisi) Dosen : Ekonomi Pertanian : 1. Prof. Dr. Ir. Bonar, M Sinaga, MA (Koordinator) 2. Adi Hadianto, SP, MSi 3. Novindra, SP, MSi 4. Hastuti, SP, MSi Rencana Pembelajaran Satu Semester (RPSS) Kuliah : MINGGU MAMPUAN 1 Mampu menjelaskan peranan dan perkembangan Pendahuluan: 1. Peranan (Indikator) Pertanian Ceramah, pemberian Ketepatan dan kebenaran menjelaskan peranan (Indikator) perdagangan

MINGGU MAMPUAN perdagangan pertanian di pasar domestik dan internasional. 2 dan 3 Mampu menjelaskan konsep dan teori keunggulan dan manfaat perdagangan. 4, 5 dan 6 Mampu menjelaskan konsep dan teori kebijakan intervensi perdagangan. 2. Perkembangan Pertanian di Indonesia (Domestik) 3. Perkembangan Baru dalam di Pasar Dunia (Internasional) Konsep Keunggulan dan Manfaat: 1. Teori Keunggulan dan Manfaat 2. Sumberdaya dan 3. Argumen Restriksi 4. Uraian Tentang Teori Terbaik Kedua (Second Best Theory) Kebijakan Intervensi Pertanian 1. Kebijakan dan Kebijakan Pertanian 2. Intervensi Negara Importir :Tarif, Subsidi dan Kuota 3. Intervensi Negara Eksportir : Pajak, Subsidi dan Kuota 4. Hambatan Non Tarif Indonesia, diskusi Indonesia, diskusi Indonesia, diskusi pertanian, perkembangan perdagangan pertanian di Indonesia (domestik), dan menjelaskan perkembangan baru dalam perdagangan di pasar dunia (internasional) Ketepatan dan kebenaran menjelaskan Teori Keunggulan dan Manfaat, menjelaskan Sumberdaya dan Manfaat, menjelaskan Argumen Restriksi, menjelaskan Teori Terbaik Kedua (Second Best Theory) Kelengkapan dan ketepatan dalam menjelaskan Kebijakan dan Kebijakan Pertanian, intervensi Negara Importir :Tarif, Subsidi dan Kuota, Intervensi Negara Eksportir : Pajak, Subsidi dan Kuota, menjelaskan Hambatan Non Tarif 7 Mampu menjelaskan Kebijakan Sektor Pertanian Ceramah, Kebenaran menjelaskan

MINGGU MAMPUAN Kebijakan Sektor Pertanian Domestik dan Dunia Domestik dan Dunia 1. Kebijakan (Program) Sektor Pertanian Domestik 2. Kebijakan Dunia (Negara Eksportir dan Importir) pemberian contoh aplikasi di Indonesia, collaborative learning, diskusi Kebijakan (Program) Sektor Pertanian Domestik dan Kebijakan Dunia (Negara Eksportir dan Importir) 8 UTS 40 9,10 Mampu menjelaskan Pengukuran Keunggulan Komparatif dan Kompetitif berdasarkan analisis PAM Indonesia, diskusi 11, 12 Mampu menjelaskan kaitan kebijakan makroekonomi dan perdagangan pertanian Pengukuran Keunggulan Komparatif dan Kompetitif: 1. Berbagai Intervensi Kebijakan 2. Biaya Sumberdaya Domestik 3. Policy Analysis Matrix 4. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah: a. Dampak kebijakan terhadap output b. Dampak kebijakan terhadap input c. Dampak kebijakan terhadap input-output d. Dampak kebijakan terhadap Kesejahteraan Produsen Kebijakan Makroekonomi dan Pertanian 1. Kebijakan Fiskal dan Indonesia, diskusi, collaborative learning Ketepatan dan kebenaran menjelaskan Berbagai Intervensi Kebijakan, dan ketepatan dalam mengitung Biaya Sumberdaya Domestik, menjelaskan Policy Analysis Matrix, dam Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Kelengkapan dan kebenaran menjelaskan kebijakan moneter dan perdagangan, kebijakan fiskal dan perdagangan, neraca

MINGGU MAMPUAN 2. Kebijakan Moneter dan 3. Neraca, Neraca Modal dan Neraca Pembayaran 4. Dampak Kebijakan Makroekonomi Terhadap Pertanian dan Perekonomian Nasional perdagangan, neraca modal dan neraca pembayaran serta dampak kebijakan makroekonomi terhadap perdagangan pertanian dan perekonomian nasional 13 dan 14 Mampu menjelaskan kebijakan perdagangan dan integrasi perdagangan regional. 15 Mampu menganalisis dan melakukan berbagai studi empiris perdagangan pertanian. Kebijakan dan Lembaga Internasional 1. Lembaga Internasional : International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB 2. Kesepakatan : General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), International Commodity Agreements (ICA), World Trade Organization (WTO), China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) 3. Integrasi Regional Studi Pertanian 1. Kajian Studi Empiris Pertanian 2. Model Empiris Pertanian Indonesia, diskusi Ceramah, pemberian contoh aplikasi di Indonesia, collaborative learning, diskusi Ketepatan menjelaskan mengenai bentu lembaga internasional, kesepakatan perdagangan, dan menjelaskan integrasi perdagangan regional Kelengkapan dan kebenaran menganalisis studi empiris perdagangan pertanian dan model empiris perdagangan pertanian

