BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA DI SMK SEPULUH NOPEMBER SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB II ROKOK DI KALANGAN REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini.

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB II ROKOK DI KALANGAN REMAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, dan Komisi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. internasional. Setiap individu dan masyarakat dunia tahun bahwa merokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja (adolescence) dalam bahasa inggris,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di negara-negara besar di dunia walaupun hal tersebut sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentu. Menurut Sarwono (2001) definisi remaja untuk masyarakat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja dalam perkembangannya sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Salah satu perilaku tidak sehat oleh remaja yang dipengaruhi oleh lingkungan adalah merokok. Kebiasaan merokok ini selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti masa perkembagan anak yang mencari identitas diri yang ingin mencoba hal baru, keluarga dan teman sebaya (Tarwoto, dkk, 2010). Berdasarkan data WHO wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya, selain itu merokok juga bertanggung jawab terhadap kematian satu dari lima orang. Rokok masih menjadi polemik di masyarakat hingga saat ini. Berbeda dengan negara maju dan negara tetangga lainnya, pengendalian tembakau di Indonesia terbilang kurang berhasil. Kenyataan ini diperjelas dengan temuan dari Global Adult Tobacco Survey (2011) yang menyatakan bahwa sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia yang masih merokok. Rokok merupakan masalah yang sangat dekat menjerat anak dan remaja di Indonesia. Gencarnya iklan, promosi dan sponsor rokok yang sangat mempengaruhi motivasi generasi muda untuk perokok pemula. Lebih dari sepertiga pelajar dilaporkan biasa merokok, dan ada 3 diantara 10 pelajar menyatakan pertama kali merokok pada umur dibawah 10 tahun (The Global Youth Tobacco Survey, 2011). Produk tembakau yang yang salah satunya adalah rokok, dikonsumsi dengan cara dihisap atau disedot. Produk tembakau khususnya rokok dapat berbentuk sigaret, kretek, cerutu, lintingan, menggunakan pipa, tembakau yang disedot dan tembakau tanpa asap. Asap rokok terbagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap yang dihirup langsung perokok, sedangkan asap samping merupakan asap yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Komposisi kimia dan asap rokok tergantung 1

2 pada jenis tembakau, desain rokok (separti ada tidaknya filter atau bahan tambahan), dan pola merokok individu (Syah, 2008). Kebiasaan merokok ini tidak hanya ditemukan pada orangtua atau orang dewasa saja, namun kebiasaan merokok ini juga dapat ditemukan pada remaja. Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan bahwa 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok (Nusantaranews, 2009). Data dari WHO menyebutkan, Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah China dan India dan diatas Rusia dan Amerika Serikat. Padahal dari jumlah penduduk, Indonesia berada di posisi ke-4 yakni setelah China, India dan Amerika Serikat. Berbeda dengan jumlah perokok Amerika yang cenderung menurun, jumlah perokok Indonesia justru bertambah dalam 9 tahun terakhir. Prevalensi perokok menurut usia dan gender pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun, mencapa1 51,7 %. Prevalensi ini termasuk anak-anak dan remaja kelompok usia 15 hingga 18 tahun. Kondisi terbaru yang banyak dirilis oleh media masa, terdapat seorang balita berumur 2,5 tahun dari Jember, Jawa Timur yang menghabiskan rokok 2 bungkus per hari. Hal serupa juga ditemukan balita yang berdomisili di Sukabumi dan di Garut, Jawa Barat (Kompas, 2013).. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock dalam Sarwono, 2003). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum menurut Kurt Lewin (dalam Syah, 2008) bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja. Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini,

3 sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan karena ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Pengaruh lingkungan dari teman sebaya juga memberi peran yang sangat besar terhadap perkembangan kepribadian remaja termasuk salah satunya adalah perilaku merokok. Menurut Ahmadi (2004) kelompok teman sebaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku remaja, mengingat semakin dominannya peran kelompok sebaya daripada orangtua pada usia-usia remaja atau menjelang dewasa, dibandingkan masa-masa sebelumnya. Kelompok teman sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka remaja menemukan jati dirinya. Namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negatif, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa remaja (Kartono, 2006). Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga merupakan akibat melemahnya ikatan remaja dengan orangtua, sekolah dan norma-norma konvensional (Mapiare, 2004). Selain itu banyaknya waktu yang diluangkan remaja di luar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya daripada dengan orangtuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi remaja. Peranan penting kelompok teman sebaya terhadap remaja terutama berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku. Remaja seringkali menilai bahwa bila dirinya memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok menjadi besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obatan terlarang atau merokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa mempedulikan perasaannya sendiri dan akibatnya. Berkaitan dengan bahaya merokok maka salah satu akibatnya adalah penyempitan pembuluh darah akan terjadi di otak, jantung, paru, ginjal, kaki,