MINGGU MAMPUAN 16 UAS 40 Tugas Terstruktur 20 Nilai ESL 314; 3 (3-0) 100 Rancangan Tugas (Tugas Terstruktur) Tugas kelompok (satu kelompok maksimal 5 mahasiswa), Tugas diumumkan pada pertemuan pertama dan dipresentasikan pada pertemuan ke 14. Minggu ke- Tugas ke- Tujuan Tugas Uraian Tugas Kriteria Penilaian Ke-14 1 Mahasiswa dapat menganalisis dan melakukan berbagai studi empiris perdagangan pertanian. Mahasiswa membuat makalah tentang perdagangan pertanian dengan topik makalah terkait dengan perdagangan pertanian baik domestik maupun internasional. Produk perdagangan pertanian yang dianalisis adalah produk pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan) baik produk primer maupun produk olahan. Ketepatan, kelengkapan dan kejelasan konsep dan kebenaran memberikan gambaran empiris perdagangan pertanian.

Rancangan Penilaian: Capaian Pembelajaran Tugas Ujian Kuliah Terstruktur UTS UAS 1. Mampu menjelaskan konsep perdagangan pertanian; 2. Mampu Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Potensi dan tantangan perdagangan produk-produk pertanian di Indonesia 3. Mampu menganalisis daya saing produk pertanian Indonesia dalam perdagangan internasional; 4. Mampu menganalisis berbagai intervensi kebijakan perdagangan di Indonesia. Bobot Penilaian: Kriteria Penilaian Kisaran Nilai Bobot Nilai (%) Keterangan Penilaian Kuliah: UTS UAS Tugas Terstruktur 0-100 0-100 60-100 40 40 20 Nilai Individu Nilai Individu Nilai Kelompok Nilai ESL 314; 3 (3-0) 100

Buku/Bacaan Pokok dalam Perkuliahan: A. WAJIB 1. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi Kelima. Jilid Kesatu. Erlangga, Jakarta. 2. Tweeten, L. 1992. Agricultural Trade : Principles and Policies. Westview Press, Inc, San Francisco. B. ANJURAN 1. Oktaviani, R dan T. Novinati. 2009. Bagian 1: Teori Internasional dan Aplikasinya di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor. 2. Oktaviani, R dan T. Novinati. 2009. Bagian 2: Kebijakan Intrnasional: Aplikasinya di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor. 3. Goldin, I., and O. Knudsen. 1990. Agricultural Trade Liberalization: Implications For Developing Countries. The World Bank, Washington D.C. 4. Kartadjoemena, H.S. 2002. GATT dan WTO: Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang. Universitas Indonesia Press, Jakarta. 5. Krugman, P. R., and M. Obstfeld. 2005. Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan. Edisi Kelima, Jakarta. 6. Abdurahman, F. 2011. Analisis Dampak ASEAN Free Trade Area (AFTA) terhadap Kesejahteraan Petani Padi di Indonesia. Skripsi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

7. Ruatiningrum, L.W. 2011. Dampak Kebijakan Pemerintah Dan Perubahan Faktor Lain Terhadap Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia: Analisis Simulasi Kebijakan. Skripsi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 8. Siregar, S.V. 2008. Produksi, Konsumsi, Harga dan Ekspor Kopi Indonesia Ke Negara Tujuan Ekspor Utama Di Asia, Amerika, dan Eropa. Skripsi Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 9. Octrianto, D. 2006. Dampak Liberalisasi Cina-ASEAN dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Sayuran Penting Indonesia ke Malaysia. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 10. Yunita. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Biji Kakao Indonesia. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 11. Jamaludin, J. 2005. Dampak Kebijakan Gandum- Tepung Terigu terhadap Keseimbangan Tepung Terigu di Indonesia. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 12. Pulungan, S.S. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Arang Tempurung Kelapa Indonesia. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 13. Suparno. 2004. Analisis Dampak Kebijakan Tataniaga Gula terhadap Kesejahteraan Petani Tebu di Indonesia : Simulasi Kebijakan Pra dan Pasca Liberalisasi Gula. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 14. Hakim, L. 2002. Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Utama Di Asia, dan Eropa. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

15. Ahmath, T.M. 2001. Analisis Pengaruh Tarif terhadap Nilai Negara-Negara ASEAN. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosiall Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 16. Ubaidillah. 1997. Analisis Benang Sutera Alam Indonesia dan Biaya Sumberdaya Domestik Pengusahaan Kokon sebagai Bahan Baku Benang Sutera Alam. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomii Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 17. Gultom, S.T. 1994. Analisis Biji Kakao Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 18. Novindra. 2011. Dampak Kebijakan Domestik dan Perubahan Faktor Eksternal terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Minyak Sawit di Indonesia. Tesis Magister Sains. Program Studi Ekonomi Pertanian. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 19. Prabowo, D.W. 2006. Dampak Kebijakan terhadap Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara-Negara Importir Utama. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 20. Purwanto, S.K. 2002. Dampak Kebijakan Domestik dan Faktor Eksternal terhadap Dunia Minyak Nabati. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 21. Sitepu, R.K. 2002. Dampak Kebijakan Ekonomi dan Liberalisasi terhadap Penawaran & Permintaan Beras di Indonesia. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 22. Afriansyah, H. 2000. Keragaan Produksi dan Tembakau Cerutu Indonesia di Pasar Internasional. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 23. Hadipurnomo, T. 2000. Dampak Kebijakan Produksi dan terhadap Penawaran & Permintaan Kedelai di Indonesia. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.