4 saluran peranakan, dan ari-ari pada wanita hamil. Dapat dipahami penyempitan itu dapat berakibat sumbatan di otak, penyempitan pembuluh darah jantung, penyakit paru menahun, betis menjadi sakit hingga pembusukan kering (gangrene), kemandulan, keguguran atau kematian bayi dalam kandungan, atau bayi lahir premature atau cacat (Kusmana, 2007). Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Lee E dan Tak Y., (2005) dengan judul Peer and parental influences on adolescent smoking mendapatkan bahwa faktor teman sebaya dan orang tua menyumbang 30,3% terhadap perilaku merokok remaja. Teman sebaya memberikan pengaruh lebih kuat terkait dengan perilaku merokok remaja (OR = 10,18). Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK Sepuluh Nopember Semarang saat ini jumlah siswa untuk kelas XII sebanyak 129 siswa yang terbagi dalam jurusan Audio Video sebanyak 25 siswa, TSM sebanyak 21 dan jurusan TKR sebanyak 81 siswa. Kelas XI jurusan TKR sebanyak 31 siswa, TPJ sebanyak 13 siswa, Audio video sebanyak 17 siswa dan TSM sebanyak 29 siswa. Hasil wawancara terhadap 10 siswa pria yang bersekolah di SMK Sepuluh Nopember Semarang, ditemukan semuanya mempunyai kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok ini mereka dapat dari keikutsertaannya selama bergaul dengan teman-teman sebayanya yang mengkonsumsi rokok. Perilaku mengkonsumsi rokok ini sebagai bentuk keinginannya agar dapat lebih diterima dalam kelompoknya. Mereka beranggapan bahwa apabila mengikuti setiap gaya dari kelompok pertemanannya maka keberadaannya dalam kelompok tersebut akan lebih diterima. Berkaitan dengan hal di atas maka dalam penelitian ini akan dicoba untuk meneliti tentang teman sebaya terhadap perilaku merokok remaja di SMK 10 Nopember Semarang. B. Rumusan masalah Kuatnya pengaruh teman sebaya terhadap kepribadian dan perilaku remaja. Hasil persepsi seorang remaja terhadap kelompok teman sebaya dapat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku dan sikap yang terbentuk.

5 Apabila kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang negatif maka akan sangat merugikan bagi individu seorang remaja, termasuk salah satunya adalah perilaku remaja dalam menggunakan rokok. Hasil studi pendahuluan di SMK Sepuluh Nopember Semarang ditemukan adanya siswa pria yang biasa mengkonsumsi rokok. Kebiasaannya ini berdasarkan anggapan bahwa dirinya akan lebih diterima dalam pergaulan bersama kelompok teman sebayanya apaila mengikuti setiap gaya dari kelompoknya. Berkaitan dengan hal tersebut maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja di SMK Sepuluh Nopember Semarang?. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja di SMK Sepuluh Nopember Semarang 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan teman sebaya pada remaja di SMK Sepuluh Nopember Semarang. b. Mendeskripsikan perilaku merokok pada remaja di SMK Sepuluh Nopember Semarang. c. Menganalisis pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja di SMK Sepuluh Nopember Semarang. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Remaja Para remaja agar lebih berhati-hati dalam bergaul dan tidak terjerumus dalam aktivitas yang merugikan seperti merokok dan pemakaian obat-obat terlarang. 2. Bagi Orangtua Orang tua agar selalu memperhatikan anaknya dalam bergaul dengan lingkungan sosial.

6 3. Bagi sekolah Sekolah agar dapat memberikan perhatian khsususnya terhadap pergaulan anak di dalam sekolah dan memberikan sanksi yang tegas apabila dikatahui ada siswa yang mengkonsumsi rokok sesuai dengan peraturan yang berlaku atau yang telah ditetapkan. E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu keperawatan, khususnya ilmu Keperawatan komunitas. F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul Pengarang Desain Hasil Tidia Hasti, Kuantitatif, Nurfarhanah sudi korelasi (2013) Hubungan antara interaksi sosial teman sebaya dengan kemandirian preilaku remaja Penerimaan teman sebaya, kesepian dan kecanduan bermain game daring pada remaja Oktavianus Prabowo (2012) Kuanitatif, studi korelasi Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar siswa telah mencapai interaksi sosial teman sebaya kategori cukup. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara interaksi sosial teman sebaya terhadap kemandirian perilaku remaja Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teman sebaya sangat memberikan andil dalam pembentukan sikap remaja karena dengan penerimaan teman sebaya akan berusaha untuk mengikuti perilaku yang diterapkan oleh teman sebaya tersebut Persamaan penelitian terletak pada variabel bebas yaitu teman sebaya, sementara perbedaannya terletak pada variabel terikat dimana penelitian ini adalah perilaku merokok sementara penelitian Hasti dan Nusfarhanah (2013) adalah perilaku kemandirian dan penelitian Prabowo (2012) kecanduan bermain game.